Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH

EVOLUSI

“ ASAL USUL KEHIDUPAN”

Disusun Oleh:

NAMA : 1. DAHLIA ACD 116 015

2. MEGAWATI MARPAUNG ACD 116 019

3. NURHIDAYAH ACD 116 027

4. MELYA ACD 116 031

KELOMPOK : VI (ENAM)

DOSEN PENGAMPU : BINTANG SARIYATNO, S.Si, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019

KATA PENGANTAR

1
            Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
karunianyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Asal usul kehidupan, Mata
kuliah (Evolusi) ini dalam tempo waktu yang telah ditentutkan. penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan penulis tidak bisa mengucapkannya satu persatu.
             Semoga makalah yang penulis buat dengan sepenuh hati ini dapat memberikan
manfaat bagi orang-orang yang membacanya. penulis sadar dalam penulisan makalah ini ada
begitu banyak kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran bagi pihak-pihak yang
membaca makalah ini, atau untuk menjadikannya sumber belajar.

                                                                                             Palangka raya, Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..........i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….…….............................1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….…………………....….2
C. Tujuan………………………………………………………….…………...................…2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keadaan bumi hingga 600 juta tahun yang lalu……….…..………………………….....3
B. asal usul kehidupan …..…………………………………………..….………..…………3
C. Percobaan Stanley dan Miller……………………………………………………………..5
1. Teori DNA dan RNA………………………………………………………………….7
D. Kemunculan prokariot……………………………………………………………..………9
E. Kemunculan Eukariot……………………………………………………………………..11
F. Teori nukleus, kebakaan bukan inti………………………………………………………12
1. Nukleus……………………………………………………………………………….12
2. Kinetoplas…………………………………………………………………………….12
3. Sentriolus……………………………………………………………………………..13
4. Khloroplas……………………………………………………………………………13
5. Mitokondria …………………………………….……………………………………13
G. Teori transposon retovirus, kanker………………………………………………………15
1. Transposon dan retrovirus…………………………………………………………...15
2. Kanker………………………………………………………………………………..16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………….……………………………………….22
3.2 Saran…………………………….……………………………………………………...23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………24

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asal usul kehidupan merupakan proses yang bekerja sangat lambat. Proses
pembentukan bumi mengharuskan proses tersebut bekerja sangat lambat, karena
probabilitas munculnya kehidupan kecil sekali. Banyak proses yang terjadi, namun
keberhasilan terbentuknya kehidupan hanya dapat terjadi karena semua persyaratan
terpenuhi. Kehidupan yang primitif menjadi lebih kompleks karena ada penggabungan
molekulmolekul maupun penggabungan prokariot, yang kemudian mengarah pada
pembentukan eukariot.
Dalam proses evolusi selanjutnya terjadi suatu penggabungan mosaik dari
beberapa macam prokariot dan hal ini mencakup waktu yang relatif lama. Proses
infeksi dan parasitisme yang tidak sempurna kemudian memberikan kontribusi bagi
terbentuknya eukariot yang hidup sekarang. Sejak dahulu kala manusia selalu
mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya.Jawaban sementara atas pertanyaan
tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, dan evolusi biologi.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji.
Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada
makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-
lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk
species baru; evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan
evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah
mempersatukan semua cabang ilmu biologi.
Asal usul kehidupan yang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang
lalu sampai sekarang. karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis
ingin menjelaskan dan menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul
kehidupan itu sendiri. adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah biologi umum
ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang lainnya. Selain itu
penulis juga ingin memperdalam tentang ilmu pengetahuan dimana telah diketahui bahwa
ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan kebenarannya melalui metode
ilmiah.

B. Rumusan Masalah

4
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah keadaan bumi hingga 600 juta tahun yang lalu ?
2. Bagaimanakah asal usul kehidupan ?
3. Bagaimanakah percobaan Stanley dan Miller ?
4. Bagaimanakah teori DNA dan RNA ?
5. Bagaimanakah kemunculan prokariot ?
6. Bagaimanakah kemunculan eukariot ?
7. Bagaimanakah teori nukleus, kebakaan bukan inti ?
8. Bagaimanakah teori transposon retrovirus, kanker ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui keadaan bumi hingga 600 juta tahun yang lalu.
2. Untuk mengetahui asal usul kehidupan.
3. Untuk mengetahui percobaan Stanley dan Miller.
4. Untuk mengetahui teori DNA dan RNA.
5. Untuk mengetahui kemunculan prokariot.
6. Untuk mengetahui kemunculan eukariot.
7. Untuk mengetahui teori nukleus, kebakaan bukan inti.
8. Untuk mengetahui teori transposon retrovirus, kanker.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Keadaan Bumi 600 Juta Tahun Yang Lalu


Apa dan bagaimana kehidupan mulai terjadi?
Dari ekstrapolasi planet, batuan tua dan dinamika gunung berapi, maka diperkirakan
pada awal sebelum terjadinya kehidupan, atmosfer terdiri dari H2, NH3, H2O, N2, CO, CH4
dan CO2. Proses pemampatan gas di angkasa luar yang berputar-putar berlangsung lama
sekali dan berputar dengan kuat sekali, mengingat intinya seperti digambarkan sebagai suatu
black hole. Semua gas, cahaya dan apa saja akan terserap oleh inti yang berputar. Dalam
proses pemampatan tersebut, terjadi benturan dari masa gas tersebut, sehingga dihasilkan satu
gumpalan gas besar dan sekitar sepuluh gumpalan gas yang jauh lebih kecil.
Gumpalan yang besar akan membentuk matahari, sedangkan yang lebih kecil akan
menjadi planet. Proses pemadatan masih akan mengalami benturan-benturan lain dengan
benda langit, apakah sesudah membeku ataupun belum, tidak dapat dipastikan. Tetapi fakta
menunjukkan bahwa salah satu planet kemudian hancur berkeping-keping dan membentuk
asteroid di dalam tata surya kita. Demikian pula diperkirakan adanya bulan merupakan hasil
benturan yang lain atau pecahan dari planet yang belum terbentuk.
Planet Neptunus misalnya diperkirakan mempunyai satu bulan yang bukan berasal
dari tata surya ini tetapi tertarik dalam orbital Neptunus. Pada masa itulah kemudian, terjadi
proses pembekuan gas menjadi cair dan kemudian memadat. Pada waktu itu, di bumi suhu
yang masih relatif panas, mungkin di atas 500oC. Suhu yang demikian panas menyebabkan
banyak sekali senyawa yang menguap. Karena banyak senyawa yang berbentuk uap, udara
dipenuhi dengan ion-ion positif dan negatif sehingga diperkirakan banyak sekali terdapat
muatan listrik di atmosfer, sehingga petir masih sering menyambar di siang hari. Baru setelah
suhu bumi menurun lagi suhunya, kehidupan mulai dapat berlangsung.

