Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH PSIKOLOGI


PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Meita Dwi Solviana, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Biologi F semester ganjil
Bagus Rinaldi (1811060195)
Muhammad Faisal Fariz (1811060336)
Sherly Putri Dwi Pratiwi (1811060157)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
TA. 2019/2020 GANJL

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga penulis berterima kasih kepada Ibu Meita Dwi Solviana, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan UIN Raden Intan Lampung yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis.

Makalah yang ada dihadapan pembaca ini memberikan penjelasan tentang


Konsep Dasar Psikologi Pendidikan. Penulis sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Konsep Dasar Psikologi pendidikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,


sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya, sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bandar Lampung, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi.............................................................................3
B. Pengertian Pendidikan..........................................................................4
C. Pengertian Psikologi Pendidikan..........................................................5
D. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan.....................................6
E. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan...................................................9
F. Objek Psikologi Pendidikan..................................................................9
G. Metode Psikologi Pendidikan...............................................................10
H. Peran Psikologi bagi pendidikan..........................................................11
I. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Pendidik........................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan dikenal adanya pendidik dan peserta didik.


Sebagaimana yang diamanatkan di dalam kurikulum, bahwa proses pembelajaran
yang sebenarnya berpusat pada peserta didik. Peserta didik merupakan subjek
belajar yang berusaha mengekplorasi hingga menguasai kompetensi pembelajaran
yang ditetapkan. Dalam hal ini, peserta didik tidak dibiarkan secara sendiri dalam
hal belajar tersebut. Oleh karena itu, pendidik merupakan fasilitator yang
mengontrol dan membimbing peserta didik dalam belajar.

Keberhasilan proses pembelajaran pada dasarnya ditentukan oleh pendidik.


Artinya, pendidik merupakan tiang keberhasilan pencapaian belajar peserta didik.
Sehubungan dengan pencapaian tersebut, hal-hal yang berkaitan dengan
karakteristik peserta didik sebagai individu juga merupakan bagian yang
mempengaruhi jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik perlu
mengupayakan proses pembelajaran dengan pendekatan yang sesuai dengan
karakteristik peserta dirik. Peserta didik merupakan kumpulan individu dalam
sebuah kelas yang heterogen.

Dalam memahami karakteristik peserta didik tersebut, psikologi pendidikan


merupakan pemandu utama bagi pendidik dalam menentukan pendekatan atau
strategi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.
Output proses pembelajaran atau pendidikan itu sebenarnya untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang cerdas baik dari aspek inteligen spiritual, dan sosial.

Berdasarkan hal tersebut, psikologi pendidikan bersinergi secara holistik di


dalam proses pembelajaran. Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai kompas
atau penunjuk arah bagi guru untuk menentukan pendekatan ataupun strategi
pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik dengan tepat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian psikologi ?
2. Apa pengertian pendidikan ?
3. Apa pengertian psikologi pendidikan ?
4. Bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan ?
5. Bagaimana ruang lingkup psikologi pendidikan ?
6. Apa saja objek psikologi pendidikan ?
7. Apa saja metode psikologi pendidikan ?
8. Bagaimana peran psikologi bagi pendidikan ?
9. Apa saja manfaat psikologi pendidikan bagi pendidik ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi
2. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian psikologi pendidikan
4. Untuk mengetahui hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan
5. Untuk mengetahui ruang lingkup psikologi pendidikan
6. Untuk mengetahui apa saja objek psikologi pendidikan
7. Untuk mengetahui apa saja metode psikologi pendidikan
8. Untuk mengetahui bagaimana peran psikologi bagi pendidikan
9. Untuk mengetahui manfaat psikologi pendidikan bagi pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah, psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau
ilmu jiwa.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan prilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya. Namun psikologi tidak mempelajari secara
langsung jiwa atau mental karena psikologi bersifat abstrak, tetapi psikologi
membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut yang
berupa tingkangkah laku sehingga psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Dimana


tingkah laku disini dipandang secara luas yang mencakup segala kegiatan /
tindakan / perbuatan manusia yang kelihatan, yang disadari maupun yang tidak
disadarinya. Termasuk cara ia melakukan cara sesuatu, caranya berinteraksi
terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupun dari dalam dirinya
atau bagaimana cara manusia itu / seseorang berintegrasi dengan dunia luar. Perlu
diketahui psikologi tidak hanya berhubungan dengan tingkah laku manusia akan
tetapi pada hewan.

