TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
Baja merupakan logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan
kekuatan yang lebih besar dari pada besi. Karbon bekerja sebagai agen pengeras,
mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice, bergeser melalui satu
sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat mengontrol
kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan
Dari tahun 1960, baja sudah dikenal sebagai bahan bangunan utama, baja
yang dipakai adalah baja karbon atau lebih dikenal dengan “baja”. Dengan
menaikkan kekuatan bahan pada daerah yang tegangannya besar, tanpa perlu
baja lebih banyak memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada bahan-
bahan konstruksi lain. Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan
5
tarik dan kekuatan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai
a. Kekuatan tinggi
konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang
b. Kemudahan pemasangan
c. Keseragaman
Baja diolah dalam sebuah wadah yang besar atau tungku, dengan kondisi
yang sudah diatur ( fabrikasi ), baja yang didapatkan akan mempunyai mutu
yang seragam.
d. Daktilitas
Daktilitas adalah sifat dari baja yang mengalami deformasi yang besar
dibawah pengaruh tegangan tarik tanpa hancur atau putus. Daktilitas mampu
Dengan modulus yang besar, struktur akan cukup kaku sehingga dapat
6
yang lain, untuk regangan yang sama baja dapat menahan tegangan yang
f. Tahan karat
lapisan ini mencegah korosi lebih lanjut dan juga untuk mencegah korosi
Baja pada umumnya mempunyai kadar carbon sebesar 0,0 hingga 1,5%.
Berbagai pembagian dibuat untuk baja, tetapi pembagian pertama adalah sebagai
berikut, baja tanpa campuran dan baja campuran. Dalam baja tanpa campuran
maupun baja campuran menurut cara bagaimana baja dibuat dibagi atas:
1. Baja ditempa dan baja dicanai dengan kadar carbon 0,0 hingga 1,5%.
Baja ditempa dan baja dicanai, inilah yang sering kita sebut baja.
Baja konstruksi mempunyai kekerasan yang agak kecil oleh sebab kadar
carbon yang rendah (0,0-0,3%) dan kekuatan tarik dan batas regang yang
agak rendah, akan tetapi regang yang agak besar. Baja ini dipergunakan
untuk konstruksi, oleh karena kadar carbon yang rendah, tidak dapat
7
2. Baja mesin dengan kadar carbon 0,3 hingga 0,6%.
Baja mesin mempunyai kekerasan yang lebih besar oleh karena kadar
karbon yang lebih tinggi (0,3-0,6%) dan kekuatan tarik dan batas regang
yang lebih tinggi, akan tetapi mempunyai regang yang lebih kecil. Baja
engkol, batang penggerak dan pasak untuk mesin). Baja mesin memang
dapat dikeraskan oleh karena kadar zat karbon yang lebih tinggi.
a. Baja perkakas untuk alat pukul atau alat tumbuk dengan kadar carbon
b. Baja perkakas untuk perkakas potong dengan kadar carbon 0,9 hingga
1,2%.
c. Baja perkakas untuk alat ukur dengan kadar carbon 1,2 hingga 1,5%.
Seperti yang telah dijelaskan, baja merupakan gabungan dari beberapa unsur
kimia, karbon, mangan, silikon, tembaga, chrom, fosfor, vanadium, dsb. Semua
kekuatan dari baja tersebut. Namun dari semua unsur-unsur kimia tersebut diatas,
unsur karbon merupakan unsur yang paling mempengaruhi kekuatan baja, sehingga
secara umum baja dapat dikelompokan menjadi tiga jenis yakni, baja karbon, baja
8
2.3.1 BAJA KARBON
Baja dengan kadar mangan kurang dari 0,8% silicon kurang dari 0,5% dan
unsur lain sangat sedikit, dapat dianggap sebagai baja karbon. Mangan dan silicon
pengaruh buruk dari beberapa unsur pengotoran. Baja karbon diproduksi dalam
Karbon dan mangan adalah unsur utama untuk menaikkan kekuatan besi
murni. Karbon dengan unsur campuran lain dalam baja membentuk karbid yang
dapat menambah kekerasan, tahan gores, dan tahan suhu. Perbedaan persentase
karbon dalam campuran logam baja karbon menjadi salah satu cara
macam yaitu:
campuran baja karbon kurang dari 0,3% C. Baja ini bukan baja yang keras
karena kandungan karbonnya yang rendah kurang dari 0,3% C. Baja karbon
rendah tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnya tidak cukup untuk
kenderaan.
