Disusun
Oleh
ROHMAWATI
1411070020
Departemen
Sinematografi
Lembaga
Tidak
lama
majalah
kemudian,
kampus
majalah
film
ia
yang
yang
menerbitkan
mingguan Zaman,
dan
tahun
1985.
Nasional, dan esainya yang pertama, tentang teater, dimuat di surat kabarKedaulatan Rakyat.
Seno kemudian mendirikan "pabrik tulisan" yang menerbitkan buku-buku puisi dan menjadi
penyelenggara acara-acara kebudayaan. Hingga kini Seno telah menerbitkan belasan buku yang
terdiri kumpulan sajak, kumpulan cerpen, kumpulan esai, novel, dan karya nonfiksi. Berikut ini
adalah beberapa karya-karya Seno Gumira:
Kumpulan Cerpen : Manusia kamar (1988), Matinya Seorang Penari Telanjang (1988),
Penembak Misterius (1993), Saksi Mata (1994), Dilarang Menyanyi di
Kamar Mandi (1995), Negeri Kabut (1996), Sebuah Pertanyaan untuk
Cinta (1996), Iblis Tidak Pernah Mati (1999), Atas nama Malam (1999),
Dunia Sukab (2001), Kematian Donny Osmond (2001), Sepotong Senja
untuk Pacarku (2002), Aku kesepian sayang Datanglah menjelang
kematian (2004), Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi edisi kedua
(2006), Linguae (2007).
Novel
Esai
Non-fiksi
Drama
Komik
: Jakarta 2039 (2001), taxi Blues (2001), Sukab Intel Melayu : Misteri
Harta
Centini
(2002),
Panji
tengkorak
kebudayaan
dalam
perbincangan (2011).
Penghargaan yang pernah diperoleh, antar lain : SEA Write Award (1987), Dinny O`Hearn
Prize
NASKAH DRAMA
Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi
Adegan 1
Belakang rumah Zus, Dekat Kamar Mandi.
Pak RT, hansip dan para lelaki kampung sedang menguping (ingat, bukan mengintip)
Zus yang sedang mandi. Semuanya gelisah karena tak sabar. Mereka saling berbisik.
PAK RT
HANSIP
LELAKI
PAK RT
: (MANGGUT-MANGGUT
DENGAN BIJAK,
KEMUDIAN MELIHAT ARLOJI)
: sssssstt..!!
Pak RT melihat wajah-wajah yang bergairah, bagaikan siap dan tak sabar lagi
mengikuti permainan yang seolah-olah paling mengasyikkan di dunia. Lantas segalanya
jadi begitu hening. Bunyi pintu yang ditutup terdengar jelas. Begitu pula bunyi resluiting itu,
bunyi gesekan kain-kain busana itu, dendang- dendang kecil itu, yang jelas suara wanita.
Lantas byar-byur-byar-byur. Wanita itu rupa-ruapnya mandi dengan dahsyat sekali. Bunyi
gayung menghajar bak mandi terdengar mantab dan penuh semangat. Namun yang dinantinatikan Pak RT bukan itu. Bukan pula bunyi gesekan sabun ke tubuh yang basah, yang
sangat terbuka untuk ditafsirkan sebebas-bebasnya.
Yang ditunggu Pak RT adalah suara wanita itu. Dan memang dendang kecil itu segera
menjadi nyanyian yang mungkin tidak teralu merdu tapi ternyata merangsang khayalan
menggairahkan. Suara wanita itu serak-serak basah, entah apa pula yang dibayangkan
orang-orang dibalik tembok dengan suara yang serak-serak basah itu. Wajah mereka seperti
orang lupa dengan keadaan sekelilingnya. Agaknya nyanyian wanita itu telah menciptakan
sebuah dunia di kepala mereka dan mereka sungguh-sungguh senang berada disana.
HANSIP
Ibu-ibu warga sepanjang gang itu ribut dengan pak RT. Hansip melerai.
PAK RT
IBU-IBU
: Bapak boleh tidak percaya, tapi suara itu telah merugikan warga di
kampung ini.