Secara umum psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya.
Karena ahli jiwa mempunyai penekanaan yang berbeda maka defenisi yang
dikemukakan juga berbeda-beda. diantara pengertian yang dirumuskan oleh para
ahli itu antara lain sebagai berikut:

3
a. Menurut Dr.singgih Dirgagunarsa psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia.
b. Menurut Plato dan Aristoteles, berpendapat psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa serta prosesnya sampai
akhir.
c. Menurut John Broadus Watson, dalam pandangannya mengatakan
bahwa psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang
objektif terhadap rangsangan dan jawaban (respons).
d. Menurut Wilhelm Wundt, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul
dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa
(feeling) dan kehendak.
e. Menurut Woodworth dan Marquis berpendapat psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu sejak dalam
kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam
sekitar.

Dari beberapa pengertian psikologi di atas, meskipun berbeda-beda


pandangan mereka dalam mendefinisikan psikologi tersebut, paling tidak dapat
kita simpulkan bahwa yang namanya psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, yang mana individu
tersebut tidak dapat dilepaskan oleh lingkungannya.

B. Pengertian Pendidikan

Pendidikan Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat
awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan fikiran. Selanjutnya,
pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

4
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusiam melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

diantara pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu antara lain sebagai
berikut:

a. Poerbakawatja dan Harahap dalam Mhibbin Syah, yaitu pendidikan


merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan
kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk bertanggung
jawab terhadap segala perbuatannya
b. Ki hajar dewantara , pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi
tingginya.

Maka disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan


untuk memperoleh ilmu pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku
berdasarkan tuntunan, pengajaran dan pelatihan dengan metode tertentu
sebagai implementasi kecerdasan pemikiran.

C. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan dapat diartikan sebagai studi kejiwaan dari bidang


pendidikan atau studi tentang proses pendidikan. Yang dimaksudkan adalah
bahwa studi kejiwaan atau proses pendidikan tersebut diarahkan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pengajaran.

Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa, Psikologi Pendidikan adalah disiplin


ilmu yang mempelajari tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku
manusia untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan kepribadian
manusia. Jadi segala gejala-gejala yang berhubungan dengan proses pendidikan
dipelajari secara mendalam.

5
D. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan

Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, karena antara psikologi dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan
timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan
bimbingan hidup manusia sejak ia lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan
berhasil dengan baik jika tidak dibarengi dengan psikologi. Demikian pula watak
dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Oleh karena begitu eratnya
hubungan antara psikologi dengan ilmu pendidikan, maka lahirlah yang namanya
psikologi pendidikan.

Dasar-dasar psikologis ini sangat dibutuhkan para pendidik untuk mengetahui


prilaku anak didiknya, apakah anak didiknya dalam keadaan yang baik saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran, atau dalam keadaan yang tidak baik.
Kalau demikian, pendidik sangat membutuhkan pengetahuan ini untuk mengatasi
anak didik yang seperti itu dan memotivasinya agar tetap dalam keadaan yang
semangat dalam belajar. Selain untuk mengetahui prilaku anak didiknya, dasar-
dasar psikologis ini juga dapat mengendalikan prilaku para pendidik dan
memberikan prilaku yang lebih bijaksana dalam menghadapi keanekaragaman
karakteristik anak didiknya. Seorang pendidik memang sangat membutuhkan
pengetahuan seperti ini, agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan yang diinginkan dan tentunya dapat berhasil mencapai tujuan dengan
cemerlang sesuai dengan lembaga pendidikan itu.

Reber menyebut psikologi pendidikan sebagai subdisiplin ilmu psikologi


yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-
hal berikut:

1. Penerapan dalam prinsip-prinsip belajar dalam kelas

Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber


motivasi agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dengan peserta didik. Untuk itu antara psikologi dengan ilmu pendidikan tidak

6
dapat dipisahkan, karena tanpa adanya psikologi, maka seorang guru atau
pendidik tidak akan mampu menerapkan prinsip-prinsip belajar di dalam kelas.

