Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroskop adalah alat optik yang berfungsi untuk melihat bendabenda mikroskopis yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.
Mikroskop memungkinkan kita untuk melihat benda-benda seperti sel.
Mengetahui cara penggunaan mikroskop dengan benar merupakan hal
penting bagi scientist karena mikroskop merupakan barang yang akan
sering digunakan dalam sebuah penelitian.
Mikroskop digunakan oleh scientist untuk melihat hal-hal
mikroskopis seperti mikroorganisme, sel, jaringan, bakteri, virus, dan lainlain. Diperlukan pengetahuan seperti perbesaran yang digunakan untuk
melihat jaringan dan bakteri tentu saja berbeda, juga penentuan
penggunaan sumber cahaya agar objek penelitian dapat terlihat dengan
jelas. Pada mikroskop terdapat banyak bagian-bagian yang fungsinya
sangat penting, seperti mikrometer yang berfungsi untuk fokus bayangan
dari objek dan bagian-bagian lain yang fungsinya juga penting. Oleh
karena itu, mengetahui cara penggunaan mikroskop sangatlah penting agar
tidak terjadi kesalahan saat pengunaan mikroskop dan tidak terjadi
kerusakan.
Seorang scientist tidak hanya melihat objek-objek mikroskopis saja
tetapi juga objek lain seperti anatomi dan fisiologi. Anatomi adalah ilmu
yang mempelajari tentang struktur internal dan eksternal dari tubuh dan
hubungannya dengan bagian tubuh lainnya (Martini et al., 2012).
Sedangkan, fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
makhluk hidup menjalankan organ-organ dalam tubuhnya (Martini et al.,
2012). Dasar dari ilmu ini adalah struktur anatomi dan bidang

pembelahannya. Ilmu ini penting terutama saat melakukan pemdedahan


agar tidak terjadi salah interpretasi dari letak suatu organ.
Dari pengamatan anatomi hewan invertebrata ini dapat diketahui
susunan dari organ-organ dalam udang, cumi-cumi, jangkrik, dan cacing
tanah. Tidak hanya organ dalam tetapi juga fungsi-fungsi dari organ itu
sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Pengenalan Mikroskop, Bahasa Anatomi,
dan Anatomi Hewan Invertebrata adalah :
1. Menentukan cara penggunaan dari mikroskop cahaya dan mikroskop
bedah.
2. Menentukan

nama-nama

bagian

tubuh manusia

pada

bagian

permukaan (superficial anatomy).


3. Menentukan posisi anatomi dan bidang pembelahan pada hewan
bipedal dan quaripedal.
4. Menentukan morfologi, lokasi dan nama-nama organ penyusun pada
hewan invertebrata yang mewakili kelompok Arthropoda (Jangkrik),
Crustacea (udang), Cephalopoda (cumi-cumi), dan Oligochaeta
(cacing tanah).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Perbedaan Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Stereo

Mikroskop pertama kali dibuat dengan baik dan digunakan oleh


Anton van Leeuwenhoek dengan perbesaran hingga 270x. Sesuai dengan
perkembangan jaman semakin banyak jenis-jenis dari mikroskop dan tentu
semakin baik pula spesifikasinya. Jenis-jenis mikroskop yang berbedabeda tentu saja memiliki fungsi khusus yang berbeda pula.
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang digunakan untuk
mengamati objek menggunakan lensa objektif yang mempunyai
perbesaran 4, 10, 40, dan 100 dan lensa okulernya mempunyai perbesaran
10x. Mikroskop ini biasanya digunakan untuk mengamati objek-objek
yang mikroskopis seperti sel. Untuk mengamati objek dengan mikroskop
ini diperlukan sayatan yang sangat tipis agar cahaya dapat menembus
objek, sehingga objek dapat terlihat lebih jelas.
Mikroskop stereo adalah mikroskop yang digunakan untuk
mengamati objek menggunakan lensa objektif dengan perbesaran 50x atau
kurang. Walaupun mikroskop stereo memilki perbesaran yang tidak terlalu
baik tetapi, mikroskop ini memiliki jangkauan kerja yang lebih luas.
Biasanya mikroskop ini digunakan untuk melihat objek tiga dimensi atau
spesimen yang makroskopis atau dapat dilihat dengan mata telanjang.
Terdapat dua sumber cahaya pada mikroskop stereo yaitu di bawah untuk
objek yang tipis sedangkan lampu atas digunakan untuk melihat objek
yang cukup tebal.

