#bacahoror (https://threadreaderapp.com/hashtag/bacahoror)
#ceritahoror (https://threadreaderapp.com/hashtag/ceritahoror)
#hororindonesia (https://threadreaderapp.com/hashtag/hororindonesia)
#ceritamistis (https://threadreaderapp.com/hashtag/ceritamistis)
#pocong (https://threadreaderapp.com/hashtag/pocong) #ceritapocong
(https://threadreaderapp.com/hashtag/ceritapocong)
Sore itu dayat memandangi langit yang mulai mendung. Dibarengi suara
cangkul yang bersautan disampingnya. Dayat mencoba mengatur nafas
agar tidak berdetak cepat.
Baju yang dia lepas dan dia gantung dipundaknya menjelaskan bahwa
dirinya sangat lelah dan juga ongkep (Kepanasan).
"Durung mari tah rek, ayo wes ndang didudug. Selak teko engko mayit e."
ucap dayat kepada ketiga temannya yang sedang mencangkul tanah
makam.
(Belum selesai kah teman, ayo cepat digali. Nanti mayatnya segera
datang.)
Ya, karena dibayar mahal saja jadi mereka mau menggali tanah yang bisa
berlubang dan
Tidak muncul keanehan lagi seperti sebelumnya.
Namun, selama itu penggali kubur merasa kesulitan lantaran tidak ada
tanah
Satupun yang mudah digali.
Hal tersebut memang sudah terbiasa mereka alami. Tetapi untuk jangka
waktu begitu lamanya. Mereka baru mengalaminya hari ini.
"Yat, koyok e gaiso mudun maneh. Akeh watu. Rompal kabeh iki paculku."
ucap salah satu temannya.
"Biyuhh... Biyuhh.. Sambat iki nyambut gawe. Gak sambat iki kudu mesoh
ae."
(Haduh.. Haduhh.. Mengeluh ini sedang bekerja, tidak mengeluh ini
pengen mengumpat terus)
"Loh rek, lapo iki kok podo turu-turuan ?! Gurung mari tah makam e ? Piye
iki wes jam setengah limo." ucap dedik yang turun dari sepeda motornya.
Dayat memandangi
"Coro nok kene onok siluman, aku ngongkon demit wae seng dudug. Ra
mikir opo, sedinoan kene ora nemu lemah seng tepak haree." jelas dayat
(Kalau ada siluman disini, aku menyuruh setan saja yang menggali. Gak
mikir apa, seharian kita tidak menemukan tanah yang bagus.)
Hening.
Sembari merapikan peralatannya dayat dan teman-temannya
memutuskan untuk tidak lanjut. Bukan tidak mau, namun karena mereka
tidak sanggup jika dipaksa untuk meneruskan. Lagipula cuaca saat itu
akan turun hujan.
"Assalamualaikum wr wb pak"
"Waalaikumsalam wr wb. Iya dek dedik. Bagaimana ? Apa sudah siap ?"
tanya pak galih.
Pak galih hanya menghela nafas panjang. Dirinya sudah tahu apa yg
akan..
Disampaikan dedik waktu itu, pasti hal yang sama seperti kemaren.
Pak galih hanya bisa menoleh pelan dan merasa kasian kepada ibunya.
Sudah 3 hari ini penggali kesusahan mencari tanah yang bisa digali untuk
ayahnya.
Haripun berganti. Hingga hari kelima barulah mereka mendapat kabar baik
dari penggali kubur.
Saat dilihat dilokasi ada tanah yang bisa digali dan letaknya paling ujung
tak berteman dengan kuburan lainnya.
"Pahing, Pon, Wage, Legi, Pah.... Iyo seh. (Benar sih)". Saut dayat
"Wes to, gausah dipikir. Ayo ndang di singkrihno disek. Mayit mariki teko."
ucap dayat.
(Sudah to, Tidak perlu dipikir. Ayo cepat bereskan dulu. Jenazah sebentar
lagi datang.)
