Gambar 3.3 Pengaktifan asam lemak dengan acetyl-CoA menjadi asam lemak-CoA
2
Tahap 3: Reaksi -oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu (1) dehidrogenasi I, (2)
hidratasi, (3) dehidrogenasi II, dan (4) tiolasi (tahap pemotongan) (gambar 3.5).
4. Pemecahan molekul dengan enzim -ketoacyl-CoA thiolase. Pada reaksi ini satu molekul
ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl-CoA dan sisa rantai asam lemak dalam
bentuk CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek dari semula.
Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme -oksidasi secara
berurutan sampai panjang rantai asam lemak tersebut habis dipecah menjadi molekul acetyl-
CoA. Dengan demikian satu molekul asam miristat (C14) menghasilkan 7 molekul acetyl-
CoA (C2) dengan melalui 6 kali -oksidasi.
6
C14 asam lemak 7 acetyl- CoA
6 siklus oksidasi
Tiap satu sklus -oksidasi dihasilkan energi sebesar:
1 FADH2 = 2 ATP (pada dehidrogenasi 1)
1 NADH = 3 ATP (pada dehidrogenasi 2)
dan 1 Acetyl-CoA. Satu Acetyl-CoA dioksidasi
melalui siklus TCA menghasilkan energi = 12 ATP
Jadi jumlah ATP yang dihasilkan dalam satu siklus
oksidasi = (3 + 3 + 12) ATP = 17 ATP
Jelaskan tahap oksidasi asam palmitat (C15H33COOH) dan berapa energi yang dihasilkan?
Jawab:
Tahap 1: Asam palmitat (mengandung 16 atom
C) dioksidasi dalam 7 siklus menjadi 8 residu
acetyl dalam bentuk acetyl-CoA.
C16 asam lemak 8 Acetyl- CoA
7 siklus oksidasi
Reaksi katabolismenya:
C15H33COOH + 23 O2 16 CO2 + 16 H2O
131 ADP + 131 Pi 131 ATP + 131 H2O
C15H33COOH + 23 O2 + 131 ADP + 131 Pi 16 CO2 + 147 H2O + 119 ATP
Jalur utama degradasi asam lemak adalah -oksidasi, yaitu untuk asam lemak jenuh beratom
C genap. Akan tetapi ada juga jalur-jalur khusus yang lain yaitu untuk degradasi asam lemak
tak jenuh, degradasi asam lemak dengan atom C ganjil, serta a- dan -oksidasi.
Sebagai contoh: jalur -oksidasi asam linoleat, C17H31COOH (C18:2 cis,cis-9: 12)
Pada asam lemak tak jenuh, ada siklus -oksidasi yang tidak melalui reaksi dehidrogenasi I
yang menghasilkan FADH2, yaitu pada pmotongan 2 C yang mengandung ikatan rangkap
(gambar 3.7). Dengan demikian jumlah ATP yang dihasilkan pada -oksidasi asam lemak tak
jenuh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah ATP yang dihasilkan oleh -oksidasi
asam lemak jenuh dengan jumlah atom C yang sama.
8
Nelson & Cox, Lehninger POB, 4th Ed.
Gambar 3.7 Urutan reaksi dalam oksidasi asam lemak tak jenuh (Contoh: asam linoleat dalam bentuk
linoleoyl-CoA)
9
p Oksidasi Asam Lemak dengan atom C ganjil
Gambar 3.8 Oksidasi asam lemak dengan atom membutuhkan energi dengan cepat, misal
C ganjil (contoh: asam propionat dalam bentuk orang Eskimo.
Propionyl-CoA)
Bagi penderita anemia pernisiosa sebagai akibat kekurangan vitamin B, kerja enzim
methylmalonyl-CoA mutase terganggu, sehingga L-Methylmalonyl-CoA tidak bisa diubah
menjadi Succinyl-CoA. Dalam urin penderita ini ditemukan L-methylmalonyl-CoA maupun
propionyl-CoA dalam jumlah yang besar.