Gambar 2.1 Mikroskop Stereo

Gambar 2.2 Mikroskop Cahaya

(Nothnagle et al., 2016)


2.2

(Rottenfusser et al., 2012)

Posisi Anatomi dan Bidang Pembelahan


Posisi anatomi merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk
menetukan

lokasi

dari

suatu

bagian

tubuh.

Bahasa

ini

untuk

mempermudah dan meminimalisir terjadi kesalahan dalam memberi tahu


letak suatu organ berada di bagian mana pada saat dilakukan pendedahan.

Bagian anterior adalah permukaan depan, ventral adalah bagian


permukaan perut tetapi pada manusia ventral sama dengan bagian anterior.
Posterior atau dorsal adalah bagian dari pemukaan bagian belakang atau
punggung. Cranial menunjukan bagian kepala sedangkan caudal
menunjukan ekor atau tulang ekor pada manusia. Superior menunjukkan
bagian atas (higher level) dari tubuh sedangkan inferior menunjukka
bagian bawah atau lower level.
Medial menunjukkan bgian yang lebih tengah sedangakan lateral
menunjukkan bagian yang menjauhi. Bagian terakhir yaitu proximal
menunjukkan bagian yang lebih dekat dengan titik tumpu gerak sedangkan
distal menunjukkan lebih menjauhi (Martini et al., 2012).

Gambar 2.3

(Martini et al., 2012)

Bidang pembelahan terdapat tiga jenis yaitu frontal, transversal


dan sagital. Frontal membagi antara bagian anterior dan posterior,
trasnversal membagi antara superior dan inferior, sedangkan sagital
membagi antara bagian kanan dan kiri (Martini et al., 2012).

Gambar 2.4

(Martini et al., 2012)


Superficial Anatomy atau tampak permukaan dari anatomi.

Gambar 2.5

(Martini et al., 2012)


2.3

Anatomi Hewan Invertebrata


2.3.1 Jangkrik
Jangkrik merupakan hewan insecta yang termasuk dalam
filum Arthropoda. Hewan Arthropoda adalah hewan tak bertulang
belakang yang mempunyai rangka bagian luar. Jangkrik memiliki
badan berwarna coklat dan biasanya Insecta atau serangga seperti
jangkrik yang memiliki kekerabatan yang dekat dengan belalang
sendiri bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu, kepala,
thorax, dan abdomen.
Pada bagian anterior, terdapat sepasang mata majemuk
yang biasa disebut amatidia dan terdapat antena. Pada bagian
ventral terdapat mulut yang terbagi menjadi labrum, mandibles,
maxillae, dan labium. Bagian toraks sendiri dibagi menjadi tiga,
yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Terdapat dua pasang
sayap yang terdapat pada mesotoraks dan metatoraks. Terdapat dua
pasang sayap pada jangkrik yaitu fore wing dan hind wing dan
keduanya memiliki fungsi yang berbeda pula. Pada jangkrik betina
tampak ovipositor yang lebih panjang dibandingkan jantan. Baik
betina dan jantan memiliki cerci ( University of Arizona, 1997 ).
2.3.2 Udang
Udang termasuk dalam hewan Crustacea. Crustacea adalah
kelompok hewan yang memiliki tubuh keras dan termasuk dalam
filum arthropoda atau berarti kaki bersendi. Tubuh dari udang
tertutupi eksoskeleton dimana berfungsi untuk melindungi hewan
dan titik bagi otot agar hewan dapat menggerakkan badannya
(Campbell, 2003). Tubuh dari udang terbagi menjadi dua bagian
yaitu abdomen dan cephalothorax. Cephalothorax berarti bagain
kepala dan dada bersatu. Udang memiliki 5 pasang kaki sejati dan

5 pasang kaki semu. Terdapat antena dan antenula pada bagian


depan cephalothorax.
2.3.3 Cumi-Cumi
Cumi-cumi

termasuk

dalam

hewan

Cephalopoda.

