Anda di halaman 1dari 9

KEGIATAN 2

TUGAS 1

1. Darman, regu penolong, korban bencana, wartawan, politisi lainnya. Para


politisi yang sedang blusukan disorot oleh wartawan dan ditolong oleh regu
penyelamat.
2. Mereka melakukan blusukan ke daerah banjir, sama halnya dengan yang
dilakukan oleh Jokowi dan SBY. Darman dan politikus lain memanfaatkan
banjir agar mereka lebih dikenal dengan cara blusukan dan memberi
sumbangan kepada korban banjir ini seperti yang dilakukan Jokowi
(Gubernur DKI Jakarta) dan SBY (Presiden) yang semata-mata untuk tugas
kenegaraan.
3. Darman tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Darman
berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke dalam air. Sial
baginya karena ia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air.
a. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih tetap bisa diselamatkan
b. Lebih kaget lagi ketika ia melihat doa yang tertulis di dinding
4. Darman pingsan karena ia melihat doa tertulis di dinding, “Ya Allah,
hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Dan tulisan tersebut sama seperti hal
yang terjadi pada Darman.
5. Kualitas layanan public dalam teks tersebut menggambarkan bahwa para
politisi dalam memberikan layanan kepada publik tidak menjalankan
sepenuhnya dengan ikhlas tetapi agar dikenal baik oleh publik dengan cara
memberi bantuan tersebut. Dalam bidang sosial, layanan yang diberikan
sudah baikdan maksimal.
6. Dengan memberi bantuan logistik, seperti sembako, pakaian, obat-obatan,
hiburan bagi pengungsi agar mereka tidak trauma akibat peristiwa yang
menimpa mereka dan memberikan dana dengan ikhlas tanpa ingin
mendapatkan perhatian dari media sosial
7.

Darman pingsan setelah melihat ada tulisan “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak
8 ikhlas” yang menempel di
dinding.
3 Tidak ketinggalan, Darman juga meninjau salah satu daerah yang menjadi korban banjir.
5 Akan tetapi, Darman sial. Ia terperosok ke selokan dan terseret oleh banjir.
2 Mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir.
1 Pada malam Jumat, sejumlah politisi melakukan “blusukan” ke daerah-daerah banjir.
6 Darman ditolong oleh regu penyelamat.
4 Ia menebar senyum dan menjadi pusat perhatian warga.
7 Lalu, ia dibawa ke tempat yang aman.
TUGAS 2

1. Azam adalah seorang perokok yang sedang berlibur ke singapura dan


melakukan pelanggaran ketika di singapura yaitu membuang sampah puntung
rokok
2. Ya, teks itu menyindir orang yang tidak tertib membuang sampah. Dengan
membandingkan peraturan negara kita dengan Singapura dalam hal membuang
sampah sembarangan, Dan kesadaran warga negaranya akan kebersihan
lingkungan.
3. Tentu, karena ia pura-pura bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan rokoknya.
Petugas itu tidak tahu bahwa ia sedang dibohongin ditandai dengan kalimat
“petugas itu terbelalak keheranan. Setelah itu ia pergi meninggalkan Azam.”
4. Petugas datang dan menegur Azam
5. Saya akan menegur atau bahkan memberikan sanksi yang tegas
6. Meminta maaf dan membuangnya ke tempat sampah untuk menghormati
warga negara asli tersebut. / mencari alas an yang masuk akal agar tidak diberi
sanksi yang berat, karena repot bila harus berbuat ulah di negara orang.

7.

Dengan santai Azam merokok dan membuang puntung


…4.... rokoknya begitu saja di sampingnya.

Dengan spontan Azam mengambil puntung rokoknya


kembali, lalu diisap lagi sambil mengucapkan kata maaf
….6...
bahwa rokoknya terjatuh.

Orang tidak boleh membuang sampah sembarangan.


…3....
Perbuatan Azam diketahui oleh petugas, lalu ia ditegur
…5.... dengan suara keras.

Azam pergi ke Singapura untuk berlibur.


1
Petugas terbelalak, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa.
….7... Lalu, ia pergi meninggalkan Azam.

….2... Di negara itu diberlakukan peraturan kebersihan secara


ketat.

8. Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang
sampah sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok.
Suatu ketika ada seorang laki – laki yang bernama Azam. Saat itu dia sedang
pergi ke Singapura untuk berlibur. Nampaknya dia tidak tahu akan peraturan
yang ada di negara Singapura itu. Dia sedang merokok sendirian sambil duduk
di bangku taman. Karena rokoknya sudah mau habis, dia membuang putung
rokoknya begitu saja dan terjatuh tepat di sisi kanan kakinya. Tanpa dia sangka
ada seorang petugas yang memperhatikanya dan kemudian menegur Azam
dengan suara yang sangat tegas. Akan tetapi dia mengelak jika putung rokok itu
adalah miliknya. Petugas itu terbelalak kebingungan ketika melihat putung
rokok itu diambil Azam dan dihisap lagi. Dengan merasa keheranan petugas itu
kemudian pergi meninggalkan Azam.

Tugas 3
1) Struktur Teks

Abstraksi : Beri tahu aku jika kau lihat


Itu sampah atau apa? (Bait 1 larik 1-2)
Negeri kita ini apakah negeri sampah?
Lautan sampah?
Gunung sampah?
Atau tong sampah? (Bait 2 larik 1-4)

Orentasi : Di jalanan ada sampah


Di selokan penuh sampah
Di laci meja ada sampah
Di bus, truk, dan angkot ada sampah (Bait 1 larik 3-6)
Di kursi restoran ada sampah
Di hotel berbintang ada sampah
Bahkan di meja direkturnya pun ada sampah
Di tempat penyebrangan ada sampah
Di bawah pos satpam ada sampah (Bait 3 larik 1-5)
Di ruang sidang ada sampah
Di ruang tunggu rumah sakit ada sampah
Di atas pot bunga sekolahan ada sampah (Bait 4 larik 1-3)
Sampah ada di bawah tiang bendera merah putih dan
Di balik gerbang masuk MPR ada sampah (Bait 6 larik 1-2)

Krisis : Itu sampah atau apa? (Bait 3 larik 6)


Sampah merajalela (Bait 4 larik 4)
Di istana presiden apakah ada sampah?
Siang itu aku mencoba masuk
Dan aku telusuri setiap sudutnya
Ternyata! (Bait 5 larik 1-4)
Aku bingung, apakah di kursi-kursi parlemen ada sampah
pula?
Coba lihat! (Bait 6 larik 3-4)
Apa? Kau tak berani?
Sungguh! Sampah sudah menjadi bunga-bunga nusantara
Di mana-mana ada sampah
Apakah di mulut manusia ada sampah?
Periksa sekarang! (Bait 7)

Reaksi : Cepat!
Jika tak ada, syukurlah! (Bait 8 larik 1-2)

Koda : Manusia sombong! Membuang sampah seenaknya!


Jangan biarkan negeri kita sebagai tong sampah terbesar!
Ingat itu! (Bait 8 larik 3-5)

2) Ya, karena dalam teks tersebut mengandung unsur sindiran, strukturnya


sesuai dengan teks anekdot walaupun berbentuk puisi, dan mengandung
pesan yang ingin disampaikan
3) Tokoh aku lirik bertindak sebagai diri sendiri. Dan yang diajak berbicara
ialah pembaca/pendengar puisi itu, bahkan mungkin orang yang merasa
membuang sampah sembarangan, semua warga di negerinya.
4) Tokoh aku lirik merasa prihatin dengan kondisi lingkungan sekitar yang
penuh sampah. Dan merasa tidak nyaman karena banyak sampah dimana-
mana.
5) Di jalanan, Di selokan, Di laci meja, Di bus,truk, dan angkot, Di kursi
restoran, Di hotel berbintang, Di temoat penyebrangan, Di bawah pos
satpam, Di ruang sidang, Di ruang tunggu rumah sakit, Di atas pot bunga
sekolah, Di bawah tiang bendera merah putih, Di balik gerbang masuk MPR.
6) Saya merasa tersindir, karena saya seringkali membuang sampah
sembarangan seperti di sebutkan dalam puisi tersebut.
7) Kata sampah dalam puisi tersebut memiliki dua makna yaitu makna yang
sesungguhnya(sampah) dan makna pengadaian. dalam sajak tsb tidak semua
kata sampah dimaksudkan sbg sampah yg sesungguhnya. Misalnya pada
kalimay “apakah dimulut mausia ada sampah?” yang dimaksud sampah pada
mulut manusia adalah perkataam yang tdk baik
8) - Sampah sudah menjadi bunga – bunga nusantara
- Negeri kita lautan sampah, gunung sampah, atau tong sampah.