a- dan -oksidasi
aoksidasi adalah degradasi senyawa asam karboksilat dengan melepaskan 1 atom karbon
pada ujung karboksilnya. Asam lemak yang bagian ujungnya mempunyai cabang metil tidak
bisa langsung didegradasi melalui mekanisme -oksidasi, melainkan harus dioksidasi terlebih
dahulu melalui mekanisme aoksidasi. Dalam mekanisme aoksidasi, gugus karboksilat
10
dilepaskan sebagai CO2 dan atom karbon-a dioksidasi oleh hidrogen peroksida menjadi
gugus aldehida. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim peroksidase asam lemak, tidak
membutuhkan CoA-SH dan tidak menghasilkan ATP. Gugus aldehid yang terbentuk
selanjutnya dioksidasi dengan menggunakan NAD+ menjadi asam karboksilat. Dengan
demikian asam lemak yang dihasilkan dalam satu kali reaksi aoksidasi telah berkurang
dengan 1 atom C. Selain itu gugus aldehid tersebut dapat dioksidasi menjadi gugus alkohol,
membentuk senyawa alkohol asam lemak. Senyawa ini banyak terdapat dalam lilin
tumbuhan.
Pada kasus syndrom Refsum, pasien yang mempunyai gangguan dalam reaksi a-
oksidasi, tidak mampu mangoksidasi asam fitanat yang berasal dari makanan tumbuhan.
Asam fitanat mengandung gugus metil (-CH3) pada karbon- yang dapat menghambat reaksi
-oksidasi..
Berikut adalah contoh reaksi a-oksidasi yang terjadi dalam biji kecambah beberapa
tumbuhan.
Gambar 3.9 Reaksi a-oksidasi asam lemak yang terjadi dalam biji kecambah beberapa tumbuhan
-oksidasi adalah oksidasi atom C pada ujung asam lemak. Reaksi ini dimulai dengan
hidroksilasi gugus CH3 yang dikatalisis oleh monooksigenase membentuk CH2OH dan
dilanjutkan dengan oksidasi membentuk gugus karboksilat -COOH. Hasilnya adalah asam
lemak dikarboksilat yang dapat mengalami -oksidasi dari kedua ujungnya sampai diperoleh
asam dikarboksilat C8 (asam suberat) atau C6 (asam adipat) yang dapat diekskresi dalam
urin. Kedua asam ini dijumpai pada urin penderita ketotik dikarboksilat asiduria. -oksidasi
dilakukan oleh enzim-enzim hidroksilasi yang memerlukan sitokrom P-450 dalam mikrosom.
-oksidasi di Peroksisom
Bentuk modifikasi -oksidasi terjadi di peroksisom hati, yang dikhususkan untuk
degradasi asam lemak berantai panjang (n > 20). Dua perbedaan pokok -oksidasi di
mitokondria dan di peroxisome (gambar 3.10) adalah:
11
1. Pada tahap reduksi 1, flavoprotein acyl-CoA oxidase di peroxisome memasukkan
elektron secara langsung ke O2 menghasilkan H2O2, yang segera diubah menjadi H2O dan
O2 oleh katalase. Energi yang dihasilkan tidak disimpan sebagai ATP tetapi dibuang
dalam bentuk panas. Dalam mitokondria elektron yang dihasilkan pada tahap reduksi 1
dimasukkan ke O2 menghasilkan H2O melalui rantai respirasi yang digabungkan dengan
pembentukan ATP.
2. Dalam sistem perosisomal, -oksidasi lebih aktif dilakukan terhadap asam lemak berntai
panjang, seperti asam hexakosanoat (26:0), dan asam lemak bercabang, seperti asam
fitanat dan asam pristanat. Pada mamalia konsentrasi lemak yang tinggi dalam diet akan
menaikkan sintesis enzim -oksidasi peroxisomal hati. Karena peroxisome hati tidak
mempunyai enzim-enzim untuk siklus TCA dan tidak dapat mengkatalisa oksidasi acetyl-
CoA menjadi CO2, maka asam lemak berantai panjang atau bercabang terseut
dikatabolisme menjadi produk asam lemak yang lebih pendek, selanjutnya dieksport ke
mitokondria untuk dioksidasi secara sempurna.
Dalam kasus sindrom Zellweger, asam lemak rantai panjang tidak dapat didegradasi karena
peroksisomal rusak.