2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum

Pengembangan kurikulum  merupakan salah satu usaha untuk mencapai tujuan


pendidikan Nasional. Pengembangan kurikulum dilaksanakan karena
pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses
pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran itu tedapat empat bagian penting
dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi.
Keempat bagian tersebut saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan
Nasional.Pengembangan kurikulum tidak dilaksanakan hanya sesuai dengan
kehendak seseorang atau suatu pihak, tetapi harus berpijak pada landasan-
landasan (filosofis, psikologis, sosiologis, dan IPTEK) dan prinsip-prinsip (umum
dan khusus) yang telah ada.

Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan


kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek
perilaku dalam konteks pembelajaran. Terlepas dari berbagai aliran psikologi
yang mewarnai pendidikan, pada intinya kajian psikologis ini memberikan
perhatian terhadap bagaimana input, proses dan output pendidikan dapat berjalan
dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.

Kurikulum pendidikan mampu menyediakan kesempatan kepada setiap


individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik
dalam hal subject matter maupun metode penyampaiannya. Secara khusus, dalam
konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang dikembangkan saat ini
adalah kurikulum 2013, yang pada intinya diperlukan tidak hanya pengetahuan
saja, tetapi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Sebenarnya ketiga domain ini
sudah ada pada kurikulum sebelumnya, tetapi ternyata belum membawa dampak
yang cukup signifikan, karena apa yang ada belum diimplementasikan secara
utuh. Kurikulum 2013 dirancang untuk mengembangkan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

7
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa psikologi pendidikan sangat
berkontribusi dalam pengembangan kurikulum.

3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan

Penilaiain pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan


guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian
psikologis kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.

Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam


pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama
setelah dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat
kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya. Ada sejumlah tes
psikologis yang saat ini masih banyak digunakan untuk mengukur potensi seorang
individu. Pemahaman kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya
melalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan
proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat
dicapai perkembangan individu yang optimal.

Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi


kalangan pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya, karena pendidik
harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik
perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu
memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis. Dengan demikian,
psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi
dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek
dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-
gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian, keduanya menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Dari penjelasan tersebut, maka jelas bahwa adanya keterkaitan antara


psikologi dengan ilmu pendidikan, yang mana fokus utama dari psikologi
pendidikan ini adalah interaksi pendidik dan peserta didik.

8
E. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Karena psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan perhatiannya


pada penemuan dan apllikasi prinsip-prinsip dan tekhnik –tekhnik psikologi ke
dalam pendidikan maka ruang lingkup psikologi pendidikan meliputi topik-topik
psikologi yang erat hubungannya  dengan pendidikan.

Pada garis besarnya ruang lingkup psikologi pendidikan meliputi studi


pembahasan tentang :
1. Masalah pertumbuhan dan perkembangan individu, yang mencakup pembahasan
tentang hereditas dan lingkungan, perlengkapan dasar dan ajar, perbedaan
individual dan sebagainya.
2. Masalah belajar dan mengajar, yang mencakup pengertian belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi, perlengkapan belajar, motivasi belajar dan lain sebagainya.
3 Masalah pengukuran dan penilaian, yang mencakup tentang pengukuran
kecerdasan, hasil belajar, perbuatan belajar dan sebagainya .
4. Masalah bimbingan dan penyuluhan, yang mencakup masalah dasar-dasar
bimbingan, macam-macam serta tujuannya.

F. Objek Psikologi Pendidikan

Setiap disiplin ilmu harus mempunyai obyek tersendiri. Di dalam hal ini objek
psikologi pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Objek material psikologi pendidikan, yaitu manusia.
b. Objek formal psikologi pendidikan, yaitu gejala kejiwaan yang tampak pada
tingkah laku, gejala pertumnuhan dan gejala perkembangan untuk kepentingan
pendidikan.

Pada umumnya psikologi dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
a. Psikologi Metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang dilakukan oleh
Plato dann Aristoteles.
c. Psikologi Empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku
manusia dengan menggunakan pengamatan (observasi), percobaan atau

9
eksperimen dan pengumpulan berbagai macam data yag ada hubungannya dengan
gejala-gejala kejiwaan manusia.

Psikologi Empiri dapat dibagi lagi atas :


a. Psikologi Umum, yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada
umumnya.
b. Psikologi Khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut
aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan dan tujuannya.

G. Metode Psikologi Pendidikan

Pada dasarnya psikologi pendidikan menggunakan metode studi yang biasa


digunakan oleh psikologi pada umumnya. Hanya saja, setiap cabang psikologi,
biasanya mempunyai penekanan khusus terhadap pengguna metode psikologi.

