PENDAHULUAN
1
- Dapat menghitung dan mengevaluasi nilai laju pertumbuhan spesifik (𝜇) bakteri
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
A. FASE-FASE PERTUMBUHAN MIKROBA
Dalam mencermati fase-fase pertumbuhan mikroba, maka perlu diketahui
beberapa istilah penting.
1) Pertumbuhan : berkaitan dengan suatu mikroba, pertumbuhan diartikan sebagai
suatu peningkatan massa atau jumlah sel total (misalnya di dalam suatu biakan)
dan bukan dalam hal ukuran atau kerumitan organisme masing-masing.
2) Laju Pertumbuhan : pertambahan jumlah sel per satuan waktu.
3) Generasi : interval untuk pembentukan dua sel yang berasal dari satu sel.
4) Waktu Generasi : selang waktu yang diperlukan bagi sebuah sel untuk membelah
diri. Setiap mikroba mempunyai waktu generasi yang berbeda.
5) Pertumbuhan eksponensial : pertambahan jumlah sel secara sangat cepat dengan
konstanta tertentu dalam statu periode waktu, sehingga pertambahan jumlah sel
tersebut berdasarkan deret ukur.
B. KINETIKA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan mikroba (pada fase eksponensial atau fase log), mengikuti formula :
dX/dt = kX
ln X = ln Xo + k(t)
dimana :
X = jumlah sel pada waktu t
Xo= jumlah sel pada waktu 0
k = konstanta laju pertumbuhan
t = waktu yang diperlukan
Maka antilogaritma : X = Xo ekt
Ln X - ln Xo = kt
log X - log Xo = kt/2,303
karena k = 0,693 μ; maka
log X - log Xo = 0,693 μt/2,303
log X - log Xo = 0,301 μt
μ= (log Xt - log Xo)/0,301 t ;
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Pipet 5 ml media cair dari media untuk inokulum, masukan kedalam kultur murni
bakteri. Lepaskan bak
Inkubasi dalam Incubator shaker selama 12 jam pada suhu 37oC, 150 rpm
Inkubasi dalam Incubator shaker selama 3 hari pada suhu 37oC, 150 rpm
9
B. Pembuatan Kurva pertumbuhan bakteri dengan metoda optical density dengan
menggunakan spektrofotometer
Buat Kurva baku antara berat sel kering X (mg/ml) terhadap absorbansi (A)
pada panjang gelombang 580 nm
Setiap sampel mulai to dst diukur absorbansinya (A) pada panjang gelombang
580 nm, kemudian plotkan pada kurva baku untuk mendapatkan konsentrasi
biomassa X (mg/ml).
10
BAB IV
11
9.00
8.00
7.00
12
8
7
6
12 12.024 1.361
13 13.024 1.605
14 14.024 1.725
Kurva Laju Pertumbuhan
15 15.024 1.801
Bakteri
16 16.024 1.961
2.200
y = 0.1341x - 0.1835
2.000
1.800
ln X
1.600
1.400
1.200
1.000
10 11 12 13 14 15 16 17
Waktu
13
Laju pertumbuhan spesifik Lactobacillus sp. = µ = 0,1341/jam
4.3 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan kinetika pertumbuhan pada
mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan adalah Lactobacillus Sp. Kinetika
pertumbuhan massa sel jamur dapat digambarkan sebagai berikut:
Substrat + sel-sel => sel yang lebih banyak + produk
Tujuan utama dari praktikum ini addalah menghitung laju pertumbuhan spesifik
dan dapat menentukan fasa-fasa pertumbuhan bakteri. Reaktor yang diagunakan adalah
reaktor batch. Pertumbuhan mikroba pada reaktor batch akan melalui beberapa fasa
yaitu.
1. Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan lingkungannya, terjadi
sintesa enzim dan tidak terjadi pembiakkan sel.
2. Fase logaritmik atau eksponensial adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung
paling cepat. Jumlah dan massa sel akan bertambah secara bertahap. Mulai terjadi
reproduksi sellular.
3. Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama dengan
jumlah bakteri yang mengalami kematian. Kecepatan pertumbuhan sama dengan nol.
Pada fasa ini konsentrasi biomassa maksimum.
4. Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin
banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak.