Wanto mendengus.
Ternyata, telah terjadi sesuatu yang tidak diketahui dayat dan temannya
dirumah duka.
Warga yang saat itu merasa kaget lantaran jenazah mengeluarkan cairan
hitam dari bawah.
Tetapi, hal itu tidak menghalangi mereka untuk segera mungkin mengubur
jenazah
Hari berlalu. Kejadian itu menyisahkan beribu tanda tanya dibenak setiap
orang. Maklum, jenazah sampai lima hari dirumah hanya menunggu tanah
kuburannya.
Dayat yang saat itu ngopi diwarung sawah sedang mendengarkan kabar
tentang penyebab kematian ayah dari pak galih.
"Yungalah yu, bener. Percoyo o lah nang aku. Pak kamto iki mari medeni
wong kampung sebelah. Aku gak goroh, wes tah rungokno ceritoku.." ucap
ngatimin yakin.
(Oalah mbak, benar. Percayalah keadaku. Pak kamto ini habis menakuti
orang kampung sebelah. Aku tidak bohong, sdhlah dgr
Ceritaku.
Ngatimin saat itu menceritakan bahwa terdapat salah satu warga desa
kampung sebelah yang telah didatangi oleh sosok menyeramkan yang
mana sosok tersebut mirip pak kamto.
(Mana ada, orang meninggal ini bisa bilanh begitu cak... Ya Allah, lucu
banget kamu ini.)
"Disik yo ?!"
(Duluan ya)
Dirinya kemudian mengingat kejadian yang selama ini dia pendam sendiri.
Hal yang dayat akan ingat selama hidupnya. Tiba-tiba terdengar suara
yang..
memanggilnya.
"Yat.... Yat... Dayat... Gawat ya.." ucap temannya wanto. Wanto berjalan
tergesa-gesa mendekati dayat yang malam itu sedang asyik meminum
kopi dan ngelamun.
"Aku wedi yat, pirang dino iki aku gaiso turu. Ono seng ngawasi aku." ucap
wanto
"Ora usah khawatir to, timbang abot digowo mati." ucap dayat pelan
(Tapi yat, pasti kita akan celaka. Yakin aku, soalnya ini bukan perkara yang
sembarangan.)
Wanto yang saat itu merinding dengan perkataan dayat sungguh tidak
habis berpikir dengan ulah dayat yang wanto ketahui.
Kini dia menyesal dan sangat takut sekali karena sudah 3 hari ini dirinya
diganggu oleh sosok yang tak terlihat batang hidungnya.
Wanto beranjak pulang dan memilih untuk berdiam diri saja dirumah.
Dirinya sudah takut bukan main karena hal aneh yang selalu dialaminya.
...
..
Pukulan itu meskipun pelan tp sangat keras sekali. Hingga wanto merasa
risih dan menengok apa yang berada dibawah ranjangnya
Wanto merasa aneh, karena ranjangnya makin tak terkendali saat dirinya
menelusuri lebih jauh apa yang berada dibawah.
Wanto terkejut bukan main, hingga dirinya tidak sadar sudah kencing
dicelana.
Wanto sadar dan sudah merasakan bahwa sosok tersebut sudah berada
di
Belakangnya.
Lilitan itu membuat wanto susah sekali bernafas dan menoleh kearah
belakang. Namun, betapa terkejutnya wanto ketika melihat sosok pocong
denga rupa yang tidak karuan.
"hmmm (suara tangisan pocong yang khas) tulung...tulung.." suara lirih
hampir tak terdengar dari sosok tersebut.
Wanto menyadari siapa sosok yang berada didepannya. Bukan lain adalah
arwah kamto. Dirinya meminta pertanggungjawaban untuk wanto
membuka tali pocongnya..
Wanto mengerang kesakitan karena lilitan tali itu semakin kencang dan
kencang. Hingga tamparan keras dan siraman air membangunkannya dari
mimpi buruk yang dia alami barusan.
