Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan segala
keterbatasan.

Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Anak , yang merupakan
salah satu mata kuliah di prodi DIII analis kesehatan. Dan juga dapat digunakan
sebagai salah satu literatur dalam proses belajar Mahasiswa di kelas.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Akan tetapi, dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati,
kami berharap para pembaca dapat memanfaatkan makalah ini, baik bagi
kepentingan-kepentingan praktis di dalam kelas maupun untuk pengembangan
ilmu pengetahuan.

Samarinda, Mei 2017


Penulis

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................................. 3
C. Rumusan masalah ............................................................................................. 4
B.Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A.Pengertian Fenobarbital..................................................................................... 5
B.Konsep Farmakodinamik .................................................................................. 5
D.Efek Samping Obat ........................................................................................... 11
E.Kasus ................................................................................................................. 13
F.Pengobatan overdosis ........................................................................................ 13
G.Diagnosis ........................................................................................................... 14
BAB III SKEMA .................................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................
A.Kesimpulan ....................................................................................................... 15
B.Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epilepsi (dari bahasa Yunani Kuno ἐπιληψία Epilepsia'''') adalah gangguan
neurologis umum kronis yang ditandai dengan kejang berulang tanpa alasan.
Ini adalah tanda-tanda kejangsementara dan / atau gejala dari aktivitas neuronal
yang abnormal, berlebihan atau sinkron diotak. Sekitar 50 juta orang di seluruh
dunia memiliki epilepsi, dengan hampir 90% dari orang-orang yang di negara-
negara berkembang.Epilepsi lebih mungkin terjadi pada anak-anak muda, atau
orang di atas usia 65 tahun,namun dapat terjadi setiap saat. Epilepsi biasanya
dikontrol, tapi tidak sembuh, denganpengobatan, meskipun operasi dapat
dipertimbangkan pada kasus yang sulit. Namun, lebih dari30% orang dengan
epilepsi tidak memiliki kontrol kejang bahkan dengan obat terbaik yang
tersedia. Tidak semua sindrom epilepsi seumur hidup - beberapa bentuk
terbatas pada stadium tertentu dari masa kanak-kanak. Epilepsi tidak harus
dipahami sebagai gangguan tunggal, tetapilebih sebagai sindrom dengan gejala
jauh berbeda tetapi semua yang melibatkan aktivitas listrik episodik abnormal
di otak. Epilepsi adalah sebuah kondisi otak yang dicirikan dengan kerentanan
untuk kejang berulang(peristiwa serangan berat, dihubungkan dengan
ketidaknormalan pengeluaran elektrik dari neuron pada otak). Kejang
merupakan manifestasi abnormalitas kelistrikan pada otak yang menyebabkan
perubahan sensorik, motorik, tingkah laku.
Penyebab terjadinya kejang antara lain trauma terutama pada
kepala, encephalitis (radang otak), obat,birth trauma(bayi lahir dengan
cara vacuum - kena kulit kepala - trauma), penghentian obat depresan secara
tiba-tiba, tumor,demam tinggi, hipoglikemia, asidosis, alkalosis, hipokalsemia,

3
idiopatik. Sebagian kecildisebabkan oleh penyakit menurun. Kejang yang
disebabkan oleh meningitis disembuhkan dengan obat anti epilepsi, walaupun
mereka tidak dianggap epilepsi. Menurut International League Against
Epilepsy (ILAE), kejang dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok utama yaitu
kejang parsial (Partial seizures) dan kejang keseluruhan (Generalized seizures).
Kejang sebagian dibagi lagi menjadi kejang parsial sederhana dan kejang
parsialkompleks. Sedangkan kejang keseluruhan dikelompokkan menjadi petit
mal seizures (Absenceseizures); atypical absences; myoclonic seizures; tonic
clonic (grand mal) seizures; tonic, clonic,atonic seizures.Pilihan Bangkitan
Epilepsi Pemilihan obat untuk terapi masing-masing bentuk epilepsi tergantung
dari bentuk bangkitn epilepsy secara klinis dan kelainan EEG nya. Tidak ada
satupun pilahan epilepsi yang dapat memuaskan dan diterima oleh semua ahli
penyakit saraf. Pilahan epilepsy secara internasioal tidak banyak membantu
sebagai pedoman untuk pembahasan obat anti epilepsi.Untuk maksud ini
digunakan pilahan yang lazim dipakai di klinik dan berkaitan erat dengan
efektivitas obat antiepilepsi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari fenobarbital ?
2. Apa saja konsep farmakodinamik dari fenobarbital ?
3. Apa saja konsep farmakokinetik dari fenobarbital ?
4. Bagaimana efek samping dari obat fenobarbital ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari fenobarbital
2. Untuk mengetahui konsep farmakodinamik dari fenobarbital
3. Untuk mengetahui konsep farmakokinetik dari fenobarbital
4. Untuk mengetahui efek samping dari obat fenobarbital