9
3. Baja karbon rendah mengandung 0,05 – 0,25% C digunakan untuk
paku keling.
dikeraskan sebagian dengan perlakuan panas (heat treament) yang sesuai. Baja
karbon sedang lebih keras serta lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon
keperluan industri dalam hal kenderaan seperti baut dan mur, poros
10
4. Baja karbon menengah mengandung 0,5 – 0,6% C digunakan untuk
pegas.
kekerasan tinggi namun keuletannya lebih rendah, hampir tidak diketahui jarak
pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang optimal dikarenakan
1. Kuat sekali.
Baja karbon memiliki titik leleh yang jelas, penambahan persentase karbon
dapat menaikkan tegangan leleh tetapi mengurangi daktilitas, sehingga lebih sukar
dilas. Pengelasan yang ekonomis dan memadai dengan tanpa pemanasan awal,
pemanasan akhir, atau elektroda las khusus umumnya hanya dapat dicapai bila
11
2.3.2 BAJA PADUAN RENDAH KEKUATAN TINGGI
Baja paduan rendah kekuatan tinggi mempunyai tegangan leleh sekitar 270
sampai 480 N/mm2. Baja ini diperoleh dari baja karbon dengan menambah unsur
vanadium atau zirconium, agar beberapa sifat mekanisnya lebih baik. Sementara baja
pendinginan baja.
Baja paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih
dengan kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon. Baja
paduan memiliki tegangan leleh sekitar 550 sampai 760 N/mm2. Baja ini dapat dilas
dengan prosedur yang sesuai, dan biasanya tidak memerlukan perlakuan panas
setelah dilas. Perlakuan panas terdiri dari pencelupan (pendinginan yang cepat
dengan air atau minyak dengan suhu antara 900 oC sampai 250 oC) kemudian baja
dipanasi kembali dengan suhu minimal 620 oC dan dibiarkan dingin. Pemanasan
ulang, walaupun mengurangi kekuatan dan kekerasan bahan yang tercelup, sangat
atau vanadium yang halus. Secara ringkas, pencelupan menghasilkan martensit, yaitu
mikrostruktur yang sangat keras, kuat dan getas. Pemanasan kembali mengurangi
12
Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam dua
golongan yaitu baja paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja rendah unsur
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat
b. Baja martensit
c. Baja austenit
Terdiri dari 10 – 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya : Baja
tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant
steel).
d. Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
dalam:
pemadunya, yaitu baja paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan menengah
13
(2- 5 %), baja paduan tinggi (lebih dari 5 %). Sesudah di-heat treatment baja
jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik dari pada baja karbon biasa.
benda yang dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Baja paduan jenis ini
dibedakan lagi menjadi dua golongan, yaitu baja perkakas paduan rendah
(kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 250 °C) dan baja perkakas paduan
tinggi (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 600°C). Biasanya terdiri dari
2,5% V.
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu baja tahan karat (mengandung
0,1-0,45% C dan 12-14% Cr), baja tahan panas (yang mengandung 12-14% Cr
hingga suhu 850-1000oC), dan baja tahan pakai pada suhu tinggi (ada yang
terdiri dari 23-27% Cr, 18-21% Ni, 2-3% Si, ada yang terdiri dari 13-15% Cr,
13-15% Ni, yang lainnya terdiri dari 2-2,7% W, 0,25-0,4% Mo, 0,4-0,5% C).
Invar : memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 – 100 °C,
14
Elinvar : memiliki modulus elastisitas tak berubah pada suhu 50°C sampai
100°C. Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur fisika.
– Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
– Mudah dibersihkan
Baja paduan merupakan campuran dari baja dan beberapa jenis logam
lainnya dengan tujuan untuk memperbaiki sifat baja karbon yang relatif mudah
berkarat dan getas bila kadar karbonnya tinggi. Selain itu, penambahan unsur
Kekuatan
15
Elastisitas
merupakan indikator dari sifat elastis. Adanya penambahan logam pada baja akan
permanen setelah diberi beban. Logam yang ditambahkan berupa nikel, vanadium,
titanium, tungsten, chrome dsb akan meningkatkan nilai batas mulur. Hal tersebut
disebabkan dengan penambahan logam yang memiliki batas mulur tinggi akan
Kekuatan Tarik
dua gaya yang saling berlawanan arah dan segaris. Logam Ni dan Cr merupakan
Keuletan
secara permanent tanpa mengakibatkan pecah atau patah. Baja dengan kandungan
karbon rendah memiliki keuletan yang tinggi, sehingga dengan paduan logam lain
kadar karbonnya akan turun. Selain itu, kandungan fosfor pada baja paduan yang
16
Tahan aus
Korosi dapat kita artikan sebagai pencernaan logam oleh keadaan sekitar.