B. ASAL USUL KEHIDUPAN


Dari mana kehidupan berasal?
Jawabannya mungkin mudah ditemukan, namun bagaimana kita membuktikan hal ini
adalah persoalan yang lain. Fosil adalah sumber utama dalam mempelajari asal usul
kehidupan. Seperti yang sudah diterangkan pada bagian sebelumnya, maka fosil tertua
diperkirakan berusia sekitar 500 juta tahun yang lalu dan ditemukan sekitar tahun 1950 di

6
Australia, Afrika Selatan dan kemudian juga ditemukan di Kanada dan Norwegia. Fosil-fosil
tersebut diperoleh dari batuan yang sangat tua dan yang dikenal sebagai stromatolit.
Stromatolit adalah nama batuan yang berlapis-lapis. Stromatolit yang ditemukan di
daerah pantai, merupakan batuan yang terdiri dari proses mineralisasi algae dan bakteria.
Pada daerah pantai sering dijumpai suatu massa batuan yang tumbuh perlahan dan kita kenal
sebagai karang. Pada zaman dahulu, tentu saja Coelenterata belum ada. Para ahli paleontologi
menemukan bahwa kristal yang membentuk stromatolit sebenarnya banyak yang bentuknya
serupa dengan ganggang biru bersel satu atau bakteri yang hidup sekarang, dan juga
ditemukan di daerah pantai.
Sayangnya, stromatolit hanya dapat memberikan gambaran mengenai bentuk luar dari
bakteri atau algae bersel satu, tetapi tidak dapat menggambarkan bagaimana struktur
dalamnya. Sejumlah kristal stromatolit memberikan gambaran bahwa ganggang yang
membentuknya sedang berada dalam tahapan mitosis, karena terlihat sebagai dua sampai
empat bulatan yang bersatu. Dengan demikian kita mempunyai bukti bahwa kehidupan mulai
dari organisme bersel satu.

C. PERCOBAAN STANLEY DAN MILLER


Menurut A. Oparin (1938), kehidupan hanya dapat terjadi apabila bahan baku utama
(basa purin dan pirimidin) terdapat di alam. Maka percobaan dilakukan oleh Stanley dan
Miller dengan mengatur udara dengan jumlah dan macam gas yang sesuai dengan yang
berasal dari magma gunung berapi. Udara tersebut disimpan dalam suatu alat untuk
mensimulasi keadaan di atmosfer purba (Gambar 2.6). Dengan memberikan bunga api
sebagai pengganti petir, ternyata diperoleh sekitar sepuluh macam asam amino, aldehida dan
juga HCN.
Percobaan dengan HCN dan amonia dalam alat simulasi ternyata dapat menghasilkan
adenin, dan asam orotik. Proses fotokimia dengan sinar matahari dapat mengubah HCN
menjadi urasil. Sejak tahun 1861, orang sudah memproduksi gula dari formaldehid.
Percobaan ini diulangi kembali pada tahun 1961, dan ditemukan bahwa formaldehid
(formalin) yang dipolimerisasikan ternyata membentuk gula ribosa dan bukan gula deoksi-
ribosa.

7
Gambar 2.6.

Alat Percobaan Stanley & Miller (Campbell 24.5)


Gambar atas memperlihatkan alat yang dibuat Stanley, Miller (dan Ulrich) ini
menggambarkan bagaimana simulasi keadaan 3500 juta tahun yang lalu dapat menghasilkan
senyawa biokimia yang menghasilkan kehidupan di muka bumi.
Gambar bawah: Beginilah kiranya empat buah molekul formaldehide dapat
menghasilkan porfirin, salah satu komponen utama dan khlorofil.
Contoh:
 (N2 + H2) atau (N2+ H2O)  NH3 ammoniak.
 CH4 C2H2 (HC  CH) asetilen.
 (CH4 + N2) atau (CH4 + NH3) atau (CO + NH3) atau (C2H2 + N2)  HCN Hidrogen
sianida.
 (CH4 + H2O) atau (CH4 + CO2) atau (CO2 + H2) atau (CO2 + H2O)  HCHO
formaldehide.
 (CH4 + H2O)  CH3COH asetataldehide.
 4 HCHO  porfirin.

8
Senyawa-senyawa tersebut menunjukkan bahwa asam amino dapat terbentuk secara
abiotik. Walaupun demikian konsentrasinya harus sedemikian rupa dan hal ini memerlukan
berjuta-juta tahun sebelum diperoleh suatu komposisi yang cocok untuk membentuk
kehidupan. Setelah mekanisme polimerasi dari sejumlah molekul kecil dapat berlangsung,
seleksi harus terjadi sehingga mekanisme pembentukan molekul biologis dapat berlangsung
dengan cara yang lebih baik. Diperkirakan ensim polimerase mulai terdapat dan terjadi
penyempurnaan dari ensim tersebut agar mempunyai kemampuan mempolimerisasi asam
amino yang terdapat di alam bebas dengan lebih cepat.
Penyempurnaan fungsi ensim polimerase kemungkinan besar diikuti dengan suatu
mekanisme untuk membawa asam amino kepada ensim polimerase. Molekul tersebut
mungkin tidak terlalu besar, dan mungkin memanfaatkan struktur kimiawi serupa dengan
cetakan yang dibentuk dari ensim polimerase.
Penyempurnaan lain yang harus terjadi adalah seleksi dari suatu nukleotida semacam
koensim yang berfungsi dalam pengikatan fosfat dan gula ribosa. Diperkirakan molekul
tersebut ekivalen dengan suatu NAD atau FAD. Nukleotida atau koensim tersebut memang
tidak diperlukan dalam mengikat asam amino, tetapi selalu ada dalam kaitan dengan gula
ribosa, asam nukleat, dan fosfat.
Cetakan dan molekul adaptor (koensim) diperkirakan juga meliputi kemampuan untuk
mengatur ikatan antar asam nukleat misalnya ikatan hidrogen antara Guanin dengan Sitosin
dan Adenin dengan Urasil. Mekanisme ini akan mengarahkan penempatan yang tepat dari
suatu asam amino pada rantai polipeptida yang akan terbentuk. Molekul tersebut mungkin
akan menjadi struktur awal dari ribosom. Dengan demikian proses pembuatan cetakan untuk
menghasilkan rantai asam amino dapat menghasilkan rantai polipeptida yang tepat dengan
adanya rangkaian asam

