Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baja

Baja m
merupakan
erupakan elemenn pe
penting
ent
ntin
ingg di ddalam
allam
a dunia konst
konstruksi
tru
ruksi saat ini. Baja

memiliki
likki kekuatan ya
memili ng ttinggi
yang i ggi sehingga dapat m
in megurangi
egur
eg struktur.
uraangi ukuran st
stru
r ktur. Baja

juga
ju memiliki
uga mem
mil ikii sifat
ilik s fat elastis
si elas
el tis dan daktilitas yang cukup
asti cu tinggi
ting
ti gi sehingga
nggi sehinggga dapat

menerima
menerima ttegangan
rima egan pengerjaan
ngan tarik yang cukup besar. Kemudahan peng n kkonstruksinya
ngerjaan onst
on strukssin
i ya

dan
da kemudahan
an ke dahan penyambungan antar elemen yang satu denga
kemuda dengan yang
an yan lainnya,
angg lainnya
a,

menggunakan
men gunnakan alat sambung las atau baut, menjadi pertimbangan ttersendiri
meng erseend
ndir
irii baja

sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Pembuatan baja me


melalui proses
elalui pros
ses

ggi las panas


gilas panas mengakibatkan baja mudah dibentuk menjadi penampang-penampang
penampang--penam
mpangg

yangg diinginkan,
diinginkan, juga
ugaa menjadi
jug menj
me adii salah satu kkeunggulan
njad eung
eunggu
gula a. ((Setiawan,
lann material baja. Setiaw
wan
an,,

2008).
220 08).

Baja merupakan bahan campuran dari besi (Fe), 1,7% karbo


karbon
on (C ), 00,6%
(C), ,6%
,6

silikon
si
sili kon (Si),
liko (Si), 1,65%
Si) 1,65
65%% mangan
mang
mangan (Mn),
Mn)), dan
(Mn dan 00,6%
,6%
,6 tembaga
% temb
bag (Cu).
agaa (C
(Cu) Menurut
u). M Salmon
enurut Sa
almon dan
lmon

Johnson
sonn (1992)
Johnso ( 992)
(1 2) bbaja
aja untuk struktur
aj struktu dengan
ktur denga dapat
gan tempa panas da
dapa diklasifikasikan
pat dik
kla
lasifikasikan

menjadi baja karbon (carbon steel), paduan


aduan rendah berkekuatan tinggi (high
steeel), baja pa

strenght low alloy steel), dan bajaa paduan (alloy


(alloy steel). Baja karbon sendiri dapat

diklasifikasikan menjadi 4 kategori be


bberdasarkan
rdaasarkan persentase kandungan karbonnya,

yaitu :

a. Baja karbon rendah, memiliki kandungan karbon kurang dari 0,15%.

b. Baja karbon lunak, memiliki kandungan karbon 0,15% - 0,29%

5
6

c. Baja karbon sedang, memiliki kandungan karbon 0,30 - 0,59%.

d. Baja karbon tinggi, memiliki kandungan karbon 0,60 - 1,70%.

Baja karbon
n yyang
ang biasanya digunakan dalam struktural
stru
st ruktural bangunan adalah

Salmon
baja karbonn lunak. Menurut S a mo
almonn da
dan Johnson (1992)
2) semakin tinggi

kandungan
ngan karbon ppada
kandun adaa bbaja
ad aja akan semakin meningkatkan
meni
mening
ngka kekerasannya
katkan kekeras
san
a nya tetapi

akan
ak mengurangi
kan mengu
gura
rang kelembutannya
ngii kelemb keliatannnya
mbuutannya atau sifat keliatann nya (ductility),
nnny (duc
ucti
tili ty)), sehingga
lity sehing
gga
g lebih

sulit bila
bila dilas.
ilas. Keliatan
dil Keliatan adalah kemampuan untuk berdeformasi
masi secara
berdeform araa nyata
seccar ny ba bbaik
ik

dalam
da
ala tegangan
lam tega kegagalan
angan maupun dalam kompresi sebelum terjadi keg
gag an ((Bowles,
a alan Bowless,

1985).
19
1985
85).

diklasifikasikan
Berdasarkan SNI 03-1729-2002, mutu material baja dik
kla
l sifika
k sika
kann

menjadi 5 kelas mutu, berdasarkan tegangan leleh (fy) dan tegangan pu


putusnya
ya (fu),
utusnya (fu)),

sebagai
sebaga
gaii berikut :

