BIOLOGI SEL
KOMPARTEMEN INTRASEL DAN PROTEIN
SORTING TRANSPORT PRODUK SEL (PROTEIN)
KE ORGANEL
Disusun Oleh
Nama
: Hariyanti, SH
NIM
: 201505095
reaksi
pembentukan kompleks protein, misalnya sintesis DNA dan RNA. Strategi yang lain,
yang banyak berkembang dalam sel eukariotik, adalah untuk menjaga dengan ketat
proses-proses metabolisme yang ada dalam kompartemen-kompartemen bermembran
yang berbeda.
Dalam pokok bahasan ini akan dibahas prinsip kompartemen berselubung
membran pada sel eukariotik dan secara singkat dibahas fungsi utamanya dan
bagaimana mereka terlibat dalam reaksi kimia. Bagian kedua akan membahas
bagaimana komposisi protein pada kompartemen berbeda dikemas dan dijaga. Tiap
kompartemen terdiri dari satu set protein yang unik, yang harus ditransfer secara
selektif dari sitosol, tempat protein dibuat, ke kompartemen yang menggunakannya.
Proses transfer ini disebut protein sorting, dimana prosesnya tergantung pada signal
yang tertanam pada asam amino sequencenya. Bagian ketiga membicarakan
bagaimana kompartemen berselubung membran berkomunikasi satu sama lain
dengan membentuk kantong kecil bermembran, yang disebut vesikuli, yang
merupakan pertunasan dari satu kompartemen, berjalan melewati sitosol, dan berfusi
dengan kompartemen lain dalam proses vesicular transport. Dua bagian terakhir akan
Organela bermembran
Dalam sel prokariotik terdiri dari satu kompartemen, yaitu sitosol, yang
diselubungi oleh membran plasma. Pada sel eukariotik, sel terbagi menjadi membranmembran internal. Membran-membran ini membuat kompartemen terselubung dimana
sejumlah enzim dapat beroperasi tanpa ada gangguan dari reaksi yang terjadi di dalam
kompartemen lainnya. Kompartemen-kompartemen bermembran yang utama pada sel
eukariotik dapat dilihat dalam tabel 1
Tabel 1
Kompartemen
Fungsi Utama
Sitosol
Nukleus
Retikulum endoplasma
Sintesis
sebagian
besar
lipid,
protein
untuk
Lisosoma
Degradasi intraseluler
Endosoma
Mitokondria
Kloroplas
B.
Sorting/Pemilahan protein
Sebelum sel eukariotik membelah menjadi dua, sel tersebut harus menduplikasi
semua organela bermembran. Sel tidak dapat membuat membran ini dari scratch;
pembentukan ini memerlukan informasi di dalam organela bersangkutan. Sehingga
semua organela berasal dari organela yang terbentuk sebelumnya, yang tumbuh dan
membelah. Organela bermembran membentang bersamaan dengan pembentukan
molekul baru, organela kemudian membelah dan ketika sel membelah didistribusikan
3
ke kedua sel anakan. Pertumbuhan organela memerlukan lipid dan protein untuk
membentuk membran baru. Meskipun sel tidak membelah, protein harus secara tepat
dan terus menerus dikirim ke organelaorganela, sebagain untuk disekresi dari sel dan
yang lain untuk menggantiakn protein
organela yang
bagaimana membuat
dan
sebagian besar ditransport lebih lanjut oleh vesikuli transport (Sub Pokok
Bahasan 3) ke apparatus Golgi dan kemudian ke organela-organela lain atau
membran plasma.
Di bagian ini akan dibahas tentang mekanisme protein secara langsung memasuki
organela bermembran dari sitosol. Protein dari sitosol ditransport ke sejumlah lokasi
yang berbeda di dalam sel sesuai dengan alamat tertentu yang mengandung asam
amino sequencenya. Apabila sudah menemukan alamat yang benar, protein akan
masuk ke organela.
Protein diimport ke dalam organela-organela melalui tiga mekanisme
Sintesis protein berawal di ribosom di dalam sitosol, kecuali protein mitokondria dan
kloroplas yang disintesis pada ribosom di dalam organela-organela ini; sebagian besar
protein dalam mitokondria dan kloroplas disintesis disini. Protein yang terbentuk di
dalam sitosol dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
protein kurang signal, yang biasanya tetap tinggal di dalam sitosol secara
permanen
Bagaimana protein tersebut dibawa dari sitosol atau dari organela satu ke organela
lain melewati membran organel yang biasanya impermiabel untuk makromolekul yang
hidrofilik?. Ada tiga jalur/mekanisme yang berbeda untuk organela yang berbeda,
namun semuanya membutuhkan eneregi.
Ketiga
jalur/mekanisme
(Gambar
1)
tersebut adalah:
1.
2.
