Anda di halaman 1dari 13

Makalah Ilmu Pengetahuan Huku Indonesia

ASAS HUKUM ISLAM


DI
S
U
S
U
N
O
Oleh
INTAN MUTIA

1601110049

ZAHARA MAYDINA

1601110059

MAULA GIBRAITAR

1601110051

IKHWADI
TAHA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asas Hukum
Islam.
Makalah ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang kami peroleh dari
buku panduan serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema makalah ini.
Sesuai pepatah tak ada gading yang tak retak, makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah kami
kedepan menjadi lebih baik. Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.

Banda Aceh, Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................................

C. Tujuan Masalah.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

A.

Asas-Asas Hukum..............................................................................................

B.

Pengertian Hukum Islam (syariah)....................................................................

C.

Asas dan Prinsip Hukum Islam...........................................................................

D.

Sumber-sumber Hukum Islam.............................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

10

BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Dalam dunia hukum , kita mengenal berbagai hal yang berkaitan dengan hukum itu
sendiri . mulai dari pengertian,asas-asas, sistem dan masih banyak lagi istilah-istilah hukum yang
lainnya. Disini kami sebagai penulis akan mencoba untuk membahasnya dalam mata kuliah
sistem hukum di indonesia, adapun dalam makalah ini kami akan membahas tentang asas-asas
hukum dan sistem hukum dan hal-hal yang berhubungan dengannya, bagaimana suatu sistem
hukum dapat dipatuhi oleh masyarakat dan tetap menjaga perdamaian dan keadilan didalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena asas-asas dan sistem hukum pada perinsipnya
adalah mengatur bagaimana didalam masyarakat tidak selalu terjadi konflik, apa yang harus
dilakukan agar tidak terjadi konflik, dan kalaupun terjadi bagaimana cara menyelesaikan konflik
tersebut
F. Rumusan Masalah
Sesuai dengan tema yang telah saya terima sebagai materi makalah yaitu SISTEM
HUKUM DI INDONESIA , yang meliputi:

Pengertian Asas-Asas Hukum


Asas Hukum Tata Negara
Pengertian Hukum Acara
Asas Asas Hukum Islam
Asas Asas Hukum Adat
Asas-Asas Hukum Perdata

G. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah Untuk mengetahui asas-asas hukum,pengertian asas-asah hukumPengertian
hukum acara,Asas asas hukum islam,Asas asas hukum adat,Asas-asas hukum perdata

BAB II
PEMBAHASAN
D. Asas-Asas Hukum
1. Pengertian Asas Hukum
Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak dan pada
umumnya melatarbelakangi peraturan konkret dan pelaksaan hukum.
Beberapa sarjana memberikan definisi atau pengertian dari asas hukum sebagai berikut:
a. Bellefroid, menyatakan asas hukum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum
positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih
umum. Asas hukum umum merupakan pengendapan dari hukum positif.
b. Eikema Hommes, asas hukum bukanlah norma-norma hukum konkret, tetapi ia adalah
landasan yang kuat dan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum yang berlaku.
Asas hukum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif.
c. Satjipto Rahardjo, menyatakan bahwa asas hukum adalah unsur yang penting dan pokok
dari peraturan hukum. Asas hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia
merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum.
d. P.sholten. asas hukum adalah kecendrungan-kecendrungan yang disyaratkan oleh
pandangan kesusilaan kita pada hukum dan merupakan sifat-sifat umum dengan
keterbatasannya sebagai pembawaan yang umum itu, tetapi harus ada.
Dari beberapa rumusan pengertian asas-asas hukum diatas, ternyata bahwa asas-asas
hukum adalah dasar-dasar yang terkandung dalam peraturan hukum.
E.