Tabel 2.11 Sifat


fatt Mekanis Baja
Sifa

Tega
Tegangan
g nggan Putus Tega
Tegangan
g nggan Leleh Re ngan
Regangan
Regang an
Jenis
Jeni
Jeniss Ba
Baja
ja Minimum
Mini
Mi nimu
mum
m Minimum
Mi nimu
imumm Minimum
Mini
Mi nimu
mum
m
f (M
fu ((MPa)
Pa)
a) fy (MPa)
(MP
(M Pa) (%)
(%)
BJ 34
34 3400 210 22
BJ 37
37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Beberapa sifat mekanik baja yang


yanng digunakan dalam perencanaan struktur
ya

yaitu :

Modulus Elastisitas, E = 200.000 MPa

Modulus Geser, G = 80.000 Mpa


7

Angka Poisson = 0,30

Koefisien Muai Panjang, = 12 x 10-6 /oC

umum
um hasil pengujian kuat tarik bbaja
Secara umu ajaa di laboratorium akan
aj

an hubungan antaraa tegangan


menghasilkan teg
egan
anga ddan
gann da seperti
n regangan seper
rti pada gambar di

bawah in
ini :

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Tegangan dan Tegangan pada Uji Tarikk Ba
Baja
ja
(McCormac, 2008)

Ada ti
Ada ga fase
tiga fasee yyang dapat
ang dap
pat dilihat
a dilih dari
ri gambarr ddii atas,
ihat dar atas
at yaitu
as,, yaituu : fase
yait fase elastis,

regangan.
fase plastis, dan fase pengerasann regangan
n. Pada fase elastis, baja dikenai gaya

tarik dan mengalami penambah


penambahan
han panjang.
a panjangg. Gaya yang terjadi terus meningkat

dengan
secara signifikan bersamaan deng
gan penambahan
a pen
nambahan panjang yang stabil, sehingga

tertinggi
ggii dari diagram garis linear ini disebut batas
membentuk garis linear. Nilai tertingg

sebanding. Pada fase ini baja yang sudah mengalami gaya tarik masih dapat

kembali ke bentuk semula apabila gaya tersebut dilepas atau dihentikan. Batas

saat baja masi dapat kembali ke bentuk semula ini dinamakan batas elastis. Nilai
8

dari batas elastis ini jarang benar-benar diukur dan sebagian besar dalam

struktural baja nilai ini dianggap sama besarnya dengan batas sebanding.

Regangan akan terus be tetapi


bertambah teta
tapi
pi tegangan tidak akan mengalami

signifikan
kenaikan yang signifiikan lagi. Tegangan ini dinamakan
gnif kan tegangan luluh (yield
dinamaka

stress). Regangan
gangan yang terjadi
Rega adi setelah
terjad seetelahh melewati
t la mele
melewati tegangan
n luluh dan tidak

mengalami
alaami kenaikann teg
mengal tegangan
angan secara signifikan
egan signifika
k n lagi iini
lagi ni merupakan
n fase plastis.

Pada
Pa
ada fasee in bbaja
inii ba tidak
ja tidak bisa kembali ke dal
idak dalam bentuk
uk semula
lam bentu semu
se bila
m la bil
ila gaya

dihentikan.
dihent
ntik
ikan
an.

Setelah
Seteelah melewati fase plastis, lalu masuk pada fase peng
pengerasan
ger an rregangan.
e asan egangann.

Pada
Pa fase
da fa penambahan
ase ini tegangan mengalami kenaikan kembali diikutii pena
namb
mbah
a an

regangan
gan yang semakin besar. Tegangan akan terus naik sam
regang sampai
mpai kkondisi
ondi
dissi

maksimum,
mum, lalu akan turun secara signifikan hingga baja ters
maksim tersebut
sebut pputus
utuus

(McCormac,
(McC 2008).
cCoormac, 2008)
).

Menurut Oentoeng (1992) ada


ada dua
du macam bentuk profil baja berdasarkan
berdasa
sark
rkan
an

cara ppembuatannya,
ca e buatannya, yaitu :
em

a Ho
a. Hott rolled
H roll d shapes,
lled shhapes, adalah
pes, adal
ad profil
alah profi
fill baja yyang
baja dibentuk
ang dibent
an uk ddengan
ntuk e gan cara bblok-blok
en lok-
k-bl
blok
ok baja

yang
ang ppanas
ya anas ddiproses
iproses melalui rol-rol
ip ro dalam
daalam pabrik, atau
attau bbiasa disebut
iasa disebut dengan
iseb

pembentukan panas.