Cephalopoda sendiri berarti kaki kepala dimana kaki hewan


tersebut berarti telah termodifikasi menjaid sifon berotot, bagianbagian tentakel dan kepala (Campbell, 2003). Memiliki 8 arm dan
2 tentakel dan terdapat beak diantara tentakel dan arm tersebut
yang berfungsi sebagai mulut. Cumi-cumi memiliki lubang untuk
mengeluarkan tinta yang disebut sifon. Terdapat tulang transparan
pada bagian dorsal cumi-cumi yang disebut pen. Cumi-cumi
bergerak dengan cara mengarahkan sifon ke arah yang berbeda
sehingga cumi-cumi bergerak mundur.
2.3.4 Cacing Tanah
Cacing tanah termasuk kedalam hewan kelas Oligochaeta
dengan filum Annelida. Annelida berarti cincin kecil dan tubuh
bersegmen (Campbell, 2003). Bagian ventral dan dorsal dari cacing
tanah dapat dilihat dari warnanya. Untuk bagian ventral warnanya
lebih muda dibandingkan dengan bagian dorsal, dimana dorsalnya
berwarna coklat menuju hitam. Pada segmen pertama terdapat
mulut dan terdapat klitelum yang berada pada segmen sekitar ke33. Pada cacing tanah saluran pencernaan, peredaran darah, dan
saraf berada di sepanjang tubuh cacing. Segmen pada tubuh cacing
terdapat pada bagian eksternal maupun internal. Pada bagian
eksternal, pada masing-masing segmen terdapat setae yaitu bulu
yang memungkinkan cacing untuk membuat lubang pada tanah.

BAB III
METODOLOGI

3.1

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini terdapat pada
tabel 3.1 :
Alat

Bahan

Tabel 3.1 Alat dan Bahan praktikum Pengenalan Mikroskop, Bahasa Anatomi, dan

Mikroskop
Cahaya
Anatomi Hewan
Invertebrata
Mikroskop Stereo
Gunting Bedah
Jarum Jara
Jarum Pentul
Scalpel
Pinset
Styrofoam

3.2

Udang
Jangkrik
Cumi-cumi
Cacing Tanah

Cara Kerja
3.2.1 Penggunaan Mikroskop Cahaya
Mikroskop dinyalakan lampunya, gunakan perbesaran
objektif paling kecil terlebih dahulu. Diletakkan preparat diatas
meja objek. Lensa objektif diturunkan hingga ke dekat preparat.

Dinaikkan

lensa

objektif

perlahan

dengan

menggunakan

makrometer sambil mengamati preparat. Diafragma dibuka hingga


pembukaan besar, lalu tutup perlahan sambil mengamati preparat.
Diafragma dibuka kembali hingga pembukaan besar, kemudian
perkecil perlahan hingga objek terlihat dengan jelas.

3.2.2. Penggunaan Mikroskop Stereo


Mikroskop bedah disambungkan ke sumber tegangan. Lalu,
Dinyalakan sumber cahayanya. Apabila objek berupa preparat tipis
gunakan sumber cahaya dari atas sedangkan apabila objek berupa
benda padat gunakan sumber cahaya dari bawah. Diletakkan objek
pengamatan diatas papan preparat, jika diperlukan gunakan
penjepit untuk menahan objek agar tidak bergeser. Diatur posisi
lensa okulernya agar mata dapat mengamati dengan nyaman.
Digunakan focus knob untuk mempertajam gambar hingga objek
fokus.

3.2.3 Pembedahan Jangkrik


Diamati

anatomi

eksternal

dari

jangkrik.