nukleat yang telah terbentuk.


9
Gambar 2.7.
Proses Polimerisasi RNA (Campbell).
Gabungan antara monomer asam nukleat dapat membentuk rantai RNA pendek secara
abiotik. Begitu formasi rantai RNA terbentuk, formasi ini dapat secara otomatis mengadakan
replikasi dan bertambah panjang.
a) Teori DNA dan RNA
RNA sebagai suatu molekul berukuran besar dianggap pada masa sekarang sebagai
molekul yang mudah terurai. Pada tangan kita terdapat ensim RN-ase yang akan menguraikan
RNA. Apakah hal itu terjadi pada masa sekarang. Hal ini erat kaitannya dengan teori
mengenai hipotesis pembawa materi kehidupan. Apakah RNA atau DNA yang merupakan
molekul pertama sebagai pembawa informasi genetik? Sekelompok orang berhipotesis bahwa
DNA merupakan satu-satunya molekul pembawa informasi genetik, dan adanya RNA
merupakan proses penyimpangan evolusi. Kelompok peneliti lain mempunyai hipotesis
bahwa RNA merupakan sumber informasi genetik yang paling awal.
Proses replikasi nukleotida akan mengarah kepada pembentukan cetakan utama untuk
menyimpan informasi, dengan demikian rantai nukleotida (RNA) mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu menyimpan informasi, pembawa informasi (messenger) dan sebagai alat
translasi sekaligus. Hal ini dapat dilihat bahwa fungsi-fungsi tersebut masih dimiliki oleh
RNA sampai sekarang.
Karena fungsi ganda tersebut, proses penyempurnaan kemudian akan mengarah pada
pembentukan DNA yang kemudian mengambil alih fungsi penyimpan informasi dari RNA.
Agar informasi dapat diatur, maka kemudian terbentuklah rantai komplementer dari DNA.
Dengan demikian evolusi yang mengarah kepada DNA telah terjadi dan proses selanjutnya
adalah pembentukan sel hidup.
Hasil ini mengarahkan bahwa RNA ternyata adalah produk yang mungkin lebih awal
dari DNA. Dengan demikian diperkirakan bahwa kehidupan awal dimulai dari RNA dan
bukan DNA. Kenyataan ini masih menjadi masalah yang diperdebatkan, karena ada sejumlah
argumen:
1. Kelompok yang pro DNA sebagai materi kehidupan esensial menyatakan bahwa RNA
tidak stabil, dan mudah sekali terurai. Dengan demikian, maka kehidupan harus dimulai
dari adanya DNA.
2. Kelompok yang pro RNA, RNA merupakan satu-satunya produk yang mungkin dibentuk
dari alam, dan bukan DNA. Meskipun kini RNA tidak begitu stabil, namun pada zaman

10
dahulu, tidak demikian. RNA merupakan suatu molekul yang sangat stabil. Alasan lain
ialah bahwa DNA yang berfungsi hanyalah satu rantai saja, sedangkan templatenya tidak
akan menghasilkan apa-apa. Kehidupan primitif tidak mungkin dimulai dari suatu yang
kompleks.
Penemuan yang sangat baru pada Tetrahymena menunjukkan bahwa RNA yang
sangat pendek sekalipun dapat berfungsi katalitik, atau sebagai ensim. Hal ini tidak dijumpai
pada DNA, oleh karena DNA tidak mempunyai gugus 2'-hidroksil. Gugus tersebut diperlukan
dalam proses katalisasi, terutama pada tRNA yang berbentuk daun semanggi. DNA tidak
dapat membentuk struktur tersebut karena gugus tersebut sudah terisi oleh gugus oksigen
(deoxy-). Bentuk daun semanggi dibutuhkan untuk mendapat kemampuan katalisasi (Gambar
2.8). Adalah sulit diterima, kalau kehidupan awal terjadi tanpa proses katalisasi. hanya RNA
yang mempunyai sifat ini, sedangkan DNA tidak.

Gambar 2.8.
Proses Autokatalisasi RNA (Campbell).

Proses autoreplikasi RNA dapat terjadi baik dalam suatu lingkungan tertutup ataupun
terbuka. Organisme yang hanya mempunyai RNA dan tidak memiliki DNA sebagai bahan
pembawa informasi genetik merupakan salah satu organisme yang paling primitif. Salah satu
keuntungan RNA adalah bahwa RNA dapat membelah diri dan mengadakan multiplikasi
tanpa DNA. Bukti lain menunjukkan bahwa DNA hanya berfungsi sebagai cetakan. Untuk
dapat berfungsi, maka paling sedikit akan dibentuk mRNA terlebih dahulu. Dengan
demikian, kehidupan awal yang masih sederhana dapat berlangsung dengan adanya RNA.

