Sebuah Sandiwara
Adaptasi bebas dari cerpen Seno Gumira Ajidarma
Oleh : Gusmel Riyadh
(http://kaoemdaroerat.blogspot.com/)
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
Adegan 1
Belakang rumah Zus, dekat kamar mandi.
Pak Rt, hansip dan para lelaki kampung sedang menguping (ingat, bukan
mengintip) Zus yang sedang mandi. Semuanya gelisah karena tak sabar.
Mereka saling berbisik.
PAK RT
HANSIP
LELAKI
PAK RT
Satu menit segera lewat. Terdengar derit pintu kamar mandi. Serentak orangorang yang mengiringi Pak RT mengarahkan telinganya ke lobang angin, seperti
depan mulut.
SEMUA
po
k
: sssssstt..!!
Pak RT melihat wajah-wajah yang bergairah, bagaikan siap dan tak sabar lagi
permainan
Ke
lom
mengikuti
yang
seolah-olah
paling
mengasyikkan
di
dunia.
Lantas segalanya jadi begitu hening. Bunyi pintu yang ditutup terdengar jelas.
Begitu pula bunyi resluiting itu, bunyi gesekan kain-kain busana itu, dendangdendang kecil itu, yang jelas suara wanita. Lantas byar-byur-byar-byur. Wanita itu
rupa-ruapnya mandi dengan dahsyat sekali. Bunyi gayung menghajar bak mandi
terdengar mantab dan penuh semangat. Namun yang dinanti-natikan Pak RT
bukan itu. Bukan pula bunyi gesekan sabun ke tubuh yang basah, yang sangat
terbuka untuk ditafsirkan sebebas-bebasnya.
Yang ditunggu Pak RT adalah suara wanita itu. Dan memang dendang kecil itu
segera menjadi nyanyian yang mungkin tidak teralu merdu tapi ternyata
merangsang khayalan menggairahkan. Suara wanita itu serak-serak basah, entah
apa pula yang dibayangkan orang-orang dibalik tembok dengan suara yang
serak-serak basah itu. Wajah mereka seperti orang lupa dengan keadaan
sekelilingnya. Agaknya nyanyian wanita itu telah menciptakan sebuah dunia di
kepala mereka dan mereka sungguh-sungguh senang berada disana.
HANSIP
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
Ibu-ibu warga sepanjang gang itu ribut dengan pak RT. Hansip melerai.
PAK RT
IBU-IBU
: Bapak boleh tidak percaya, tapi suara itu telah merugikan warga di
kampung ini.
IBU-IBU
IBU-IBU
PAK RT
: Kok bisa?
IBU-IBU
IBU-IBU
po
k
: Sampai segitu?
IBU-IBU
: Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri, suaranya yang serak-serak
Ke
lom
PAK RT
IBU-IBU
PAK RT
IBU-IBU
PAK RT
IBU-IBU
: Supaya Pak RT tahu, kenapa suara yang serak-serak basah itu sangat
berbahaya untuk stabilitas sepanjang Gang ini.
IBU-IBU
Apa Pak RT selama ini buta kalau hampir semua suami di gang ini
menjadi dingin di tempat tidur? Masak gara-gara nyanyian seorang
wanita yang indekost di tempat ibu Saleha, kehidupan seksual warga
masyarakat harus terganggu? Sampai kapan semua ini berlangsung?
IBU-IBU
: Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!
IBU-IBU
: (BERSAHUTAN)
Ya, di usir!!
PAK RT
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
: Ooo itu lain sekali pak. Mereka tidak menyanyikannya di kamar mandi
dengan iringan bunyi jebar-jebur.
IBU-IBU
IBU-IBU
IBU-IBU
IBU-IBU
IBU-IBU
Hansip.
po
k
Pak RT dan Ibu-ibu bentrok lagi. Sampai akhirnya, situasi bisa di amankan oleh
Ke
lom
HANSIP
PAK RT
: Aku tidak habis pikir, bagaimana suara yang serak-serak basah bisa
membuat orang berkhayal begitu rupa, sehingga mempengaruhi
kehidupan rumah tangga sepasang suami istri.
HANSIP
: Tentu saja bisa Pak. Suara itu betul-betul dahsyat. Ada semacam
kekuatan yang dapat menghipnotis orang yang mendengarnya.
Sehingga berimajinasi yang bukan-bukan. Lebih-lebih para lelaki,
bakal lupa anak istri Pak!