Pengertian Hukum Islam (syariah)


Makna syariah adalah jalan ke sumber (mata) air, dahulu (di arab) orang

mempergunakan kata syari;ah untuk sebutan jalan setapak menuju ke sumber (mata) air yang
diperlukan manusia untuk minum dan membersihkan diri. Kata syariah ini juga berarti jalan
yang lurus, jalan yang lempang tidak berkelok-kelok,juga berarti jalan raya. Kemudian
penggunaan kata syariah ini bermakna peraturan, adapt kebiasaan, undang-undang dan hukum.
Syariah islam berarti segala peraturan agama yang di tetapkan Allah untuk ummat islam, baik
dari Al-Quran maupun dari sunnah Rasulullah saw. yang berupa perkataan,perbuatan ataupun
takrir (penetapan atau pengakuan). Pengertian tersebut meliputi ushuluddin (pokok-pokok

agama), yang menerangkan tentang keyakinan kepada allah berserta sifat-sifatnya, hari akhirat
dan sebagainya, yang semuanya dalam pembahasan ilmu tauhid atau ilmu kalam. Ia juga
mencakup kegiatan-kegiatan manusia yang mengarah kepada pendidikan jiwa dan keluarga serta
masyarakat. Demikian pula tentang jalan yang akan membawanya kepada kehidupan yang
sejahtera dan bahagia. Ini semuanya termasuk dalam pembahasan ilmu akhlak.
F.

Asas dan Prinsip Hukum Islam


Asas berasal dari kata asasun yang artinya dasar, basis, pondasi. Secara terminologi asas

adalah landasan berpikir yang sangat mendasar. Jika dihubungkan dengan hukum, asas adalah
kebenaran yang digunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan berpendapat, terutama dalam
penegakan dan pelaksanaan hukum. Asas hukum berfungsi sebagai rujukan untuk
mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan hukum.
1. Asas-asas Hukum Islam
b. Asas-asas umum
Asas-asas umum hukum Islam yang meliputi semua bidang dan segala lapangan hukum
Islam adalah
Asas Keadilan
Asas keadilan merupakan asas yang sangat penting dalam hukum Islam. Di dalam alQuran kedudukan dan fungsi kata keadilan disebut lebih dari 1000 kali, terbanyak

setelah Allah dan ilmu pengetahuan (A.M Saefuddin, 1983:45).


Asas Kepastian Hukum
Asas kepasian hukum erkandung di dalam sura bani israil ayat 15 dan al-Maidah ayat 95.
Dari ke dua bagian ayat-ayat tersebut disimpulkan asas kepastian hukumyang
menyatakan bahwa tidak ada satu perbuatan pun dapat dihukum kecuali atas kekuatan
ketentuan hukum atau peraturan perundang-undangan yang ada dan berlaku untuk
perbuatan itu.Asas ini sangat penting dalam ajaran hukum Islam (Anwar Harjono,

1968:155).
Asas Kemanfaatan
Asas kemanfatan adalah asas yang mengiringi asas keadilan dan kepastian hukum
tersebut. Dalam melaksanakan asas keadilan dan kepastian hukum, segoyanya
dipertimbangkan asas kemanfaatannya, baik bagi yang bersangkutan sendiri maupun bagi

kepentingan masyarakat.
c. Asas-asas Hukum Pidana
Asas Legalitas

Asas legalitas adalah asas yang menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran dan tidak
ada hukuman sebelum ada undang-undang yang mengaturnya. Asas ini didasarkan

pada al-Quran surat al-Isra ayat 15 dan surat al-Anam ayat 19.
Asas larangan memindahkan kesalahan pada orang lain.
Asas ini terdapat di dalam berbagai surat dan ayat al-Quran antara lain dalam surat

al-Muddatsisi ayat 38 dan surat al-Anam ayat 164.


Asas praduga tidak bersalah
Seseorang yang dituduh melakukan suatu kejahatan harus dianggap tidak bersalah
sebelum hakim dengan bukti-bukti yang meyakinkan menyatakan dengan tegas

kesalahan orang itu.