Jangkrik

ditempatkan dengan bagian dorsal menghadap ke atas. Diputuskan


semua kaki jangkrik dengan cara memutarnya atau meggunakan
gunting. Disispikan gunting bedah pada segmen terakhir abdomen.
Eksoskeleton dipotong dari segmen terakhir abdomen hingga
kepala sepanjang sisi dorsal. Dibuka potongan tersebut dan ditahan
dengan jarum pentul. Amati anatomi internal jangkrik tersebut.

3.2.4 Pembedahan Udang

Diamati anatomi eksternal dari udang. Udang ditempakan


dengan bagian dorsal menghadap ke atas. Disisipkan gunting
bedah pada segmen terakhir abdomen. Eksoskeleton dipotong dari
segmen terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi dorsal.
Dibuka potongn tersebut hingga anatomi internal udang terlihat.

3.2.5 Pembedahan Cumi-Cumi


Diamati anatomi eksternal dari cumi-cumi. Cumi-cumi
ditempatkan di atas papan styrofoam dengan bagian ventral
menghadap ke atas. Dipotong bagian posterior mantel, yang lebih
ventral dari sifon hingga bagian paling anterior secara lurus.
Dibuka mantel yang telah dipotong dan ditahan menggunakan
jarum pentul hingga anatomi internal cumi-cumi dapat terlihat dan
diamati.

3.2.6 Pembedahan Cacing Tanah


Diamati anatomi eksternal cacing tanah. Cacing tanah
ditempatkan di atas styrofoam dengan bagian dorsal menghadap ke
atas. Dibuat potongan kecil pada klitelum yang berada di sekitar
segmen ke-33. Dipotong bagian dorsal cacing tanah dari potongan
pada klitelum hingga segmen ke-1 (anterior). Dibuka potongan
tersebut kemudian tahan dengan jarum hingga bagian internal dari
cacing tanah dapat terlihat dan diamati.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Jangkrik

Gambar 4.1 Anatomi Eksternal Jangkrik


(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.3 Anatomi Internal Jangkrik


(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Udang

Gambar 4.2 Anatomi Eksternal Jangkrik


(Solomon et al., 2002)

Gambar 4.4 Anatomi Internal Jangkrik


(Solomon et al., 2002)

Gambar 4.5 Anatomi Eksternal Udang


(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.6 Anatomi Internal Udang


(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.7 Anatomi Internal dan Eksternal Udang


(Internal and External Anatomy of a Penaeid Shrimp, 1999)

Cacing Tanah

Gambar 4.8 Anatomi Eksternal Cacing


(Dokumentasi Pribadi, 2016)
Gambar 4.9 Anatomi Internal Cacing
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.10 Anatomi Internal dan Eksternal Cacing


(Solomon et al., 2002)

Cumi-cumi

Gambar 4.11 Anatomi Eksternal Cumi-Cumi


(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.12 Anatomi Eksternal Cumi-Cumi


(Potter, 1947)

Gambar 4.13 Anatomi Internal Cumi-Cumi


(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.14 Anatomi Internal Cumi-Cumi


(Potter, 1947)

Epitel

Gambar 4.15
Epitel kubus selapis
Perbesaran 40x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.16
Epitel kubus selapis
Perbesaran 100x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.17
Epitel kubus selapis
Perbesaran 400x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.18
Epitel kolom selapis
Perbesaran 40x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.19
Epitel kolom selapis
Perbesaran 100x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.20
Epitel kolom selapis
Perbesaran 400x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.21
Epitel pipih selapis
Perbesaran 40x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.22
Epitel pipih selapis
Perbesaran 100x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.23
Epitel pipih selapis
Perbesaran 400x
(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4.24
Epitel pipih selapis
Perbesaran 430x

Gambar 4.25
Epitel kubus selapis

Gambar 4.26
Epitel kolom selapis

(Valerie et al., 2007)

Perbesaran 430x
(Valerie et al., 2007)

Perbesaran 430x
(Valerie et al., 2007)