Keadaan sekitar ini adalah mungkin udara lembab, bahan kimia, air laut, gas dan
sebagainya. Oleh korosi, logam berubah ke dalam garamnya, oksida atau hidro-
1. Korosi menyeluruh
akibatnya hablur-hablur terlepas satu sama lain. Bentuk korosi ini sangat
Untuk mencegah terjadinya korosi ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:
17
2. Bitumen
Bitumen adalah produk minyak bumi. Bitumen dapat diterapkan dengan kuas,
Lapisan bitumen tidak kuat dan oleh karena itu sering diperkokoh dengan
lapisan tali goni. Bitumen digunakan pada tangki minyak, saluran gas dan
3. Plastik
mengunakan penyemprot.
Lapisan plastik yang diterapkan, tidak kuat dan digunakan untuk melindungi
4. Email
Email terdiri dari campuran kwarsa, felspar boraks dan zat-zat lain. Produk
dilapis dengan email dan selanjutnya dipanaskan dalam oven. Lapisan email
5. Fosfat
Oleh karena itu permukaan produk dari baja diubah menjadi fosfat besi dan
diatasnya dapat melekat fosfat lainnya dari cairan. Cara yang demikian kita
18
sebut difosfatkan, diparkerisasikan, diatramentasikan atau dibonderisasikan.
Memfosfatkan tidak memberi daya tahan korosi tetap oleh karena itu pada
6. Oksida
elektrolitis. Cairan ini pada umumnya adalah suatu larutan asam belerang
dalam air. Jikalau setelah itu kita hubungkan kutub positif dari sumber
tegangan dengan produk dan kutub negatif dari sumber tegangan dengan
pelat titan yang digantungkan dalam carian, maka air memisahkan diri
menjadi zat asam dan zat air. Zat asam yang dibebaskan bersenyawa dengan
4 Al + 3O2 → 2 Al3 O3
19
2.5 UNSUR-UNSUR YANG BERPENGARUH PADA BAJA
Unsur Pengaruh
20
Molybdenum Meningkatan kemampuan untuk diperkeras, ketahanan terhadap
aus, ketangguhan, kekuatan terhadap kenaikan temperatur,
ketahanan terhadap mulur, dan kekerasan.
21
2.6 PROSES PEMBUATAN TULANGAN BAJA
PT. PUTRA BAJA DELI merupakan sebuah perusahaan yang bisa dikatakan
masih baru dalam hal ini. Dalam pembuatan tulangan baja, PT. PUTRA BAJA DELI
menggunakan sistem hot rolling dan juga menggunakan sebuah teknologi baru yaitu
Tempcore Quenching System, untuk meningkatkan mutu dari baja itu sendiri.
Teknologi ini sendiri digunakan untuk menaikan kekuatan baja tulangan dengan cara
yang lebih efisien dan relatif murah daripada dibandingkan dengan penambahan
unsur karbon atau pun unsur-unsur lain untuk menaikan kekuatan baja tulangan itu
sendiri.
Dalam proses pembuatan tulangan baja, ada beberapa proses yang harus dilalui yaitu:
1. BILLET
Disini PT. PUTRA BAJA DELI mengimport bahan baku baja batangan
berupa balok. Dimana baja batangan ini berasal dari import, ada pun ukuran
diimport. Bila komposisi baja yang dicek tidak sesuai dengan permintaan,
3. Furnace
dari pembakaran batu bara atau bahan bakar minyak. Didalam furnace ini
22
a) Zona Heating
Zona heating merupakan zona dimana baja batangan yang bersuhu normal
b) Zona Soaking
1200 oC, bila sudah mencapai suhu tersebut maka baja batangan akan
± 1200 oC.