PAK RT
HANSIP
(JEDA SEBENTAR,
KEMUDIAN SETENGAH
BERBISIK).
Itu kalo bapak masih normal.
PAK RT
HANSIP
: Eh, enggak pak! Saya bilang perempuan itu kayak kuda binal!
PAK RT
HANSIP
HANSIP
PAK RT
HANSIP
: Lho bukan begitu maksudnya pak. Saya tahu betul kapan perempuan
itu mandi.
PAK RT
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
PAK RT
: (MENGHARDIK)
: (TERSIPU)
: (MELOTOT)
HANSIP
HANSIP
: Lho, ya jelas tahu dong Pak. Saya kan petugas keamanan di sini. Jadi
po
k
PAK RT
Ke
lom
PAK RT
HANSIP
: Jadi begini Pak, menurut pengamatan saya, dia itu seorang wanita
muda yang hidup dengan sangat teratur. Pergi kantor dan pulang ke
rumah pada waktu yang tepat. Bangun tidur pada jam yang telah
ditentukan. Makan dan membaca buku pada saat yang selalu sama.
Begitu pula ketika ia harus mandi, sambil menyanyi dengan suara
serak-serak basah.
PAK RT
: Kalau begitu sekarang juga kamu antar saya kerumahnya. Tapi jangan
sampai ketahuan ibu-ibu.
HANSIP
: Beres Pak !
LAMPU PADAM
DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI
INVENTARIS NASKAH KELOMPOK BANDUL NUSANTARA
http://bandulnusantara.blogspot.com/
Adegan 3
Belakang rumah Zus, dekat kamar mandi.
Pak Rt, hansip dan para lelaki kampung sedang menguping (ingat, bukan
mengintip) Zus yang sedang mandi. Semuanya gelisah karena tak sabar.
Mereka saling berbisik.
HANSIP
LELAKI
PAK RT
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
PAK RT
Satu menit segera lewat. Terdengar derit pintu kamar mandi. Serentak orangorang yang mengiringi Pak RT mengarahkan telinganya ke lobang angin, seperti
mengarahkan antena parabola ke Amerika seraya mengacungkan telunjuk di
depan mulut.
SEMUA
: sssssstt..!!
Pak RT melihat wajah-wajah yang bergairah, bagaikan siap dan tak sabar lagi
mengikuti
permainan
yang
seolah-olah
paling
mengasyikkan
di
dunia.
po
k
Lantas segalanya jadi begitu hening. Bunyi pintu yang ditutup terdengar jelas.
Begitu pula bunyi resluiting itu, bunyi gesekan kain-kain busana itu, dendangdendang kecil itu, yang jelas suara wanita. Lantas byar-byur-byar-byur. Wanita itu
Ke
lom
rupa-ruapnya mandi dengan dahsyat sekali. Bunyi gayung menghajar bak mandi
terdengar mantab dan penuh semangat. Namun yang dinanti-natikan Pak RT
bukan itu. Bukan pula bunyi gesekan sabun ke tubuh yang basah, yang sangat
terbuka untuk ditafsirkan sebebas-bebasnya.
Yang ditunggu Pak RT adalah suara wanita itu. Dan memang dendang kecil itu
segera menjadi nyanyian yang mungkin tidak teralu merdu tapi ternyata
merangsang khayalan menggairahkan. Suara wanita itu serak-serak basah, entah
apa pula yang dibayangkan orang-orang dibalik tembok dengan suara yang
serak-serak basah itu. Wajah mereka seperti orang lupa dengan keadaan
sekelilingnya. Agaknya nyanyian wanita itu telah menciptakan sebuah dunia di
kepala mereka dan mereka sungguh-sungguh senang berada disana.
DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI
INVENTARIS NASKAH KELOMPOK BANDUL NUSANTARA
http://bandulnusantara.blogspot.com/
HANSIP
Pak RT keluar dari kerumunan itu. Adegan membayangkan dan seperti bicara
dengan penonton.
PAK RT
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
PAK RT
Adegan 4
Suatu tempat.
Ke
lom
po
k
HANSIP
PAK RT
: Ya.
HANSIP
PAK RT
: Ya.
HANSIP
PAK RT
: Boleh jadi.
HANSIP
: Lho, ini sudah bukan boleh jadi lagi Pak, sudah terjadi! Apa kejadian
kemarin belum cukup?
PAK RT
: Sudah.
HANSIP
PAK RT
ZUS
: Mari Pak !