4.2 Pembahasan
Setelah dilakukannya praktikum dapat diketahui perbedaan antara
mikroskop cahaya dan mikroskop stereo.terdapat beberapa perbedaan dari
kedua mikroskop tersebut. Perbedaannya terdapat pada perbesaran dari
lensa objektif, sumber cahaya yang digunakan untuk mengamati objek,
dan preparat yang digunakan.
Pada umumnya mikroskop cahaya memilki beberapa perbesaran di
lensa objektifnya, sedangkan pada mikroskop stereo hanya terdapat satu
perbesaran pada lensa objektifnya. Pada mikroskop cahaya hanya terdapat
satu sumber cahaya yang terdapat di bawah meja preparat, sedangkan pada
mikroskop stereo terdapat dua sumber cahaya yaitu dari atas untuk melihat
objek yang berupa benda padat dan cahaya dari bawah digunakan untuk
mengamati objek yang tipis. Preparat atau objek yang diamati pun
berbeda, untuk mikroskop cahaya diperlukan preparat yang sangat tipis
sedangkan mikroskop stereo tidak diperlukan objek yang sangat tipis
untuk dapat diamati.
Pada pendedahan hewan invertebrata digunakan hewan berupa
udang, cumi-cumi, cacing, dan jangkrik. Hewan-hewan tersebut digunakan
sebagai objek pengamatan karena termasuk hewan yang mudah ditemukan
dan tidak terlalu sulit untuk dilakukan pendedahan. Beberapa organorgannya pun cukup mudah untuk dilihat.
Terdapat fungsi-fungsi khusus dari setiap struktur anatomi dari
hewan-hewan invertebrata yang dilakukan pendedahan. Pada hewan
jangkrik terdapat hind wing yang berfungsi untuk mendukung jangkrik
saat melompat dan terbang, fore wing digunakan untuk memproduksi atau
memberikan sumber suara yang digunakan sebagai alat komunikasi dan
juga sebagai pelindung dari hind wing. Antena pada jangkrik berfungsi
sebagai sensor dari rasa dan bau, sedangkan mata majemuk berfungsi
sebagai sensor cahaya dan untuk membaca pergerakan dari mangsa.

Jumping leg base berfungsi untuk melompat dan mengawali posisi


terbang, ovipositor berfungsi untuk memindahkan sel telur pada saat akan
fertilisasi, dan cercus yang berada di kana dan kiri ovipositor merupakan
organ sensory.
Hewan kedua adalah udang. Pada udang terdapat antena dan
antenula, dimana antena lebih panjang dibandingkan antenula. Antena
berfungsi sebagai organ perasa, peraba, dan pencium kareana antena tidak
memiliki setae chemosensory, sedangkan antenule memiliki setae
chemosensory sehingga memungkinkan untuk udang dapat melacak jejak
kimia. Mata pada udang berfungsi untuk mengamati gelap terang dan
mendeteksi adanya gerakan. Pada udang betina pleopod berfungsi
menyimpan telur dan membawa anaknya. Di ujung posterior tubuh udang
terdapat telson dan sepasang uropod yang berfungsi sebagai alat kemudi
berenang.
Hewan ketiga adalah cumi-cumi. Organ yang pertama adalah
siphon yang berfungsi sebagai saluran tempat keluar masuknya air, saluran
pengeluaran tinta, dann mendukung pergerakkan (seperti pompa), terdapat
pen sebagai endoskeleton yang menunjukkan bahwa adanya evolusi dari
hewan invertebrata ke vertebrata. Arm berfungsi sebagai sebagai alat gerak
dan juga mendukung cumi-cumi dalam menangkap mangsa. Pada arm
terpanjang terdapat sucker dish yang berfungsi untuk kawin. Pada jantan
bentuknya timbul keluar sedangkan betina cekung ke dalam yang nantinya
akan saling menempel pada saat kawin. Organ terakhir yaitu tentakel yang
berfungsi sebagai alat gerak dan alat bantu memegang atau mencengkram
mangsa.
Hewan invertebrata terakhir adalah cacing tanah. Dimana terdapat
postomium yang befungsi sebagai saraf perasa yang membantu cacing
untuk sensor cahaya dan dapat menanggapi benda-benda di sekitarnya,
seta berfungsi seagai pendukung alat gerak pada cacing dan klitelum
berfungsi sebagai alat reproduksi yaitu merupakan kantung yang
digunakan sebagai tempat untuk meletakkan sel telur.