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fenobarbital
Fenobarbital (fee-no-BAR-bih-tal) adalah obat anti-epilepsi yang
mempunyai sejarah panjang. Obat ini pertama kali digunakan sebagai obat
anti-epilepsi pada tahun 1912. Fenobarbital digunakan untuk pengobatan
epilepsi tonik-klonik, epilepsi kompleks atau parsial simpel pada orang dewasa
dan anak-anak. Fenobarbital juga digunakan untuk epilepsi miklonik
(myclonic). Obat ini pernah menjadi obat first line, namun sekarang menjadi
obat second-line karena efek samping yang ditimbulkannya, yaitu efek
penenang, depresi dan agitasi. Fenobarbital merupakan obat antiepilepsi atau
antikonvulsi yang efektif. Toksisitasnya relatif rendah, murah, efektif, dan
banyak dipakai. Dosis antikonvulsinya berada di bawah dosis untuk hipnotis. Ia
merupakan antikonvulsan yang non-selektive. Fenobarbital (Luminal)
merupakan senyawa organik kejang pertama yang efektif. Senyawa ini
memiliki toksisitas yang relative rendah, tidak mahal, dan masih merupakan
salah satu obat yang efektif dan lebih banyak digunakan untuk kejang.

B. Konsep Farmakodinamik
1. Mekanisme Obat
Terdapat 2 mekanisme anti konvulsiyang penting yaitu,(1) dengan
mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik
dalam fokus epilepsi, (2) dengan mencegah terjadinya letupan depolarisasi
pada neuron normal akibat pengaruh fokus epilepsi. Bagian terbesar
antiepilepsi yang dikenal termasuk dalam golongan terakhir ini. Mekanisme
kerja antiepilepsi hanya sedikit yang dimengerti secara baik. Berbagai obat

5
antiepilepsi diketahui mempengaruhi berbagai fungsi neurofisiologik otak
teruatama yang mempengaruhi sistem inhibisi yang melibatkan GABA
dalam mekanismekerja berbagai antiepilepsi.
Mekanisme kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi
penghambatan sinaps melalui suatu kerja pada reseptor GABA, rekaman
intrasel neuron korteks menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan
respons terhadap GABA yang diberikan secara iontoforetik. Efek ini telah
teramati pada konsentrasi fenobarbital yang sesuai secara terapeutik.
Analisis saluran tunggal pada out patch bagian luar yang diisolasi dari
neuron spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital
meningkatkan arus yang diperantarai reseptor GABA dengan meningkatkan
durasi ledakan arus yang diperantarai reseptor GABA tanpa merubah
frekuensi ledakan. Pada kadar yang melebihi konsentrasi terapeutik,
fenobarbital juga membatasi perangsangan berulang terus menerus; ini
mendasari beberapa efek kejang fenobarbital pada konsentrasi yang lebih
tinggi yang tercapai selama terapi status epileptikus.
Fenobarbital adalah penurun ambang stimulasi sel saraf di korteks motorik
sehingga terjadi hambatan penyebaran aktivitas listrik (lepas muatan) dari
fokus aktivitas epilepsi di otak. Fenobarbital bekerja pada reseptor GABA
sehingga menyebabkan peningkatkan inhibisi sinaptik. Hal tersebutlah yang
menyebabkan adanya efek terangkatnya ambang kejang. Selain itu, hal
tersebut pula dapat mengurangi penyebaran aktivitas kejang dari fokus
kejang. Fenobarbital juga dapat menghambat saluran kalsium,
mengakibatkan penurunan pengeluaran transmitter yang memiliki fungsi
untuk merangsang.

2. Interaksi Obat Reseptor


Interaksi antara fenobarbital dan obat lain biasanya melibatkan induksi
sistem enzim mikrosom hati oleh fenobarbital. Konsentrasi fenobarbital
dalam plasma dapat ditingkatkan sebanyak 40 % selama penggunaanya
yang bersaman dengan asam valproat. Fenobarbital mengurangi kadar