11
Apabila kehidupan berawal dari DNA, maka RNA tetap harus dibentuk terlebih
dahulu agar dapat berfungsi. Organisme yang paling primitif, yaitu virus RNA, dapat tetap
bertahan hidup meskipun tidak memiliki DNA. Karena kehidupan awal adalah sederhana,
maka kini para ahli lebih yakin bahwa RNA-lah yang muncul terlebih dahulu. DNA adalah
bentuk penyempurnaan, mengingat bahwa RNA mudah sekali terurai.
Walaupun formalin dapat membentuk gula, namun produk lain yang lebih mudah
dihasilkan dan tidak kalah pentingnya adalah porfirin, senyawa siklis yang merupakan bahan
dasar dari khlorofil. Probabilitas bahwa khlorofil dapat dihasilkan sejak awal kehidupan
memberikan kesempatan suatu organisme autotroph berkembang. Kalau organisme pertama
hidup mengandalkan sulfur atau nitrogen, maka organisme autotrof memungkinkan
dimanfaatkannya CO2 dan H2O yang tersedia untuk membentuk karbohidrat dan
dilepaskannya Oksigen ke udara.

D. KEMUNCULAN PROKARIOT
Adanya bermacam-macam senyawa yang terjadi akibat petir yang menyambar-
nyambar akan membentuk suatu kumpulan fosfolipid dan karbohidrat berbentuk butiran-
butiran kecil. Butiran-butiran kecil dapat terbentuk di pori-pori batuan yang terbentuk karena
hasil dari magma antara lain adalah batu apung. Karena temperatur yang masih relatif panas,
maka butiran-butiran tersebut mengalami proses pemekatan dan bagian luarnya mengalami
proses pengeringan.
Diperkirakan butir-butiran tersebut kemudian terbawa oleh hujan ke badan air. Di
dalam air, butiran-butiran tersebut mungkin bergabung dengan butiran yang lain atau menarik
senyawa lain untuk masuk secara difusi. Butiran yang menjadi terlalu besar akan pecah
karena daya kohesinya akan melemah, kalau butiran tersebut terlalu besar mungkin menjadi
beberapa butiran yang lebih kecil. Dengan cara yang sama proses ini terjadi berulang-ulang.
Dengan demikian, maka di antara bermiliar-miliar butiran dan selang berjuta-juta
tahun, ada satu sampai beberapa butiran yang mempunyai kandungan yang cukup lengkap
untuk memulai kehidupan. Hal ini digambarkan pada kenyataan bahwa selama 1500-an juta
tahun setelah bumi terbentuk, kehidupan belum ada (Modul 4, Waktu Geologi). Dengan
demikian terbentuklah kehidupan pertama, yaitu sel prokariot yang sederhana. Proses ini
belum tentu berlangsung terus, karena udara belum mempunyai lapisan ozon yang
melindungi sel-sel yang baru hidup. Tetapi dengan banyaknya butiran-butiran fosfolipida,

12
maka mungkin butiran yang berada beberapa cm dari permukaan air tidak terkena pengaruh
radiasi sinar ultraviolet yang kemudian membentuk kehidupan pertama.
Mula-mula prokariot memanfaatkan Sulfur dan Nitrogen sebagai sumber energi.
Setelah itu, terbentuklah bermacam-macam prokariot. Beberapa prokariot kemudian
mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan CO2 dan air yang tersedia melimpah dengan
membentuk plastida. Dengan adanya proses fiksasi dan dengan memanfaatkan CO2 dan H2O,
maka terbentuklah prokariot yang menggunakan energi dari pemecahan CO2 dan mendapat
energi secara lebih efisien. Prokariot tersebut kemudian menjadi sumber utama dari
kehidupan yang sekarang (Gambar 2.8). Penggunaan CO2 dan H2O akan mengeluarkan
Oksigen sebagai sisa metabolisme, yang dapat memberikan peluang untuk kehidupan
selanjutnya, karena mayoritas
Filogeni 5 kingdom (Margulies & Sagan, hal. 74) Perhatikan bahwa suatu prokariot
diperkirakan menjadi nenek moyang dari semua kehidupan di muka bumi.
E. KEMUNCULAN EUKARIOT
organisme di dunia memanfaatkan Oksigen yang lebih efisien.

Gambar 2.9.

Eukariot pertama merupakan gabungan dari beberapa prokariot. Kalau kita


memperhatikan bagaimana seekor Amoeba memakan makanannya, maka diperkirakan
masuknya materi genetik prokariot mengikuti jalan yang sama, hanya tidak sampai
dicernakan seperti makanan pada umumnya. Hal ini pun didukung oleh pengamatan pada
organisme Coelenterata, yang mengadopsi sel-sel jelatang dari mangsanya untuk pertahanan

13
dirinya. Proses adopsi materi genetik diperkirakan suatu mekanisme yang efisien dalam
proses evolusi prokariot maupun eukariot bersel tunggal.
Proses tersebut belum berakhir hingga sekarang. Percobaan menyuntikkan tikus
dengan virus virulen yang dimatikan maka hewan itu tidak sakit. Tetapi kalau disuntik
dengan virus virulen (avirulen), yang dimatikan dan ditambah virus yang tidak virulen, maka
hewan itu sakit. Ternyata virus yang avirulen dapat mengadopsi DNA dari virus virulen yang
sudah mati. Jadi tidak diragukan bahwa proses adopsi materi genetik merupakan proses yang
sangat efisien pada awal kehidupan Mekanisme ini kemudian dapat membentuk bermacam-
macam eukariot (lihat Gambar 2.10)

Gambar 2.10.
Terbentuknya Eukariot (Campbell; Margulis & Sagan Fig 21 hal 74)
Dalam gambar kiri atas dapat dilihat bagaimana hipotesis mengenai tebentuknya
membran inti akibat dari proses invaginasi sitoplasma. Gambar kiri bawah menggambarkan
bagaimana sel melakukan fagositosis suatu prokariot berkloroplas dan juga prokariot
bermitokondria dan yang menyebabkan terjadinya endosimbiosis yang menghasilkan suatu
eukariot mempunyai mitokondria dan kloroplas.
Gambar kanan menunjukkan hipotesis terbentuknya fungi, hewan dan tumbuhan
dengan proses endosimbiosis yang bersumber dari Cyanobacteria, Paracocci Thermoplasma
atau suatu spirochaeta menghasilkan bermacammacam tipe eukariot.
F. Teori Nukleus Kebakaan Bukan Inti
Sejak struktur sel dan organel dapat diamati, para ahli sudah dibingungkan dengan
adanya dua macam organel. Tipe pertama terdiri dari kloroplas, mitokondria kinetoplas, dan
nukleus, mempunyai membran ganda. Sedangkan tipe kedua misalnya lisosom, endoplasmik