Metode psikologi yang banyak digunakan dalam psikologi pendidikan adalah :


1) Metode observasi atau metode pengamatan, yaitu kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Ada dua macam
observasi, yaitu :
a. Observasi langsung (non sistematis), yaitu metode yang tidak menggunakan
instrumen observasi dan hanya menggunakan alat indera saja.
b. Observasi sistematis, yaitu dengan menggunakan instrumen pengamatan yang
telah dipersiapkan secara sistematis dan terencana sebelumnya.

2) Metode eksperimen atau percobaan, yaitu pengamatan secara teliti dalam waktu
tertentu guna mempelajari gejala-gejala yang ditimbulkan dengan sengaja, untuk
menetapkan sifat-sifat yang ditimbukan dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.

3) Metode angket atau kuesioner, yaitu suatu cara penyelidikan dalam bentuk
bertanya, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Angket dibedakan menjadi dua :

10
a. Angket langsung, ialah mengenai pengalaman sendiri ( pertanyaan tentang
pengalaman orang yang bersangkutan )
b. Angket tidak langsung, yaitu memberikan keterangan / jawaban pertanyaan
tentang orang lain.

4) Metode tes atau pengukuran, yaitu suatu cara penelitian dengan jalan mengadakan
tes atau pengukuran terhadap gejala/perilaku yang diselidiki. Ada dua macam tes
yaitu :
a. Tes terstandard (standardised test), yang sudah teruji berulang-ulang
validitasnya, dan
b. Tes non-standard, yang dibuat sendiri oleh peneliti, sesuai dengan
tujuan/sasaran penelitiannya, yang validitasnya belum teruji.

H. Peran Psikologi Bagi Pendidikan

Sebelum kita memasuki peranan psikologi terhadap pendidikan maka kita


harus memahami hakikat tujuan dari psikogi terlebih dahulu. Psikologi pendidikan
sebagai suatu ilmu sudah tentu mempunyai dua sisi/aspek tujuan, yaitu sebagai
berikut:
1. Tujuan ilmu itu sendiri (untuk apa ilmu ini dipelajari dan dikembangkan).
2. Tujuan kurikuler dalam mempelajari ilmu ini.

Selanjutnya untuk mengetahui hakikat tujuan ilmu dari psikologi terhadap


pendidikan ini, dapat kita pahami dari pendapat beberapa ahli berikut ini:
a.    Menurut Lindgreen
Tujuan dari psikologi pendidikan adalah untuk membantu guru dan calon
guru mengembangkan pemahaman yang lebih baik dari proses pendidikan.

b.    Menurut Bernard


Pada dasarnya, tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami
bagaimana proses belajar dapat lebih efektif dipandu).

11
c.    Menurut Herber J. Klausmeier & William Goodwin
Tidak hanya psikolog Amerika, tetapi juga Inggris dan Kanada setuju bahwa
perhatian utama psikologi pendidikan harus dengan belajar adalah lingkungan
sekolah, dan dengan teori dan praktek
Berdasarkan pendapat para ahli di atas kita dapat menyimpulkan bahwa
tujuan dipelajari dan dikembangkannya ilmu psikologi pendidikan ini adalah
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan untuk membantu guru dan calon
guru agar benar-benar dapat memahami proses pendidikan yang baik sehingga
mereka dapat membimbing proses belajar murid-muridnya secara lebih efektif
dalam rangka membantu mengembangkan potensi-potensi anak didiknya di
sekolah secara optimal.

Dengan memahami hakikat tujuan di atas maka peranan psikologi tehadap


pendidikan dalam dunia pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)  Psikologi terhadap pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membantu mempersiapkan guru dan calon guru yang profesional dan
berkompetensi dalam bidang tertentu dan mengajar sebagai mana yang
diharapkan.
2) Psikologi terhadap pendidikan mempengaruhi pembaharuan/perbaikan serta
penyempurnaan kurikulum sekolah sebagai pedoman bagi guru dalam
membimbing proses belajar murid yang memadai.
3) Psikologi pendidikan dapat mempengaruhi ide dan pelaksananaan administrasi
dan supervisi pendidikan yang akan dilaksanakan oleh pimpinan-pimpinan
pendidikan/Kepala dan Pemilik sekolah dalam mengelola kelancaran pelaksanaan
pendidikan disekolah sejalan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

I. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Pendidik

Para ahli psikologi pendidikan pada umumnya berkeyakinan bahwa dua orang
anak yang kembar sekalipun tidak pernah memiliki respons yang sama persis
terhadap situasi belajar- mengajar di sekolah. Keduannya sangat mungkin berbeda
dalam hal pembawaan, kematangan, jasmani, intelegensi, dan keterampilan

12
motoriknya. Anak-anak itu seperti anak- anak yang lainnya, relative berbeda
dalam kepribadian sebagaimana tampak dalam penampilan dan cara berpikir atau
memecahkan masalah mereka masing-masing.

