Milaoba yang berperan dalam proses fermentasi dapat berasal dari satu
jenis mikroba (sebagai kultur tunggal) atau lebih dari satu jenis mikroba
(sebagai kultur campuran). Jika proses fermentasi pangan terjadi secara
spontan, jenis dan jumlah mikroba yang berperan dalam fermentasi tersebut
tentunya tidak terkontrol, tetapi rergantung dari jenis bahan baku serta
kondisi lingkungan selama proses fermentasi berlangsung. Jika dilakukan
fermentasi secara terkontrol, diperlukan inokulum (starter) di mana jenis dan
jumlah mikrobayang berperan dalam proses fermentasi menjadi lebih selektif,
sehingga mutu produk fermentasi yang dihasilkan relatif lebih terjamin.
Dalam proses fermentasi terkontrol, diperlukan inokulum dalam kondisi fase
pertumbuhan eksponensial yang akan diinokulasikan ke dalam bahan pangan
sebagai medium pertumbuhannya. Bergantung dari produk fermentasi
yang diinginkan, inokulum yang digunakan tersebut dapat sebagai kultur
tunggal (hanya satu jenis mikroba) atau kultur campuran. Dengan demikian,
diperlukan pemilihan jenis atau galur miftroba secara tepat, sehingga akan
diperoleh jenis (bahkan galur) mikroba yang porensial untuk menghasilkan
produk-produk metabolisme yang diinginkan. Selanjutnya, mikroba terpilih
tersebut dikembangkan dalam skala produksi komersial sebagai inokulum.
34
Jika inokulum diproduksi dalam skala besar oleh suatu industri, baik kultur
tunggal atau campuran biasanya diproduksi dalam bentuk bubuk kering-
beku (freeze-dried powder), sehingga memudahkan dalam penanganan dan
distribusinya.
6. Dapat diawetkan.
8. Harganya terjangkau.
l. Penanganannya mudah.
35
Proses metabolisme meliputi semua reaksi kimia dan biologi yang terjadi
di dalam sel mikroba. Terdapat dua proses metabolisme mikroba, yaitu:
1. Proses katabolisme di mana terjadi pembentukan energi. pembentukan
energi ini dihasilkan dari berbagai substrat yang tersedia. Substrat akan
diubah menjadi bentuk/komponen intermediet yang selanjutnya akan
diubah menjadi bentuk/komponen lainnya. Pada proses ini dihasilkan
energi.
36
. Jalur hexamonophosPhate (HMP) yang ditemukan pada berbagai
organisme.
. Jalur fosfoketolase yang hanya ditemukan pada beberapa bakteri
yang tergolong laktobasili heterofermentatif.
37
Jalur fosfoketolase hanya terjadi pada bakteri golongan laktobasili
heterofermentatif. Jalur ini merupakan percabangan dari jalur heksamonofosfat
karena bakteri golongan laktobasili heterofermentatif tidak mempunyai enzim
aldolase yang dapat memecah fruktosa 1,6-difosfat menjadi dua triosa fosfat,
serta tidak mempunyai enzim transaldolase dan transketolase yang penting
dalam jalur heksamonofosfat.. Pada tahap kedua fermentasi, piruvat akan
diubah menjadi produk-produk akhir yang spesifik untuk berbagai Proses
fermentasi dengan memakai atom hidrogen yang diproduksi pada tahap
pertama fermentasi. Produk-produk tersebut terbentuk oleh reaksi-reaksi yang
dikatalis oleh enzim-enzim tertentu. Sebagai salah satu contoh adalah kamir
yang memfermentasi glukosa melalui jalur EMP menghasilkan alkohol.
Pada grup bakteri asarn laktat (BAL), asam piruvat yang terbentuk
dari jalur glikolisis (jalur EMP) bertindak sebagai penerima- hidrogen, di
mana reduksi asam piruvat oleh NADH, akan menghasilkan asam laktat.
Fermentasi tersebut tergolong fermentasi homolaktat karena satu-satunya
produk fermentasi adalah asam laktat dan bakteri yang melakukan fermentasi
demikian disebut bakteri asam laktat homofermentatif. Bakteri tersebut
sering dimanfaatkan dalam pengawetan pangan karena kemampuannya
memproduksi asam laktat dalam jumlah tinggi, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan mikroba lainnya yang menyebabkan kerusakan atau kebusukan
Pangan.
