Esra Maduma Sinurat - 120180081 - 1B
Esra Maduma Sinurat - 120180081 - 1B
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap Serangga menunjukkan 2 jenis tingkah laku, yaitu tingkah laku innate dan learned.
Innate behavior merupakan suatu tingkah laku yang diturunkan oleh system syaraf dan
merupakan pembawaan dari induk. Sedangkan tingkah laku yang tidak diturunkan dan
merupakan tingkah laku yang berasal dari proses belajar disebut dengan tingkah laku belajar
(learned). Learned dapat diperoleh melalui adanya interaksi antara individu dengan lingkungan
atau dengan individu yang lainnya. Menurut Dharmawan, dkk. (2015), adaptasi tingkah laku
adalah respon-respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku tersebut biasanya muncul dalam bentuk gerakan untuk menanggapi
rangsang yang mengenai dirinya. Rangsangan itu dapat berasal dari lingkungan luar dan dari
lingkungan dalam tubuhnya sendiri.
Hal tersebut dicontohkan ketika jangkrik dikenai stimulus berupa sentuhan pada suatu bagian
tubuh, misalnya kepala, maka dengan cepat jangkrik akan merespon stimulus tersebut dengan
bergerak cepat melarikan diri menjauh dari tempat dimana jangkrik mendapatkan stimulus
tersebut. Sedangkan perubahan tingkah laku atau gerakan dicontohkan pada jangkrik yang
mengalami amputasi pada beberapa bagian tubuh. Namun, perubahan tingkah laku tidak dapat
terjadi dalam waktu yang singkat seperti respon terhadap stimulus berupa sentuhan. Perubahan
tingkah laku membutuhkan waktu yang cukup lama karena adanya proses belajar.
1.2 Tujuan
Untuk mengamati pergerakan belalang/jangkrik ketika kehilangan salah satu anggota tubuhnya.
ETOLOGI ITERA 1
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut khoirun (2012), tingkah laku hewan merupakan suatu kondisi penyesuaian
hewan terhadap lingkungannya, dan pada banyak kasus merupakan hasil dari seleksi alam,
misalnya terbentuknya struktur fisik. Setiap hewan memiliki kemampuan untuk melakukan
adaptasi atau penyesuaian terhadap kondisi lingkungan tertentu dengan cara mengembangkan
suatu pola tingkah laku yang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Tingkah laku demikian
merupakan tingkah laku adaptasi. Misalnya adaptasi yang dilakukan oleh hewan ketika terjadi
amputasi pada bagian tubuh tertentu.
Adaptasi terhadap amputasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku hewan terhadap
kondisi tubuh yang kurang menguntungkan. Jangkrik adalah serangga bertubuh kecil hingga
sedang, yang kebanyakan berbentuk silindris (beberapa spesiesnya ada pula yang berbadan agak
gepeng tegak). Kepalanya hampir bulat, dengan sepasang sungut panjang menjuntai yang
muncul persis di depan mata majemuk. Di dahinya terdapat tiga buah ocelli (tunggal: ocellus),
yakni mata sederhana atau mata tunggal. Di belakang kepala terletak pronotum, yakni ruas dada
yang pertama, yang kuat dan mulus tanpa gigir punggung ataupun tepi.
ETOLOGI ITERA 2
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAB 3
METODE
Amatilah belalang/jangkrik dewasa yang sehat dalam hal gerakan membersihkan tubuhnya
dengan kedua antenanya dan gerakan badan serta cara berjalannya (gerakan kaki kiri dan
kanan) . Sesudah Saudara memperoleh pola tingkah laku tersebut (etogram) lanjutkan
kegiatan pada beberapa perlakuan berikut.
Perlakuan 1
potong antena sebelah kanan (dipotong sekitar 5 ml dari pangkal antena). Amati cara
membersihkan tubuh dan bagaimana cara berjalannya.
