Anda di halaman 1dari 25

5 Jenis Contoh Syair (Nasihat/Agama, Kiasan, Romantis/Cinta,

Panji & Sejarah)


Contoh contoh syair dalam dunia sastra akan mengenalkan kita tentang
salah satu jenis puisi lama yang paling terkenal.

Setidaknya terdapat 5 jenis contoh syair yakni syair panji, syair


romantis (cinta), syair kiasan, syair sejarah dan syair agama
(nasihat).
Pengertian syair adalah bentuk puisi lama yang merupakan pengaruh dari
kebudayaan arab.
Adapula yang menuliskan pengertian syair sebagai ungkapan hati,
perpaduan antara imajinasi dan kalimat yang berirama, yang ditulis
secara bebas.

Syair Agama atau Syair Nasihat

Syair agama tergolong syair terpenting terbagi menjadi empat yaitu


syair sufi oleh Hamzah Fansuri dengan penyair-penyair sezaman; kedua
adalah syair tentang ajaran Islam contohnya syair Sifat Dua Puluh; ketiga
syair riwayat nabi (syair Anbiyah) antara lain syair nabi Allah dengan
Firaun; dan yang keempat adalah syair nasihat yang berisi nasihat bagi
pembaca contohnya syair nasihat laki-laki dan perempuan.

Contoh Syair Agama atau Syair Nasihat : Karya Hamzah Fanzuri

Syair Perahu
Hamzah Fansuri*
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikad diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh juga alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan air
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Perteguh jua alat perahumu
Muaranya sempit tempatmu lalu
Banyaklah di sana ikan dan hiu
Menanti perahumu lalu dari situ
Muaranya dalam ikanpun banyak
Di sanalah perahu karam dan rusak
Karangnya tajam seperti tombak
Ke atas pasir kamu tersesak
Ketahui olehmu hai anak dagang
Riaknya rencam[1] ombaknya karang
Ikanpun banyak matang menjarang
Hendak membawa ke tengah sawang
Muaranya itu terlalu sempit
Di mana kan lalu sampan dan rakit
Jikalau ada pedoman dikapit
Sempurnalah jalan terlalu ba’id[2]
Baiklah perahu engkau perteguh
Hasilkan penambat dan tali sauh
Anginnya keras ombaknya cabuh[3]
Pulaunya jauh tempat berlabuh
Lengkapkan pendarat dan tali sauh
Derasmu banyak bertemu musuh
Selebu[4] rencam ombak pun tabuh
La ilaha 'il Allah akan tali yang teguh
Barang siapa bergantung di situ
Teduhlah selebu yang rencam itu
Pedoman betuli perahumu laju
Selamat engkau ke pulau itu
La ilaha ‘il Allah jua yang engkau ikut
Di laut keras topan dan ribut
Hiu dan paus di belakang menurut
Pertetaplah kemudi jangan terkejut
Laut Silan terlalu dalam
Di sanalah perahu rusak dan karam
Sungguhpun banyak di sana penyelam
Larang mendapat permata nilam
Laut Silan[5] wahid al-kahhar[6]
Riaknya rencam ombaknya besar
Anginnya songsongan membelok sengkar[7]
Perbaik kemudi jangan berkisar
Itulah laut yang maha indah
Ke sanalah kita semua berpindah
Hasilkan bekal kayu dan juadah
Selamatlah engkau sempurna musyahadah[8]
Silan itu ombaknya risah
Banyaklah ke sana akan berpindah
Topan dan ribut terlalu ‘azamah[9]
Perbetuli pedoman jangan berubah