b. Cold formed shapes, adalah pprofil ja yang dibentuk dari pelat-pelat yang
rofil baja

dalam
sudah jadi, menjadi profil bajaa dala
am temperatur atmosfir (dalam keadaan

dingin). Profil macam ini ringan dan


dingin) dan sering disebut sebagai light gage cold

form steel.
9

Struktur baja dapat dibagi menjadi tiga kategori umum, yaitu : (a) struktur

rangka (framed structure), di mana elemen-elemennya kemungkinan terdiri dari

batang-batang tarik, balok, da


dann batang-batang
batang-battan
angg yang mendapatkan beban lentur

kombinasi dan beban


bann aksial; (b) struktur tipe cangkang
beba ng (shell-type
( hell-type structure), di
(s

mana tegangan
teganga dominan;
gan aksial lebih dom
min
nan
n; da
dann (c sstruktur
(c) st suspensi
spensi (suspension-
ruktur tipe susp

type structure),
tructure), di mana
str man
ana tarikan aksial lebih mendominasi
ih m endo
endomminasi sistem
m pendukung

utamanya
tamanya ((Salmon
ut Salm
Sa lmoon dan Jo
Johnson,
Johhnson, 1992).

Pada str
Pada struktur
uktur baja terdapat dua jenis batang yang te
ruk terjadi
erj akibat
rjadii ak
kibat ppengaruh
ibat engaaruh

pembebanan
pe
emb
mbeb an pada struktur, yaitu batang tarik dan batang tekan. B
ebanan Batang
atan tarik pada
ng ta padda

umumnya
um
umum ya berwujud penahan tarik pada kerangka, silangan (diagonal
u ny gonall bracing)
(diago brac
br acing)

pada bberbagai
erbagai tipe struktur, penumpu langsung pada kabel pada sistem ata
atap
tapp

gantung,
ggantunng, dan sebagai kabel utama pada jembatan gantung serta pengga
penggantung
antungg yangg

mendukung
mend ukung jalan raya
nduk rayanya
yany (Salmon
nyaa (S
(Sal
almo Johnson,
sonn, 11992).
m n dan Johnso 992)
99 2)..

Gambar 2.2 Beb


Beberapa
ber contoh
e apa co
ontoh tipe batang tarik
(Salmon dan
d n JJohnson,
da ohnson, 1992)

Batang tekan merupakan batang yang terkena gaya aksial tekan, seperti

kolom (column), penyangga (stanchion), tiang (post), dan penopang (strut).

Karena kekuatan batang tekan merupakan fungsi dari bentuk penampang


10

lintangnya (radius girasi), pada umumnya luas penampangnya disebarkan

sepraktis mungkin. Batang-batang ini jarang hanya memikul gaya aksial tekan

saja. Apabila pembebanan ddisusun


isusun sedemikian
sed
demi ian rupa sehingga perlawanan
emik

rotasional ujung dapat


apat diabaikan, dan lentur dianggap
dap diangga
gapp dapat diabaikan bila

an dengan gaya tekan


dibandingkan an llangsungnya,
angs
an gsun
ungn
gnya bbatang
ya,, ba tang tersebutt dapat
d pat secara aman
da

sebagai
ai kolom yang dibebani
sebaga dib
ibeb konsentrik
ebaani secara konsentri (Salmon
ik (S
(Sal
almo
monn dan Johnson, 1992).

Gambar
Gamb
Ga Beberapa
mbar 2.33 B contoh
eberapa cont
eb ntoh tipe
ipe batang
oh ti batang tekan
tang
(Salmon
(S lmonn dan
Salmo d n Jo
da Johnson,
John
hnso
son, 1992).

Menurut Oentoeng
Oent
Oe oengg (1992)
ntoe (1992) ada
ada du batang
duaa macam batang ttekan
tang e an yaitu :
ek

Batang
a. Batang ttekan
tang ekan
ek ka bbatang.
an yang merupakann batangg dari suatu rangka atan
at angg. Batang ini

dibebani gaya tekan aksial searah panjang


seearah panjan
ng batangnya. Umumnya dalam suatu

rangka batang, batang-batang ttepi


epi atas m
merupakan
erupakan batang tekan.

b. Kolom, yang merupakan batang tekan


kan tegak yang bekerja untuk menahan
g tek

balok-balok
balok loteng, rangka atap
balok loteng atap, lintasan crane dalam bangunan
bang nan pabrik dan

sebagainya yang untuk seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke

pondasi.
11

Martinez-Saucedo dan Packer (2006) melakukan penelitian tentang pipa

baja dengan sambungan las dengan pelat sambung (gusset plate). Pipa baja yang

sudah dipasang dengan pelatt sa menggunakan


sambung meng
nggu
gunakan las, kemudian diberi gaya

tarik sampai mengalami


menga
gala terjadi
lami kerusakan. Kerusakan yang ter
erja
jadi berupa sobekan pada

sambungan profil
profil pipa dengan ppelat
elat
elat sambung.
sam
ambu
bung ddisebut
ng.. Kerusakan inii di sebut shear-lag.

