Anda di halaman 1dari 25

BREEDING

KULIAH PTU KE-8


Outline
- Pengertian
- Kromosom pada ayam
- Istilah dalam breeding
- Parameter dalam breeding
- Perkembangan breeding dalam
industri unggas
Pengertian
Breeding dalam Produksi Ternak Unggas
adalah penerapan prinsip-prinsip genetika dalam
upaya mengembangkan bibit unggul untuk
menghasilkan ayam pedaging maupun petelur

Genetika merupakan ilmu yang berkaitan dengan


mekanisme hereditas yaitu transmisi sifat-sifat
tetua kepada keturunannya
Gena : merupakan unit hereditas yaitu suatu unit informasi
genetik yang dibawa seekor hewan untuk mempengaruhi
karakter spesifik. Setiap gena menempati locus pada
kromosom
Kromosom : pembawa informasi genetik yang terdapat pada
inti sel, materi genetik terpenting dalam inti sel adalah DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid). Pada sel normal kromosom selalu
berpasangan. Sepasang kromosom mengandung karakter
yang secara anatomis, fisiologis dan psikologis diturunkan
kepada keturunannya.
Kromosom pada Ayam
Kromosom pada Ayam

MANUSIA : XY  ♂ YY  ♀
AYAM MEMILIKI 39 PASANG
KROMOSOM; AYAM : ZZ  ♂ ZW  ♀
Istilah dalam Breeding
Istilah dalam breeding
Ekstensif Breeding : - tanpa adanya campur tangan manusia
- mewariskan sifat-sifat kualitatif

Intensif Breeding : - melibatkan campur tangan manusia


- mewariskan sifat-sifat kualitatif dan kuantitatif
Sifat Kualitatif
• Hanya ditentukan oleh satu atau dua pasang gena
• Kurang atau hampir tidak dipengaruhi oleh lingkungan
• Kurang memiliki nilai ekonomis
• Di antaranya : warna bulu , kecepatan pertumbuhan bulu, dan bentuk jengger
Contoh : pewarisan sifat pertumbuhan bulu, dimana sifat bulu tumbuh lambat
(slow feathering) bersifat dominan terhadap bulu tumbuh cepat (rapid
feathering)

♂RF >< ♀SF


Pada saat menetas :
anak ayam ♀ : bulu-bulu primer dan sekunder tumbuh baik
anak ayam ♂ : bulu primer tumbuh kurang baik, bulu sekunder kadang-kadang
tumbuh kurang baik
Contoh : Pewarisan bentuk jengger

♂ (rose comb) >< ♀ (single comb)


Genotipe RR rr
Gamet R r


F1 ♂ rose >< ♀ rose
Genotipe Rr Rr
Gamet R r R r


F2
Genotipe RR Rr Rr rr
rose rose rose tunggal
Sifat Kuantitatif :

• Pewarisannya ditentukan oleh banyak pasangan gena


• Pewarisan sifat dari tetua tidak sesederhana sifat kualitatif
• Merupakan sifat yang secara ekonomis sangat penting
 produksi telur, laju pertumbuhan, bobot telur, dll
• Sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
 ayam betina dengan potensi produksi telur 300 butir/tahun tidak akan
dapat mengekspresikan kemampuan tersebut tanpa pemberian pakan
yang memadai
• Manusia (breeder) sangat berperan dalam proses persilangan
untuk mendapatkan sifat yang dikehendaki  ayam unggul
Contoh : Persilangan yang dilakukan untuk mendapatkan ayam unggul

♂ x ♀ ♂ x ♀ ♂ x ♀ ♂ x ♀
A A B B C C D D
↓ ↓ ↓ ↓
GPS → A B C D
Galur murni terseleksi

PS → AB ♂ CD ♀
(two – way cross)

FS / CS /CH → ABCD [♂ dan ♀]


