Anda di halaman 1dari 4

MATERIAL POLIMER (2016) 1

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIK


MATERIAL POLIMER THERMOPLASTIK
DENGAN ANALISIS FTIR DAN TENSILE TEST
Inggil Hanidya, Muhammad Farisi, Jan Weslin Saragih, Airlangga Eka Saputra, Fadhli Nugraha,
Jourdy Praditya dan Arif Imbang Pambudi
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Abstrak— Polimer termoplastik adalah polimer fleksibel, memiliki struktur molekul linear atau
yang mempunyai sifat yang tidak tahan terhadap bercabang, dll. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
temperatur tinggi. Jika polimer ini dipanaskan, maka mengerti proses manufaktur polimer termoplastik dan
akan menjadi lunak dan apabila didinginkan akan mengetahui cara mengkarakterisasi sifat fisik serta
mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, mekanik material polimer.
sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai
bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk II. TINJAUAN PUSTAKA
mendapatkan produk polimer yang baru. Pembuatan 2.1 Polimer
material polimer pada penelitian ini menggunakan [1]
Polimer (poly=banyak, meros = bagian)
peralatan seperti Hand truder Model PM-1, Toyoseiki merupakan molekul besar (makromolekul) yang
1 buah, sarung tangan 1 buah, pinset 1 buah dan terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat
cawan petri 1 buah dan bahan yang digunakan untuk melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,
penelitian ini adalah pellet termoplastik sebanyak 15 biasanya ekivalen dengan monomer, yaitu bahan dasar
gram. Proses dimulai dengan mengatur peralatan, polimer tersebut.
kemudian memasukkan pellet pada silinder sembari Panjang rantai polimer diukur dari jumlah unit ulang yang
memberikan tekanan hingga detektor pada terdapat pada rantai, umumnya dikenal sebagai derajat
“penggaris” menunjukkan angka ±110. Biarkan polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu polimer
selama ±5 menit agar semua pellet melting, kemudian berbeda-beda. Oleh karena itu, berat molekul suatu
lakukan pendinginan cepat dengan mengalirkan polimer tidak dapat ditentukan secara pasti. Berat
udara dengan compressor melalui nozzle pendingin. molekul polimer biasanya diambil berdasarkan berat
Lau menunggu proses pendinginan, ganti piston molekul rata-rata (Mn) atau berat molekul rata-rata
dengan cleaning rod yang dilapisi kain, berikan jumlah (Mn). Berat molekul dari polimer yang biasa
tekanan untuk membersihkan sisa kotoran. Terkahir digunakan sebagai plastik, karet atau serat berkisar antara
tunggu hingga temperatur molder stabil, kemudian 10.000 sampai 1.000.000[1]
buka molder. Material polimer yang didapat
kemudian dilakukan pengujian fisis dengan FTIR 2.2 Polimer Termoplastik
(Fourier Transform infraRed) dan pengujian mekanik [2]
Polimer termoplastik adalah polimer yang
dengan tensile kemudian dianalisa. Dari analisis yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa material C jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
yang diuji adalah polipropilena dengan kekuatan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi
tarik sebesar 32,3 N/mm2. berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam
berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk
mendapatkan produk polimer yang baru. Polimer yang
Kata Kunci—FTIR, Pellet, Polimer, Tensile, termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer
Termoplastik. plastik. Jenis plastik initidak memiliki ikatan silang antar
rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul
I. PENDAHULUAN linear atau bercabang. Bentuk struktur termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang sebagai berikut.
mempunyai sifat yang tidak tahan terhadap temperatur
tinggi. Jika polimer ini dipanaskan, maka akan menjadi
lunak dan apabila didinginkan akan mengeras. Proses
tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat
dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan
yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang
baru. Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah
jenis polimer plastik, meliputi Polietilen (PE),
Polivinilklorida (PVC), Polipropilena (PP), Polistirena
(PS), dll. Jenis polimer ini mempunyai karakteristik
seperti berat molekul kecil, tidak tahan terhadap panas, Gambar 2.1 Bentuk struktur bercabang
MATERIAL POLIMER (2016) 2