Berikut adalah hal-hal penting yang berkaitan dengan psikologi pendidikan:

1. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan yang pendidikan yang


didasarkan atas hasil-hasil temuan riset psikologis.
2. Hasil-hasil temuan riset psikologi pendidikan tersebentuk kemudian
dirumuskan sedemikian rupa sehingga  menjadi konsep-konsep, teori-
teori, dan metode-metode serta strategi-strategi yang utuh.
3. Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan
sedemikian rupa menjadi” repertoire of resource”, yakni rangkaian sumber
yang berisi pendekatan yang dipilih dan diginakan untuk praktik-praktik
kependidikan khusus nya dalam proses belajar-mengajar.

Para ahli psikologi melekukan riset tingkah laku manusia berdasarkan


metodologi ilmiah. Mereka menarik kesimpulan dan merumuskan teori-teori dan
asumsi-asumsi berdasarkan temuan riset ilmiah itu namun harus diakui antara satu
teori dengan teori yang lainnya sering muncul pertentangan dan ketidakajegan.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa psikologi pendidikan merupakan


alat bantu yang penting bagi para penyelenggara pendidikan dalam mencapai
tujuan pendidikan  yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam
psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam
mengelola proses belejar-mengajar.

Setidak-tidaknya ada 9 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan


prinnsip-prinsip psikologis, yakni:

1) seleksi penerimanaan siswa baru;

2) perencanaan pendidikan;

3) penyusunan kurikulum;

13
4) penellitian kependidikan;

5) administrasi pendidikan ;

6) pemilihan materi pelajaran;

7) interaksi belajar mengajar;

8) pelayanan bimbingan dan konseling;

9) pengukuran dan evaluasi

Guru yang memiliki kompetensi dalam pespektif psikologi pendidikan adalah


mereka yang mampu melaksnakan psofesinya secara bertanggung jawa. Adapun
guru yang bertanggung jawab adalah guru-guru yang mampu mengelola proses
belajar mengajar sebaik-sebaiknya sesuai dengan psinsip-prinsip psikologis.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat diambil sebagai manfaat psikologi
pendidikan, antara lain :

a) Proses perkembangan siswa

Di kalangan para guru dan orang tua siswa terkadang timbul pertanyaan
apakah perbedaan usia antara siswa satu dengan yang lainnya membuat perbedaan
sunstansial dalam merespon pengajaran. Pertanyaan ini perlu dicari jawabannya
melalui pemahaman tentang t ahapan-tahapan perkembangan siswa dan ciri-ciri
khas yang mengiringi tahapan perkembangan tersebut.

Tahapan perkembangan yang lebih perlu dipahami sebagai bahan


pertimbangan pokok dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar adalah
tahapan-tahapan perkembangan yang berhubungan dengan perkembanngan ranah
kognitif para siswa. Unsur kogintif dengan segala variasinya dan keunikannya
merupakan modal dasar para siswa dalam menjalani proses belajar-mengajar.

14
b) Cara belajar siswa

Dimanapun proses pendidikan berlansung alasan utama kehadiran guru


adalah membantu siswa agar belajar sebaik-sebaiknya. pengetahuan anda yang
pokok adalah mengenai proses belajar mengajar tersebut yang meliputi: 1) arti
penting belajar, 2) teori-teori belajar, 3) hubungan belajar dengan teori dan
pengetahuan dan 4) fase-fase yang dilalui siswa dalam peristiwa belajar.
Disamping itu yang tak kalah penting untuk diketahui adalah pendekatan belajar,
kesulitan belajar dan alternative proses mengajar.