Asas-asas Hukum Perdata
Di lapangan hukum perdata terdapat asas-asas hukum Islam yang menjadi tumpuan
atau landasan untuk melindungi kepeningan pribadi seseorang. Di antaranya adalah:
o Asas kebolehan atau mubah
Asas ini menunnjukkan kebolehan melakukan semua hubungan perdata (sebagian
dari hubungan muamalah) sepanjang hubungan itu tidak dilarang oleh al-Quran
dan as-Sunnah.
o Asas kemaslahatan hidup
Kemaslatan hidup adalah segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan, berguna,
berfaedah bagi kehidupan. Asas kemaslahatan hidup adalah asas yang
mengandung makna bahwa hubungan perdata apa pun juga dapat dilakukan asal
hubungan itu mendatangkan kebaikan, berguna serta berfaedah bagi kehidupan
manusia pribadi dan masyarakat, kendatipun tidak ada ketentuannya dalam alQuran dan as-Sunnah.
o Asas kebebasan dan kesukarelaan
Asas ini mengandung makna bahwa setiap hubungan perdata harus dilakukan
secara bebas dan sukarela.
o Asas menolak mudarat dan mengambil manfaat
Asas ini mengandung makna bahwa harus dihindari segala bentuk hubungan
perdata ang mendaangkan kerugian (mudarat) dan mengembangkan (hubungan
perdata) yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
o Asas kebajikan (kebaikan)
Asas ini mengandung arti bahwa seiap hubungan perdata seyogyanya
mendatangkan kebajikan (kebaikan) kepada kedua belah pihak dan pihak ketiga
dalam masyarakat.
o Asas kekeluargaan atau asas kebersamaan yang sederajat

Asas yang didasarksn psda hormat menghormati, kasih mengasihi serta tolongmenolong dalam mencapai tujuan bersama.
o Asas adil dan berimbang
Asas ini mengandung makna bahwa hubungsn perdata tidak boleh mengandung
unsur-unsur penipuan, penindasan, pengambilan kesempatan pada waktu pihak
lain sedang kesempitan.
o Asas mendahulukan kewajiban dari hak
Asas ini mengandung arti bahwa dalam pelaksanaan hubungan perdata, para
pihak harus mengutamakan penuaian kewajibanna lebih dahulu dari menuntut
hak.
o Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Asas ini mengandung arti bahwa para pihak yang mengadakan hubungan perdaa
tidak boleh merugikan diri sendiri dan orang lain dalam hubungan perdatanya.
d. Asas-asas Hukum Perkawinan
Asas kesukarelaan merupakan asas terpenting perkawinan Islam.
Asas persetujuan, kedua belah pihak merupakan konsekuensi logis asas pertama tadi.
Asas kebersamaan memilih pasangan, juga disebutkan dalam Sunnah Nabi.
Asas kemitraan suami isteri dengan tugas dan fungsi yang berbeda karena perbedaan
kodrat (sifat asal, pembawaan) disebut dalam al-Quran surat an-Nisa (4) ayat 34 dan

surat al-Baqarah (2) ayat 187.


Asas untuk selama-lamanya, menunjukan bahwa perkawinan dilaksanakan untuk
melangsungkan keturunan dan membina cinta serta kasih sayang sealama hidup (Q. s.

ar-Rum (30):21).
Asas monogami terbuka, disimpulkan dari al-Quran surat an-Nisa (4) ayat 3 jo ayat

129.
H. Sumber-sumber Hukum Islam
Sumber-sumber hukum islam adalah:
1)

Al-Quran
Al-Quran adalah sumber hukum Islam pertama dan utama. Ia memuat kaidah-kaidah

hukum fundamental (asasi) yang perlu dikaji dengan teliti dan dikembangkan lebih lanjut.
Menurut keyakinan umat Islam yang dibenarkan oleh penelitian ilmiah terakhir (Maurice
Bucaille, 1979:185), Al-Quran adalah kitab suci yang memuat wahyu (firman) Allah, Tuhan
Yang Maha Esa. Al-Quran berasal dari kata kerja qara-a artinya (dia telah) membaca. Kata
kerja qara-a ini berubah menjadi kata kerja suruhan iqra artinya bacalah, dan berubah lagi
menjadi kata benda quran, yang secara harfiah berarti bacaan atau sesuatu yang harus dibaca