Laut Kulzum terlalu dalam


Ombaknya muhit[10] pada sekalian alam
Banyaklah di sana rusak dan karam
Perbaiki na’am[11] siang dan malam
Ingati sungguh siang dan malam
Lautnya deras bertambah dalam
Angin pun keras ombaknya rencam
Ingati perahu jangan tenggelam
Jikalau engkau ingati sungguh
Angin yang keras menjadi teduh
Tambahan selalu tetap yang cabuh
Selamat engkau ke pulau itu berlabuh
Sampailah Ahad dengan masanya
Datanglah angin dengan paksanya
Berlayar perahu sidang budimannya
Berlayar itu dengan kelengkapannya
Wujud Allah nama perahunya
Ilmu Allah akan kurungnya
Iman Allah nama kemudinya
Yakin akan Allah nama pawangnya
Taharat[12] dan istinja[13] nama lantainya
Kufur dan maksiat air ruangnya
Tawakkul akan ALlah juru batunya
Tauhid itu akan sauhnya
La ilaha ‘il Allah akan talinya
Kamal[14] Allah akan tiangnya
Assalamu’alaikum akan tali lenggangnya
Taat dan ibadah anak dayungnya
Salawat akan nabi tali bubutannya
Istighfar[15] Allah akan layarnya
Allahu Akbar nama anginnya
Subhanallah akan lajunya
Wa` Llahu a`lam nama rantaunya
Iradat Allah nama bandarnya
Kudrat Allah nama labuhannya
Surga jannat al-na’im nama negerinya
Karangan ini suatu madah
Mengarangkan syair tempat berpindah
Di dalam dunia janganlah tam’ah[16]
Di dalam kubur berkhalwat sudah
Kenal dirimu di dalam kubur
Badan seorang hanya tersungkur
Dengan siapa lawan bertutur?
Di balik papan badan terhancur

Di dalam dunia banyaklah mamang[17]


Ke akhirat jua tempatmu pulang
Jangan disusahi emas dan uang
Itulah membawa badan terbuang

Tuntuti ilmu jangan kepalang


Di dalam kubur terbaring seorang
Munkar wa Nakir ke sana datang
Menanyakan apakah engkau sembahyang
Tongkatnya lekat tiada terhisab
Badanmu remuk siksa dan azab
Akalmu itu hilang dan lenyap
...[18]
Munkar wa Nakir bukan kepalang
Suaranya merdu bertambah garang
Tongkatnya besar terlalu panjang
Cambuknya banyak tiada terbilang
Kenal dirimu hai anak Adam!
Tatkala di dunia terangnya alam
Sekarang di kubur tempatmu kelam
Tiada berbeda siang dan malam
Kenal dirimu hai anak dagang!
Di balik papan tidur terlentang
Kelam dan dingin bukan kepalang
Dengan siapa lawan berbincang
La ilaha ‘il Allah itu firman
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian
Iman tersurat pada hati insan
Siang dan malam jangan dilalaikan
La ilaha` il Allah itu terlalu nyata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Memandang yang gaib semuanya rata
Lenyapkan ke sana sekalian kita
La ilaha ‘il Allah jangan kau permudah
Sekalian makhluk ke sana berpindah
Da’im[19] dan ka’im[20] jangan berubah
Khalak[21] di sana dengan la ilaha ‘il Allah
La ilaha ‘il Allah jangan kaulalaikan
Siang dan malam jangan kausunyikan
Selama hidup juga engkau pakaikan
Allah dan rasul juga yang menyampaikan
La ilaha ‘il Allah itu kata yang teguh
Memadamkan cahaya sekalian rusuh
Jin dan setan sekalian musuh
Hendak membawa dia bersungguh-sungguh
La ilaha ‘il Allah itu kesudahan kata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Hapuskan hendak sekalian perkara
Hamba dan Tuhan tiada berbeda[22]

La ilaha ‘il Allah itu tempat mengintai


Medan yang qadim[23] tempat berdamai
Wujud Allah terlalu bitai[24]
Siang dan malam jangan bercerai