12
RANGKUMAN KATABOLISME ASAM LEMAK
Asam lemak jenuh didegedasi dalam 3 tahapan oksidasi. Tahap pertama, -oksidasi,
dilakukan dalam siklus yang berkesinambungan dengan hasil akhir sebagai acetyl-CoA. Tiap
siklus terdiri atas 4 tahap reaksi, yaitu (1) dehidrogenasi 1, (2) hidratasi, (3) dehidroenasi 2,
dan (4) tiolasi. Pada tahap kedua tiap acetyl-CoA dioksidasi menghasilkan 2 CO2 dan 8
elektron dalam siklus TCA. Pada tahap ketiga, elektron yang dihasilkan dari tahap 1 dan 2
masuk ke rantai respirasi mitokondria dengan menghasilkan energi untuk sintesis ATP
dengan forforilasi oksidatif.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh memerlukan 2 enzim tambahan: enoyl-CoA
isomerase dan 2,4-dienoyl-CoA reductase. Asam lemak beratom C ganjil dioksidasi
menghasilkan acetyl-CoA dan propionyl-CoA. Propionyl-CoA dikarboksilasi menjadi L-
methylmalonyl-CoA yang kemudian diisomerisasi menjadi succinyl-CoA untuk dioksidasi
menjadi CO2 dalam siklus TCA.
Peroxisome tanaman dan hewan dan glyoxysome tanaman menjalankan oksidasi
dalam empat tahap yang mirip dengan oksidasi di mitokondria hewan. Akan tetapi pada
tahap pertama elektron langsung ditransfer ke molekul O2 menghasilkan H2O2.
Reaksi -oksidasi yang terjadi di dalam retikulum endoplasma menghasilkan asam
lemak dikarboksilat yang dapat mengalami -oksidasi dari kedua ujungnya sampai diperoleh
asam dikarboksilat berantai pendek seperti C8 (asam suberat) atau C6 (asam adipat).
13
C. ANABOLISME LIPID
Hati adalah tempat penting untuk pembentukan asam lemak, lemak, keton bodi, dan
kolesterol. Meskipun jaringan adiposa juga mensintesis lemak, tetapi fungsi utamanya adalah
menyimpan lipid.
Metabolisme lipid di dalam hati berkaitan erat dengan karbohidrat dan asam amino.
Dalam keadaan absorpsi, hati mengubah glukosa menjadi asam lemak melalui asetyl-CoA.
Hati dapat juga mendapatkan kembali asam lemak dari suplai lipid dengan kilomikron dari
usus. Asam lemak dari kedua sumber tersebut kemudian dikonversi menjadi lemak netral
dan fosfolipid.
14
urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar 4, maka
dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis).
Reaksi 1: Reaksi 2:
Reaksi 3:
Reaksi 4:
15
lemak. Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat).
Gambar 3.12 adalah bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma.
Gambar 3.12 Bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma. Pyruvate hasil
katabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistem
pyruvate dehydogenase. Gugus acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk ke
sitosol untuk sintesis asam lemak. Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriks
mitokondrion dan diubah kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat
menghasilkan NADPH dan pyruvate. NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam
lemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion..
Asam lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut homodimer
yang dapat dilihat pada gambar 3.13. Masing-masing dari 2 rantai peptida yang digambarkan
sebagai suatu hemispheres tersebut, mengkatalisis 7 bagian reaksi yang berbeda yang
dibutuhkan dalam sintesis asam palmitat. Katalisis reaksi multi urutan dengan satu protein
mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan beberapa enzim yang terpisah.
Keuntungan tersebut antara lain: (1) reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah, (2) reaksi terjadi
dalam satu garis koordinasi, dan (3) lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang
tinggi, kehilangan karena difusi rendah.
Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara
kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus SH. Ada dua gugus
16
SH yang masing-masing terikat pada residu Cysteine (Cys-SH) pada -ketoacyl-ACP-
Synthase dan 4-phosphopantetheine (Pan-SH) (Gambar 3.14 (B)). Pan-SH, yang mirip
dengan Koenzim A (CoA-SH) (Gambar 3.14 (A)), diikat dalam suatu domain enzim yang
disebut acyl-carrier protein (ACP). ACP bekerja seperti tangan yang panjang yang
melewatkan substrat dari satu pusat reaksi ke reaksi berikutnya.
Gambar 3.13 Sistem enzim kompleks asam lemak synthase yang bekerja dalam bentuk dimer.
