Anda di halaman 1dari 6

Produksi Poliuretan:

Terdiri atas gugus polyol + isosianat + bahan aditif

Terdiri atas soft segmen dan hard segmen

Segmen soft (polyol) sifat fleksibel, elastis

Segmen hard (isosianat+chain extender) memberikan sifat kaku, kuat.

Sifat kuat disebabkan adanya ikatan hydrogen.

Proses Polimerisasi Poliuretan dibagi 2 metode:

1. Prepolimer
2. One Shot Process
1. Prepolimer

Initially the diisocyanate and polyol are reacted together to form an intermediate polymer of molecular
weight 15,000-20,000. Which is called a prepolymer and is normally a thick viscous liquid or low melting
point solid of low or no strength. This prepolymer is then covered into the final high molecular weight
polymer by further reaction with diol or diamine chain extender, this steps is usually referred as chain
extension stage

Kelebihan prepolimer: lebih fleksibel, suhu operasi lebih rendah

2. One Shooot Process

Alternate method for formation of urethane polymer is by mixing together polyol, diisocyanate and
chainextender and this process is termed as 'one shot process'

For obtaining a useful elastomeric fibre a high breaking elongation (500 - 800°1t») low modulus of
extension and a high degree and rate of recovery from extension the fibre must be 'tailored' in such a
way that in its normal and thermadynamically stable state, it must have tangled order and the flexibility
of its molecular chains and the intermolecular forces should allow the orientation of the molecular to he
achieved by the application of an extenwl tensile force

Kelebihan: lebih cepat karena adanya katalis

Kelemahan: reaksi eksotermis

SIFAT FISIK dan KIMIA

 Poliuretan yang juga disebut polikarbamat


(dari asam karbamat, R2NHCO2H) adalah turunan ester amida dari asam
karbamat.
 Poliuretan merupakan bahan polimer yang mempunyai ciri khas adanya gugus
fungsi uretan (-NHCOO-) dalam rantai utama polimer
 Poliuretan mempunyai beberapa bentuk yaitu foam (busa), rigid, elastomer,
adesif dan lain-lain.
 Jenis poliuretan yang paling banyak dikenal adalah foam (busa).
 Jenis busa poliuretan ini dibedakan menjadi dua yaitu fleksibel dan rigid.
 Jenis PU fleksibel adalah polimer yang mempunyai densitas rendah dan
mempunyai sifat lunak dan lentur, sedangkan PU jenis rigid adalah polimer
yang mempunyaidensitas tinggi dan mempuyai sifat keras dan kuat.
 Poliuretan memiliki kinerja baik dalam kekerasan, kekuatan kompresi,
kekuatan tarik, kekuatan kompresi, ketahanan abrasi dan kekuatan sobek.
Meskipun sangat elastis dapat berubah bentuk ketika di bawah beban berat,
tetapi akan kembali ke bentuk semula ketika beban tersebut hilang.
 Sifat poliuretan (fleksibibilitas, densitas, struktur selular, hidrofilitas dan
karakteristik proses) sangat ditentukan oleh struktur molekul. Secara umum,
struktur dan sifat poliuretan dipengaruhi oleh:
- Berat molekul; bertambahnya berat moleku, sifat-sifat seperti kuat tarik, titik
leleh, elongasi, elastisitas dan temperatur transisi gelas akan meningkat
hingga titik tertentu.
- Gaya antar molekul; termasuk dalam hal ini adalah ikatan hidrogen, momen
dipole dan ikatan Van Der Walls.
- Kekakuan rantai; adanya struktur aromatik dalam struktur poliuretan akan
meningkatkan titik leleh, kekerasan dan menurunkan elastisitas.
- Kristalinitas; linearitas dalam rantai polimer akan meningkatkan
kristalinitas yang selanjutnya akan menurunkan solubilitas, elastisitas,
elongasi dan fleskibilitas namun serta meningkatkan kuat tarik, titik leleh dan
kekerasan.
- Ikat silang; semakin tinggi tingkat ikat silang, maka poliuretan akan semakin
kaku (rigid) yang selanjutnya akan meningkatkan modulus elastisitasnya serta
mengurangi elongasi dan swelling terhadap pelarut.
 Poliuretan dapat disintesis dengan densitas bervariasi mulai dari 6 kg/m3
hingga 1220 kg/m3 serta kekakuan yang bervariasi mulai dari elastomer yang
sangat fleksibel hingga plastic kaku dan rigif.
 Bervariasinya densitas dan kekakuan poliuretan menjadikan produk
poliuretan dapat dijumpai pada berbagai bidang kehidupan.
 Struktur Kimia Serat Poliuretan