c) Cara menghubungkan antara mengajar dengan belajar

Secara singkat mengajar adalah kegiatan menyampaikan materi pelajaran,


melatih keterampilan dan menanamkan nilai moral yang terkandung dalam materi
pelajaran tersebut kepada siswa, agar kegiatan mengajar ini diterima oleh para
siswa, guru perlu  berusaha membagkitkan gairah dan minat belajar mereka.
Dalam hal ini sangat diharapkan pada calon guru untuk memahami model-model
mengajar,  metode-metode mengajar dan strategi yang dapat diterapkan dalam
saat proses belajar  mengajar berlansung.

d) Pengambilan keputusan untuk pengelolaan PBM

Dalam mengelola sebuah proses belajar mengajar, seoranng guru di tuntut


untuk menjadi figure sentral yang kuat dan berwibawa, namun tetap bersahabat.
Untuk memenuhihal tersebut anda diituntut mampu menempatkan diri sebagai
pengambil keputusan atau pembuat keputusan yang penuh perhitungan untung
rugi  berdasarkan kajian psikologis.

Agar pengelolaan PBM mencapai sukses, seorang guru hendaknya


memandang dirinya sendiri sebagai profesianal. Sehingga perilaku yang
ditampilkan guru bersangkutan dapat terarah sesuai dengan karakteristik seorang
profesional. Berikut dikemukakan hambatan-hambatan pengambilan keputusan
yang dialami seorang guru dalam proses belajar mengajar, yaitu :

15
1. Kurangnya kesadaran guru terhadap masalah-masalah belajar yang
mungkin sedang dihadapi oleh para siswa
2. Kesetiaan terhadap gagasan lama  yang sebenarnya sudah diberlakukan
lagi
3. Kurangnya sumber-sumber informasi yang diperlukan
4. Ketidak cermatan observasi terhadap  situasi belajar mengajar

Selain hal di atas, hambatan mungkin muncul dari perbedaan harapan antara guru
dengan siswa . beberapa siswa dalam kelas misalnya, mungkin memiliki cita-cita
memenuhi kebutuhan masa  depan nya yang sama sekali berbeda dengan rekan-
rekannya atau bahkan menyimpang dari karakteristik sekolah  mereka ikuti.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah yang telah kami bahas tersebut adalah

1. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan prilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya.
2. Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku berdasarkan tuntunan,
pengajaran dan pelatihan dengan metode tertentu sebagai implementasi
kecerdasan pemikiran.
3. Psikologi Pendidikan dapat diartikan sebagai studi kejiwaan dari bidang
pendidikan atau studi tentang proses pendidikan.
4. Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya,
karena antara psikologi dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan timbal
balik.
5. Ruang lingkup psikologi pendidikan meliputi studi pembahasan tentang : masalah
pertumbuhan dan perkembangan individu, masalah belajar dan mengajar, masalah
pengukuran dan penilaian dan masalah bimbingan dan penyuluhan.
6. Objek kajian dalam psikologi pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu obyek
material yang berupa manusia, dan obyek formal yakni gejala kejiwaan yang
tampak pada tingkah laku, gejala pertumbuhan dan gejala perkembangan untuk
kepentingan pendidikan.
7. Metode Psikologi yang banyak digunakan dalam psikologi pendidikan adalah
metode observasi, metode eksperimen atau percobaan, metode angket atau
koisioner dan metode tes atau pengukuran
8. Psikologi terhadap pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membantu mempersiapkan guru dan calon guru yang profesional dan
berkompetensi dalam bidang tertentu dan mengajar sebagai mana yang
diharapkan.

17
9. Manfaat psikologi pendidikan Bagi Pendidik adalah memahami proses
perkembangan siswa, memahami cara belajar siswa, memahami cara
menghubungkan antara mengajar dengan belajar, dan mengambil keputusan
untuk pengelolaan proses belajar mengajar.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca terutama dari dosen mata kuliah ini, agar dalam
makalah selanjutnya menjadi lebih baik

18
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2009 Psikologi Umum. Jakarta: Pt Rineka Cipta.

Abu Bakar Muhammad. 1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya:


Usaha Nasional.

Chadijah Hasan. 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Pt. Al-


Ikhlas.

Djamarah , Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt Rineka Cipta.

Jalaluddin dan Adbullah Idi. 2012.Filsafat Pendidikan. Jakarta:Pt Rajagranfindo.

Ngalim Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosda


Karya.

Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada. 2012.

19

Anda mungkin juga menyukai