IBU-IBU
IBU-IBU
PAK RT
: Kok bisa?
IBU-IBU
IBU-IBU
IBU-IBU
PAK RT
: Sampai segitu?
IBU-IBU
: Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri, suaranya yang serak-serak basah
itu disebabkan karena apa!
PAK RT
IBU-IBU
PAK RT
IBU-IBU
PAK RT
IBU-IBU
: Supaya Pak RT tahu, kenapa suara yang serak-serak basah itu sangat
berbahaya untuk stabilitas sepanjang Gang ini.
IBU-IBU
: Apa Pak RT tidak tahu apa yang dimaksud dengan adegan-adegan erotis?
Apa Pak RT tidak tahu dampaknya bagi keidupan keluarga?
Apa Pak RT selama ini buta kalau hampir semua suami di gang ini menjadi
dingin di tempat tidur? Masak gara-gara nyanyian seorang wanita yang
indekost di tempat ibu Saleha, kehidupan seksual warga masyarakat harus
terganggu? Sampai kapan semua ini berlangsung?
IBU-IBU
: Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!
IBU-IBU
: (BERSAHUTAN)Ya, di usir!!
PAK RT
IBU-IBU
: Ooo itu lain sekali pak. Mereka tidak menyanyikannya di kamar mandi
dengan iringan bunyi jebar-jebur.
IBU-IBU
IBU-IBU
IBU-IBU
IBU-IBU
: Nyanyian
ini berbahaya,
karena
ada
unsur
Pak RT dan Ibu-ibu bentrok lagi. Sampai akhirnya, situasi bisa di amankan oleh
Hansip. Hansip kembali datang dengan terengah-engah setelah berhasil mengusir ibu-ibu.
HANSIP
PAK RT
: Aku tidak habis pikir, bagaimana suara yang serak-serak basah bisa membuat
orang berkhayal begitu rupa, sehingga mempengaruhi kehidupan rumah
tangga sepasang suami istri.
HANSIP
: Tentu saja bisa Pak. Suara itu betul-betul dahsyat. Ada semacam
kekuatan yang dapat menghipnotis orang yang mendengarnya. Sehingga
berimajinasi yang bukan-bukan. Lebih-lebih para lelaki, bakal lupa anak
istri Pak!
PAK RT
HANSIP
: Ya namanya lelaki normal, Pak. Mungkin Bapak juga akan melakukan hal
yang sama. (JEDA SEBENTAR,KEMUDIAN SETENGAH BERBISIK).
Itu kalo bapak masih normal.
PAK RT
HANSIP
: Eh, enggak pak! Saya bilang perempuan itu kayak kuda binal!
PAK RT
HANSIP
: Sebaiknya bapak juga harus mendengarnya sendiri. Jadi bisa tahu siapa
yang benar siapa yang salah.
PAK RT
: (BERPIKIR)
HANSIP
Pak. PAK RT
HANSIP
: Lho bukan begitu maksudnya pak. Saya tahu betul kapan perempuan itu
mandi.
PAK RT
: (MENGHARDIK)
Jadi kamu juga salah satu hidung belang itu?!
HANSIP
: (TERSIPU)
Jangan buru-buru menyimpulkan, Pak.
Bisa jadi, maaf, hidung Bapak juga jadi belang. Hehehe...ini maaf lho Pak.
PAK RT
: (MELOTOT)
HANSIP
: Emm, kalau Bapak berkenan, saya bisa mengantar Bapak untuk melihat
barang bukti Pak.
PAK RT
HANSIP
: Lho, ya jelas tahu dong Pak. Saya kan petugas keamanan di sini. Jadi saya
bertanggung jawab atas semua aktivitas warga kampung ini. Termasuk
mandi. Heeee...
PAK RT
HANSIP
: Jadi begini Pak, menurut pengamatan saya, dia itu seorang wanita muda
yang hidup dengan sangat teratur. Pergi kantor dan pulang ke rumah pada
waktu yang tepat. Bangun tidur pada jam yang telah ditentukan. Makan dan
membaca buku pada saat yang selalu sama. Begitu pula ketika ia harus
mandi, sambil menyanyi dengan suara serak-serak basah.