 Struktur Fisika Serat Poliuretan
Struktur molekul rantai serat poliuretan terdiri dari:
1. Bagian yang panjang dinamakan bagian yang lunak (soft); sangat fleksibel, elastis
seperti karet, dan tidak kristalin, biasanya terdiri dari polialkohol. Bagian yang lunak
ini mudah berubah shingga tekanan yang rendah pun dapat menghasilkan
perpanjangan serat yang besar. Berat molekul bagian yang lunak ini mempengaruhi
sifat serat poliuretan. Dengan naiknya berat molekul bagian yang lunak (pada
komposisi bagian yang keras=konstan) menyebabkan gaya elongasi menurun pada
elongasi yang sama.
2. Bagian yang pendek dinamakan bagian yang keras (hard); kaku, kristalin, polar
dan mempunyai kecenderungan untuk saling melekat dengan yang lainnya
(mempunyai daya ikatan antar molekul yang kuat yaitu ikatan hidrogen) sehingga
membentuk jaringan ikatan silang. Bagian ini terdiri dari gugus isosianat dan tidak
berubah selama terjadi deformasi. Bagian yang keras menyebabkan benang berbalik
kembali ke panjang semula ketika tekanan dilepaskan setelah deformasi.

Sifat-sifat serat Poliuretan


Sifat Fisika serat Poliuretan
1. Kekuatan dan mulur
Kekuatan serat poliuretan ± 0,7 g / denier ekiuvalen dengan ± 4 g / denier
putus. Mulur sebelum putus 520 – 610 %. Mulur dapat dikurangi oleh
penggunaan sedikit agen ikatan silang seperti triol atau triaminin, selama
pemanasan dan juga oleh penarikan dan proses pemantapan panas serat.
2. Berat jenis
Berat jenis serat poliuretan adalah 1,05.
3. Moisture Regain
Moisture regain serat poliuretan dalam keadaan standar adalah 0,3 %.
4. Mengekeret
Serat poliuretan tidak mengkeret dalam air dibawah titik didih.
5. Konduktor panas
Serat poliuretan bukan penghantar panas yang baik
6. Elastisitas
Serat poliuretan dapat ditarik 6-7 kali perelaksasi sebelum putus. Serat poliuretan
bisa ditarik 500-700 % dari bentuk asalnya. Penarikan 50% pulih 93,5-96%.
7. Daya lenting (resilience)
Daya lenting dan fleksibilitas serat poliuretan sangat tinggi. Sifat pemulihan bentuk
yang sangat cepat ini memberikan kenampakan yang rata dan rapi pada kain.
8. Efek panas
Titik lunak serat poliuretan adalah 170-230 ℃
Titik leleh serat poliuretan adalah 230-290 ℃
9. Efek cahaya
Serat poliuretan mempunyai ketahanan terhadap cahaya yang baik tap
dalam waktu yang lama akan kehilangan sedikit kekuatanya dan sedikit
kuning.
Sifat Kimia Serat Poliuretan
1. Efek Zat Pengelantang
Warna Serat poliuretan sudah putih walaupun derajat putih bervariasi. Pada
beberapa kondisi akan menyebabkan poliuretan menguning dan kekuatannya
berkurang, misal dengan adanya zat pengelantang seperti kalsium hipoklorit,
natrium hipoklorit, hidrogen peroksida.
2. Efek air laut
Serat poliuretan tidak terpengaruh oleh air laut.
3. Kemampuan pencucian
Semua jenis serat poliuretan tidak terpengaruh oleh pelarut pencucian kering (dry
cleaning). Dapat dicuci dengan mesin cuci suhu 60 ℃dan pencucian kering pada
suhu 80℃.
4. Pelarut
Serat poliuretan larut dalam dimetil formamida mendidih
5. Reaksi dengn alkali
Serat poliuretan memiliki ketahanan yang baik terhadap beberapa alkali.
6. Reaksi dengan asam
Serat poliuretan mempunyai ketahanan yang baik terhadap beberapa asam.
7. Ketahanan terhadap keringat
Serat poliuretan mempunyai ketahanan yang baik terhadap degradasi oleh keringat.
8. Ketahanan terhadap minyak
Serat poliuretan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap minyak tubuh,
kosmetik dan lotion pelindung sinar matahari.

Sifat Biologi Serat Poliuretan


Serat poliuretan mempunyai ketahanan terhadap lapuk yang baik dan tidak
terpengaruh oleh ngengat.

Rohaeti, E. (2005). Kajian tentang sintesis poliuretan dan karakterisasinya.


In Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA.

Anda mungkin juga menyukai