La ilaha ‘il Allah itu tempat musyahadah


Menyatakan tauhid jangan berubah
Sempurnakan jalan iman yang mudah
Pertemuan Tuhan terlalu susah
Untuk memudahkan anda mengetahui syair nasihat Hamzah Fansuri dan
maknanya berikut adalah keterangan kata-kata Melayu Lama dan Arab:
1. Rencam = kacau
2. Ba’id = jauh
3. Cabuh = ribut
4. Selebu = samudra
5. Laut Silan perumpamaan bagi Wujud Ketuhanan yang tidak terhingga
6. al-kahhar = berkuasa
7. Sengkar = balok, papan pelampung
8. Musyahadah = penyaksian Tuhan
9. Azamah = hebat, dahsyat
10. Muhit = meliputi, maha luas
11. Na`am = pengakuan, pengiyaan
12. Taharat = penyucian
13. Istinja` = bersuci
14. Kamal = sempurna
15. Istighfar = permohonan ampunan
16. Tam’ah = loba, rakus, tamak
17. Mamang = kabur, bingung
18. Teks asli terhapus
19. Da’im = kekal, senantiasa
20. Ka`im = teguh, kokoh
21. Khalaq = makhluq, yang dicipta
22. Maksudnya kehendak hamba-Nya tidak bertentangan dengan
kehendak Tuhan sebagaimana diperintahkan dalam agama
23. Qadim = kekal
24. Bitai = gaib

Makna Syair Perahu Hamzah Fansuri


Syair perahu menggambarkan manusia yang diibaratkan perahu yang
mengarungi lautan dengan menghadapi segala macam rintangan.
Berbagai rintangan hidup dalam mengarungi lautan tersebut harus
dihadapi dengan tauhid dan ma'rifat kepada Allah.

Syair Romantis atau Syair Cinta

Syair romantis berisi tentang percintaan, pelipur lara, cerita rakyat.


Contohnya syair Bidasari yang menceritakan seorang putri raja yang
dilahirkan kemudian dibuang, setelah beberapa lama dicari oleh Putra
Bangsawan yang tidak lain adalah saudaranya untuk bertemu kembali
dengan ibunya yang telah berbuat dosa karena membuang Bidasari.
Pertemuan terjadi. Akhirnya, Bidasari memaafkan ibunya yang menyesal
telah membuang anak sendiri.

#Contoh Syair Romantis atau Syair Cinta

Contoh syair Bidasari yang merupakan salah satu contoh syair


romantis atau syair cinta.
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Ada raja sebuah negeri
Sutan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi
Kabar orang empunya termasa
Baginda itulah rasa perkasa
Tiada ia merasai sengsara
Entah kepada esok dan lusa
Seri paduka Sultan bestari
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah puteri permaisuri
Demi ditentang duli mahkota
Mungkinlah hati bertambah cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta

Beberapa lamanya di dalam kerajaan


Senantiasa di bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan takhta kerajaan.
.......
Potongan syair Bidasari

Untuk memahami makna syair Bidasari di atas, berikut makna beberapa


kata-kata di dalam syair tersebut.
1. Biaperi: saudagar (orang Hindu)
2. Termasa: tamasya

Makna Syair Bidasari


Tema syair Bidasari adalah tentang kasih sayang. Syair Bidasari
menceritakan seorang putri raja yang dilahirkan (dibuang) setelah
beberapa lama dicari oleh Putra Bangsawan yang tidak lain
saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya yang telah
berbuat dosa karena membuang Bidasari. Pertemuan pun terjadi
yang pada akhirnya Bidasari pun memaafkan ibunya.
Pesan yang ingin disampaikan syair Bidasari adalah kita harus selalu
memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan orang lain kepada kita.

Syair Kiasan

Syair kiasan ini berisi tentang kisah percintaan antara ikan, burung,
bunga atau buah-buahan yang semuanya itu hanyalah simbolik yang
terkandung di dalamnya, kiasan atau sindiran kepada peristiwa tertentu.
Contoh syair Burung Pungguk yang mengandung cerita tentang suatu
percintaan yang gagal akibat perbedaan kedudukan atau derajat seperti
pungguk merindukan bulan. Hal tersebut ditujukan kepada seorang
pemuda yang merindukan gadis yang tinggi derajatnya, terlukiskan oleh
burung Pungguk yang jatuh hati kepada Putri Bulan yang menolak cinta
Burung Pungguk, kemudian hanya dapat memandang Putri Bulan dari
kejauhan.
#Contoh Syair Kiasan
Contoh Syair Burung Pungguk merupakan salah satu contoh syair
kiasan. Berikut potongan syair Burung Pungguk.