Abstraksi Saya tinggal di rumah susun. Saya mempunyai pengalaman


yang memalukan tadi pagi.

Tetangga saya, sepasang suami istri yang tinggal di lantai


bawah, tadi malam menyelenggarakan pesta bersama teman-
Orientasi teman mereka. Mereka sangat gaduh, tetapi tidaklah mengapa.
Istri saya terbangun berkali-kali.

Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan ke


luar kami. Saya mengira bahwa mobil itu milik seseorang yang
ikut pesta tadi malam.
Saya mengetuk pintu tetangga saya itu. Saya ketuk pintunya
berkali-kali, tetapi tak seorang pun keluar. Saya kira mereka
masih tertidur karena mereka berpesta-pora sampai larut
malam sehingga saya ketuk-ketuk terus dengan keras: pintu,
Krisis
jendela, dan apa pun yang dapat saya ketuk dalam jangkauan.
Akhirnya, seorang laki-laki terbangun dan melongok ke luar
jendela. Saya menjelaskan persoalan yang terjadi. Ternyata,
pesta tadi malam itu bukan pestanya. Rumah susun ini terbagi
menjadi dua sisi dan itu adalah pesta orang yang tinggal di sisi
sebelah belakang.

Lelaki itu terlihat tidak suka karena ia juga tidak dapat tidur
semalam akibat terganggu oleh pesta tetangga di sisi sebelah
Reaksi
rumah susunnya.

Saya masih belum tahu mobil siapa yang menghalangi jalan ke


Koda luar kami itu.

- Apakah dimulut manusia ada sampah?


- Negeri kita sebagai tong sampah besar.n sa
-Sampah merajalela

Tugas 5

1.
2. Menurut kami, judul yang tepat untuk teks anekdot tersebut adalah
“pengalaman yang memalukan ”
3. Ia malu karena dia salah menuduh orang yang melakukan pesta. Ia sudah
mengetuk-ngetuk pintu berkali-kali sampai tetangganya bangun. Ia pikir
tetangganya yang melakukan pesta gaduh. Ya, saya akan meminta maaf,
karena saya sudah salah menuduh orang
4. Iya. Orang tersebut seenaknya memarkir kendaraannya di depan rumah
orang lain tanpa ada rasa perhatian kepada si pemilik rumah. Hal itu akan
membuat pemilik rumah kesulitan untuk melakukan aktivitas keluar rumah
karena jalan masuknya terhalang oleh kendaraan orang yang tidak dikenal
pemiliknya itu.
5.

Abstraksi :
Di suatu perumahan, ada sebuah keluarga kecil yang jarang
berkumpul bersama tetangga-tetangganya. Setiap malam pun rumah mereka
sangat gelap. Entah keluarga sibuk atau memang ada suatu rahasia yang
terpendam.

Orientasi:
Suatu hari, mereka kedatangan tamu yang membawa mobil mewah.
Tetangganya terheran-heran melihat hal tersebut. Mereka mengira orang-
orang tersebut adalah pihak kepolisian dan KPK.

Krisis :
Beberapa saat kemudian, ayah dan ibu dari keluarga tersebut keluar
dari rumah dan terlihat tangan kedua sepasang suami istri tersebut di borgol.
Para tetangga mendekati petugas kepolisian dan bertanya ada masalah apa.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa keluarga tersebut sudah melakukan
suatu kesalahan, yaitu membunuh anak mereka sendiri. Para tetangga
tercengang.

Reaksi :
Beberapa hari kemudian, sepasang suami istri pulang ke rumah
mereka dengan perasaan gembira. Para tetangga yang melihat hal tersebut
bingung bercampur takut. Mereka berdua berkata bahwa anak mereka tidak
terbunuh, melainkan hanya tertidur di kamar mandi karena obat yang mereka
konsumsi. Darah yang berlumuran sebenarnya bukanlah darah, melainkan
sirup yang tertumpah dari lemari dan mengenai diri anak-anak.

Koda :
Para tetangga masih tidak percaya. Tapi setelah kepolisian dan KPK
datang untuk menceritakan hal tersebut, tetangga-tetangganya langsung
percaya. Para tetangga dan keluarga yang terlibat kesalahpahaman tersebut
tertawa lepas, termasuk anak-anaknya yang sudah kembali sehat.

Anda mungkin juga menyukai