Hal itu membuat wanto bangun dan ketakutan. "Ya Allah. Celoko..
Celoko.." ucap wanto panik.
(Celoko : Celaka)
"Mas, samean iki kok mimpi buruk ya beberapa hari ini. Ada apa ? Kalau
ada pikiran yang berat. Aku loh mau ngrungokno (dengerin)." ucap istrinya
pelan.
Wanto mengelus...
Dadanya.
"Aku lek eruh bakalan koyok ngene, emoh aku. Wes cukup. Ra tenang
uripku." ucap wanto kepada istrinya.
....
(Aku kalau tahu akan seperti ini, tidak mau aku. Sudah cukup. Tidak
tenang hidupku.)
Dayat selain tukang gali kubur dia juga berprofesi sebagai pencari belut
disawah. Tiap malam dirinya selalu mencari belut disawah dekat kuburan.
Saat tidur dayat merasa dipeluk oleh seseorang dari belakang. Namun,
saat ditoleh tidak ada siapapun kecuali guling yang menemaninya.
Hal itu dianggap angin berlalu oleh dayat. Namun, dalam sekejap dia
tertidur lagi badannya tiba-tiba tidak bisa bergerak seperti tertimba
sesuatu.
Ingin bangun namun tidak bisa. Dayat yakin bahwa dirinya sedang
mengalami kejadian yabg disebut "Tindihen" katanya kalau tindihen
Itu ada makhluk halus yang sedang duduk diatas tubuh kita saat tidur.
Untung kejadian itu hanya beberapa menit terjadi. Ternyata kejadian itu
membuat dayat mulai sedikit takut.
Dia tidak pernah merasa khawatir seperti ini untuk hal apapun.
Dayat bergegas untuk mencari belut. Dirinya berjalan kaki menuju sawah
tersebut.
Belut muncul saat malam hari, sehingga dayat untuk mencarinya harus
menunggu malam.
Dayat merasa sudah tidak nyaman dengan keadaan tersebut. Dia sedikit
berlari saat pulang, tiba-tiba terdapat benda yang menyentuh rambutnya.
Sentuhan itu memantul diatas kepala dayat. Dayat berhenti sejenak untuk
melihat.
Dayat terkejut.
"Am....pun... Pakkk.. Ngap...ngapp...ngapuntenn." ucap dayat sambil
berlari.
Wanto semakin tidak kuasa untuk bersembunyi dimanapun yang dia rasa
tempat yang aman.
Istrinya menangis karena wanto hampir tiap pahing seperti orang gila.
Dirinya seperti
Sedang dihantui oleh sosok yang istrinya tak mengerti dan melihatnya.
Asap aneh berwarna hitam pekat, asap itu menggulung pelan dan
menutupi kamar mandi tersebut.
Wanto mencoba tenang dan tidak panik. Tetapi dirinya menjadi tidak
konsentrasi
Ketika diatasnya terdapat wajah seram yang mengintip. Wajah berbalut
kain yang masih terikat erat diatasnya.
Amis anyir, wanto yabg gugup segera mengambil handuk dan berlari
keluar.
Dia memanggil istrinya dan menjerit bahwa ada pocongan ysng sedang
melihatinya
Istrinya menghampirinya dan melihat kedalam kamar mandi. Tetapi istri
wanto tidak melihat apapun disana.
"Mas, sebentar lagi kita pergi. Sebelumnya aku mau tanya ke mas wanto.
Apa ada sesuatu yabg belum mas ceritakan ke aku ? Rahasia mungkin ?!"
tanyanya.
(Aku salah, dayat lebih salah. Aku hanya sakit hati karena disakiti.)
....
Terimakasih, selesai sudah cerita pocong pendak pahing. Terus dukung
karya-karyaku.
Wassalamualaikum wr wb.
SELESAI.
•••