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Penggunaan mikroskop bedah dan mikroskop cahaya tidak terlalu berbeda.
Terdapat perbedaan antara kedua mikroskop tersebut diantaranya
perbesaran dari lensa objektifnya, jenis preparat atau objek pengamatan
yang digunakan dan sumber cahaya yang digunakan. Penggunaan dari
kedua mikroskop tersebut dapat dilihat dari cara kerja.
2. Superficial anatomy atau tampak dari permukaan tubuh memperlihatkan
berbagai macam bagian-bagian tubuh, diantaranya : frontal, nasal, okular,

otic, buccal, cervical, facial, cranial, cephalic, oral, mental, axilliary,


brachial, anthecubital, antebrachial, calpar, palmar, pollex, digit, patellar,
crural, tarsal, digit, hallux, pedal, femoral, pubic, inguinal, manual, pelvic,
umbilical, abdominal, mammary, thoracic, cephalic, cervical, acromial,
dorsal, olecranal, lumbar, gluteal, popliteal, sural, calcaneal, dan plantar.
3. Posisi pada tubuh manusia terdapat beberapa bagian diantaranya anterior
atau ventral (depan), posterior atau dorsal (belakang), cranial (kepala),
caudal (tulang ekor), superior (bag. atas), inferior (bag. bawah), medial
(mendekati bidang longitudinal), lateral (menjauhi bidang longitudinal),
proximal (dekat tumpuan), dan distal (menjauhi tumpuan). Sedangkan,
bagian pembelahan ada tiga yaitu Frontal membagi antara bagian anterior
dan posterior, trasnversal membagi antara superior dan inferior, sedangkan
sagital membagi antara bagian kanan dan kiri
4. Pada jangkrik terdapat hind wing, fore wing, antena, cercus, ovipositor,
dan tiga pasang kaki yang berada di tiap bagian badan.
Pada udang terdapat antena, antenula, periopod, pleiopod, uropod, telson,
dan maxiliped.
Pada cumi-cumi terdapat fin/sirip, empat pasang arm, dan sepasang
tentakel, sifon, dan terdapat pen di bagia dorsal dari cumi-cumi.
Cacing tanah memiliki prosteum, empat pasan seta pada setiap segmennya,
klitelum dan ekor.

DAFTAR PUSTAKA

Boyle, M. and Kathryn (2008) Biology (Collins advanced science). 3rd edn.
London: HarperCollins Publishers.
Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. (2006) Biology:
Concepts & connections. 5th edn. San Francisco, CA: Pearson/Benjamin
Cummings.
Martini, F.H., Ober, W.C., Martini and Welch, K.E. (2005) Fundamentals of
anatomy & physiology. 7th edn. San Francisco, CA: Benjamin-Cummings
Publishing Company, Subs of Addison Wesley Longman.
Potter, George Edwin. 1947. Textbook of Zoology
Rottenfusser, R., Wilson, E.E. and Davidson, M.W. (2012) ZEISS microscopy
online campus. Available at: http://zeisscampus.magnet.fsu.edu/articles/basics/reflected.html (Accessed: 6
September 2016).

Scanlon, V.C., Sanders, T. and ers, T. (2006) Essentials of anatomy and


physiology - 5th edition. 5th edn. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Introduction to Stereomicroscopy. Available at:
http://www.microscopyu.com/techniques/stereomicroscopy/introductionto-stereomicroscopy (Accessed: 6 September 2016).

LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI


HEWAN (BI 2103)

PENGENALAN MIKROSKOP, BAHASA ANATOMI, DAN


ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA

Tanggal Praktikum 31 Agustus 2016


Tanggal Pengumpulan 7 September 2016

Disusun oleh :
Salsabila Ghina Utami

10615002
Kelompok 6

Asisten
Rahayu Jatiningsih (10612014)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2016

Anda mungkin juga menyukai