Anda di halaman 1dari 3

Ujian Akhir Semester

Metodologi Penelitian

Nama : Elita Asri

NIIM : 8226174008

Kelas : Pendidikan Biologi Kelas B

1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo
Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan. Hasil yang diperoleh
di Lapangan kemudian diidentifikasi di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Medan.

2. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Sampel penelitian ini adalah lumut kerak yang ditemukan pada batuan Saxicolous.
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling.

3. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan metode Roaming dan melakukan
inventarisasi langsung di lokasi penelitian.

4. PROSEDUR PENELITIAN
Tahapan pertama adalah pengumpulan sampel lumut dengan cara dikorek dari media
pertumbuhan dan disimpan dalam amplop. Sampel diberi label dan diberi keterangan untuk
tujuan identifikasi. Selanjutnya lumut kerak diidentifikasi secara morfologi dengan
mengamati bentuk pertumbuhannya meliputi jenis dan bentuk talus, permukaan talus, tepi
talus, cara tumbuh talus, adanya soredia atau isidia, silia dan kondisinya. bagian bawah talus
menggunakan hand lens. Secara anatomi, jenis spora lichen diamati melalui sayatan
apothecia. Identifikasi spesies lichen dilakukan dengan menggunakan buku referensi “Key to
the Lichen genera of Bogor, Cibodas and Singapore” (Sipman, 2009); “Kunci Genera Lumut
di Pasifik Barat Laut (McCune, 2010) ” Identifikasi kunci lumut (Schumm & Aptroort,
2010).
5. ANALISIS DATA
Analisis kimia lumut kerak dilakukan dengan uji warna dan uji mikrokristal. Uji warna
dilakukan dengan meneteskan reagen kalsium hipoklorit (C), dan kalium hidroksida (K atau
KOH) pada permukaan thallus atau medulla. Jika hasil tes positif akan terjadi perubahan
warna, biasanya merah atau kuning. Hasil uji K+ kuning menunjukkan adanya
atronin.Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi dan menghitung indeks
keanekaragaman (H'), indeks keseragaman, pola distribusi dan karakteristik ekologi yang
dikorelasikan dengan indeks keanekaragaman dan analisis kekerabatan menggunakan metode
pengelompokan "Group Average Clustering " (Dunn & Everit, 1982). Indeks
Keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus dari Shannon-Wiener dalam Odum,
(1993) sebagai berikut: Indeks Keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus dari
Shannon-Wiener dalam Odum, (1993) sebagai berikut:

H ' =−∑ piInPi

p i= ¿
N
ni = Jumlah individu suatu spesies
N = Jumlah individu semua spesies
Masuk = Masuk alami (masuk = 2,4 Masuk)

Identifikasi indeks keanekaragaman jenis menurut Odum (1993) adalah sebagai berikut:
1. Rendah, jika indeks keanekaragaman H' < 1
2. Sedang, jika indeks keanekaragaman 1≤ H' 2
3. Tinggi, jika indeks keanekaragaman H' > 2

Pola persebaran (distribusi) masing-masing jenis Lichenes ditentukan dengan


menggunakan rumus rasio variansi dengan mean sebagai berikut (Odum, 1993).

Sebaran = V/m

V=
∑ Xi 2−( Xi ) 2/ n
n−1

m=
∑ Xi
n
Keterangan:
V = varian
m = nilai tengah
Xi = jumlah individu suatu spesies pada petak contoh ke-i
n = jumlah plot sampel
Kriteria pola sebaran dikelompokkan sebagai berikut:
A. Jika nilai V/m = 1, maka masing-masing tanaman terdistribusi secara acak.
B. Jika nilai V/m > 1, maka masing-masing tumbuhan berdistribusi secara berkelompok.
C. Jika V/m < 1, maka masing-masing tanaman terdistribusi secara merata.

Analisis klaster menggunakan analisis klaster program MEGA 5.05 dengan metode
UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Arithmetic Mean).

Anda mungkin juga menyukai