Prologue
1
tempat untuk menjulurkan matras kita sambil menunggu
hujan bintang tersebut. Kami menunggu sambil memakan
cemilan yang sudah kita siapkan dari masing-masing rumah.
“Benar juga.”
2
disekitar menjadi terbakar dan bahkan ada yang langsung jadi
abu. Aku dan teman-temanku langsung berlari ke arah mobil
tanpa merapihkan matras kami.
3
Ini Bukan Tempatku
4
“Makanan,” kata tikus tersebut.
“Kau tidak?”
5
Tikus ini melihat nenek tersebut selama beberapa
detik.
“Ooohh.”
6
Tikus ini kembali duduk di dekat nenek tersebut.
“Sekarang?”
7
tinggal di atas,” kata nenek ini sambil menaruh piringya yang
sudah habis.
8
melihat matanya. Aku melihat matamu seperti sebuah peti
harta karun yang kosong. Peti harta karun yang haus akan
harta. Aku bisa melihat potensimu.”
9
“Hahaha. Sepertinya begitu. Baiklah temanilah aku
hingga akhir cerita hidupku.”
10
cairan ungu dari ranselnya, lalu melemparnya lagi. Setelah itu
dia mengambil satu botol berwarna merah, lalu melemparnya
ke gedung yang sudah terkena cairan-cairan aneh dari botol
dia. Gedung tersebut lansung meledak seperti kembang api
sehingga membakar seluruh gedung tersebut.
Raja Selokan
11
rongga-rongga di pinggirnya. Benda itu berfungsi untuk
mendeteksi magnet.
12
batu ini,” kata dia sambil mendekatkan batu bersinar tersebut
ke mata kanannya.
13
Tikus ini hanya melihat ke bawah dengan
kebingungan.
14
“Itu …, seriuskan aku tidak salah lihat?” kata
gumpalan ini dengan terkejut.
15
“Apakah itu yang mengejarmu dari tadi?” tanya Tikus
ini sambil melihat ke bawah.
16
“Cepat kabur, dia punya kekuatan untuk
mengendalikan gravitasi,” kata si Lendir ini dengan panik.
17
Tiba-tiba Serigala tersebut sudah berada di samping
mereka sambil merentangkan cakarnya untuk menyerang
mereka. Karena si Tikus sudah membaca gerakan dia, si Tikus
langsung menghantam botol cairan warna merah ke badan dia
yang sudah dilumuri minyak. Badan dia langsung kebakar dan
si Tikus berhasil menghindari cakar dia dengan cara
menunduk.
18
Si Tikus langsung melihat ke kanan. Dia melihat
Lendir di dalam tasnya yang terlempar tadi, sedang
memegang botol cairan berwarna ungu. Lendir tersebut bisa
membentuk bagian sisi kanannya menjadi tangan. Si Tikus
yang melihat ini langsung mengacungkan jempol.
“Yersinia.”
19
Teorit
20
“Ini maksudmu?” tanya dia sambil menunjukan batu
tersebut.
21
“Jadi, bagaimana cara mendapat kekuatan dari batu
ini?”
“…”
“…”
22
“Aku sejak dulu memang suka membuat benda-benda
dari rongsok, jadinya aku sudah terbiasa.”
“Itu saja?”
“Ya.”
“Jenius.”
“Saatnya pergi.”
23
tersebut. Ketika mereka keluar, mereka baru menyadari
bahwa tempat tersebu sangat sepi. Orang awam saja yang
baru datang pasti bisa tahu bahwa tempat ini seperti tidak
berpenghuni. Tidak ada kendaraan, tidak ada sampah, tidak
ada bangunan yang lampunya menyala, dan tidak ada suara
orang.
24
“Bangunan apa itu?” tanya Yersinia sambil menunjuk
bangunan tersbut.
25
“Bagaimana ruangan tersebut bisa terang, sementara
di luar sana gelap?” tanya Fluig dengan heran.
Mereka terdiam.
26
“Ya, kau tidak?”
“Silahkan.”
27
“Beritahu aku dimana manusia itu berada?” tanya
perempuan ini dengan tangan yang menutupi matanya.
“Baiklah.”
28
Perempuan tersbeut hanya diam. Yersinia ingin
menanyakan sesuatu lagi, tetapi dia tahu bahwa perempuan ini
pasti tidak akan bisa membawanya. Mereka berjalan ke arah
salah satu tenda yang kelihatan lebih mendingan dari tenda
lain untuk membaringkan perempuan ini. Ketika
membaringkan, Yersinia kaget dengan muka perempuan ini.