Lactobacillas : Lacn\grdlhrt
L aaaapleianr r;'br$*
L. acidipiscii L briiliii$
*idapbilas L" cellibid*
,L
,.&;,,,glime4tari1g; L. copropbilw
il
;;'j:r";*r, L.fermerwm ,I
38
Tabel 4 Penggolongan Bakteri Asam Laktat Berdasarkan Tipe Fermentasinya
{lanjutanJ
L, cuntatas L. sanfrancisunsis
srtbsp, curuatus L. *bhoifus
subsp. melibioiut L. pontis
L. fulbruechti L. fructiuorans
subsp. bulgaricas L. bincb;t
subsp. fulbruecbii L. paralimmaius
subsp.lmtis L. panis
L. ficbuenris L. sahei
L, bela*irus zubsp, saAa
L. juga*i subsp. catnosus
L. jensenii
L. hSranofadens Leacono$oc
subsp. hefranofaciens L. argentinum
subsp, hsrgranurn L. ciaeam
L. bicbmannii L. fallax
L. mindensis L. urnosum
L. phnurnn L. gehdum
L. salivarut L. inbae
L. kinchii
Lactococcas L. hclrs
L. hrtis L. mesnteruides
subsp. &rrfs subsp, cremo*
subsp, cremoris sttbsp, dexnanicum
subsp. dia*tyla*is subsp. mtsentaoides
subsp. hordniaffi,,,,
L. garuieae Carnobacteriam
L. phnarurn . ' C, diuergens
L" ffinalactis C. gallkdrum
C. mobile
39
Thbel 4 Penggolongan Bakteri fuam Laktat Berdasarkan Tipe Fermentasinya
{lanjutan}
ifti::ffi
Paralactobacillus C. piscicok
P sehngorensis C. uiridans
Pediacoccus Oenaeoccas
P addilactici O, oni
P clawsmii
P pentosaceui Veissella
P damnosas W cibaria
P dextrinican W confusa
P inopinatus W hellenica
P paruulus W! halatoleans
\Y handbri
Stepacoccas \V. himchii
S. bouis W! rninor
S. saliuarus W! thailandcnsis
- subsp. saliudras V paramesmteroidcs
subsp. tbermopbilas W! uiridescens
W'. harecuis
Tetragenococcas
T halaphilus
T muriaticus
Vagococcus
V fiuaialis
V salmoninarum
Fermentasi Telur
Fermentasi Susu
4r
akan mulai terbentuk pada pH 5,2 dan apabila nilai pH telah mencapai 4,6
(merupakan titik isoelektrik), koagulasi protein susu berlangsung sempurna
dan akan terbentuk curd.. Snhu aktivitas BAL ini adalah 2045 "C. Contoh
proses penggumpdan susu adalah produk yoghurt atau keju. Pada pembuatan
yoghurt, mikroba yang berperan utamanya adalah Streptococcus thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus yeng masing-masing aktif pada suhu 39 dan
45'C. Streptococcus thermophilus berfungsi sebagai pengurai laktosa menjadi
asam laktat dan menurunkan pH susu sehingga Lactobacillus bulgaricus dapat
berperan aktif untuk pembentukan aroma. Penurunan pH juga berakibat
pada kesetimbangan protein yang memungkinkan protein terdenaturasi dan
menyebabkan tekstur susu menjadi lebih kental.
Fermentasi Ikan
42
ikan-ikan kecil digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kecap arau pasta
ikan, terasi, atau produk hidrolisat protein, dan berbagai jenis ikan lainnya
untuk pembuatan bekasam. Umumnya yang berperan dalam fermentasi ikan
tersebut adalah golongan bakteri asam laktat. Produk fermentasi ikan menjadi
produk hidrolisat protein digunakan sebagai bahan penyedap rasa masakan.