pemilihan jenis katalis dalam produksinya (katalis


[5]
Polimer termoplastik memiliki sifat - sifat khusus Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi.
sebagai berikut: 2.3.5 Polistirena
[1]
- Berat molekul kecil Polistirena merupakan polimer yang
- Tidak tahan terhadap panas mempunyai sifat transparan, kaku dan getas dan memiliki
- Jika dipanaskan akan melunak kestabilan dimensional yang baik sehingga polistirena
- Jika didinginkan akan mengeras sangat sulit mengalami perubahan bentuk. Disamping itu
- Mudah untuk diregangkan juga polistirena memiliki absorpsi yang sangat rendah
- Fleksibel terhadap uap air, asam, basa, alkohol dan detergen.
- Titik leleh rendah Polistirena yang bebas dari aditif bersifat non-toksis serta
- Dapat dibentuk ulang (daur ulang) tidak menunjang terjadinya pertumbuhan jamur dan
- Mudah larut dalam pelarut yang sesuai bakteri.
- Memiliki struktur molekul linear/bercabang Keunggulan lain dari polistirena adalah
polistirena mempunyai ketahanan yang baik terhadap
2.3 Jenis Polimer Thermoplastik panas, memiliki temperatur transisi gelas berkisar 100˚C
2.3.1 Polipropilena dan titik lelehnya 230 – 240˚C. Polistirena tahan
[3]
Polipropilena adalah sebuah polimer termo- terhadap cahaya, akan tetapi bersifat rapuh bila diradiasi
plastik yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dengan sinar UV setelah 350 jam. Walaupun terjadi
dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil pemutusan rantai makromolekul akibat radiasi sinar UV,
(contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet). akan tetapi distribusi berat molekulnya tidak berubah.
Teknik pembentukan yang paling umum adalah Sifat dari suatu polimer ditentukan oleh struktur polimer
pencetakan suntik, yang digunakan untuk berbagai bagian dan susunan rantainya. Jika struktur rantai polimer
seperti cangkir, alat pemotong, botol kecil, topi, wadah, tersusun secara acak, maka polimer tersebut digolongkan
perabotan, dan suku cadang otomotif seperti baterai. sebagai polimer ataktik, dan polimer ataktik biasanya
Teknik pencetakan tiup dan injection-stretch blow dibuat dengan metode polimerisasi radikal bebas. Jika
molding juga digunakan, yang melibatkan ekstrusi dan polistirena disintesis menggunakan katalis Ziegler-Natta
pencetakan. maka dihasilkan polistirena yang bersifat isotaktik. Pada
umumnya polistirena yang dihasilkan bersifat amorf dan
2.3.2 Polikarbonat semikristalin.
[3]
Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer
termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan 2.4 Manufaktur Polimer
panas. Plastik jenis ini digunakan secara luas dalam 2.4.1 Reaction Injection Molding
industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak [1]
Proses ini relative baru dimulai dengan
keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan
komponen yang tidak berekasi yang menghasilkan
plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat produk polimer. Material dipompa dalam jumlah yang
bening. Teknik pembuatan jenis material polimer ini telah ditentukan ke dalam mixing head, dimana mereka
melalui injection molding. dicampur dan diinjeksikan ke cetakana hingga
temperature 650oC dibawah tekanan yang relative rendah
2.3.3 Low Density Polyethylene (50-100psi). Polimerisasi berlangsung dalam cetakan.
[3]
Low Density Polyethylene (LDPE) adalah Sementara itu, mixing head dibersihkan, dengan
monomer yang tidak terpakai di daur ulang, Sampai saat
jenis material termoplastik yang terbuat dari minyak
ini RIM telah digunakan hampir seluruhnya untuk
bumi. LDPE dicirikan dengan densitas antara 0.910 - membentuk polyurethanes, tapi nilon dan RIM epoxy
0.940 g/cm3 dan tidak reaktif pada temperatur kamar, diantisipasi.
kecuali oleh oksidator kuat dan beberapa jenis pelarut
dapat menyebabkan kerusakan. LDPE dapat bertahan 2.4.2 Extrusion
[1]
pada temperatur 90 oC dalam waktu yang tidak terlalu Dalam proses ekstrusi, polimer didorong terus
lama. LDPE memiliki percabangan struktur yang banyak, menerus sepanjang sekrup melalui daerah suhu tinggi dan
lebih banyak daripada HDPE sehingga gaya antar tekanan di mana ia mencair dan dipadatkan, dan akhirnya
dipaksa melalui die untuk memberikan objek akhir.
molekulnya rendah.
Berbagai bentuk dapat dibuat dengan ekstrusi, termasuk
batang, saluran dan lainnya, bentuk struktural, tabung dan
2.3.4 High Density Polyethylene selang.
[3]
Polietilena berdensitas tinggi (High Density
Polyethylene, HDPE) adalah polietilena termoplastik 2.5 Analisis Kualitatif FTIR
yang terbuat dari minyak bumi. HDPE memiliki [4]
Salah satu cara ialah dengan mengkategorikan
percabangan yang sangat sedikit, hal ini dikarenakan sebagian daerah IR dekat (0,7-2,5 μ); daerah
MATERIAL POLIMER (2016) 3