4. Rolling
Rolling disini juga bisa diartikan dengan proses pembentukan baja tulangan,
dimana baja batangan yang berukuran 120 x 120 akan dibuat menjadi
a. Roughing
b. Intermediate
c. Finishing
23
Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana pada bagian terakhir ini
dari baja terutama kuat tarik baja. Sistem ini harus dipakai terutama untuk
standar ekspor. Penggunaan sistem ini diharapkan akan lebih efisien dan
sendiri.
e. Cooling bed
proses pembentukan. Di tempat ini suhu baja sudah menurun tapi belum
mencapai suhu normal dan pada biasanya panjang baja tulangan yang
20 menit proses produksi. 3 sampel yaitu bagian atas, bagian tengah dan
bagian akhir. Lalu sampel ini akan dilakukan uji tarik dan uji bending,
apabila hasil test tidak memenuhi syarat maka semua hasil produksi selama
24
6. Packing
Baja tulangan yang sudah melalui pengecekan kualitas tahap 2, maka sudah
dipacking, tulangan akan diberi warna sesuai dengan ketentuan pada SNI.
Tulangan baja yang tidak diberi warna merupakan tulangan baja yang bukan
SNI. Setelah itu, tulangan akan dipacking dalam per bundel. 1 bundel
biasanya seberat 2,5 ton sampai 3 ton yang terdiri dari 25 ikat atau sesuai
Pengecekan kualitas tahap 3 hanya berupa pengecekan panjang dan isi setiap
bundel, apabila ada yang tidak sesuai maka akan dipacking ulang.
tersebut selama ± 1 menit. Semakin kecil diameter tulangan yang diinginkan, maka
jumlah pass dari rolling tersebut akan bertambah banyak dan waktunya akan lebih
lama. Untuk D19 dan D25, hanya melalui proses sebanyak 14 pass dari rolling di
atas.
baja pada cooling bed harus dipotong namun sesuai dengan aturan yaitu, bagian
kepala maupun bagian ekor hasil proses pembentukan di atas harus dipotong untuk
dibuang sepanjang 20 hingga 30 cm, karena pada bagian tersebut bentuk dari
25
Dalam 1 shift proses pembuatan tulangan baja berlangsung selama 10 jam
dan dapat menghabiskan bahan baku sebanyak ± 120 ton. Dan untuk proses
dikarena dapat meningkatkan kuat tarik baja dengan biaya produksi yang relatif lebih
murah karena untuk meningkatkan mutu dan kuat tarik baja umumnya dilakukan
penambahan unsur karbon yang disebut sitem microalloy namun dalam hal biayanya
sendiri adalah relatif lebih mahal sehingga akan mempengaruhi biaya produksi dan
biaya produksi yang rendah dan mendapatkan mutu baja yang tinggi dengan hanya
menggunakan tekanan air. Namun sistem ini akan membuat tulangan baja terlihat
seperti memiliki 2 lapisan yaitu lapisan martensite dan lapisan ferrite yaitu inti
26
Gambar 2.1 Proses Berlangsungnya Tempcore
Sistem tempcore ini membuat lapisan canai atau lapisan permukaan tulangan
baja menjadi keras seketika akibat dari perubahan suhu secara mendadak yang
disebabkan dari tekanan air. Sitem ini akan semakin efektif digunakan untuk
diameter tulangan yang semakin besar pula. Namun pada inti dari tulangan ini
tidaklah sekeras seperti pada lapisan permukaannya. Hal ini membuat keraguan akan
mutu baja yang dihasilkan. Namun sesuai dengan aturan yang ada, pengujian mutu
baja didasarkan pada tulangan baja utuh, bukan dengan menghilangkan atau
tulangan baja yang memiliki karakteristik lentur dan pengelasan yang baik.
batasan maksimum akan nilai karbon equivalen yaitu 0,44. Sistem ini akan membuat
tulangan baja memiliki mutu yang tinggi namun sebaliknya membuat biaya produski
yang tinggi. Sistem ini akan membuat tulangan baja menjadi homogen dengan
27
kekuatan tarik pada setiap lapisan adalah sama, tidak seperti tempcore yang memiliki
inti yang berbeda dengan lapisan luarnya. Namun, sistem ini lebih diusungkan untuk
baja hasil dari sistem micro alloy ini adalah membuat kemampuan meregang
Untuk sekarang ini, dua sistem inilah yang umum dipakai di pabrik
tulangan baja itu sendiri. Ada yang menggunakan sistem tempcore seperti PT. Putra
Baja Deli, ada yang menggunakan sistem penambahan karbon seperti Krakatau Steel
dan ada pula yang menggunakan keduanya yaitu PT. Growth Sumatera.