Mekanisme 2:
kloroplas atau
peroksisom
Protein dari sitosol bergerak ke RE, miokondria, kloroplas atau peroksisom
melewati membran organela dengan perantaraan protein translocator yang
terletak pada membran tiap organel tersebut. Protein yang ditransport
biasanya harus terurai untuk bisa masuk ke organela tersebut.
3.
Fungsi signal
Mengimport protein ke RE
H3N-Met-Met-Ser-Phe-val-Ser-Leu-Leu-leulval-Gly-
Lys-Cys-Glu-val-Phe-Gln-Lys-Asp-Glu-Leu-000"
Import protein ke
Mitokondria
Import protein ke nukleus
Phe-Lys-Pro-Ala-Thr-Arg-Thr-Leu-Cys-Ser-Ser-Pro-Pro-Lys-Lys-Lys-Arg-Lys-Val-
import protein ke
-Ser-Lys-Leu-
H3N-Met-Leu-Ser-Leu-Arg-Gln-Ser-Ile-Arg-Phe-
C.
Vesikuli Transport
Vesikuli transport adalah pertunasan RE, Golgi, membran plasma, endosome
Mantel ini berfungsi untuk memberi bentuk pada vesikuli dan membantu
Protein mantel
Asal
T uj u an
Clathrin-Coated
Lysosom (via
Clathrin-Coated
Endosom
COP-Coated
COP proteins
RE
App Golgi
Cisternae
Cister
Golgi App.
nae
Gambar 3
Reseptor muatan/kargo dengan kargonya ditangkap oleh adaptin, yang juga mengikat
molekul clathrin pada permukaan sitosolik dari tunas vesikuli. Protein dynamin
m\bergabung sekitar leher tunas vesikuli, dan kalau sudah menyatu, mereka akan
menghidrolisis GTP dan melepaskan vesikuli. Setelan pertunasan selesai, mantel
protein dipindah dan vesikuli tanpa mantel dapat berfusi dengan membran organela
target.
8
dua macam
berdasarkan jaraknya, yaitu: dekat yang dilakukan dengan difusi sederhana (misalnya
dari RE ke Golgi) dan jauh yang dilakukan dengan bantuan motor protein (misalnya
dari
Golgipada
sel
saraf
ke
ujung
sel
bersangkutan).
Dalam
berupa
protein
yang
disebut
vesicle
SNAREs
(v-SNAREs)
pada
permukaannya, yang akan melekat pada target SNAREs (t-SNAREs) pada membran
target.
1. ke luar
: secretory pathway
molekul ekstraseluler
endosom lysosom
10
membran
plasma
D.
Secretory pathway
Vesikuli yang berjalan ke arah luar akan membawa protein, lipid, karbohidrat
yang baru terbentuk dari RE via Golgi ke permukaan untuk berfusi dgn membran
plasma. Proses ini dinamakan exocytosis/eksositosis. Pada sub bagian ini, akan
dibicarakan mengenai perjalanan protein dari RE, dimana protein tersebut dibuat dan
dimodifikasi, melalui aparatus Golgi, dimana protein tersebut dimodifiksi lebih lanjut
dan dipilah-pilah, untuk akhirnya ditransport ke membran plasma. Selama
perjalanan
1.
2.
ada yang dari Golgi kembali lagi ke RE (dengan adanya retention signal)
11
Golgi Cis
permukaan sel
Di dalam sel-sel eukariotik, ada aliran tetap vesikuli yang bertunas dari Golgi
trans dan berfusi dengan membran plasma, yang dinamakan constitutive exocytosis
pathway (Gambar 11.6). Aliran ini terjadi secara kontinyu, dan menyuplai lipid dan
protein baru ke membran plasma. lni adalah pathway untuk membran plasma tumbuh
ketika sel membentang sebelum membelah. Vesikuli ini jugs membrawa protein ke
permukaan sel dan dilepas ke luar sel, suatu proses yang dinamakan sekresi.
Sebagain protein yang dilepas akan menjadi bagian dari membran plasma, dan
sebagian lain akan membentuk matriks ekstraseluler, dan lainnya berdifusi dengan
cairan ekstraseluler sebagai signal ke sel lainnya.
Eksositosis lain yang beroperasi di dalam sel yaitu regulated exocytosis
pathway (Gambar 11.6), yang beroperasi pada sel spesifik untuk sekresi, misalnya
sel-sel sekretoris (memproduksi hormon, mukus, enzim pencernakan). Vesikuli ini
disebut vesikuli sekretoris, yang mampu menampung sejumlah besar molekul yang
diperlukan (karena adanya agregasi protein-protein tersebut dalam kondisi ionik
tertentu, asam dan kadar Ca2+ tinggi). Vesikuli ini bertunas dari trans Golgi, kemudian
disortir dan dikemas. Kalau ada signal extraseluler , isinya baru dilepas, misalnya sel
pankreas penghasil insulin.