Syair Burung Pungguk

Dengarlah Tuan mula rencana


Disuratkan oleh dagang yang hina
Karangan janggal banyak tak kena
Daripada paham belum sempurna
Daripada hari sangatlah morong
Dikarang syair seekor burung
Sakitnya kasih sudah terdorong
Gila merawan segenap lorong
Pertama mula pungguk merindu
Berbunyilah guruh mendayu-dayu
Hatinya rawan bercampur pilu
Seperti diiris dengan sembilu
Pungguk bermadah seraya merawan
Wahai bulan, terbitlah Tuan
Gundahku tidak berketahuan
Keluarlah bulan tercelalah awan
.......

Syair Sejarah

Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah terpenting


tentang peperangan.
Contoh syair perang Makassar yang duhulu bernama syair Sipelman yaitu
sejarah yang berisi perang antara orang Makassar dan orang Belanda.

Syair Perang Mengkasar

Bismiâllah itu suatu firman


Fardulah kita kepadanya iman
Muttasil pula dengan rahman
Hasil maksudnya pada yang budiman
Rahman itu sifat
Tiada bercerai dengan kunhi zat
Nyatanya itu tiada bertempat
Barang yang bekal sukar mendapat
Rahim itu sifat yang sedia
Wajiblah kita kepadanya percaya
Barang siapa yang mendapat dia
Dunia akhirat tiada berbahaya

Al-hamduliâllah tahmid yang ajla


Nyatanya dalam kalam Allah ala
Madah terkhusus bagi hak taâ ala
Sebab itulah dikarang oleh wali Allah
Setelah sudah selesai pujinya
Salawat pula akan nabi-Nya
Di sanalah asal mula tajallinya
Kesudahan tempat turun wahyunya
Muhammad itu nabi yang khatam
Mengajak ke hadrat rabbi al-alam
Sesungguhnya dahulu nyatanya (kelam)
Dari pada pancarnya sekalian alam

Salawat itu masyhur lafaznya


Telah termazhur pada makhluknya
Allahumma salliâalaihi akan agamanya
Di sanalah nyata sifat jamalnya
Tuanku sultan yang amat sakti
Akan Allah dan rasul sangatlah bakti
Suci dan ikhlas di dalam hati
Seperti air ma’al-hayati.

Daulatnya bukan barang-barang


Seperti manikam yang sudah di karang
Jikalau dihadap sengala hulubalang
Cahaya durjanya gilang gemilang
Raja berani sangatlah bertuah
Hukumannya ‘adil kalbunya murah
Segenap tahun zakat dan fitrah
Fakir dan miskin sekalian limpah
Sultan di Goa raja yang sabar
Berbuat ‘ibadat terlalu gemar
Menjauhi nahi mendekatkan amar
Kepada pendeta baginda belajar.
Baginda raja yang amat elok
Serasi dengan adinda di telo’
Seperti embun yang sangat sejuk
Cahayanya limpah pada segala makhluk
Tiadalah habis gharib kata
Sempurnalah baginda menjadi sultan
Dengan saudaranya yang sangat berpatutan
Seperti emas mengikat intan
Bijaksana sekali berkata-kata
Sebab berkapit dengan pendeta
Jikalau mendengar khabar berita
Sadarlah baginda benar dan dusta
Kekal ikrar apalah tuanku
Seperti air zamzam di dalam sangku
Barang kehendak sekalian berlaku
Tenteranya banyak bersuku-suku
Patik persembahkan suatu rencana
Mohon ampun dengan karunia
Aturnya janggal banyak ta’kena
Karena ‘akalnya belum sempurna
Mohonkan ampun gharib yang fakir
Memcatatkan asma di dalam sya’ir
Maka patik pun berbuat sindir
Kepada negeri asing supaya lahir