14
retikulum, badan golgi, mempunyai membran tunggal (Gambar 2.9). Apa yang menyebabkan
adanya perbedaan ini.
Penemuan DNA ektranukleus (kecuali pada nukleus) dalam organel bermembran
ganda telah memberikan gambaran yang nyata. Semua DNA yang berasal dari organel
bermembran ganda mempunyai ciri DNA prokariot (kode genetik, struktur gen dan
mekanisme translasi yang berbeda dengan DNA inti), sehingga tidak diragukan lagi bahwa
organel tersebut berasal dari organisme prokariot.
Mitokondria diperkirakan berasal dari prokariot semacam paracoccus yang memiliki
organ respirasi, sedangkan kloroplas diperkirakan berasal dari suatu ganggang biru
(Cyanophyta). Spirochaeta diperkirakan akan membentuk sel yang memiliki flagella.
Flagella kemudian berevolusi kemudian menjadi mikrotubule dan salah satunya berperan
dalam alat pembelahan sel. Bukti-bukti yang relatif aktual menunjukkan bahwa sentriolus
mengandung suatu DNA ekstranuklear, sama seperti mitokondria kloroplas dan kinetoplas.

1. Nukleus
Meskipun para ahli berpendapat bahwa sebagian besar nukleus merupakan bagian
integral dari eukariot, namun adanya membran ganda membingungkan sejumlah ahli,
terutama mengenai asal usulnya. Hipotesis yang dihimpun menunjukkan bahwa membran
ganda nukleus berasal dari invaginasi sitoplasma ke dalam sel tanpa diikuti oleh mekanisme
phagositosis. Proses ini memang umum ditemukan. Hanya dalam hal ini membran nukleus
tidak berasal dari hasil simbiosis atau infeksi, tetapi merupakan peristiwa autogenous.
2. Kinetoplas
DNA kinetoplas merupakan DNA yang sangat terspesialisasi dan ditemukan pada
Flagellata, misalnya Trypanosoma. Ukurannya bervariasi 0,6 - 2,4Kpb. kDNA terdiri dari
sekelompok molekul DNA yang berkaitan satu dengan yang lain dan jumlahnya mencapai
ribuan. Pada rantai gabungan kDNA terdapat pula suatu DNA yang berukuran lebih besar
(30Kpb) yang berfungsi sebagai mtDNA biasa. Apakah kDNA memang memiliki kegunaaan
tertentu (mentranskripsi) atau hanya sebagai suatu struktur, belum banyak diketahui. DNA ini
ditemukan tahun 1980
3. Sentriolus
Sentriolus adalah suatu organel yang dibentuk pada saat pembelahan sel. Dari
sentriolus dihasilkan benang aster dan benang mikrofibril yang mengikat kromosom di
daerah sentromer dan kemudian sentriolus “akan menarik” kromosom ke arah kutub dari sel.

15
Dengan demikian setiap sel anak akan memperoleh jumlah kromosom yang sama. Sejak
dahulu, sentriolus selalu menimbulkan dilema mengenai asal usulnya. Sentriolus tidak pernah
terlihat dalam preparasi sel tumbuhan, meskipun para ahli yakin bahwa ada semacam struktur
seperti sentriolus yang bekerja.
Sampai sekarang, sentriolus dan benang aster maupun benang spindle pada tumbuh-
tumbuhan belum dapat ditampilkan. Pada hewan diketahui bahwa setiap benang tersebut
terdiri dari sembilan mikrotubul. Baru pada sekitar tahun 1995, orang berhasil mengisolasi
DNA dari daerah sentriolus. Dengan demikian, para ahli kini yakin bahwa sentriolus
kemungkinan besar berasal dari suatu prokariot. Pembuktiannya sedang ditunggu orang
banyak. DNA ini ditemukan tahun 1986.
4. Kloroplas
DNA kloroplas berukuran besar (150Kpb), jumlahnya dapat mencapai beberapa ratus
buah per sel. Gen-gen yang di kode berperan dalam mengkode membran, dan pembentukan
tRNA dan rRNA.
5. Mitokondria
MtDNA merupakan DNA yang sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh kecepatan
mutasinya yang lebih kurang 10 kali lebih cepat daripada DNA inti. Walaupun demikian,
perlu dicatat bahwa tidak semua gen pada mtDNA bermutasi dengan cepat. Ada juga
beberapa gen yang sangat konservatif dan tidak mudah bermutasi.
Seperti pada organisme prokariot, semua gen mtDNA tidak mengandung intron. Pada
Mamalia, mtDNA berukuran sekitar 15-16,5 kpb. Pada ragi ukurannya jauh lebih besar,
sekitar 75kpb. Pada umumnya DNA tersebut adalah berbentuk sirkuler, berantai ganda. Pada
eukariot, mtDNA mengkode 2 macam rRNA, 22 macam tRNA dan 13 protein yang berfungsi
dalam elektron transfer. Ada beberapa bagian (URF) yang sampai sekarang belum diketahui
dengan pasti kegunaannya, karena sampai sekarang belum diketahui apakah bagian tersebut
ditranslasikan atau tidak. Pada dasarnya jumlah gen maksimum yang mungkin ada berjumlah
sekitar 70 buah.
Dari banyak penelitian, disimpulkan bahwa semua mtDNA berasal dari suatu
prokariot yang bersimbiosis dengan hewan untuk membantu metabolisme oksidasi. Hal ini
dibuktikan dengan adanya perbedaan kode genetik dari mtDNA. Pada banyak organisme gen
ATPase subunit 9 terdapat pada mitokondria, namun ada sejumlah jenis yang mempunyai gen
tersebut di dalam inti. Meskipun spekulasi di atas mempunyai dasar yang kuat, namun ada
beberapa hal yang tidak cocok. Antara lain adalah mtDNA yang double stranded. Hal ini