28
BILLET
QC1
CUTTING
SCRAP BILLET
STORAGE
FURNACE
INFORM
TO
READJUST
QC2
REPACKING
FINISH GOOD
WAREHOUSE
29
2.7 CARA PENGAMBILAN SAMPEL
Dalam pengambilan sampel, juga harus diperhatikan bagian mana dan jumlah
sampel yang harus diambil. Menurut [----,SNI 2002] pada halaman 7, pengambilan
sampel harus secara acak, setiap kelompok yang terdiri lebih dari satu nomor leburan
dari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25
(dua puluh lima) ton sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh. Pemotongan sampel tidak
Namun dari PT. PUTRA BAJA DELI sendiri, mereka mengambil 3 (tiga)
menghabiskan ±6 ton bahan baku. Dan pengambilan sampel ini juga acak, dengan
bagian-bagian yang diambil adalah bagian kepala, tengah dan ekor, namun bagian-
bagian ini diambil bukan dari satu batang tulangan baja, melainkan 3 tulangan baja
yang berbeda.
dalam hal ini saya menggunakan metode distribusi normal atau distribusi gauss [E.
Walpole Ronald, 1997]. Distribusi normal merupakan Salah satu distribusi frekuensi
yang paling penting dalam statistika. Distribusi normal berupa kurva berbentuk
lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif dan
Frekuensi relatif suatu variabel yang mengambil nilai antara dua titik pada sumbu
normal.
30
Nilai peluang peubah acak dalam distribusi peluang normal dinyatakan dalam
luas dari di bawah kurva berbentuk genta atau lonceng (bell shaped curve) seperti
Keseluruhan kurva akan bernilai 1, ini mengambarkan sifat peluang yang tidak
a b
Pa X b f (x)dx
a
Macam-macam kurva:
4. Kurva mencapai puncak pada saat X= . Luas daerah di bawah kurva adalah 1, ½
31
Sifat-sifat distribusi normal:
0,3989/σ.
kurvanya saja yang berlainan. Jika σ makin besar kurvanya makin rendah dan
dilakukan dengan jalan menentukan luas dibawah kurva, tetapi karena fungsi
ialah Z dengan rata-rata µ = 0 dan simpangan baku σ = 1. [E. Walpole Ronald, 1997]
Grafiknya disebut kurva normal, berbentuk lonceng seperti gambar (2.2) Distribusi
ini ditemukan Karl Friedrich (1777-1855) yang juga disebut distribusi Gauss. Pada
gambar (2.3) melukiskan beberapa kurva yang mempunyai mean sama tetapi
simpangan baku yang sama tapi rata-rata berbeda. Gambar (2.5) melukiskan kurva
32
Jenis-jenis kurva distribusi normal menurut [E. Walpole Ronald, 1997]
Terlihat kedua kurva mempunyai titik tengah yang sama pada sumbu datar,
tapi kurva dengan simpangan baku yang lebih besar tampak lebih rendah dan
lebih melebar. Perhatikan bahwa luas dibawah kurva-peluang harus sama dengan
1 sehingga bila kumpulan data makin berbeda maka makin rendah dan melebar
pula kurvanya.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
m
Terlihat kedua kurva bentuknya persis sama tapi titik tengahnya terletak di
33
Gambar 2.5 Kurva Normal dengan Berbeda dan Sama
Jelas keduanya mempunyai letak titik tengah yang berlainan pada sumbu
85 850
Kurva distribusi normal dipengaruhi oleh rata-rata (μ) dan simpangan baku
(σ). Jika rata-rata besar dan simpangan baku besar maka kurvanya makin rendah
(platikurtik). Jika rata-rata dan simpangan baku kecil maka kurvanya makin tinggi
lonceng (variabel acak normal). Bentuk dan ketinggian kurva sangat tergantung pada
nilai-nilai μ dan σ.
34
[E. Walpole Ronald] Untuk mencari μ dan σ adalah dengan rumus:
∑
𝜇𝜇; 𝑥𝑥̅ = 𝑥𝑥
𝑛𝑛
∑(𝑥𝑥𝑖𝑖 − 𝑥𝑥̅ )2
σ=�
𝑛𝑛 − 1
Dimana:
𝑥𝑥̅=𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑠𝑟𝑠𝑠𝑠𝑠σ=standart
deviasi
𝑛 = 𝑠𝑟𝑠
35