12
Endocytic pathway
Sel eukariotik secara terus menerus mengambil cairan dan molekul dalam ukuran
kecil maupun besar dengan proses endositosis. Sel-sel tertentu bahkan mampu
untuk menelan partikel yang besar, bahkan sel-sel lainnya. Materi yang akan ditelan
secara progresif diselubungi oleh sebagian kecil dari membran plasma, yang mulamula bertunas ke arah dalam sel dan kemudian memisahkan did untuk membentuk
intracellular endocytic vesicle (vesikuli endositik intraseluler). Materi yang sudah
tertelan akan ditransfer ke lisosoma, dimana materi tersebut akan dicerna. Materi
yang sudah mengalami metabolisme di dalam lisosoma akan ditransfer secara
langsung oleh lisosoma ke dalam sitosol, dimana materi tersebut dapat digunakan
oleh sel.
13
Ada dua tipe utama endositosis berdasarkan ukuran vesikuli endositik yang terbentuk,
yaitu :
a.
Pinositosis (cellular drinking), meliputi ingestion cairan dan molekul via vesikuli
kecil (<150 nm diameter). Proses ini dilakukan oleh Clathrin-Coated vesicle
vesikuli endositik. Fluid/partikel ditangkap oleh membran, partikel terselubung
oleh membran plasma dan membentuk vesikuli. Vesikuli melepaskan did dari
membran, berjalan di dalam sitosol, mantel dilepas dan vesikuli berfusi dengan
endosom. Pada sel-sel hewan, ada jalur khusus dengan perantara receptormediated endocytosis, yaitu makromolekul melekat pada reseptor membran,
masuk sel dengan membentuk kompleks makromolekul-reseptor pada clathrincoated vesicle. Proses ini lebih efisien dan bisa meningkatkan efisiensi
masuknya molekul menjadi 1000 x lipat dibanding pinositosis biasa. Contoh
proses ini adalah masuknya kolesterol (LDL = Low Density Lipoproteins).
Kolesterol merupakan partikel tidak larut, sehingga ditransport dalam aliran darah
terikat ke protein dalam tentuk LDL. LDL terikat dengan reseptor yang terletak
pada permukaan sel dart kompleks LDL-reseptor ditelan oleh receptor-mediated
endocytosis dan dikirim - ke endosoma. Receptor-mediated endocytosis juga
digunakan untuk mengambil metabolit penting lainnya, misalnya vitamin B dan
besi, yang tidak bisa diambil lewat proses transport membran biasa. Kedua
metabolit tersebut dibutuhkan untuk sintesa hemoglobin yang merupakan protein
utama sel darah merah. Namun begitu, receptor-mediated endocytosis dapat
diekploitasdi oleh virus, misalnya virus influenza dan HIV yang menyebabkan
AIDS, yang dapat masuk ke dalam sel lewat proses tersebut.
b.
Fagositosis
(cellular
eating),
adalah
ingestion
partikel
besar,
seperti
mikroorganisme dan debris sel, via partikel besar yang dinamakan fagosoma
(biasanya >250 nm diameter). Misalnya pada Protozoa (makan bakteri). Semua
sel eukariotik secara kontinyu menelan fluid dan molekul dengan proses
pinositosis, partikel besar ditelan oleh sel-sel fagositik. Beberapa organisme
multiseluler mampu menelan partikel besar secara efisien, misalnnya pada usus
hewan, dimana partikel besar dipecahkan oleh enzim ekstraseluler sebelum
diserap oleh sel-sel pada usus. Fagositosis juga penting untuk sebagain besar
hewan selain untuk nutrisi, misalnya pada macrophages dalam sel darah putih
(proteksi did dari infeksi dgn cara memakan mikroorganisme yang masuk). Partikel
yang dimakan oleh sel darah putih, harus menempel pada permukaan sel fagositik
dan mengaktifkan reseptor pada permukaan tersebut (Gambar 11.7). Beberapa
14
reseptor tersebut mengenali antibodi, protein yang melindungi kits dari infeksi
dengan cara binding dengan permukaan mikroorganisme. Ikatan ini akan memacu
sel fagositik untuk membentuk pseudopos, yang akan menelan bakteri tersebut
dan berfusi membentuk fagosoma.
F.
Endosoma
Gambar 7. Fagositosis bakteri oleh sel darah putih (neutrofil). Sel darah putih
memanjangkan permukaannya membentuk kaki semu (pseudopodia) yang akan
menelan bakteri (Gambar oleh Dorothy F. Bainton).
15
Daftar Referensi
lp4.itb.ac.i. Kompartemen dan Transport Intraselluler. Diunduh Jumat, 21 April 2016
www.coursehero.com. Kompartemen dan Penyortiran Protein. Diunduh Jumat, 21 April
2016
www.distrodoc.com. Kompartemen Dan Transport Intraselullar . Diunduh Jumat, 21 April
2016