Perlakuan 2
potong antena sebelah kiri. Pengamatan dilakukan dengan cara yang sama pada perlakuan
I.
Perlakuan 3
potong kedua kaki depan pertama. Pada setiappengematan dilakukan seperti pada
perlakuan I.
Catatan:
- Perlakuan I s.d III masing-masing digunakan 3 ekor belalang/jangkrik.
- Pada setiap perlakuan kebutuhan makan dan minum dilakukan secara “ad libitum”.
Pelihara belalang/jangkrik tersebut selama 5 hari, kemudian amati apa yang terjadi pada
gerakan belalang/jangkrik tersebut
ETOLOGI ITERA 3
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
ETOLOGI ITERA 4
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
ETOLOGI ITERA 6
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
ETOLOGI ITERA 7
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
ETOLOGI ITERA 8
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
4.2 Pembahasan
Jangkrik (Gryllus bimaculatus) merupakan serangga atau insekta yang termasuk dalam
famili belalang dan kecoa karena dikelompokkan dalam ordo Orthoptera. Jangkrik adalah salah
satu hewan yang berdarah dingin dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan baik
dalam lingkungannya. Jangkrik sering dijumpai di rerumputan kebun, tanah lapang dan
persawahan. Jangkrik juga dikenal dengan suaranya yang khas, dimana suara jangkrik ini
dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara jangkrik ini dihasilkan dengan menggesekkan bagian
tubuhnya yaitu sepasang sayap depan. Sedangkan jangkrik betina tidak bisa menghasilkan suara.
Akan tetapi, jangkrik betina memiliki alat yang berfungsi untuk penangkap suara (telinga) yang
terletak dibagian timpanum dibagian depan (Erniwati, 2012).
Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk
mendeteksi stimulus itu, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respons, efektor itulah
yang sebenarnya melaksanakan aksi. Perilaku dapat juga disebabkan stimulus dari
dalam.Hewan yang merasa lapar akan mencari makanan sehingga hilanglah laparnya setelah
memperoleh makanan. Lebih sering terjadi, perilaku suatu organisme m erupakan akibat
ETOLOGI ITERA 9
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
gabungan sti mul us dari luar dan dari dal am . Hewan dengan pola perilaku belajar
mempunyai gen yang potensial untuk belajar.(lucxy,2017)
Setiap anggota tubuh dari jangkrik memiliki fungsinya masing masing seperti Antena
panjang digunakan untuk meraba obyek dengan jangkauan yang lebih jauh, sedangkan antena
yang pendek untuk meraba obyek yang lebih dekat. Lalu kaki depan dan kaki belakang berfungsi
untuk membantu pergerakan jangkrik dalam berpindah tempat.(nugroho,2011)
Daftar Pustaka
Dharmawan, Tripleton and Johnson. 2015. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi keenam. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta
Emiwati, A.L,R. 2012. Evaluasi Pertumbuhan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Yang Diberi Pakan
Dengan Campuran Dedak Halus. Skripsi. Fakultas ITB. Bogor. Hal. 1-4
Khoirun. (2012). STUDI POLA INTERAKSI PERILAKU JANGKRIK (Gryllus bimaculatus) JANTAN DAN
BETINA. Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 7(1), 41-47.
Nugroho, Anwari Adi, et al. "STUDI POLA INTERAKSI PERILAKU JANGKRIK (Gryllus bimaculatus)
JANTAN DAN BETINA." Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya 7.1 (2011): 41-47.
Widyaningrum, P.,A.M. Fuah, DTH. Sihombing dan A. Djuhara. 2000. Pengaruh Sex Rasio dan Jenis
Pakan Terhadap Prouksi Dan Daya Tetas Telur Tiga Jenis Jangkrik Lokal Gryllus Bimaculatus
De Geer, Gryllus Mitratus Burn Dan Gryluss Testaceus Walk (Orthoptera: Gryllidae). Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Hal. 78- 79
ETOLOGI ITERA 10