16
tidak mungkin ada pada suatu Prokariot, tetapi ada pada suatu eukariot sederhana. Masalah
lain ialah bahwa gen RNA pada mtDNA ragi adalah gen yang memiliki intron. Intron belum
pernah dijumpai pada Prokariot.
Masalah lain ialah bahwa subunit ribosom dari Mitokondria tidak dapat ditukarkan
dengan ribosom dari bakteria (tetapi dapat antara ribosom kloroplast dengan ribosom
bakteria). Dugaan adanya hubungan erat antara bakteri dengan eukariot diperkuat dengan
adanya endosimbiosis antara bakteria dengan eukariot, ganggang dengan Coelenterata, atau
jamur dengan ganggang yang sudah lama diketahui dan contohnya cukup banyak.
Apakah yang menjadi sasaran dalam penelitian mtDNA?
MtDNA merupakan suatu satuan yang cukup kecil. Dengan demikian, penelitian
mtDNA dilakukan mengingat mudah sekali untuk mengisolasi mtDNA dan mempelajari
struktur gen yang terdapat di dalamnya serta melihat bagaimana cara kerjanya. Selain untuk
mengetahui lebih jauh mengenai sifat-sifat gen mtDNA, bahan ini banyak sekali dipakai
dalam studi evolusi.
MtDNA adalah suatu sistem genetik eukariot yang sangat unik. Selain asal usulnya
yang kontroversial, proses penurunan mtDNA sangat unik. Hampir semua sel eukariot maju
mengandung paling tidak satu mtDNA. Meskipun mengandung mtDNA sel sperma tidak
menurunkannya kepada sel telur. Dengan demikian, mtDNA hanya diturunkan oleh pihak ibu
saja. Ada banyak hasil penelitian mengenai mtDNA yang menarik, misalnya penelitian
mengenai mtDNA pada eukariot menunjukkan tingkat kesamaan yang sangat tinggi.
Hal ini dapat dilihat bukan saja pada kode genetik yang identik untuk sebagian besar
eukariot. Hanya beberapa organisme seperti Schizosaccharomyces pombe (ragi) dan Planaria
yang mempunyai beberapa kode genetik yang berbeda. Selain itu, ukuran molekulnya juga
sangat dekat, 16.295 pb pada Mus musculus, 16.569 pb pada Homo dan 16.338 pb pada Bos
taurus. Sebagai kontras, mtDNA pada Drosophila melanogasteradalah 18.600 pb, tetapi
15.800 pb pada D. virilis.
Apabila kita membandingkan macam gen yang terdapat pada mtDNA, maka kita
memperoleh macam gen yang identik. Bukan saja identik, tetapi urutan gen-gen yang
terdapat pada mtDNA manusia maupun katak adalah identik. Dengan demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa mtDNA yang terdapat pada sebagian besar eukariot adalah identik.
Kalau memang mtDNA berasal dari suatu prokariot, maka hanya satu prokariot yang
sama yang telah berhasil melakukan simbiosis dengan nenek moyang eukariot yang hidup

17
pada masa kini. Hal ini membuktikan teori Darwin, bahwa organisme yang ada berasal dari
organisme yang hidup sebelumnya.

G. Teori Transposon, Retrovirus, dan Kanker


1. Transposon dan retrovirus
Asal usul kehidupan eukariot tidak dapat lepas dari kehidupan prokariot seperti yang
sudah dikemukakan sebelumnya. Salah satu bagian DNA yang mempunyai fungsi agak lain
adalah transposon. Transposon adalah suatu bagian DNA nuklear yang mempunyai fungsi
agak aneh. Bagian ini dapat berpindah-pindah dalam genom suatu organisme. Karena bagian
ini berpindah, sering kali tempat yang ditujunya adalah di tengah suatu gen. Akibat adanya
transposon, maka gen tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu, maka transposon tersebut sering mendapat istilah selfish gene (gen
yang egois). Tetapi transposon tersebut dapat meninggalkan gen tersebut. Yang menjadi
masalah adalah transposon sering meninggalkan beberapa nukleotid, tetapi juga sering
mengambil beberapa nukleotid dari gen yang disinggahinya. Dengan demikian gen tersebut
dapat mengalami mutasi.
Menurut penelitian, transposon adalah suatu sekuens DNA yang mirip dengan apa
yang dimiliki oleh suatu virus yang dapat mengintegrasikan DNAnya pada DNA inang, yaitu
suatu retrovirus. Ada dugaan yang kuat, bahwa transposon memang berasal dari suatu
retrovirus, yang telah meninggalkan sebagian besar DNA-nya, sehingga tidak berfungsi lagi
sebagai suatu virus, namun kemampuan untuk mengintegrasikan diri dalam DNA masih tetap
dipertahankan.

2. Kanker
Dari data yang diperoleh mengenai penyakit kanker diperoleh suatu fakta yang
menarik. Pada manusia dikenal kira-kira 34 macam gen yang mungkin menimbulkan kanker
dan biasanya disebut dengan proto-onkogen.
Tabel 2.3.
Nama Proto-onkogen dan Tempatnya dalam Kromosom pada Manusia

kr Nama kr. Nama kr Nama kr Nama

18
1 src-2 7 met 12 INT 17 erb - A
2 N-myc 7 TCRB 12 K- ras - 2 18 bcl – 2
2 Ig-K 3 8 mos - 9 12 K - ras - 2 (2) 20 src – 1
3 raf - 1 8 myc - 3 13 Rb - 1 21 ets – 2
4 raf - 2 9 abl 14 TRCA 22 Ig – a
5 fms 11 bcl - 1 14 Ig - H 22 Sis
6 K-ras1 11 H - ras - 1 14 fos 22 Bcr
6 myb 11 wagr 15 fes
7 Erv-1 11 ets - 1 16 nt

Dari tabel di atas terlihat bahwa manusia mempunyai banyak protoonkogen dan di
antaranya terdapat proto-onkogen ganda, misalnya ada 5 gen ras, 2 gen raf, 2 gen src, 2 gen
ets, 2 gen bcl, 3 gen my. Semua proto-onkogen yang ada terdapat pada virus yang biasa
ditemukan pada sel kanker tertentu, misalnya SV 40; MMLV, HLTV dll (Lihat Tabel 2.4.
Bukan saja terdapat pada virus, tetapi bentuk gen dan urutan sekuensinya pun serupa benar
dengan gen yang terdapat pada virus. Oleh karena itu, gen-gen tersebut diberi nama yang
sama seperti yang terdapat pada virus.