fundamental (2,5-5,0 μ); dan daerah IR jauh (50-500). power telah terhubung dengan main power unit dengan
Cara yang lain adalah dengan mengklasifikasikannya AC 110V, memastikan kabel thermocouple moulding
sebagai daerah sidik jari (6,7-14 μ). Dari kedua telah terhubung dengan box temperature control,
meyiapkan molder, piston, cleaning rod, connector piston,
klasifikasi ini tampak bahwa dalam kategori kedua semua
penutup molder, dan kunci , memasang piston dan
daerahnya adalah fundamental, dan ini paling banyak konektornya kemudian jepit pada main unit, melakukan
digunakan. Daerah ulur hidrogen (3700-2700 cm-1). setting box temperature control untuk silinder dan
Puncak terjadi karena vibrasi ulur dari atom hidrogen molder, memasang molder dan penutupnya, meletakkan
dengan atom lainnya. Frekuensinya jauh lebih besar pada bagian tengah round handle dengan posisi tempat
sehingga interaksi dapat diabaikan . Puncak absorpsi masuk resin berada di atas dan berjarak kurang lebih 7 cm
timbul pada daerah 3700-3100 cm-1 karena vibrasi ulur dari tempat keluar resin. (Note: putar round handle ke
kanan untuk menaikkan dengan tetap memegang mold,
dari O-H atau N-H. ikatan hidrogen menyebabkan puncak
dan sebaliknya ke kiri untuk menurunkan). Kemudian
melebar dan terjadi pergeseran kearah bilangan setelah temperature stabil masukkan pellet pada silinder
gelombang yang lebih pendek . Sedangkan vibrasi C-H sembari memberikan tekanan hingga detektor pada
alifatik timbul pada 3000-2850 cm-1. Perubahan struktur “penggaris” menunjukkan angka ±110. Biarkan selama
dari ikatan C-H akan menyebabkan puncak bergeser ±5 menit agar semua pellet melting. Setelah itu berikan
kearah yang maksimum. Ikatan C=H timbul pada 3300 tekanan untuk membuang sisa pengotor yang ada dalam
cm-1. Hidrogen pada gugus karbonil aldehid memberikan silinder. Selanjutnya buka penutup molder dan naikkan
sehingga tempat keluar dan masuk resin terhubung.
puncak pada 2745-2710 cm-1. Puncak vibrasi ulur CH
Kemudian beri tekanan pada pellet hingga detektor
dapat didefinisikan dengan mengamati atom H oleh “penggaris” menunjukkan angka ±10. Selanjutnya,
deuterium. turunkan molder, setting temperatur molder ±80˚C, dan
lakukan pendinginan pada temperature ruang. Jika
Pada daerah ikatan rangkap tiga (2700-1850 cm-1), diperlukan pendinginan cepat, aliri udara dengan
gugus-gugus yang mengabsorpsi terbatas, seperti untuk compressor melalui nozzle pendingin. Sambil menunggu
vibrasi ulur ikatan rangkap terjadi pada daerah 2250-2225 proses pendinginan, ganti piston dengan cleaning rod