Tuanku ampun fakir yang hina


Sindirnya tidak betapa bena
Menyatakan asma raja yang ghana
Supaya tentu pada segala yang bijaksana
Maka patik berani berdatang sembah
Harapkan ampun karunia yang limpah
Tuanku ampuni hamba Allah
Karena aurnya banyak yang salah
Tamatlah sudah memuji sultan
Tersebutlah perkataan Welanda syaitan
Kornilis Sipalman penghulu kapitan
Raja Palakka jadi panglima
Demikian asal mula pertama
Welanda dan Bugis bersama-sama
Kornilis Sipalman ternama
Raja Palakka menjadi panglima
Berkampunglah Welanda sekalian jenis
Berkatalah Jendral Kapitan yang bengis
Jikalau alah Mengkasar nin habis
Tunderu’ kelak raja di Bugis
Setelah didengar oleh si Tunderu’
Kata jenderal Welanda yang mabuk
Berbangkitlah ia yang duduk
Betalah kelak di medan mengamuk
Akan cakap Bugis yang dusta
Sehari kubedil robohlah kota
Habis kuambil segala harta
Perempuan yang baik bahagian beta
Jika sudah kita alahkan
Segala hasil beta persembahkan
Perintah negeri kita serahkan
Kerajaan di bone’Tunderu’ pohonkan
Setelah didengar oleh jenderal
Cakap Tunderu’ orang yang bebel
Disuruhnya berlengkap segala kapal
Seorang kapitan dijadikan amiral
Putuslah sudah segala musyawarat
Welanda dan bugis membawa alat
Beberapa senapang dengan bangat
Sekalian soldadu di dalam surat.

Tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda-muda


Memakai kamsol cara Welanda
Rupanya sikap seperti Garuda
Bermuatlah ke kapal barang yang ada
Delapan belas kapal yang besar
Semuanya habis menarik layer
Turunlah angin barat yang besar
Sampailah ia ke negeri Mengkasar

Di laut Barombong kapal berlabuh


Kata si Bugis nati dibunuh
Jikalau raja yang datang menyuruh
Semuanya tangkap kita perteguh

Pada sangkanya Bugis dan Welanda


Dikatanya takut gerangan baginda
Tambahan Bugis orang yang bida’ah
Barang katanya mengada-ngada
Segala ra’yat yang melihat
Ada yang suka ada yang dahsat
Sekalian rakyat berkampung musyawarat
Masuk mengadap duli hadrat

Daeng dank are masuk ke dalam


Mengadap duli mahkota ‘alam
Berkampunglah segala kaum Islam
Menantikan titah Syahi ‘alam

Akan titah baginda sultan


Siapatah baik kita titahkan
Tanyakan kehendak Welanda syaitan
Hendak berkelahi kita lawan

Menyahut baginda Karaeng Ketapang


Karaeng we jangan hatimu bimbang
Jikalau Welanda hendak berperang
Kita kampungkan sekalian orang

Dititirlah nobat gendering pekanjar


Bunyinya gemuruh seperti tagar
Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
Adalah geger negeri Mengkasar

Bercakaplah baginda Keraeng Popo


Mencabut sunderikyang amat elok
Barang di mana ketumbukan si Tunderu’
Daripada tertawan remaklah habi

Karaeng garasi’ raja yang tua


Barcakap di hadapan anakanda ke dua
Barang kerja akulah bawa
Karena badanku pun sudahlah tua

Karaeng Bonto Majanang saudara Sultan


Sikapnya seperti harimau jantan
Barang ke mana patik dititahkan
Welanda dan Bugis saja kulaawan

Bercakap pula Karaeng Jaranika


Merah padam warnanya muka
Welanda Bugis anjing celaka
Haramlah aku memalingkan muka
Karaeng Panjalingang raja yang bijak
Melompat mencabut keris pandak
Jikalau undur patik nin kelak
Kepada perempuan suruh tempelak
Keraeng Bonto Sunggu raja elok
Bercakap di hadapan Raja Telo’
Biarlah patik menjadi cucuk
Welanda dan Bugis saja kuamuk

Keraeng Balo’ raja yang muda


Bercakap di hadapan paduka kakanda
Jikalau sekadar Bugis dan Welanda
Barang dititahkan patiklah ada