6
carbamazepin, lamotrigin, tiagabin, dan zonisamide dalam darah;
phenobarnital mungkin mengurangi konsentrasi ethosuximide dalam darah;
konsentrasi Fenobarbital dalam darah meningkat oleh oxcarbazepin, juga
kadar metabolit aktif oxcarbazepin dalam darah menurun; kadar
Fenobarbital dalam darah seringkali meningkat oleh fenitoin, kadar fenitoin
dalam darah seringkali berkurang tetapi dapat meningkat; efek sedasi
meningkat saat barbiturate diberikan dengan primidone; kadar Fenobarbital
dalam darah meningkat oleh valproat, kadar valproat dalam darah menurun;
kadar Fenobarbital dalam darah mungkin berkurang oleh vigabatrin.
Fenobarbital dapat berinteraksi dengan obat lain karena menginduksi
enzim-enzim hati yang meningkatkan metabolisme obat atau sebagai
respons terhadap kompetisi dengan enzim-enzim hati sehingga metabolisme
obat melambat. Ekskresi dipermudah oleh alkalinisasi urine. Pengasaman
urine dengan pemberian asam valproat dapat memperlambat pembersihan
fenobarbital. Karena itu, apabila diberikan bersama dengan obat lain, dosis
fenobarbital harus benar-benar diketahui dengan tepat dengan memantau
konsentrasi di dalam serum.
a. Interaksi Obat dengan Makanan
Dapat menyebabkan penurunan vitamin D dan kalsium.
b. Interaksi Obat dengan Obat yang Lain
Alkohol : Meningkatkan efek sedatif. Antiaritmia : Metabolisme
disopiramid dan kinidin ditingkatkan (kadar plasma diturunkan).
Antibakteri : Metabolisme kloramfenikol, doksisiklin, dan metronidazol
dipercepat (efek berkurang). Antikoagulan : metabolisme nikumalon
dan warfarin dipercepat (mengurangi efek antikoagulan). Antidepresan
: antagonisme efek antikonvulsan (ambang kejang menurun);
metabolisme mianserin dan trisiklik dipercepat (menurunkan kadar
plasma). Antiepileptika : pemberian bersama dengan fenobarbital dapat
meningkatkan toksisitas tanpa disertai peningkatan efek antiepileptic ;
disamping itu interaksi dapat menyulitkan pemantauan terhadap
pengobatan; interaksi termasuk peningkatan efek, peningkatan sedasi,

7
dan penurunan kadar plasma. Antijamur : fenobarbital mempercepat
metabolisme griseofulvin (mengurangi efek). Antipsikotik :
antagonisme efek antikonvulsan (ambang kejang diturunkan).
Antagonis-Kalsium : efek diltiazem, felodipin, isradipin, verapamil, dan
mungkin nikardipin dan nifedipin dikurangi. Likosida jantung : hanya
metabolisme digitoksin yang dipercepat (mengurangi efek).
Kortikosteroida : metabolisme kortikosteroid dipercepat (menurunkan
efek). Siklosporin : metabolisme siklosporin dipercepat (mengurangi
efek). Antagonisme hormon : metabolisme toremifen mungkin
dipercepat. Estrogen dan Progestogen : metabolisme gestrinon, tibolon,
dan kontrasepsi oral dipercepat (menurunkan efek kontraseptif).
Teofilin : metabolisme teofilin dipercepat (mengurangi efek). Tiroksin :
metabolisme tiroksin dipercepat (dapat meningkatkan kebutuhan akan
tiroksin pada hipotiroidisme). Vitamin : kebutuhan akan vitamin D
mungkin meningkat.

3. Antagonisme Farmakodinamika

●Antijamur : fenobarbital dapat menurunkan


konsentrasi plasma itrakonazol dan
●posakonazol; fenobarbital dapat
Fenobarbital Vorikonazol menurunkan konsentrasi plasma
●vorikonazol- hindari penggunaan secara
bersa/maan; fenobarbital menurunkan
absorpsi griseofulvin (mengurangi efek)

8
●Antijamur : fenobarbital dapat menurunkan
konsentrasi plasma itrakonazol dan
●posakonazol; fenobarbital dapat
Fenobarbital Griseofulvin menurunkan konsentrasi plasma
●vorikonazol- hindari penggunaan secara
bersamaan; fenobarbital menurunkan absorpsi
griseofulvin (mengurangi efek)

●Antipsikotik : ●antipsikotik memberikan


efek antagonis terhadap efek antikonvulsan
fenobarbital (menurunkan nilai ambang
konvulsi); fenobarbital meningkatkan
Fenobarbital Antipsikotik
metabolisme haloperidol (menurunkan
konsentrasi plasma); fenobarbital dapat
menurunkan konsentrasi plasma ●aripiprazol-
tingkatkan dosis aripiprazol