atau dipelajari. Menurut para ahli, pada garis-garis besarnya al-Quran memuat soal-soal yang
berkenaan dengan 1) akidah, 2) syariah baik (a) ibadah maupun (b) muamalah, 3) akhlak dalam
semua ruang-lingkupnya, 4) kisah-kisah umat manusia di masa lalu, 5) berita-berita tentang
zaman yang akan datang (kehidupan akhirat), dan 6) benih atau prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan, dasar-dasar hukum atau hukum-hukum dasar yang berlaku bagi alam semesta,
termasuk manusia di dalamnya.
Menurut pandangan Islam, hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Quran adalah (1)
hukum-hukum itiqadiyah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban para subjek
hukum untuk mempercayai Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
pwmbalasan, Qada dan Qadar, (2) hukum-hukum akhlak yaitu hukum hukum Allahyang
berhubungan dengan kewajiban seorang subjek hukum untuk menghiasi dirinya dengan sifatsifat keutamaan dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tercela, (3) hukum-hukum amaliyah
yakni hukum-hukum yang bersangkutan dengan perkataan, perbuatan, perjanjian dan hubungan
kerja sama antar sesama manusia.

2)

As-Sunnah atau al-Hadits


As- Sunnah atau al-Hadits adalah sumber hukum Islam kedua setelah al-Quran, berupaa

perkataan (sunah qauliyah), perbuatan (sunah filiyah) dan sikap diam (sunnah taqririyah atau
sunnah sukutiyah) Rasulullah yang tercatat (sekarang) dalam kitab-kitab hadis. Ia merupakan
penafsiran serta penjelasan otentik tentang al-Quran.
3)

Akal pikiran (al-Rayu atau Ijtihad)


Sumber hukum Islam ketiga adalah akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk

berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan yang ada padanya memahami kaidah-kaidah
hukum yang fundamental yang terdapat dalam al-Quran, kaidah-kaidah hukum yang bersifat
umum yang terdapat dalam Sunnah Nabi dan merumuskannya sebagai garis-garis hukum yang
dapat diterapkan pada suatu kasus tertentu. Akal adalah kunci untuk memahami agama, ajaran
dan hukum islam, juga merupakan ciptaan Allah untuk mengembangkan dan menyempurnakan
sesuatu. Dalam al-Quran perkataan akal berkaitan dengan kata lain mislakan kata yaqilun
artinya mereka yang berakal, taqilun artinya kamu (yang ) berakal dan ayat-ayat yang menyuruh
orang mempergunakan akalnya.

4)

Metode-Metode Berijtihad
Beberapa metode atau cara berijtihad antara lain: (1) ijmak, (2) qiyas, (3) istidal, (4) al-

masalih al-mursalah, (5) istihsan, (6) istishab, (7) urf dll.


o Ijmak adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah
pada suatu tempat di suatu masa. Persetujuan itu diperoleh dengan suatu cara di tempat
yang sama. Di Indonesia misalnya, ijmak mengenai kebolehan beristri lebih dari seorang
berdasarkan ayat al-Quran surat an-Nisa (4) ayat 3, dengan syarat-syarat tertentu, selain
kewajiban berlaku adil yang disebut dalam ayat tersebut, dituangkan dalam UU
Perkawinan.
o Qiyas adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam
al-Quran dan as-Sunnah atau al-Hadits dengan hal (lain) yang hukumnya disebut dalam
al-Quran dan Sunnah Rasul (yang terdapat dalam kitab-kitab hadis) karena persamaan
illat (penyebab atau alasan)nya. Qiyas adalah ukuran, yang dipergunakan oleh akal budi
untuk membandingkan suatu hal dengan hal lain (H. M. Rasjidi, 1980:457).
o Istidal (baca: istidal)adalah menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan. Misalnya
menarik kesimpulan dari adat istiadat dan hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam
(A. Siddik, 1982: 225).
o Masalih al-mursalah atau disebut juga maslahat mursalah adalah cara menemukan hukum
sesuatu hal yang tidak terdapat ketentuannya baik di dalam al-Quran maupun dalam
kitab-kitab hadis, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan
umum (A. Azhar Basyir, 1983:3).
o Istihsan adalah cara menentukan hukum dengan jalan menyimpang dari ketentuan yang
sudah ada demi keadilan dan kepentingan sosial.
o Istisab adalah merupakan hukum sesuatu hal menurut keadaan yang terjadi sebelumnya
sampai ada dalil yang mengubahnya.
o Adat-Istiadat atau urf yang tidak bertentangan dengan hukum Islam dapat dikukuhkan
tetap terus berlaku bagi masyarakat yang bersangkutan.
5)