Akan cakap Keraeng Sanderabone


Mencabut sunderik baru dicanai
Jikalau sekadar Sopeng dan Bone
Tambah lagi Sula’ dengan Burne

Jikalau ia mau kemari


Sekapur sirih ia kuberi
Jikalau Allah sudah memberi
Si la'nat Allah kita tampari

Bercakap bage Keraeng Mandale


Ia berkanjar mencabut sunderik
Berdiri melompat seraya bertempik
Barang di mana dititahkan patik

Keraeng Mamu berani sungguh


Bercakap dengan kata yang teguh
Jikalau patik bertemu musuh
Pada barang tempat hambah bertutuh

Syair Panji

Syair panji berisi atau bercerita tentang keadaan yang terjadi dalam
istana atau kerajaan, keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari
dalam istana.
Contohya syair Ken Tambunan yang menceritakan tentang seorang
putri bernama Ken Tambunan yang kemudian dijadikan persembahan
kepada sang Ratu Kauripan.
#Contoh Syair Panji
Syair Ken Tambunan merupakan salah satu contoh syair panji.
Jika tuan menjadi air
Kakang menjadi ikan di pasir
Kata nin tiada kakanda mungkir
Kasih kakang batin dan lahir

Jika tuan menjadi bulan


Kakang menjadi pungguk merawan
Aria ningsun emas tempawan
Janganlah bercerai apalah tuan

Tuang laksana bunga kembang


Kakanda menjadi seekor kumbang
Tuanlah memberi kakanda bimbang
Tiadalah kasihan tuan akan abang

Jika tuan menjadi kayu rampak


Kakanda menjadi seekor merak
Tiadalah mau kakanda berjarak
Seketika pun tiada dapat bergerak
.....

Syair Ken Tambuhan adalah syair yang bercerita tentang puteri raja
yang cantik, yang ditawan oleh raja Kuripan, dan dikurung dalam
taman larangan istana. Putera raja yang bernama Raden Mentri
kebetulan bertemu dengan Ken Tambuhan dan jatuh cinta padanya.

Ibunya yang takut puteranya akan kawin dengan orang tidak


sederajat kemudian mengupah seseorang untuk membunuh Ken
Tambuhan. Sang kaki tangan menyeret Ken Tambuhan ke luar kota,
membunuhnya, dan meletakkannya di atas getek untuk dihanyutkan
di sungai.

Raden Mentri yang menemukan jenazah Ken Tambuhan lalu bunuh


diri. Para dewa yang mengetahui kisah ini merasa iba, dan
menghidupkan mereka berdua.
================== / / / / / ================

PENGERTIAN DAN JENIS SYAIR BESERTA CONTOHNYA ( Syair


Panji, Syair Romantis/Cinta, Syair Kiasan, Syair Sejarah dan
Syair Agama )

Pengertian Syair merupakan salah satu puisi lama yang berasal dari
Persia. Syair Masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang arab seiring
masuknya Islam ke Indonesia. Kata Syair berasal dari Syi'ir atau Syu'ur
yang dalam bahasa arab berarti "perasaan yang menyadari". Pengertian
syair kemudian berkembang dari kata Syu'ur menjadi Syi'ru yang berarti
puisi dalam pengetahuan umum.

Perkembangan Syair
Dalam perkembangannya, syair mengalami beberapa perubahan dan
modifikasi sehingga menjadi ciri khas Melayu, tidak lagi mengacu pada
tradisi sastra syair negeri Arab. Para penyair yang berperan besar dalam
membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri. Contoh syairnya
yang terkenal adalah : Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang,
dan Syair Sidang Fakir.
Ciri-ciri syair :

1. Setiap bait terdiri dari empat baris.

2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

3. Bersajak a-a-a-a.

4. Semua baris adalah isi.

5. Bahasanya biasanya kiasan.

Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai


berikut :
1. Syair Panji

2. Syair Romantis/Cinta

3. Syair Kiasan

4. Syair Sejarah

5. Syair Agama

1. SYAIR PANJI
Syair Panji lebih banyak bercerita tentang kejadian dalam istana.
Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang bercerita
tentang kehidupan seorang putri bernama Ken Tambuhan yang
dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
Contoh Syair Panji : Syair Abdul Muluk

Berhentilah kisah raja Hindustan,


Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamit syah padaku sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.