●Antipsikotik : ●antipsikotik memberikan


efek antagonis terhadap efek antikonvulsan
fenobarbital (menurunkan nilai ambang
konvulsi); fenobarbital meningkatkan
Fenobarbital Haloperidol
metabolisme haloperidol (menurunkan
konsentrasi plasma); fenobarbital dapat
menurunkan konsentrasi plasma ●aripiprazol-
tingkatkan dosis aripiprazol

9
●Antipsikotik : ●antipsikotik memberikan
efek antagonis terhadap efek antikonvulsan
fenobarbital (menurunkan nilai ambang
konvulsi); fenobarbital meningkatkan
Fenobarbital Aripiprazol
metabolisme haloperidol (menurunkan
konsentrasi plasma); fenobarbital dapat
menurunkan konsentrasi plasma ●aripiprazol-
tingkatkan dosis aripiprazol

C. Konsep Farmakokinetik
1. Absorbsi dan Bioviabilitas
Setelah pemberian obat secara oral, obat diserap dengan baik dari lambung
dan usus halus, dengan kadar puncak terjadi 2 sampai 20 jam kemudian.
Kadar dosis untuk orang dewasa adalah sekitar 20 sampai 40 mikro gram
per ml. Sedangkan pada anak, kadar yang sedikit lebih rendah masih efektif.
Phenobarbital diserap dalam berbagai derajat setelah pemberian oral, rektal
atau parenteral. Garam-garam lebih cepat diserap daripada asam. Tingkat
penyerapan meningkat jika garam natrium ditelan sebagai larutan encer atau
diminum pada saat perut kosong. Bioavailabilitas oral fenobarbital
mencapai 100%
.
2. Distribusi
Fenobarbital adalah asam lemah yang diserap dan dengan cepat di
distribusikan ke seluruh jaringan dan cairan dengan konsentrasi tinggi di
otak, hati, dan ginjal. Semakin ia larut lemak, semakin cepat pula ia
menembus semua jaringan tubuh. Durasi kerja, yang berkaitan dengan
tingkat dimana fenobarbital didistribusikan ke seluruh tubuh bervariasi
antara orang-orang dan pada orang yang sama dari waktu ke waktu. Long-

10
acting fenobarbital memiliki onset kerja 1 jam atau lebih dan durasi
tindakan dari 10 sampai 12 jam. Fenobarbital memiliki kelarutan lipid
terendah, pengikatan dengan plasma terendah, pengikatan dengan protein di
otak terendah, penundaan terpanjang pada onset aktivitas , dan durasi aksi
terpanjang di kelas barbiturat.

3. Biotransformasi
Metabolisme fenobarbital terjadi di hati berupa hidroksilasi dan konjugasi
ke sulfat atau asam glukuronat, diikuti oleh ekskresi melalui ginjal. Waktu
paruh fenobarbital adalah dari 50 sampai 100 jam. Fenobarbital
dimetabolisme terutama oleh sistem enzim mikrosomal hati, dan produk-
produk metabolisme diekskresikan dalam urin, dan dalam tinja.

4. Ekskresi
Sekitar 25 sampai 50 persen dari dosis fenobarbital dihilangkan tidak
berubah dalam urin. Ekskresi barbiturat yang tidak dimetabolisme adalah
salah satu fitur yang membedakan kategori long-acting dari mereka yang
termasuk kategori lain golongan barbiturat yang hampir seluruhnya
dimetabolisme. Metabolit aktif dari barbiturat diekskresikan sebagai
konjugat dari asam glukuronat.

D. Efek Samping Obat


Penggunaan fenobarbital dapat menimbulkan efek hipnotik-sedatif. Hipnotika
atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan
meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan
tidur, pusing, ataksia dan pada anak-anak mudah terangsang. Efek samping ini
dapat dikurangi dengan penambahan obat-obat lain dan pada umumnya,
diberikan pada malam hari. Dan juga menyebabkan kantuk, kelelahan, depresi
mental, ataksia dan alergi kulit, paradoxical excitement restlessness, bingung

11
pada orang dewasa dan hiperkinesia pada anak; anemia megaloblastik (dapat
diterapi dengan asam folat). Berikut adalah pengaruh efek samping obat :
1. Pengaruh terhadap anak
Dianjurkan obat digunakan secara selektif dan dilakukan penilaian dengan
hati-hati terhadap manfaat pemberian obat dibandingkan risiko yang dapat
ditimbulkan.
2. Pengaruh terhadap kehamilan
Bukti positif risiko kematian janin, tetapi jika manfaat pemberian melebihi
risiko yang dapat ditimbulkan terhadap ibu hamil, maka dapat digunakan
;(misal : jika obat dibutuhkan pada keadaan yang mengancam jiwa atau
untuk penyakit yang serius dan tidak ada obat lain yang lebih aman untuk
digunakan).
3. Pengaruh terhadap ibu menyusui
4. Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui karena fenobarbital
didistribusikan dalam air susu.