“…”
29
“Yasudah tunggu kami, kami akan melihat keluar
sebentar.”
30
“Taruh dia di atas badanku!” suruh Fluig kepada
Yersinia.
31
“MENGAPA KAU BISA SETENANG INI. LALU
APA ITU NAGA? SEJENIS KADAL ATAU REPTIL?”
32
terdapat baut-baut yang dari bahu hingga belakang tangannya,
dan mengankan kain kuning yang dililit hingga pahanya. Kain
kuning tersebut terbelah dua hingga seperti celana dan
panjang dibelakangnya.
33
“Mungkin cacat,” jawab Yersinia sambil melihat ke
atas seperti sedang berbohong.
34
Makhluk Berumur Jutaan Tahun
kembali Hidup
35
Tiba-tiba kereta gantung tersebut berhenti dan dalam
waktu yang bersamaan, muncul sebuah gambar hologram
yang menunjukan kepala belalang sembah.
36
pasukan-pasukan yang berderet dari sisii kanan dan kiri.
Mereka diperlengkapi dengan senjata dan alat pelindung dari
kepala hingga kaki yang berwarna hitam.
37
“Negatif, tetapi kami menemukan seekor tikus, cairan
hijau? Dan perempuan? Manusia? Kalau tidak salah namanya
itu,” balas Ochdoctus dengan sedikit ragu.
38
Mereka akhirnya sampai pada lantai 18. Pintu tersebut
terbuka. Mereka keluar dari pintu elevator tersebut dan
melihat sebuah mata yang besar dibalik jendela kaca tersebut.
Mata tersebut seperti pada hologram tadi. Fluig dan Yersinia
langsung menyadari beberapa hal. Satu adalah elevator ini
memang ada di dalam ruangan ini dan kedua adalah ketua
mereka memang berukuran sangat besar karena mereka bisa
melihat sebuah sisik dari balik jendela tersebut.
39
“Hoaaam …, apa yang terjadi,” kata perempuan ini
dengan kebingungan sambil melihat kanan dan kiri.
40
Tiba-tiba si perempuan ini menurunkan badannya dari
badan Fluig. Dia langsung dibantu oleh Keptbatta supaya bisa
berdiri. Perempuan ini langsung melihat ke arah si mata
raksasa sementara tangan dia berada di punggung Keptbatta.
41
“Apa kalian bertiga tahu batu apa ini?” tanya si mata
raksasa.
42
Tanpa basa-basi Yersinia langsung menganchurkan
batu tersebut dengan tangan kosongnya. Dia meremas dengan
tangan kirinya hingga batu tersebut hancur.
43
“Apakah ini penyakitmu?” tanya Keptbatta kepada
Yersinia.
44
“Kami punya alat penerjemah bahasa yang otomatis
langsung mendeteksi bahasa lawan bicara ke bahasa kita,”
balas mata raksasa ini dengan nada monoton.
Tujuan?
45
memancarkan sinar infrared berwarna hijau, ungu, dan biru.
Beberapa menit kemudian keluarlah hasilnya.
“Merah?”
46
keberhasilan dari operasi tersebut. Bagian mata menunjukan
angka 20 persen, kaki 30 persen, dan paru-paru 50 persen.
47
memancarkan cahaya yang berfungsi untuk memindai barang-
barang.
“Infeksi.”
48
“Manusia.”
49
“Ya,” jawab perempuan ini dengan nafas yang
terengah-engah.
50
diberikan sarana untuk membuat barang-barang buatan asli
dia. Untuk Fluig, dia akan bergabung jika Yersinia bergabung.
Menurut si T-Rex tawaran tersebut tidak berat, jadi dia setuju,
dan begitulah mereka bergabung di Historic Department.
51
“Lalu diam saja, tidak usah keluar!” balas Fluig
dengan tegas.
“Benar juga.”
52
“Ayolah, jangan ragukan ketuamu ini.”
“Baik-baik.”
53
pipinya. Kakinya ditutupi oleh celana panjang berwarna hitam
panjang tanpa mengenakan alas kaki.
“Aishh. Terserahlah.”
54
Manusia ini tidak bisa menjawab karena
kebingungan.
“Kupu-kupu.”
55
“Bagaimana namamu menjadi Kupu-Kupu?”
56
Tujuan?
as
57