Aktivitas yang terlibat dalam sistem enzim kompleks asam lemak synthase dilokasikan
dalam 3 domain protein yang berbeda. Domain 1 bertanggung jawab pada katalisis reaksi 2a,
2b, dan 3, yaitu masuknya substrat asetyl-CoA atau acyl-CoA dan malonyl-CoA yang diikuti
dengan kondensasi kedua substrat tersebut. Domain 2 mengkatalisis reaksi 4, 5, dan 6, yaitu
reaksi reduksi pertama rantai perpanjangan asam lemak, dehidratase, dan reduksi kedua.
Sedangkan domain 3 atau domain tiolase mengkatalisis pelepasan produk akhir asam lemak
setelah 7 tahap perpanjangan (reaksi 7).
17
(A)
(B)
Tahap aktivasi:
Reaksi 1. Asetil-CoA + oksaloasetat sitrat + KoA-SH
(mitokondria) (m1a8suk ke sitoplasma)
Acetyl-CoA dibawa masuk dari mitokondria ke sitoplasma dengan mengubahnya
menjadi sitrat oleh aktivitas enzim Sitrat sintetase (gambar 3.12).
Gambar 3.15. Reaksi pembentukan malonyl-CoA dari acetyl-CoA yang dikatalisis oleh enzim acetyl-
CoA karboksilase dengan bantuan Biotin. Enzim acetyl-CoA karboksilase mempunyai 3 daerah
fungsional, yaitu: (1) biotin carrier protein, (2) biotin carboxylase, dan (3) transcarboxylase.
Tahap elongasi :
Reaksi pemanjangan rantai secara kontinyu dapat dilihat pada gambar 3.14 dan 3.15.
Reaksi 2: transfer residu acetyl ke Cys-SH dari enzim & residu malonyl ke Pan-SH dari ACP
Residu acetyl dari molekul ACP kemudian ditransfer (translokasi) ke gugus SH dari residu
cystein pada -ketoacyl-ACP-Synthase (Gambar 3.17, reaksi 2a). Secara bersamaan gugus
malonyl dari malonyl-CoA dipindah ke Pan-SH dari ACP membentuk malonyl-ACP oleh
enzim malonyl-CoA- ACP-transferase (Gambar 3.17, reaksi 2b).
19
Reaksi 3: Reaksi kondensasi pembentukan acetoacetyl-S-ACP
Gugus acetyl yang diesterkan pada enzim -ketoacyl-ACP-Synthase ditransfer ke atom C
nomer 2 pada malonyl-ACP dengan pelepasan CO2 yang berasal dari HCO3- (lihat Gambar
3.17, reaksi 3 pada tahap aktivasi) oleh enzim -ketoacyl-ACP-Synthase membentuk
acetoacetyl-S-ACP. Dengan demikian dalam reaksi karboksilasi acetyl-CoA, CO2 dari HCO3-
tersebut memegang peran katalitik karena dilepaskan kembali sebagai CO2.
Tahap tiolasi:
Reaksi 7: Pelepasan asam palmitat
Palmitoyl-ACP dapat dilepaskan menjadi asam palmitat bebas oleh kerja enzim palmitoyl
thioesterase (Domain 3) (Gambar 3.16. B), atau ditransfer dari ACP ke CoA atau
digabungkan secara langsung ke asam fosfatidat dalam jalur yang menuju fosfolipid dan
triasilgliserol.
20
A Gambar 3.16 (A) Bagan urutan reaksi dalam
siklus reaksi pada tahap pemanjangan secara
kontinyu. Sistem enzim kompleks asam
lemak synthetase digambarkan dalam bentuk
lingkaran yang terdiri atas enam aktivitas
enzimatik dan ACP berada di pusatnya.
Enzim yang ditunukkan dalam warna biru
1 beraktivitas pada tahap berikutnya.
2a (B) Keseluruhan prosesn biosintesis asam
lemak (asam palmitat).
2b
3 6
4 5
21
Gambar 3.17. Urutan tahap-tahap reaksi dalam biositesis asam lemak (asam palmitat)
Pada kebanyakan organisme, sistem enzim kompleks asam lemak synthase berhenti
pada produk asam palmitat dan tidak menghasilkan asam stearat. Hal ini karena: (1)
spesifitas panjang rantai maksimum yang dapat diakomodasi oleh sistem enzim kompleks
asam lemak synthase adalah gugus tetradecanoyl (C14), gugus hexadecanoyl (C16) tidak
diterima oleh sistem ini; (2) palmitoyl-CoA merupakan penghambat feedback sistem enzim
kompleks asam lemak synthase.