Kecap ikan dapat dihasilkan dari proses fermentasi ikan. Mikroba yang
berperan dalam fermentasi pada pembuatan kecap ikan yaitu jenis-jenis
bakteri asam laktat, seperti Leuconostoc mesenteroidzs, Pediococccus cereuisiae,
dan Lactobacillus pkntarum. Beberapa jenis kamir juga berperan dalam
proses fermentasi ikan yang akan memberikan flavor yang lebih enak.trasi
merupakan salah satu produk hasil fermentasi dari ikan atau udang yang
proses fermentasinya banyak dilakukan secara sponran dengan penambahan
garam sebagai bahan penyeleksi mikroba perusak. Bakteri asam laktat yang
dapat berperan dalam fermentasi pembuatan terasi antara lain Lactobacillus
coryneformis dan Pediococcus damnosus. Semua bakteri yang berperan dalam
produk-produk di atas merupakan bakteri asam laktat. Perubahan-perubahan
secara umum yang terjadi setelah proses fermentasi adalah penurunan nilai
pH karena terbentuknya asam laktat, penurunan kadar Aw, terbentuknya
air selama proses fermentasi, perubahan warna, tekstur, rasa, dan bau akibat
terhidrolisisnya protein dalam bahan.
43
Produk fermentasi berbasis buah-buahan anrara lain cider, wine,
vinegar, ataupun nata. Mikroba yang digunakan pada fermentasi alkohol
untuk membuat cuka/vinegar adalah mikroba penghasil asam aserat seperti
Acetobacter atau Gluconobacter. Bakteri-bakteri asam cuka ini bersifat aerobik
obligat, sehingga memerlukan sirkulasi udara yang cukup selama proses
fermentasi.
Fermentasi Serealia
44
Beberapa jenis pangan terfermentasi berbahan baku kedelai yang
memanfaatkan kultur tunggal berupa kapang adalah tempe. Tempe dibuat
dengan bantuan aktivitas kapang dari jenis Rhizopus oligosporus dan/atau
R. orytzae. Kapang ini
merupakan kapang amilolitik yang diharapkan
berperan dalam proses fermentasi kedelai. pH untuk tempe yang baik berkisar
6,3-6,5 dan tempe mempunyai kadar asam amino bebas yang lebih tinggi
dibandingkan kedelai. Selain itu, kandungan serar kasar dan vitamin pada
tempe juga meningkat sedangkan, kandungan asam lemak terutama asam
linoleat akan turun.
Jenis pangan terfermentasi lainnya adalah oncom, baik dari jenis oncom
hitam dan oncom oranle. Oncom hitam berbahan baku bungkil kacang tanah
yang difermentasi oleh Rhizopus oligosporus dan/atau R. oryzae, sedangkan
oncom oranle umumnya menggunakan ampas tahu sebagai bahan bakunya
yang selanjutnya difermentasi oleh Neurospora sitophik.
Sebaliknya, pada kecap atau tauco terdiri dari dua tahapan fermentasi yaitu
fermentasi kapang dan fermentasi dalam larutan garam sehingga terdapat lebih
dari satu jenis mikroba yang berperan selama proses fermentasi. R oligoEorus, A.
oryzte, dan R. oryzaeberperan pada awal fermentasi (dikenal sebagai fermentasi
k"p*g), selanjutnya jika kedelai yang telah berkapang kemudian direndam
ddam larutan garam, yang dominan tumbuh adalah bakteri asam laktat dan
lqmir halofilik. Beberapa jenis mikroba yang tumbuh selama fermentasi garam
dalam pembuatan kecap atau tauco addah L. delbruechii, Hansenula sp., dan
Zygosaccltaromyces.
Selain itu, produk fermentasi dari kacangkedelai adalah miso. Miso adalah
bahan makanan asal Jepang yang dibuat dari fermentasi rebusan kedelai, beras,
arau campuran keduanya dengan garam. Kapang yang digunakan untuk
fermentasi adalah ,4spergtllus orlzae. Miso digunakan sebagai bumbu
masak untuk berbagai jenis makanan Jepang. Produk fermentasi dari Jepang
lainnya adalah natto. Natto seperti halnya tauco di Indonesia, warnanya
kecokelatan, teksturnya lengket, dan beraroma tajam.
45
Fermentasi Umbi
46