Anda di halaman 1dari 4

MUH.

ASHABUL KAHFI
33114065
KINETIKA PERTUMBUHAN
Mikroba merupakan mahluk hidup yang dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhannya. Dengan demikian adanya mikroba dapat menyebabkan banyak bahaya
karena kemampuannya dalam menginfeksi tanaman, hewan serta manusia yang berakibat dapat
timbul penyakit ringan atau bahkan menyebabkan kematian. Mikroba juga dapat menyebabkan
kerusakan pada bahan pangan dan produk olahannya ataupun kerusakan lainnya, misalnya
kerusakan kayu, kulit, tekstil dan sebagainya. Bahan pangan atau produk olahan pangan dapat
tercemar oleh mikroba sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi di dalamnya,
akibatnya bahan pangan atau produk olahan pangan menjadi tidak layak dimakan karena telah
rusak atau bahkan mungkin beracun. Namun demikian, terdapat cukup banyak mikroba yang
berperan positif pada pangan yaitu peran mikrob pada proses fermentasi pangan. Oleh karena itu
perlu diketahui pola pertumbuhan mikroba sehingga dapat dilakukan pengendalian terhadap
pertumbuhan mikroba patogen dan mikroba penyebab kerusakan pangan ataupun mikroba yang
berperan pada fermentasi pangan.
A. FASE-FASE PERTUMBUHAN MIKROBA
Dalam mencermati fase-fase pertumbuhan mikroba, maka perlu diketahui beberapa
istilah penting.
- Pertumbuhan : berkaitan dengan suatu mikroba, pertumbuhan diartikan sebagai suatu
peningkatan massa atau jumlah sel total (misalnya di dalam suatu biakan) dan bukan
dalam hal ukuran atau kerumitan organisme masing-masing.
- Laju Pertumbuhan : pertambahan jumlah sel per satuan waktu.
- Generasi : interval untuk pembentukan dua sel yang berasal dari satu sel.
- Waktu Generasi : selang waktu yang diperlukan bagi sebuah sel untuk membelah diri.
Setiap mikroba mempunyai waktu generasi yang berbeda.
- Pertumbuhan eksponensial : pertambahan jumlah sel secara sangat cepat dengan
konstanta tertentu dalam statu periode waktu, sehingga pertambahan jumlah sel tersebut
berdasarkan deret ukur.
Populasi mikroba dalam kurun waktu tertentu jumlahnya sangat banyak hingga dalam
hitungan juta atau miliar sel. Namun demikian, dengan mengukur pertumbuhan mikroba dalam
selang waktu tertentu pada beberapa titik waktu pengukuran maka dapat diketahui pola
pertumbuhan mikrobanya. Pertumbuhan mikroba meliputi beberapa fase yaitu :
1) fase lag atau fase adaptasi
2) fase log atau fase pertumbuhan eksponensial
3) fase statis, dan
4) fase kematian.
Data pertumbuhan mikroba selanjutnya diplotkan dalam skala aritmatik (dalam satuan
log atau dalam grafik semilog). Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan dalam keadaan