Abdul Muluk putra baginda,


Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik majelis usulnya syahdam
Tiga belas tahun umurnya ada.

Paras elok amat sempurna,


Petah menjelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulya dan hina
2. SYAIR ROMANTIS / CINTA.
Syair Romantis sering juga disebut Syair Cinta karena berisi
tentang percintaan. Syair Cinta biasanya terdapat pada cerita alipur
laram hikayat ataupun cerita rakyat. Contoh syair romantis
adalah Syair Bidasari yang menceritakan seorang putri raja yang
telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra
Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan
pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah
membuang dirinya.

Contoh Syair Romantis : Syair Bidasari Lahir

Dengarlah kisah suatu riwayat


Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat

Adalah raja sebuah negeri


Sultan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpah pada dagang biaperi

Kabarnya orang empunya termasa


Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kepada esok dan lusa

Seri padukan sultan bestari


Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah puteri permaisuri

Demi ditentang duli mahkota


Makinlah hati bertambah cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta

Beberapa lamanya di dalam kerajaan


Senantiasa ia bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan takhta kerajaan

Datanglah kepada suatu masa


Melayanglah unggas dari angkasa
Unggas garuda burung perkasa
Menjadi negeri rusak binasa

Datang menyambar suaranya bahna


Gemparlah sekalian mulia dan hina
Seisi negeri gundah gulana
Membawa dirinya barang ke mana

Baginda pun sedang dihadap orang


Mendengarkan gempar seperti perang
Bertitah baginda raja yang garang
Gempar ini apakah kurang
3. SYAIR KIASAN.
Syair Kiasan biasanya berisi sindiran terhadap peristiwa tertentu
yang kemudian dikiaskan dengan cerita hewan atau buah-buahan.
Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk tentang percintaan
yang gagal akibat perbedaan pangkat. Kemudian dikiaskan seperti
pungguk merindukan bulan

Contoh Syair Kiasan : Syair Ikan Terubuk

Bismillah itu permulaan kalam


Dengan nama Allah Khalik al-‘alam
Melimpahkan rahmat siang dan mala
Kepada segala mukmin dan Islam

Mula dikarang ikan terubuk


Lalai memandang ikan di lubuk
Hati dan jantung bagai serbuk
Laksana kayu dimakan bubuk

Asal terubuk ikan Puwaka


Tempatnya konon dilaut Malaka
Siang dan malam berhati duka
Sedikit tidak menaruh suka
Pagi dan petang duduk bercinta
Berendam dengan airnya mata
Kalbunya tidak menderita
Karena mendengar kabar berita

Pertama mula Terubuk merayu


Berbunyilah guruh mendayu-dayu
Senantiasa berhati sayu
Terkenang putri ikan puyu-puyu

Putrid puyu-puyu konon namanya


Didalam kolam konon tempatnya
Cantik majelis barang lakunya
Patutlah dengan budi bahasanya

Kolam tu konon di tanjung padang


Disanalah tempatnya terubuk bertandang
Pinggangnya ramping dadanya bidang
Hancurlah hati terubuk memandang

Muda menentang dari saujana


Melihat putri terlalu lena
Hati di dalam bimbang gulana
Duduk bercinta tiada semena

Gundah gulana tidak ketahuan


Lalulah pulang muda bangsawan
Setelah sampai ke tanjung tuan
Siang dan malam igau-igauan
4. Jenis Syair Sejarah
Syair Sejarah biasanya berisi tentang sejarah perjuangan atau
peperangan. Contoh syair sejarah antara lain yaitu Syair Perang
Mangkasar (dahulu bernama Syair Sipelman) yang berisi kisah
peperangan orang Makassar dengan Belanda.

Contoh Syair Sejarah : Syair Sejarah Negaradipa

Mangkubumi saudagar kaya


Kerabat raja yang bijaksana
Berputra seorang elok rupanya
Empu Jatmika konon namanya.