cm-1(Misal : untuk –C=N pada 2120 cm-1, -C-=N-pada yang dilapisi kain, berikan tekanan untuk membersihkan
2260 cm-1). Puncak untuk SH adalah pada 2600-2550 sisa kotoran. Terakhir tunggu hingga temperatur molder
cm-1 untuk pH pada 2240-2350 cm-1 dan SiH pada stabil, kemudian buka molder.
2260-2090 cm-1
Pada daerah ikatan rangkap dua (1950 – 1550
cm-1), vibrasi ulur dari gugus karbonil dapat 3.4 Standar Pengujian
dikarakteristikkan di sini, seperti aldehid, asam, aminola, Pengujian dilakukan dengan mesin uji tarik
karbonat, semuanya mempunyai puncak pada 1700 cm-1. yang sesuai dengan standar ASTM D 638M.
Ester, halida-halida asam, anhidrida-anhidida asam,
mengabsorpsi pada 1770-1725 cm-1. Konjugasi
menyebabkan puncak absorpsi menjadi lebih rendah
sampai 1700 cm-1. Puncak yang disebabkan oleh vibrasi
ulur dari –C=C- dan C=N terletak pada 1690-1600 cm-1,
berguna untuk identifikasi olefin. Cincin aromatik
menunjukkan puncak dalam daerah 1650-1450 cm-1,
yang dengan derajad substitusi rendah (low degree of Gambar 3.1 Dimensi Spesimen sesuai dengan ASTM D
substitution) menunjukkan puncak pada 1600, 1580, 638M.
1500, dan 1450 cm-1.
Data spesimen:
III. METODE PENELITIAN Wo = 19 mm, W = 13 mm, R = 76 mm, Lo = 57 mm, Lt
3.1 Bahan = 165 mm, T = 7 mm.
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini
adalah pellet termoplastik sebanyak 15 gram. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Pengujian Fisis (Polimer)
3.2 Alat Pada sampel terdapat beberapa puncak gugus
Alat yang digunakan untuk penelitian ini fungsi. Pada panjang gelombang 3392,51 cm-1
diantaranya Hand truder Model PM-1. menunjukkan senyawa berikatan hidrogen, yaitu gugus
Sedangkan untuk proses pengujian tarik, alat O-H (gugus asam karboksil). Untuk panjang gelombang
yang digunakan adalah sebuah mesin uji tarik yang 2948,34 cm-1, 2865,74 cm-1, dan 2837,26 cm-
1
terdapat di Baristand. menunjukkan adanya ikatan Alkyl C-H. Sedangkan pada
Untuk metode pengujian optikal, digunakan metode 1647,21 cm-1 menunjukkan adanya ikatan ulur karbon-
pengujian FT-IR yaitu pengujian dengan menggunakan karbon rangkap dua. Lalu, pada panjang gelombang
Hukum Fourier memanfaatkan gelombang infra merah 1541,11 cm-1 menunjukkan adanya ikatan bengkok pada
untuk mengkalibrasi getaran molekul atom dari benda uji. N-H. Selanjutnya, pada 1456,66 cm-1 menunjukkan
3.3 Prosedur Kerja adanya ikatan aromatik C=C-C. Kemudian pada 1374,93
Pertama sekali kita menyiapkan 15 gr pellet. menunjukan adanya ikatan bending –C-H- (isopropyl
Kemudian kita harus memastikan bahwa semua kabel split) dan terakhir, pada 1166,54 cm-1, 997,26 cm-1,
MATERIAL POLIMER (2016) 4