Shear-lag
-lagg dapat diaba
Shear-l diabaikan
baik n apabila nilai rasio pperbandingan
ikan erba
er ndiingan Lw/w > 0,7. Secara
band

le
lebih
ebih mudah
muda
dahh untuk
untu
un tuk mendesain
mend
ndesain suatu join yang akan
ak
kan
n terkena
terkenaa bbeban
eban
eb an tekan aataupun
taupun

tarik,, uuntuk
uk amannya
ntuk
nt ama
mannya panjang las (Lw) harus lebih besar sam
sama
ama de
deng
dengan
ngan
an ddari
ari ni
nnilai
lai

hasil
hasill kali
asi ka diameter
iameter pipa dikalikan dengan 1,3 (Wardenier dkk., 200
dia 2008)
008)

2.2 Baja Profil Pipa

Pipa adalah benda silinder yang berlubang dan digunakan


digunaakan uuntuk
ntukk

memindahkan
memindahkan zat hasil
mind sill pemrosesan
hasi
ha pemr
pemros ti cairan,
o esan seperti cairann, ggas,
aira as, uap, zat ppadat yang
adat yan
angg

dicairkan
ddi cairkan maupun serbuk halus. Material
Mat
a erial yang digunakan sebagai pipa sa
eria sangat
sang
ngaat

banyak
ba
bany
nyak tembaga,
ak diantaranya adalah beton cor, timbal, kuningan (brass), temb aga,, pplastik,
bag last
lastik,

aluminium,
aluminium, besi
alum besii tuang,
tuang, baja
ang, aja karbon,
baj karb
rbon
on,, da
dann ba
baja paduan.
ja padua Material
an. M paling
ingg uumum
ateriiall yang palin
at mum

digunakan
digunakan adalah
naka adal
alah karbon.
bon. Pipaa baja karbon da
ah pipa baja karbo dapat
dapa diproduksi
pat dipr
p od uksi dengan
oduk

karakteristiknya
kteristiknyaa masing-masing meliputi kekuatan,
berbagai metode dengan karak

ketebalan dinding, ketahanan kkorosi


orosi dann batasan suhu serta tekanan. Proses

pembuatan pipa baja yang sering digunakan


d gunnakan adalah seamless, but-welded, dan
di

spiral-welded pipe manufacturing (Sirawan, 2009).


(Sirrawan 2009)

Pipa baja seamless dibuat dari baja silinder pejal, kemudian pada bagian

tengahnya ditusuk dan dilubangi pada temperatur yang sangat tinggi dalam
12

kondisi hampir meleleh (pengerjaan panas), sehingga dalam pembentukannya

logam ini tidak akan mengeras dan dapat dihasilkan permukaan pipa yang halus

karena tidak terdapat sambun


sambungan.
nga
gann.

2.3 Sambungan
Jeniss S ambungan padaa Baja
Baj
aa

Baja
Baja di dalam
m pekerjaan
peke
pek rjaan struktur biasany
biasanya
nyaa te
ters
tersusun
rsusun tidak hanya
han
a ya dengan

sa
satu
atu elemen
eleme
menn sa
saja
saja,
ja, teta
tetapi
api terdiri dari beberapa elemen.
ele
leme
m n. Elemen
Ele
leme
men baja ddisusun
isusun

membentuk
memb
mben
entu rangka
ngkka atau truss, digunakan menjadi rangka ata
tukk rang atap ataupun
tapp ataupu kuda-kuda.
punn ku
kuda-k
kud
u a.

Pembentukannya
Pe
emb
mben kannya tersebut memerlukan adanya sambungan antar el
entuka en bbaja.
elemen aja.

Je
Jenis sambungan yang digunakan pada struktur baja yaitu sa
sambungan
samb
bun
unga
gann las

(weldedd connection) dan sambungan menggunakan baut (bolt connection).


connectionn).
)

Sambu
ungan ini berfungsi untuk menyatukan elemen-elemen baja sehingga ddapat
Sambungan apaat

membentuk
memb dengan
mbeentuk sesuai den
enga bentuk
gann be
bent
ntuk
u struktur ya ng ddiinginkan.
yang iing
ii ngin
inka
k n.

Anda mungkin juga menyukai