22
Reaksi keseluruhan dari reaksi biosintesa asam palmitat yang dimulai dari asetil-CoA adalah:
14NADPH 8CoA
14H+ 14NADP+
7ATP 7ADP
H2O 7Pi
8 CoA
7 FAD 7 FADH2
14 NAD+ 7 NADH
7 H2O 7 H+
14 molekul NADPH+ 14H+ diperlukan pada biosintesis asam palmitat bersumber dari:
a. Sistem malat yang ditemukan di hati dan jaringan hewan lainnya
c. Fotosintesis
23
melalui kondensasi dengan malonyl-ACP, sama pada biosintesis asam lemak jenuh beratom C
genap.
Dari uraian tentang jalur -oksidasi asam lemak (katabolisme) dan biosintesis asam
lemak (anabolisme) terdapat lima perbedaan yang dapat diamati (gambar 3.18), yaitu:
1. Lokasi intraseluler: -oksidasi terjadi di mitokondrion, biosintesis di sitoplasma
2. Tipe pembawa gugus acyl: dalam -oksidasi adalah CoA, dalam biosintesis adalah ACP
3. Dalam -oksidasi asam lemak sebagai akseptor elektron (oksidator) adalah FAD,
sedangkan dalam biosintesis asam lemak NADPH sebagai donor elektron (reduktor)
4. Senyawa intermediet yang terbentuk pada reaksi hidratasi mempunyai konfigurasi L, pada
reaksi dehidrasi dalam biosintesis asam lemak senyawa intermedietnya mempunyai
konfigurasi D
5. Malonyl-CoA berperan sebagai prekursor penambahan unit C2 dalam biosintesis asam
lemak, sedangkan dalam oksodasi pengurangan unit C2 dalam bentuk acetyl-CoA.
Selain kelima perbedaan di atas, pada -oksidasi dihasilkan energi sedangkan pada biosintesis
asam lemak diperlukan energi.
KATABOLISME ANABOLISME
-Oksidasi Biosintesis
terjadi di mitokondrion terjadi di sitoplasma
Pembawa gugus Pembawa gugus
acyl : CoA acyl : ACP
Akseptor Donor elektron:
elektron: FAD NADPH
Gambar 3.18 Perbedaan antara jalur -oksidasi asam lemak dan biosintesis asam lemak. Ada lima
pokok perbedaannya, yaitu: (1) lokasinya, (2) pembawa gugus acyl, (3) akseptor/donor elektron, (4)
stereokimia reaksi hidrasi/dehidrasi, dan (5) Bentuk unit C2 yang dihasilkan/didonorkan.
24
Biosintesis Asam Lemak setelah Asam Palmitat
Sistem enzim kompleks asam lemak synthase hanya mampu mensintesis asam lemak
dengan jumlah atom C maksimum 16. Untuk sintesis asam lemak yang beratom C lebih dari
16 digunakan asam palmitat sebgai precursor. Proses ini disebut elongasi asam lemak jenuh,
yang dapat terjadi di mitokodria dan mikrosom (retikulum endoplasma).
1. Elongasi asam lemak jenuh di mitokondria
Di dalam mitokondrion penambahan 2 atom C dengan acetyl-CoA pada ujung karboksilat
(dan bukan dengan malonyl-ACP seperti yang digunakan dalam proses de novo
biosintesis palmitat). Proses elongasi palmitat menjadi stearat (C18:0) mengikuti reaksi
seperti pada -oksidasi, dengan urutan reaksi seperti pada gambar 3.19. Untuk reaksi
reduksi pertama dan kedua digunakan NADPH bukan NADH.
Palmitoyl-CoA
-Ketoacyl-CoA reductase
-Hydrxystearoyl-CoA
Enoyl-CoA hydratase
Stearoyl-CoA
Gambar 3.19. Reaksi elongasi palmitoyl-CoA dengan satu molekul acetyl menghasilkan steroyl-CoA
Enoyl-CoA
2. Elongasi asam lemak jenu h reductase
di mikrosom
Di dalam mikrosom mekanisme elongasi asam lemak jenuh identik dengan yang terjadi
pada biosintesis asam palmitat, yaitu penambahan 2 atom C dengan malonyl-CoA,
kemudian diikuti dengan reduksi 1, dehidratasi, dan reduksi 2 untuk menghasilkan
stearoyl-CoA.