Hukum Islam dan Perkembangan Masyarakat


Hukum Islam adalah hukum Allah yang menciptakan alam semesta ini, termasuk manusia

di dalamnya. Hukum Islam terbagi menjadi dua yaitu, hukum yang tersurat dalam al-Quran dan
yang tersirat di balik hukum yang tersurat dalam al-Quran. Selain yang tersirat dan tersurat itu,
ada lagi hukum Allah yang tersembunyi di balik al-Quran. Hukum yang tersirat dan

tersembunyi inilah yang harus dicari, digali dan ditemukan oleh manusia yang memenuhi syarat
melalui penalarannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber-sumber hukum islam adalah aturan-aturan didalam agama Islam tidak bermaksud
untuk membertakan manusia dalam kehidupannya di dunia. Namun aturan islam memuat
berbagai manfaat yang dapat diraih oleh manusia bila mereka melaksanakannya dengan
sempurna,

Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad

SAW dengan bahasa arab secara mutawatir dan tertulis dalam mushaf.
Al-Hadist adalah segala ucapan, segala perbuatan, dan segala keadaan Nabi SAW.
Sedangkan menurut para ulama ahli ushul, hadist adalah segala perkataan, segala
perbuatan, dan segala taqrir (ketetapan) Nabi SAW yang berkaitan dengan hukum.
Berdasarkan pengertian hadist menurut ahli ushul ini jelas bahwa hadist adalah segala
sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW. Baik ucapan perbuatan maupun ketetapan yang
berhubungan dengan hukum atau ketentuan-ketentuan Allah yang di syariatkan kepada

manusia.
Ijtihad berarti mengarahkan tenaga dan fikiran dengan sungguh-sungguh untuk
menyelidiki dan engeluarkan (mengistibatkan) hukum-hukum yang terkandung dalam Al-

Quran dan Hadist dengan syarat-ayarat tertentu.


Ijma adalah kesepakan para mujtahid terhadap suatu permasalahan syara pada zaman
setelah wafatnya RasulullahSAW. Umumnya permasalahan syara yang muncul tidak
ditemui dalam nash yang jelas. Semua mujtahid berkumpul dan saling berbagi

pandangan. Pandangan-pandangan mereka itu dilandaskan dengan Al-Quran dan Hadist.


Qiyas adalah menghubungkan atau menyamakan hukum sesuatu yang tidak ada
ketentuan hukumnya dengan sesuatu yang ada ketentuan hukumnya karena ada illat
antara keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

Suyatno.2011. Dasar-Dasar Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh.Jogjakarta : Ar-Ruzz Media


Ali, Muhammad, Daud. 1998. Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saebani, Ahmad, Beni. Filsafat Hukum Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2007.
Jehani, Libertus. 2008. Perkawinan, apa risiko hukumannya?. Jakarta: Forum Sahabat.
Mulati. 2012. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: PT Pusaka Mandiri.
Sanusi, M. 2012. Tuntunan Melamar dan Menikah Secara Islami untuk Pria dan Wanita.
Jakarta: Diva Press
Harjono, Anwar. 1995. Indonesia Kita: Pemikiran Berwawasan Iman-Islam. Jakarta: Gema
Insani Press.

Anda mungkin juga menyukai