Tujuan mengetahui kinetika pertumbuhan suatu mikroba yaitu agar kita dapat
mengetahui waktu yang tepat untuk menggunakan suatu mikroba agar didapatkan
hasil yang baik. Langkah yang pertama kali dilakukan adalah pembuatan inokulum
dan membuat media pertumbuhan serta membuat kurva pertumbuhan. Inokulum yang
digunakan untuk bakteri mempunyai kandungan glukosa, pepton, beef ekstrak, yeast
ekstrak, KH2PO4, MgSO4.7H2O dan aquadest.
Pada praktikum ini, dilakukan pengambilan sampel setiap 1 jam sekali hingga
didapatkan 21 sampel (t= 0 hingga t=20 jam). Sampel saat t=0 adalah saat pertama
kali lactobacillus dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi media pertumbuhan.
Sampel yang diambil sebanyak 7,5 mL untuk setiap kuvet. Setelah didapatkan 21
data, dilakukan analisis untuk membuat kurva perumbuhan bakteri. Metode yang
digunakan adalah dengan metode spektrofotometer yaitu metoda yang didasarkan
14
pada kekeruhan dari sampel yang diambil pada interval waktu tertentu. Panjang
gelombang yang digunakan adalah 580nm (menurut literatur).
Untuk mengetahui berat sel sampel, dibuat kurva standar antara berat sel
terhadap absorbansi. Didapatkan nilai y = 6.3507x + 0.0244 dimana y:berat sel kering
dan x:absorbansi. Dari data nilai absorbansi sampel yang terukur, dihitung berat sel
keringnya dengan persamaan tersebut. Setelah itu dibuat kurva antara waktu dengan
berat sel kering (x) untuk menentukan fasa-fasa pertumbuhan pada bakteri
Lactobacillus Sp. Dari kurva tersebut diketahui bahwa fase lag terjadi pada waktu nol
hingga 10 jam. Fasa eksponensial mulai terjadi pada waktu 11 jam hingga berhenti
pada sampel ke 17 (16 jam). Setelah itu bakteri mengalami fasa stasioner.
Selain itu, dibuat kurva laju pertumbuhan spesifik bakteri Lactobacillus Sp.
yaitu kurva antara adalah waktu dan lnX. Dari kurva tersebut didapatkan persamaans
y = 0.1341x - 0.1835. Seperti yang telah diketahui bahwa terdapat persamaan ln X =
µt + ln Xo, sehingga didapatkan bahwa µ dari persamaan y = 0.1341x - 0.1835 adalah
0.1341/jam. Dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan spesifik berbanding lurus
dengan berat sel kering mikroba sehingga semakin besar nilai laju pertumbuhan
spesifik mikroorganisme semakin cepat pula laju pertumbuhannya.
BAB V
5.1 Simpulan
Penentuan konsentrasi biomassa bakteri menggunakan metode spektrofotometri
(absorbansi). Membuat kurva standar absorbansi vs berat sel kering.yang kemudian nilai
absorbansi dimasukkan ke persamaan y = 6.3507x + 0.0244.
Kemudian membuat grafik antara absorbansi vs berat sel kering yang didapat dari
persamaan. Didapat fasa-fasa yang dialami bakteri yaitu:
1. Fasa Lag (Adaptasi) (terjadi pada rentang waktu 0 hingga 10 jam)
2. Fasa Eksponensial/Logaritmik (terjadi pada rentang waktu 11 hingga 17 jam)
3. Fasa Stationer (terjadi pada rentang waktu 18 hingga 21 jam)
Laju pertumbuhan spesifik/µ dari persamaan y = 0.1341x - 0.1835 adalah 0.1341/jam
5.2 Saran
15
Pada praktikum yang telah dilakukan praktikan terdapat beberapa kesalahan yaitu
pengambilan sampel yang baru dikeluarkan dari kulkas, namun seharusnya pengambilan
dilakukan setelah 1 jam didiamkan pada incubator sehingga bakteri dapat tumbuh dan
data yang dihasilkan akan lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mbingboo29.com/2013/05/pola-pertumbuhan-dan-kinetika.html
http://matekim.blogspot.co.id/2010/04/kinetika-pertumbuhan.html
17