25
Biosintesis Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat)
Biosintesis asam lemak tak jenuh yang mempunya ikatan rangkap tunggal (asam monoenoat)
dalam jaringan hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan hewan asam palmitat dan
asam stearat digunakan sebagau precursor untuk biosintesis asam lemak tak jenuh terutama,
asam palmitoleat (C16:1 cis-9) dan asam oleat (C18:1 cis-9). Ikatan rangkap yang terjadi
selalu pada posisi 9 dan berbentuk cis.
Gambar 3.20 Transfer elektron dalam reaksi desaturasi asam lemak yang terjadi pada retikulum
endoplasma vertebrata.
26
Gambar 3.21. Rute sintesis asam-asam
lemak lainnya. Asam palmitat
diguanakan sebagai procursor sistesis
asam-asam lemak berantai panjang
jenuh melalui proses elongasi atau
sintesis monoenoat palmitoleate dan
oleat melalui proses desaturasi.
Mamalia tidak dapat mengubah oleate
menjadi linoleate atau linolenate. oleh
karena itu dalam dietnya disebut
sebagai asam lemak esensial. Linoleate
selanjutnya dapat diubah menjadi asam
lemak polienoat. Makna angka 18:1,
yaitu : angka didepan (18)
menunjukkan jumlah atom C asam
lemak, sedangkan angka
dibelakangnya (1) menunjukkan
jumlah ikatan rangkap.
Acyl-CoA Acyl
synthetase transferase
Acyl transferase
Acyl-CoA
synthetase
Acyl transferase
28
RANGKUMAN ANABOLISME ASAM LEMAK
Asam lemak jenuh rantai panjang disintesis di sitosol dari acetyl-CoA oleh sistem
enzim kompleks asam lemak synthase dengan enam aktivitas enzim dan ACP. Sistem enzim
kompleks ini terdiri atas dua jenis gugus SH, yang satu terikat pada ACP, dan yang lainnya
pada residu Cystein pada -ketoacyl-ACP synthase yang berfungsi sebagai pembawa
intermediet asam lemak.
Tiap satu siklus penambahan satu unit 2 atom C pada sintesis asam lemak terdiri atas
4 tahap reaksi, yaitu (1) kondensasi gugus acetyl dari malonyl-ACP dengan intermediet asam
lemak yang terikat pada cys-SH, dengan melepaskan CO2, (2) reduksi 1menghasilkan
2
turunan D--hydroxy, (3) dehidrasi menghasilkan trans-11 - unsaturated acyl-ACP, dan (4)
reduksi 2 menghasilkan intermediet asam lemak yang sudah diperpanjang dengan dua atom
C.
Asam palmitat dapat diperpanjang menjadi asam stearat (C18:0). Baik asam palmitat
maupuan stearat dapat didesaturasi menghasilkan masing-masing palmitoleat dan oleat.
Mamalia tidak dapat membuat asam linoleat dan asam a-linolenat, kedua asam lemak ini
disebut asam lemak esensial.
Triasil gliserol dibentuk dengan reaksi dua molekul asam lemak-CoA dengan gliserol-
3-fosfat membentuk asam fosfatidat, yang selanjutnya didefosforilasi menghasilkan
diacylglicerol. Melalui asilasi dengan moleku asam lemak-CoA ketiga triasilgleserol dapat
diperoleh. Sintesis dan degradasi triasilgliserol diatur oleh hormon.
DAFTAR PUSTAKA
Nelson, D.L. & . Cox, M.M, Lehninger Principles of Biochemistry, 4th Edition
Lehninger, A.L. (1982). Biochemistry, Worth Pub. Inc.
Mahler H.R. and E.H. Corder, (1996). Biological Chemistry, Harper & Row Publisher.
West, E.S. et al. (1970). Text Book of Biochemistry. The Macmillan Co
Voet, D. and J.G. Voet. 1990. Biochemistry, John Wiley & Sons.
Stryer, L (2000). Biochemistry, 4th ed., W. H. Freeman and Company.
Muhammad Wirahadikusumah. (1985). Biokimia: metabolisme Energi, Karbohidrat, dan
Lipid, Penerbit ITB Bandung.
29
145