PAK RT
: Kalau begitu sekarang juga kamu antar saya kerumahnya. Tapi jangan
sampai ketahuan ibu-ibu.
HANSIP
: Beres Pak !
LAMPU PADAM
Adegan 3
Belakang rumah Zus, dekat kamar mandi.
Pak RT, hansip dan para lelaki kampung sedang menguping (ingat, bukan mengintip)
Zus yang sedang mandi. Semuanya gelisah karena tak sabar.
Mereka saling berbisik.
PAK RT
HANSIP
LELAKI
PAK RT
lagi.
Satu menit segera lewat. Terdengar derit pintu kamar mandi. Serentak orang- orang
yang mengiringi Pak RT mengarahkan telinganya ke lobang angin, seperti mengarahkan
antena parabola ke Amerika seraya mengacungkan telunjuk di depan mulut.
SEMUA
: sssssstt..!!
Pak RT melihat wajah-wajah yang bergairah, bagaikan siap dan tak sabar lagi
mengikuti permainan yang seolah-olah paling mengasyikkan di dunia. Lantas segalanya
jadi begitu hening. Bunyi pintu yang ditutup terdengar jelas. Begitu pula bunyi resluiting itu,
bunyi gesekan kain-kain busana itu, dendang- dendang kecil itu, yang jelas suara wanita.
Lantas byar-byur-byar-byur. Wanita itu rupa-ruapnya mandi dengan dahsyat sekali. Bunyi
gayung menghajar bak mandi terdengar mantab dan penuh semangat. Namun yang dinantinatikan Pak RT bukan itu. Bukan pula bunyi gesekan sabun ke tubuh yang basah, yang
sangat terbuka untuk ditafsirkan sebebas-bebasnya. Yang ditunggu Pak RT adalah suara
wanita itu. Dan memang dendang kecil itu segera menjadi nyanyian yang mungkin tidak
teralu merdu tapi ternyata merangsang khayalan menggairahkan. Suara wanita itu serakserak basah, entah apa pula yang dibayangkan orang-orang dibalik tembok dengan suara
yang serak-serak basah itu. Wajah mereka seperti orang lupa dengan keadaan sekelilingnya.
Agaknya nyanyian wanita itu telah menciptakan sebuah dunia di kepala mereka dan mereka
sungguh-sungguh senang berada disana.
HANSIP
Pak RT keluar dari kerumunan itu. Adegan membayangkan dan seperti bicara dengan
penonton.
PAK RT
: Suara wanita itu sangat merangsang dan menimbulkan daya khayal yang
meyakinkan seperti kenyataan. (PAK RT MEMEJAMKAN MATA)
PAK RT
: Bunyi air mengguyur badan jelas hanya mengarah tubuh yang telanjang.
Bunyi sabun menggosok kulit boleh ditafsirkan untuk suatu bentuk tubuh
yang sempurna. Dan akhirnya ya suara serak-serak basah itu, segera saja
membayangkan suatu bentuk bibir, suatu gerakan mulut, leher yang jenjang,
dan tenggorokan yang panjang Astaga! Alangkah sensualnya, alangkah
erotisnya, alangkah sexy! (PAK RT MEMBUKA MATA)
PAK RT
: Ya.
HANSIP
PAK RT
: Ya.
HANSIP
PAK RT
: Boleh jadi.
HANSIP
: Lho, ini sudah bukan boleh jadi lagi Pak, sudah terjadi! Apa kejadian
kemarin belum cukup?
PAK RT
: Sudah.
HANSIP
PAK RT
: Mari Pak !
ANSIP
PAK RT
PAK RT
: Betul, Zus.
ZUS
PAK RT
ZUS
: Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk tidak menyanyi di kamar mandi. Akan
saya usahakan agar mulut saya tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
PAK RT
: Aduh, terimakasih banyak Zus. Harap maklum Zus, saya cuma tidak ingin
masyarakat menjadi resah.