E. Kasus
Kasus keracunan luminal (fenobarbital) termasuk kasus yang sangat jarang
terjadi. biasanya keracunan dapat terjadi bila dikonsumsi melebihi dosis yang
dianjurkan dokter. Keracunan akibat overdosis fenobarbital ditandai
dengan sedasi sistem saraf pusat dan penurunan fungsi pernapasan. Gejala
ringan ditandai dengan ataksia, nistagmus, kelelahan, atau kehilangan
perhatian, terjadi pada konsentrasi darah > 40 mcg/mL.Gejala menjadi parah
pada konsentrasi > atau = 60 mcg/mL. Toksisitas menjadi pada konsentrasi >
100 mcg/mL mengancam jiwa. Kematian biasanya terjadi karena serangan
pernapasan ketika dukungan paru tidak diberikan secara manual.

F. Pengobatan overdosis
Pengobatan overdosis fenobarbital mendukung, dan terdiri terutama
dalam pemeliharaan saluran napas patensi (melalui intubasi endotrakea dan
ventilasi mekanis ), koreksi bradikardia dan hipotensi (dengan cairan intravena

12
dan vasopressor , jika perlu) dan penghapusan obat sebanyak mungkin dari
tubuh. Tergantung pada berapa banyak waktu telah berlalu sejak menelan obat,
ini dapat dilakukan melalui lavage lambung (perut pemompaan) atau
penggunaan arang aktif . Hemodialisis efektif dalam menghilangkan
fenobarbital dari tubuh, dan dapat mengurangi waktu paruhnya hingga 90%.
Tidak ada obat penawar khusus untuk keracunan barbiturat.

G. Diagnosis
1. Ruang lingkup : metode ini digunakan juga untuk identifikasi
Luminal(Phenobarbital) dalam darah, barbital, butalbital, aprobarbital,
isonal dalam darah dan urine.
2. Prinsip : pembentukan senyawa berwarna antara luminal dan vanillin dalam
suasana asam sulfat.
3. Pereaksi khusus : pereaksi vanillin : 1 gr vanillin dilarutkan dalam 20 ml
asam sulfat pekat, jika perlu dipanaskan.
4. Prosedur
a. Larutan uji
sejumlah 2 ml sampel urine dalam tabung sentrifus, diasamkan dengan
asam klorida 2N sampai pH 4-5, diekstraksi dengan 5 ml kloroform
dengan kecepatan 5 selama 15 menit menggunakan alat pengocok tipe
“vortex” dan di sentrifus selama 5 menit, ekstrak kloroform(atau eter)
dipisahkan dan diuapkan sampai kering pada suhu kamar. Sisa
penguapan dilarutkan dalam 1 ml etanol 95%.
b. Cara uji
larutan uji ditambah 3 tetes pereaksi, dipanaskan diatas penangas air
100ºc selama 30 menit, didinginkan, kemudian ditambah 1 tetes air,
terbentuk warna ungu.

13
BAB III

SKEMA

Luminal

Masuk Melalui Oral

Sistem Pencernaan

Lambung

Diedarkan Ke

Metabolisme dasar/basal Pengaturan Aktivitas Sel

Oksigen
Hati Ginjal Otak Testis

Hidrogen Peroksida
Merusak Menumpuk Menghambat Menurunkan
membrane di ginjal oksigen ke hormone
sel otak testosteron

Gagal ginjal
Merusak sel
parenkim hipoksia
hati

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fenobarbital dengan nama dangangnya luminal termasuk Gol. Barbiturat.
2. Fenobabital di dalam tubuh dapat berada dalam waktu yang sangat lama
(waktu paruh dari 2 sampai 7 hari)
3. Indikasi dari Fenobarbital adalah sebagai antikonvulsan dan sebagai obat
sedatif hipnotik.
4. Karakteristik utama dari overdosis fenobarbital adalah "perlambatan" fungsi
tubuh.
5. Pengobatan overdosis dari Fenokarbital dapat berupa hemodialisis , lavage
lambung dan penggunaan arang aktif.

B. Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://cipiapia.blogspot.com/2007/12/barbiturat-zat-adiktif.html

http://www.news-medical.net/health/Barbiturates-What-are-Barbiturates-
%28Indonesian%29.aspx

http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/09/26/barbiturat/

http://en.wikipedia.org/wiki/Barbiturate

http://en.wikipedia.org/wiki/Phenobarbital

16

Anda mungkin juga menyukai