Tabel 2.4.
Macam Gen dan Sumber Virus yang Menyebabkan Kanker.
macam tumor
gen macam virus hewan protein
– kanker
src
src Rous sarcoma virus ayam pp60 Sarkoma
(RSV)
fps Fujinami sarcoma virus ayam p130gag-fps Sarkoma
(FuSv)
PRCII avian sarcoma p105gag-fps Sarkoma
virus (ASV)
fes Snyder-Thelein feline
sarcoma
virus kucing p85gag-fes Sarkoma
Gardner-Arnstein feline

19
sarcoma
virus (FeSV) kucing p110gag-fes Sarkoma
yes Y73-ASV ayam p90gag-yes Sarkoma
fgr Gardner-Rasheed (FeSV) kucing p70gag-actin- fgr Sarkoma

ros UR2-ASV ayam p68gag-ros Sarkoma


abl Abelson murine leukemia mencit p90-p160gag- pre-B sel
virus
abli Leukemia
Hardy-Zukerman (HZ-2) - kucing p98gag-abl Sarkoma
FeSV
ski SKV ayam p110gag-ski- skuamosa sel
pol Karsinoma
erb- Avian Erythroblastosis ayam p75gag-erb-A eritroblastosis
A virus (AEV) sarkoma

erb- Avian Erythroblastosis ayam gp65erb-B Eritroblastosis


B virus (AEV)
fms McDonough (SM)-FeSV kucing gp180gag-fms Sarkoma
fos (Finkel-Bisis-Jinkins)- mencit pp55fos Osteosarkoma
MSV
mos Moloney-MSV mencit p37env-mos Sarkoma
sis Simian sarcoma virus monyet p28env-sis Sarkoma
(SSV)
Parodi-Irgens-FeSV kucing p76gag-sis Sarkoma
myc MC29 ayam p100gag-myc sarkoma,
karsinoma,
mielositoma
myb
myb Avian myeloblastosis ayam p45 Mieloblastosis
virus (AMV)
p135gag-myb- mieloeritroblast
AMV-E26 Ayam
ets osis
Rel Reticuloendoteliosis virus Kalkun p64rel Reticuloendotel
(REV) iosis
Kit HZ4-FeSV Kucing p80gag-kit Sarkoma
Raf 3611-MSV Mencit p75gag-raf Sarkoma
H- Harvey MSV (Ha-MSV) Tikus pp21ras sarkoma,
ras eritroleukemia
RaSV Tikus p29gag-ras Sarkoma
K- Kirsten MSV (Ki-MSV) Tikus pp21ras sarkoma,
ras eritroleukemia

20
Ets AMV-E26 Ayam p135gag-myb- Mieloeritroblast
ets osis

Apabila gen-gen tersebut memang berasal dari virus, apakah gen tersebut dapat
dihilangkan? Ternyata gen-gen tersebut merupakan gen yang esensial bagi kehidupan
manusia. Tanpa gen-gen tersebut kita mengalami defisiensi seperti yang tercantum pada tabel
berikut. Perhatikan pada tabel berikut:

Tabel 2.5.
Macam Proto-Onkogen dan Fungsi Normalnya

Gen tempat aktif fungsi normal


Src membran plasma tirosin spesifik protein kinase
Fps sitoplasma tirosin spesifik protein kinase
Fes sitoplasma irosin spesifik protein kinase
Yes membran plasma tirosin spesifik protein kinase
Fgr belum diketahui tirosin spesifik protein kinase
Ros membran plasma tirosin spesifik protein kinase
Abl membran plasma tirosin spesifik protein kinase
Ski nukleus belum diketahui
erb-A sitoplasma eseptor hormon tiroid
erb-B membran plasma tirosin spesifik protein kinase, reseptor
epidermal growth factor
fms membran plasma tirosin spesifik protein kinase, reseptor
koloni stimulating faktor-1
Fos nukleus belum diketahui
Mos sitoplasma serin – treonin protein kinase
Sis disekresikan derivat gen platelet growth factor
Myc nukleus belum diketahui
Myb nukleus belum diketahui
Gen tempat aktif fungsi normal
Rel belum diketahui belum diketahui
Kit membran plasma tirosin spesifik protein kinase
Raf belum diketahui serin – treonin spesifik protein kinase
H-ras membran plasma guanin nukleotid binding protein:
GTPase
K-ras membran plasma guanin nukleotid binding protein:

21
GTPase
Ets belum diketahui belum diketahui

Bagaimana gen-gen tersebut bekerja? Menurut data yang ada, kanker dapat diinisiasi
kalau ada proses translokasi, apakah antar proto-onkogen atau antara protoonkogen dengan
DNA virus yang menginfeksi, dan dapat juga akibat adanya inversi atau delesi sebagian dari
gen tersebut. Perhatikan Tabel 2.6 di bawah ini.
Jadi dari data tersebut, jelaslah bahwa gen-gen tersebut berasal dari virus tetapi sudah
mengalami modifikasi. Modifikasi yang terjadi dapat berupa penambahan pada salah satu
bagian atau hilangnya suatu bagian dari gen tersebut sehingga produk yang dihasilkan
menjadi produk yang lain dan essensial bagi kehidupan manusia ataupun organisme lain.
Akibat adanya translokasi, inversi atau delesi, maka dihasilkan produk yang mungkin
merangsang terjadinya pertumbuhan sel yang abnormal.
Tabel 2.6.
Macam-macam Translokasi yang Terdapat pada Sel Kanker Manusia
KELAINAN KANKER POSISI
t (9,22) Leukemia 9q34 - 22q11.21
t (9,22) Leukemia 9q34 - 22q11.21
t (8,21) Leukemia 8q22.1 - 21q22.3
t (15,17) Leukemia 15q22 - 17q11.2
inv 16 Leukemia 16p13.2 - q22
t (9,11) Leukemia 9p22 - 11q23
del 5q Leukemia 5q22 - q23
del 7q Leukemia 7q33 - q36
t (11,14) Leukemia 11q13 - 14q32
t (9,22) Leukemia 9q34.1 - 22q11.21
t (4,11) Leukemia 4q21 - 11q23
t (8,14) Leukemia 8q24.13 - 14q32.33
+8 Leukemia
+12 Leukemia
KELAINAN KANKER POSISI
del 22q Meningioma 22q11
del Karsinoma 5q; 17p; 18q
5q/17p/18q
del 3p karsinoma ginjal 3p21
t (2,13) Rabdomiosarkoma 2q37 - 13q14
t (8,14) Burkitt limpoma 8q24.13- 14q32.33
t (14,18) folikular sel 14q32.3 - 18q21.3
+ 12 limfosit sel
t (11,14) limfosit sel 11q13 - 14q32
del 1p Neuroblastoma 1p31 - p36
del 3p paru-paru 3p14 - p23