Empu Jatmika terus bertambah usianya


Hingga dewasa menjadi cendikia
Dikawinkan dengan Sira Manguntur namanya
Putri cantik pandai bertutur kata.

Empu Mandastana dan Lambung Mangkurat


Kakak beradik tampan gagah muda belia
Itulah namanya putra Empu Jatmika
Sama elok sama tampan sama pandainya.
Karena sudah keadaan
Sakitlah Mangkubumi yang dipertuan
Hamba sahaya semua bersedih menaruh kasihan
Kemudian semua sanak famili dikumpulkan.

Saudagar Mangkubumi yang dipertuan


Sakitnya bertambah tidak tertahan
Selalu dijaga seluruh handai taulan
Dari hari berganti bulan.

Setelah Mangkubumi merasa tidak kuat bertahan


Saatnya dunia yang fana harus ditinggalkan
Nafas terengah air mata mengalir perlahan
Lemah tak berdaya sekujur badan.

Empu Jatmika dan kedua putranya


Duduk bersimpuh bersama ibunya
Membelai mencium tangan ayahanda
Duduk terpekur membaca doa.
Lalu berkata Mangkubumi tercinta
Meninggalkan amanat kepada anakda
Hadirin mendengar dengan hikmatnya
Diterimalah wasiat oleh anak cucunya.

Adapun amanat yang ditinggalkannya


Kepada anaknya Empu Jatmika
Tersusun bunyi kata-katanya
Harus kerjakan diingat pula.

Wahai anakku Empu Jatmika


Serta cucuku Empu Mandastana
Lambung Mangkurat duduk beserta
Sira Manguntur dan neneknya Sitira.

Jika aku sudah tak ada lagi


Meninggalkan dunia yang fana ini
Pertama-tama jagalah diri
Martabat keluarga dijunjung tinggi.

Kedua pula janganlah kikir


Bersikaplah adil tak boleh mungkir
Hormatilah pula setiap orang pakir
Setiap tindakan harus dipikir.

Selain itu sebagai ketiga


Sesudah aku meninggalkan dunia
Hendaklah turut dan kerjakan segera
Pergilah anakda dari negeri kita.

Sebabnya itu wahai anakku tersayang


Di negeri Keling negeri kita sekarang
Banyaklah orang sebagai penghalang
Yang iri dengki selalu datang.

5. Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting.
Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi (b) syair
tentang ajaran Islam
(c) syair riwayatcerita nabi (d)
syair nasihat.
Contoh Syair Agama : Syair Kiamat

Bismillah itu permulaan kalam,


Dengan nama Allah Khalikul'alam,
Dipermulai kitab diperbuat nazam,
Supaya ingat mukmin dan Islam.

Sudah memuji Tuhan yang kaya,


Salawatkan rasul Nabi yang mulia,
Itulah penghulu segala Anbia,
Sekalian Islam jin dan manusia.

Barang yang maksiat beroleh bala,


Kerana murka Allah Taala,
Di dalam neraka ia tersula,
Badannya hancur tiada terkala.
Dijadikan dunia oleh Tuhanmu,
Bukan di sini akan tempatmu,
Sekadar ibadah dengan ilmu,
Serta amalkan dengan yakinmu.

Barang bercinta akannya mati,


Tidaklah lupa berbuat bakti,
Siang dan malam diamat-amati,
Seumur hidup tidak berhenti.

Harta itu cari olehmu,


Sambil dengan menuntut ilmu,
Serta amalkan dengan baktimu,
Supaya jangan jadi selemu.

Perbedaan Syair dan Sajak/Puisi


Sajak dan Syair mempunyai perbedaan. Sajak sebagai jenis puisi
modern dalam penulisannya terlihat bebas dan tidak beraturan. Syair /
puisi lama yang mempunyai rima yang jelas seperti a-a-a-a.

TUGAS BAHASA INDONESIA

KELOMPOK :
1. LIA TRESNAWALI
2. NITA TALIA
3.

Anda mungkin juga menyukai