kesetimbangan yaitu jika pertumbuhan mikroba tersebut terjadi secara teratur pada kondisi
konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia (hasil metabolisme) juga konstan.
1. Fase Lag
Jika suatu populasi mikroba diinokulasikan ke dalam medium, maka umumnya tidak segera
terjadi pertumbuhan mikroba, tetapi diperlukan beberapa waktu bagi mikroba untuk beradaptasi
dalam medium tersebut. Fase lag tidak terlihat jika suatu kultur yang dalam pertumbuhan
eksponensial diinokulasikan pada medium yang sama dan dalam kondisi yang sama.
Pengamatan fase lag dapat dilakukan jika populasi mikroba tersebut dipindahkan dari medium
yang kaya nutrisi ke dalam medium yang minim/miskin nutrisi.
2. Fase Log
Merupakan pertumbuhan mikroba secara teratur dalam interval waktu tertentu, artinya
populasi mikroba bertambah secara teratur menjadi dua kali lipat pada interval waktu tertentu
(waktu generasi) selama inkubasi. Tidak semua spesies mikroba mempunyai waktu generasi
yang sama, ada yang mempunyai waktu generasi beberapa belas menit, sedangkan spesies
lainnya selama beberapa jam. Sebagai contoh, di dalam mdium kultur maka waktu generasi
Escherichia coli adalah 15 hingga 20 menit, Salmonella typhi 20 hingga 30 menit sedangkan
Mycobacterium tuberculosis selama 12 hingga 24 jam. Laju pertumbuhan tersebut dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan (suhu dan komposisi medium pertumbuhannya) sera karakteristik
mikrobanya. Bakteri tumbuh lebih cepat dibandingkan mikroba eukaryotik lainnya.
3. Fase Statis
Pertumbuhan mikroba relatif statis pada fase ini, artinya populasi sel-sel hidup relatif constan
atau pertambahan sel yang hidup sebanding dengan pertambahan sel yang mati.
4. Fase Kematian
Jika mikroba telah melewati fase statis, akhirnya terjadi penurunan populasi sel-sel hidup
yang berarti mikroba memasuki fase kematian. Perlu dicermati bahwa fase lag, fase log, fase
statis maupun fase kematian tidak dapat diterapkan untuk tiap sel individu tetapi hanya untuk
populasi sel mikroba. Waktu generasi mikroba (misalnya bakteri) dapat ditentukan dengan
pengamatan langsung secara mikroskopis. Namun metode yang lebih praktis dan umum adalah
dengan cara menginokulasi suatu medium dengan bakteri dalam jumlah yang diketahui,
membiarkan bakteri tersebut tumbuh pada kondisi optimum kemudian menentukan populasinya
pada interval waktu tertentu secara berkala. Dengan demikian data yang diperlukan untuk
menghitung waktu generasi bakteri adalah (a) jumlah bakteri pada awalnya di dalam inokulum,
(b) jumlah bakteri pada setiap titik pengamatan pada akhir waktu tertentu, dan (c) interval waktu.
Jika misalnya satu spesies bakteri mempunyai waktu generasi 30 menit. Jika pada awalnya
terdapat satu sel bakteri, maka 30 menit kemudian terdapat 2 sel bakteri, setelah 1 jam terdapat 4
sel, setelah 2 jam terdapat 16 sel, dan secara teoritis setelah 10 jam akan terdapat 1.048.576 sel
bakteri. Jika populasi awalnya sebanyak 100 sel, maka secara teoritis terdapat 100x1048576 sel,
artinya sebanyak 104.857.600 sel atau sebanyak 108 sel. Dapat dibayangkan jika populasi
awalnya sebanyak lebih dari 10.000 sel. Perla diketahui bahwa pada susu segar/susu mentah
terdapat 105 sel/ml.

B. KINETIKA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan mikroba (pada fase eksponensial atau fase log), mengikuti formula :
dX/dt = kX
ln X = ln Xo + k(t)
dimana :
X = jumlah sel pada waktu t
Xo= jumlah sel pada waktu 0
k = konstanta laju pertumbuhan
t = waktu yang diperlukan
Maka antilogaritma : X = Xo ekt
Jika populasi meningkat dua kalinya, maka
X/Xo = 2
X = Xo ekt
X/Xo = ekt
2 = ek(t-gen) t-gen = waktu generasi
k = ln 2/t-gen
k = 0,693/tgen ; Jika 1/tgen =
maka : k = 0,693 atau = k/0,693
Ln X - ln Xo = kt
log X - log Xo = kt/2,303
karena k = 0,693 ; maka
log X - log Xo = 0,693 t/2,303
log X - log Xo = 0,301 t
= (log Xt - log Xo)/0,301 t ;
dimana = laju pertumbuhan
CONTOH:
Jika pada awalnya terdapat bakteri sebanyak 103 sel/ml, setelah 5 jam inkubasi ternyata terdapat
bakteri sebanyak 107 sel/ml. Tentukan laju pertumbuhan bakteri dan waktu generasinya.
= (log Xt - log Xo)/0.301 t
= (log 107 - log 103)/0.301 t
Laju pertumbuhan :
= 4/(0.301x5) = 2.6578 generasi/jam
Karena = 1/g; maka g = 1/
Waktu generasi :
g = 1/2.6578 = 0.37625 jam/generasi
C. PENGUKURAN LAJU PERTUMBUHAN

Telah diketahui bahwa istilah pertumbuhan mikroba mengacu pada perubahan dalam
populasi total dan bukannya perubahan dalam suatu individu organisme saja. Selain itu pada
kondisi pertumbuhan seimbang ada suatu pertambahan semua komponen seluler secara teratur.
Oleh sebab itu pertumbuhan dapat ditentukan tidak hanya dengan cara mengukur jumlah sel
tetapi juga dengan mengukur jumlah berbagai komponen selular (DNA, RNA, protein) serta
produk-produk metabolisme tertentu.
Terdapat beberapa teknik laboratorium untuk mengukur pertumbuhan mikroba dengan
bantuan peralatan sederhana misalnya sebuah gelas obyek dengan olesan yang diwarnai serta
telah diketahui volumenya (dikenal sebagai hitungan mikroskopis), cawan Petri berisi
media/agar padat (dikenal sebagai hitungan cawan), secara gravimetri untuk penentuan massa sel
hingga peralatan elektronik modern yang mengukur fotoluminesens senyawa-senyawa yang
dihasilkan oleh beberapa spesies mikroba. Pertumbuhan mikroba tentunya dipengaruhi oleh
faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.
Faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara lain :
1. Nutrien
2. pH
3. aktivitas air (water activity)
4. komponen antimikroba
Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara lain :
1. Suhu
2. Potensial redox

Anda mungkin juga menyukai