22
t (6,14) Ovarium 6p21 - 14q24
del 13q Retinoblastoma 13q14.13
del 11p wilms tumor 11p13
t (3,8) Parotid 3p25 - 8q21
t (6,14) karsinoma ovarium 6q21 - 14q24
del 10q karsinoma prostat 10q24
t (x,18) sinovial sarkoma xp11- 18q11
inv 12 karsinoma testis 12p

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Diperkirakan pada awal sebelum terjadinya kehidupan, atmosfer terdiri dari H2, NH3,
H2O, N2, CO, CH4 dan CO2. Dan fakta menunjukkan bahwa salah satu planet kemudian
hancur berkeping-keping dan membentuk asteroid di dalam tata surya kita. Pada waktu
itu, di bumi suhu yang masih relatif panas, mungkin di atas 500oC. Suhu yang demikian
panas menyebabkan banyak sekali senyawa yang menguap. Diperkirakan banyak sekali

23
terdapat muatan listrik di atmosfer, sehingga petir masih sering menyambar di siang hari.
Baru setelah suhu bumi menurun lagi suhunya, kehidupan mulai dapat berlangsung.
2. Asal usul kehidupan merupakan proses yang bekerja sangat lambat. Proses
pembentukan bumi mengharuskan proses tersebut bekerja sangat lambat, karena
probabilitas munculnya kehidupan kecil sekali. Banyak proses yang terjadi, namun
keberhasilan terbentuknya kehidupan hanya dapat terjadi karena semua
persyaratan terpenuhi.
3. Percobaan dilakukan oleh Stanley dan Miller dengan mengatur udara dengan
jumlah dan macam gas yang sesuai dengan yang berasal dari magma gunung
berapi. Dan Percobaan dengan HCN dan amonia dalam alat simulasi ternyata
dapat menghasilkan adenin, dan asam orotik. Proses fotokimia dengan sinar
matahari dapat mengubah HCN menjadi urasil.
4. DNA merupakan satu-satunya molekul pembawa informasi genetik, dan adanya RNA
merupakan proses penyimpangan evolusi. Kelompok peneliti lain mempunyai hipotesis
bahwa RNA merupakan sumber informasi genetik yang paling awal.
5. Dengan demikian terbentuklah kehidupan pertama, yaitu sel prokariot yang sederhana.
Mula-mula prokariot memanfaatkan Sulfur dan Nitrogen sebagai sumber energi. Setelah
itu, terbentuklah bermacam-macam prokariot. Beberapa prokariot kemudian mempunyai
kemampuan untuk memanfaatkan CO2 dan air yang tersedia melimpah dengan
membentuk plastida. Dengan adanya proses fiksasi dan dengan memanfaatkan CO2 dan
H2O, maka terbentuklah prokariot yang menggunakan energi dari pemecahan CO2 dan
mendapat energi secara lebih efisien.
6. Eukariot pertama merupakan gabungan dari beberapa prokariot. disuntik dengan virus
virulen (avirulen), yang dimatikan dan ditambah virus yang tidak virulen, maka hewan itu
sakit. Ternyata virus yang avirulen dapat mengadopsi DNA dari virus virulen yang sudah
mati. Jadi tidak diragukan bahwa proses adopsi materi genetik merupakan proses yang
sangat efisien pada awal kehidupan Mekanisme ini kemudian dapat membentuk
bermacam-macam eukariot
7. Teori nukleus kebakaan bukan inti terdiri dari beberapa macam organel yaitu : Nukleus,
kinetoplas, sentriolus, kloroplas dan mitokondria.

8. Teori transposon, retrovirus, dan kanker terdiri dari dua hal yaitu : Transposon dan
retrovirus serta kanker. Transposon adalah suatu sekuens DNA yang mirip dengan apa
yang dimiliki oleh suatu virus yang dapat mengintegrasikan DNAnya pada DNA inang,

24
yaitu suatu retrovirus. Dan kanker adalah Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh . Pertumbuhan sel
abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain.

B. Saran

Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang asal usul kehidupan, kita harus
mempelajari teori-teori yang lain juga sehingga bisa mengambil sesuatu yang penting untuk
dipadukan dengan teori yang dianggap benar.

DAFTAR PUSTAKA

Aly Abdullah, Drs. dan Ir. EnyRahma. 2010. MKUD IlmuAlamiahDasar. Jakarta :
PT.Bumi Aksara.

Campbell,N.N.,dkk.2008.Biologi .Jakarta: Erlangga.

E.Ganilin, L.2000.Jendela Iptek: Evolusi. Jakarta:Balai Pustaka

25
Freeman,Scott.2002.Biological Science.New Jersey: Prentice Hall.

Kimbal, J.W. 1999. Biologi Jilid 3 Cetakan ke-3.Jakarta : Erlangga.

Omegawati W.H., Hidayah S.N., Rumiyati, Sukoco, teo.2015. Pr Biologi Untuk


                  SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara.

Sumarjito. 2008. Biologi untuk SMA Kelas XII IPA. Yogyakarta : Primaga.

Ville, Cinude. A, dkk.1999. Biologi Umum. Cilacap – Jakarta : Erlangga.

26

Anda mungkin juga menyukai