972,46 cm-1 , 840,50 cm-1 dan 808,04 cm-1 menunjukkan


adanya ikatan tunggal karbon-karbon. Bila dibandingkan
dengan pengujian serupa yang sesuai dengan ASTM
E1252. Untuk Polypropylene didapat panjang gelombang
sebesar 2840,27 cm-1 dan 2868,27 cm-1 untuk gugus
fungsi C-H. Kemudian 2952,11 cm-1 untuk gugus fungsi
CH2, 1376,32 cm-1 dan 1459,41 cm-1 untuk gugus fungsi
CH3 dan 2722,16 cm-1 untuk uluran gugus fungsi C-H.
Dan mempunyai puncak vibrasi valensi CH3-CH2
(2957,5 cm1), puncak vibrasi deformasi CH2 (1452,1 cm-
1
), puncak vibrasi deformasi CH3 (1376,5 cm-1), serta
lima buah puncak karakteristik PP. Gambar 4.2 Hasil Pengujian Tarik
Material B
Grafik uji tarik pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa
Material D material C mempunyai nilai kekuatan yang lebih tinggi
O riginP ro 8 E valuation Material
O r i g i n P rC
o 8 E valuation

dari material B, namun lebih rendah dari material D.


210 O riginP ro 8 E valuation O riginP ro 8 E valuation Sedangkan untuk keuletannya, lebih rendah dari material
B, namun lebih tinggi dari material D.
O riginP ro 8 E valuation O riginP ro 8 E valuation
Offset Y values

O riginP ro 8 E valuation O riginP ro 8 E valuation V. KESIMPULAN


140

O riginP ro 8 E valuation O riginP ro 8 E valuation

1.Sampel tipe C ini merupakan polimer jenis


O riginP ro 8 E valuation O riginP ro 8 E valuation
Polypropylene dengan kekuatan tarik sebesar 32,3
70 O riginP ro 8 E valuation O riginP ro 8 E valuation
N/mm2.
2.Sampel tersebut mempunyai properti mekanik yaitu
1000 2000 3000 4000
kekuatan yang cukup tinggi dimana nilai kekuatannya
A
lebih tinggi dari material B namun lebih rendah dari
Gambar 4.1 Grafik FTIR Tiga Material material D, tetapi keuletannya relatif lebih rendah dari
material B namun lebih tinggi dari material D.
4.2 Analisis Pengujian Mekanik

Tabel 1. Data Uji Tarik Spesimen C DAFTAR PUSTAKA


No Parameter Uji Nilai [1] Billmeyer, Fred W. 1984. Textbook of Polymer
1. Tebal (mm) 3,20 Science. United State: John Wiley & Sons.
2 Lebar (mm) 13,30 [2] Brazel, Christopher, S. 2012. Fundamental
3 Luas penampang (mm2) 42,80 Principles of Polymeric Materials. New York :
5 Beban maksimum (Kgf) 141,3 A John Wiley & Sons, Inc.
6 Kuat Tarik (N/mm2) 32,3 [3] Callister, William D dan David G Rethwisch.
8 Regang (%) 25,1 2010. Materials Science and Engineering an
Introduction 8th Edition. USA: John Wiley &
Sampel polimer dengan material C diuji Sons
kekuatan tariknya dengan menggunakan mesin uji tarik [4] Garry D. Christian. (1971). Analytical Chemistry
yang sesuai dengan standar ASTM D 638M. Mesin yang 2nd Edition. New York: John Wiley & Sons.
digunakan menggunakan skala beban 0,5 ton dan 1 ton. [5] Sperling, L., H. 2006. Introduction to Physical
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik Polymer Science. Mexico: John Wiley & Sons,
dari sampel tersebut. Dari data yang diketahui, Inc.
menginformasikan bahwa sampel tersebut mempunyai [6] Sumaryono. 2012. Perilaku Pengujian Tarik pada
keuletan yang tinggi sekitar 25,1%. Serta sampel ini Polimer Polistiren dan Polipropilen. Semarang
mempunyai kekuatan yang tinggi, yang dibuktikan [7] Anonim, 2006, Annual Book of ASTM Standart, Vol.
dengan data kuat tarik sebesar 32,3 N/mm2. Bila 08.01, USA
dibandingkan dengan pengujian yang dilakukan oleh
sumaryono pada tahun 2012 didapat tegangan mkasimum
rata-rata sebesar 19,53 kg/mm2. Perbedaan nilai yang
terjadi dapat disebabkan karena pada proses produksi
aliran material tidak merata. Sehingga, bisa disimpulkan
bahwa sampel tersebut mempunyai properti mekanik
yaitu kekuatan yang cukup tinggi, tetapi keuletannya
relatif rendah.

Anda mungkin juga menyukai