ZUS
PAK RT
PAK RT
: (KEPADA PENONTON)
Begitulah semenjak itu, tak terdengar lagi nyanyian bersuara serak- serak
basah dari kamar mandi diujung gang itu. Saya merasa lega. Meski
terkadang masih terbayang di benak saya betapa lidah wanita itu bergerakgerak membasahi bibirnya yang sungguh-sungguh merah. Tapi tenang,
semua akan berjalan lancar saudara-saudara.
: Pak RT! Pak RT! Gawat Pak RT! Kaum ibu sepanjang gang ternyata masih
resah pak!
PAK RT
: Ada apa lagi? Wanita itu sudah tidak menyanyi lagi kan?
HANSIP
: Betul Pak,
tapi menurut
laporan
ibu-ibu
pada
saya,
setiap
kali
suaranya
yang
serak-serak
basah.
Dan
karena
HANSIP
: (TERSENYUM MALU)
Saya belum kawin, pak.
PAK RT
HANSIP
: Ehm! Ehm!
PAK RT
HANSIP
: Iya, Pak.
PAK RT
HANSIP
PAK RT
: (BERPIKIR SEJENAK)
Tidak mungkin, wanita itu tidak bersalah. Bahkan melarangnya nyanyi saja
sudah keterlaluan.
HANSIP
PAK RT
: Bukan
salah
wanita
itu dong!
Salahnya
sendiri
kenapa mesti
: Salah atau tidak, menurut ibu-ibu adalah wanita itu penyebabnya Pak. Ibuibu tidak mau tahu. Mereka menganggap bunyi jebar-jebur itu masih
mengingatkan bahwa itu selalu diiringi nyanyian bersuara serak- serak basah
yang sexy, sehingga para suami masih membayangkan suatu pergumulan di
ranjang yang seru!
PAK RT
PAK RT
PAK RT
: (KEPADA PENONTON)
Wanita itu lagi-lagi tersenyum penuh pengertian. Lagi-lagi ia menjilati
bibirnya sendiri sebelum bicara.
PAK RT
PAK RT
: (KEPADA PENONTON)
Maka hilanglah bunyi jebar-jebur pada jam yang sudah bisa dipastikan itu.
Ibu-ibu yang sepanjang hari cuma mengenakan daster merasa puas, duri
dalam daging telah pergi. Selama ini alangkah tersiksanya mereka, karena
ulah suami mereka yang menjadi dingin, gara-gara membayangkan adegan
seru dengan wanita bersuara serak-serak basah itu.
LAMPU PADAM
ADEGAN 7
Rumah warga
SUAMI
ISTRI
SUAMI
ISTRI
SUAMI
: Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali. Mulut wanita itu hebat
sekali, bibirnya merah dan basah. Setiap kali mendengar bunyi sabun
menggosok kulit aku tidak bisa tidak membayangkan tubuh yang begitu
penuh dan berisi. Seandainya tubuh itu ku peluk dan kubanting ke tempat
tidur. Seandainya ..
Belum habis kalimat suami itu, ketika istrinya berteriak keras sekali, sehingga
terdengar sepanjang gang.
ISTRI
Ternyata teriakan itu bersambut. Dari setiap teras rumah, terdengar teriakan para
ibu melolong-lolong.
IBU-IBU
IBU-IBU
IBU-IBU
PAK RT
11
fitness centre di kampung ini. Di fitness centre itu akan diajarkan Senam
Kebahagiaan Rumah Tangga yang wajib diikuti ibu- ibu, supaya bisa
membahagiakan suaminya. pembukaan fitness center itu kelak, kalau bisa
dihadiri Jane Fonda, Ade Rai, Viki Burki, dan Miyabi.
Lampu padam. Kemudian terang di suatu sudut dimana hansip sedang memasang
tulisan dilarang menyanyi di kamar mandi di bawah tulisan pemulung dilarang masuk.
..SELESAI..
11
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/file/d/0ByVSfh1RHNX_dG5YelhsdkJERTA/view
https://id.wikipedia.org/wiki/Seno_Gumira_Ajidarma
11