Anda di halaman 1dari 3

Iffa Nur Alifah

161424013
Tugas : Katalis padat

1. Katalis

Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri dengan cara memberikan jalur
pilihan lain yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah bila dibanding dengan energi
aktivasi untuk reaksi tanpa katalis (Whyman, 1994). Katalis ikut berperan dalam reaksi tapi
bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Adanya katalis dapat mempengaruhi faktor-faktor
kinetik suatu reaksi seperti laju reaksi, energi aktivasi, sifat dasar keadaan transisi dan lain-
lain (Augustine, 1996).

2. Katalis Padat

Katalis basa heterogen merupakan katalis yang mempunyai fasa yang tidak samadengan
reaktan dan produk. Jenis katalis basa heterogen yang dapat digunakan padareaksi
transeseterifikasi adalah MgO, CaO, SrO, dll. Keuntungan menggunakankatalis ini adalah:
mempunyai aktivitas yang tinggi, kondisi reaksi yang ringan, masa`idup katalis yang panjang
biaya katalis yang rendah, tidak korosif, ramah lingkungandan menghasilkan sedikit masalah
pembuangan, dapat dipisahakan dari larutan produksi sehingga dapat digunakan kembali.

Katalis heterogen banyak digunakan pada berbagai proses di industri karena beberapa
kelebihannya, yaitu menunjukkan selektivitas tinggi, mudah dipisahkan dari campuran reaksi,
mengurangi limbah dan tahapan proses serta dapat dipakai berulang dengan aktivitas yang
dapat diregenerasi. Olek karena itu, katalis heterogen banyak digunakan pada produksi
biodiesel yang sebelumnya masih menggunakan katalis homogen. Katalis heterogen yang
dapat digunakan pada produksi biodiesel ada tiga jenis yaitu senyawa padat asam pada reaksi
esterifikasi, senyawa padat basa pada reaksi transesterifikasi, serta senyawa padat
bifungsional asam-basa dan senyawa padat asam kuat sebagai katalis simultan reaksi
esterifikasi maupun transesterifikasi. Tulisan ini menyajikan perkembangan penelitian bahan-
bahan yang dapat digunakan sebagai katalis heterogen pada produksi biodiesel, kondisi reaksi
optimum-nya dan rendemen biodiesel yang dihasilkannya.
Iffa Nur Alifah
161424013
Tugas : Katalis padat

3. Contoh Katalis Padat

a. Kalsium Oksida

Kalsium oksida biasanya dibuat oleh dekomposisi termal dari bahan seperti kapur , yang
mengandung kalsium karbonat (CaCOmineral kalsit ). Hal ini tercapai denganmemanaskan
bahan sampai suhu diatas 825 °C,proses ini dinamakan calcination ataulime-burning , untuk
memisahkan CO dari senyawa. Ini dilakukan denganmemanaskan material di atas 825 ° C.CaO
telah diteliti sebagai katalis basa yang kuatdimana untuk menghasilkan biodiesel menggunakan
CaO sebagai katalis basamempunyai banyak manfaat, misalnya aktivitas yang tinggi, kondisi
reaksi yangrendah, masa katalis yang lama, serta biaya katalis yang rendah.

b. Stronsium Oksida

Stronsium oksida merupakan oksida basa karena mengandung ion oksida. Katalisini jarang
digunakan didalam penelitian, salah satu penyebabnya ialah harga katalisini yang relatif cukup
mahal dibandingkan dengan katalis basa heterogen lainnya. Stronsium oksida merupakan
oksida logam yang sangat aktif dan akan larut dalammedia reaksi. Pada proses transesterifikasi
minyak kedelai dengan SrO sebagai katalis basa padat akan menghasilkan metil ester
90% yield. Katalis itu stabil bahkan setelah10 siklus reaksi. SrO dapat mempercepat banyak
reaksi kimia, seperti pasanganoksidatif metana (gas), oksidasi selektif sejenis metan, dan reaksi
nitroaldol. (Zabeti,2009)

4. Transesterifikasi

Transesterifikasi merupakan suatu proses penggantian alkohol dari suatu gugusester


(trigliserida) dengan ester lain atau mengubah asam lemak ke dalam bentuk ester sehingga
menghasilkan alkyl ester. Proses tersebut dikenal sebagai prosesalkoholisis. Proses alkoholisis
ini merupakan reaksi biasanya berjalan lambat namundapat dipercepat dengan bantuan suatu
katalis. Katalis yang biasa dipergunakanadalah katalis asam seperti HCl dan H2SO4, dan
katalis basa NaOH dan KOH. (YuliSetyo Indartono, 2006)
Iffa Nur Alifah
161424013
Tugas : Katalis padat
Katalis asam umumnya digunakan dalam proses pretreatment
terhadapat bahan baku minyak tumbuhan yang memiliki kandungan asam lemak bebas yang
tinggi namun sangat jarang digunakan dalam proses utama pembuatan biodiesel. Katalis asam
homogen seperti asam sulfat, bersifat sangat korosif, sulit dipisahkan dari produk dan dapat
ikut terbuang dalam pencucian sehingga tidak dapat digunakan kembali sekaligus dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Katalis asam heterogen seperti Nafion,
meskipun tidak sekorosif katalis asam homogen dan dapat dipisahkan untuk digunakan
kembali, cenderung sangat mahal dan memiliki kemampuan katalisasi yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan katalis basa.

5. Katalis CaO dari Bahan Dasar Kulit Telur untuk Biodiesel

Katalis basa heterogen CaO dapat dibuat melalui proses kalsinasi CaCO3. Salah satu
sumber CaCO3 yang mudah diperoleh disekitar kita adalah kulit telur. Kulit telur memiliki
kandungan CaCO3 (kalsium karbonat) sebanyak 94%, MgCO3 (magnesium karbonat)
sebanyak 1%, Ca3(PO4)2 (kalsium fosfat) sebanyak 1% dan bahan-bahan organik sebanyak
4% (Stadelman, 2000).

Proses kalsinasi kulit telur bertujuan untuk menghilangkan kandungan air, senyawa
organik, serta karbon dioksida yang terdapat di dalam kulit telur. Air dan senyawa organik
umumnya dapat dihilangkan dari kulit telur pada temperatur di bawah 600o C sementara
karbon dioksida baru dapat dilepaskan dari kulit telur pada temperatur sekitar 700 – 800o C.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan katalis CaO yang baik dari kulit telur, temperatur kalsinasi
yang digunakan harus di atas 800o C (Wei, et al., 2009).

Anda mungkin juga menyukai