(four - way cross)
Fenomena Sex Linkage
 Gena yang terikat pada kromosom sex
Ilustrasi :
Bila seekor ♀ memiliki gena yang linkage pada kromosom Z, maka sifat tersebut hanya akan
diturunkan pada anak ♂
♀zw >< ♂zz

zz ♂
zw ♀
Contoh : Warna bulu, sifat bulu barred yang linkage pada kromosom z induk
RIR ♂ >< PR ♀ Pada F1 :
non-barred barred ♂ barred , ada totoll bulu warna
bb B- terang pada kepala
b b B - ♀ non-barred

bB b–
Parameter dalam Breeding
Tipe Petelur Tipe Pedaging
Tingkat produksi telur Laju pertumbuhan
Tebal kerabang Kecepatan pertumbuhan bulu
Efisiensi penggunaan ransum Efisiensi penggunaan ransum
Kualitas albumen Tahan terhadap penyakit
Bobot telur Kaki harus kokoh dan kuat
Lama bertelur Warna bulu dan kulit
Umur mencapai produksi 50%
Silhouettes of different utility types of hens

egg laying type general utility type heavy type


Perkembangan Breeding dalam
Industri Unggas Modern
INDUSTRI PETERNAKAN AYAM

PEMBIBITAN KOMERSIL
Ada pejantan Hanya betina
Petelur : Petelur :
Starter ( 0 – 6 minggu) Starter
Grower (6 – 14 minggu) Grower
Developer (14-18 minggu) Developer
Layer (> 18 minggu) Layer
Jantan
Telur Tetas Telur Konsumsi
Betina

Pedaging Pedaging
Starter ( 0 – 6 minggu) Starter (0 – 2 minggu)
Grower (6 – 14 minggu) Finisher (2 – 6 minggu)
Developer (14-18 minggu)
Layer (> 18 minggu) Jantan dan Betina
Jantan
Telur Tetas Ayam Pedaging
Betina
Different Breeding and Selection Technologies
in Breeding Companies
Decade of Introduction
Technique
(Approx.)
Mass selection 1900
Trapnesting 1930
Hybridization 1940
Pedigreeing 1940
Artificial insemination 1960
Osborne index 1960
Family feed conversion testing 1970
Selection index 1980
Individual feed conversion 1980
testing
BLUP breeding value estimation 1990
DNA markers 2000

Source :
Thiruvenkadan A, Prabakaran R. Recent Approaches in Poultry Breeding. Appro Poult Dairy & Vet Sci. 2(2).
APDV.000533. 2017
Cross breeding or hybridisation scheme
of commercial laying hens
Sex selection in layer chickens
Differentiating between males and females pre-hatch, by adding a biological
marker to the sex chromosome. The process uses a gene that marks only the
chromosome that says “become male”, resulting in only the male chickens
being marked and the females not.
(Source : Tim Doran (2016), Sex selection in layer chickens, Australian Animal Health Laboratory, CSIRO Health &
Biosecurity, Melbourne, Australia)
Global Trend on Breeding Goals

Selection Trait 1975-1985 1985-1995 1995-2002

Hatching egg +++ ++ +


production
Fertility + + +
Broiler growth rate +++ +++ +++
Broiler feed efficiency ++ +++ +++
Meat yield traits + ++ +++
Livability + + ++

Source :
Thiruvenkadan A, Prabakaran R. Recent Approaches in Poultry Breeding. Appro Poult Dairy & Vet Sci. 2(2). APDV.000533. 2017
Broiler Performance from 1925 to 2016

Market Age Market weight Feed to Meat Gain (Pounds


Year Mortality
(Average (Live of Feed/One
(%)
Days) Weight in Pound of Live
Pounds) Weight)
1925 112 2.50 4.70 18.0
1935 98 2.86 4.40 14.0
1945 84 3.03 4.00 10.0
1955 70 3.07 3.00 7.0
1965 63 3.48 2.40 6.0
1975 56 3.76 2.10 5.0
1985 49 4.19 2.00 5.0
1995 47 4.67 1.95 5.0
2005 48 5.37 1.95 4.0
2010 47 5.7 1.92 4.0
2012 47 5.95 1.90 3.7
2014 47 6.12 1.89 4.3
2015 48 6.24 1.89 4.8
2016 47 6.22 1.87 4.8

Source :
Thiruvenkadan A, Prabakaran R. Recent Approaches in Poultry Breeding. Appro Poult Dairy & Vet Sci. 2(2). APDV.000533. 2017

Anda mungkin juga menyukai