HANSIP
PAK RT
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
LAMPU REDUP
ADEGAN 5
Suatu tempat.
LAMPU TERANG
ZUS
PAK RT
: Betul, Zus.
ZUS
: Dan ibu-ibu meminta saya agar tidak menyanyi supaya suami mereka
tidak berpikir yang bukan-bukan?
PAK RT
ZUS
po
k
Ke
lom
ZUS
: Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk tidak menyanyi di kamar mandi.
Akan saya usahakan agar mulut saya tidak mengeluarkan suara
sedikit pun.
PAK RT
: Aduh, terimakasih banyak Zus. Harap maklum Zus, saya cuma tidak
ingin masyarakat menjadi resah.
ZUS
PAK RT
ADEGAN 6
DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI
INVENTARIS NASKAH KELOMPOK BANDUL NUSANTARA
http://bandulnusantara.blogspot.com/
PAK RT
: (KEPADA PENONTON)
Begitulah semenjak itu, tak terdengar lagi nyanyian bersuara serakserak basah dari kamar mandi diujung gang itu. Saya merasa lega.
Meski terkadang masih terbayang di benak saya betapa lidah wanita
itu bergerak-gerak membasahi bibirnya yang sungguh-sungguh merah.
Tapi tenang, semua akan berjalan lancar saudara-saudara.
HANSIP
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
: Ada apa lagi? Wanita itu sudah tidak menyanyi lagi kan?
HANSIP
: Betul Pak, tapi menurut laporan ibu-ibu pada saya, setiap kali
mendengar bunyi jebar-jebur dari kamar mandi itu, para suami
membayangkan suaranya yang serak-serak basah. Dan karena
membayangkan suaranya yang serak-serak basah yang sexy, lagi-lagi
meraka membayangkan pergumulan di ranjang dengan wanita itu Pak.
Akibatnya, kehidupan seksual warga kampung sepanjang gang ini
masih belum harmonis. Para ibu mengeluh suami-suami mereka
PAK RT
po
k
Ke
lom
HANSIP
: (TERSENYUM MALU)
Saya belum kawin, pak.
PAK RT
HANSIP
: Ehm! Ehm!
PAK RT
HANSIP
: Iya, Pak.
PAK RT
HANSIP
PAK RT
: (BERPIKIR SEJENAK)
PAK RT
HANSIP
: Salah atau tidak, menurut ibu-ibu adalah wanita itu penyebabnya Pak.
Ibu-ibu tidak mau tahu. Mereka menganggap bunyi jebar-jebur itu
masih mengingatkan bahwa itu selalu diiringi nyanyian bersuara serakserak basah yang sexy, sehingga para suami masih membayangkan
PAK RT
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
PAK RT
PAK RT
Begitulah Zus, saya harap Zus berbesar hati menghadapi semua ini.
po
k
PAK RT
: (KEPADA PENONTON)
Ke
lom
PAK RT
PAK RT
: (KEPADA PENONTON)
Maka hilanglah bunyi jebar-jebur pada jam yang sudah bisa dipastikan
itu. Ibu-ibu yang sepanjang hari cuma mengenakan daster merasa
puas, duri dalam daging telah pergi. Selama ini alangkah tersiksanya
mereka, karena ulah suami mereka yang menjadi dingin, gara-gara
membayangkan adegan seru dengan wanita bersuara serak-serak
basah itu.
LAMPU PADAM
ADEGAN 7
Rumah warga.
SUAMI
ISTRI
SUAMI
SUAMI
: Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali. Mulut wanita itu hebat
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
ISTRI
sekali, bibirnya merah dan basah. Setiap kali mendengar bunyi sabun
menggosok kulit aku tidak bisa tidak membayangkan tubuh yang
begitu penuh dan berisi. Seandainya tubuh itu ku peluk dan kubanting
ke tempat tidur. Seandainya ..
ISTRI
po
k
IBU-IBU
Tolongngngngng!
IBU-IBU
Ke
lom
IBU-IBU
PAK RT
memutuskan, akan
10
itu kelak, kalau bisa dihadiri Jane Fonda, Ade Rai, Viki Burki, dan
Miyabi.
LAMPU PADAM. KEMUDIAN TERANG DI SUATU SUDUT DIMANA HANSIP SEDANG
MEMASANG TULISAN DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI DI BAWAH
TULISAN PEMULUNG DILARANG MASUK.
END
Ke
lom
po
k
Ba
nd
ul
Nu
sa
nt
ar
a
11