Laprak Etologi Acara 7 Tingkah Laku Cemas Pada Tikus
Laprak Etologi Acara 7 Tingkah Laku Cemas Pada Tikus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mus musculus atau biasa disebut mencit rumah merupakan jenis hewan komensal yang
telah lama berkohabitasi dengan manusia. Mencit rumah mengalami evolusi yang panjang
seiring dengan besarnya pengaruh tekanan manusia di sekitarnya. Dalam beberapa kasus,
tingkah laku mencit rumah bahkan dapat dikatakan merupakan hasil dari pengaruh lingkungan
aktivitas manusia yang kompleks dan tidak stabil sehinggat sangat berbeda dengan kerabatnya
di alam liar (Campbell, 2018).
Semua organisme memiliki tingkah laku. Tingkah laku merupakan bentuk
respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu respon dikatakan tingkah
laku bila respons tersebut telah berpola, yakni memberikan respons tertentu yang sama
terhadap stimulus tertentu. Tingkah laku juga dapat diartikan sebagai aktivitas suatu
organisme akibat adanya suatu stimulus. Seringkali suatu tingkah laku hewan terjadi
karena pengaruh genetis (tingkah laku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena
akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan itu sendiri
( Syarif Hidayat , Aswar Rustam, & Hasyimuddin, 2021).
Persebaran tikus sangat dipengaruhi oleh keberadaan sumber makanan itu sendiri. Tikus
biasanya mencari dan mendapatkan makanan dari sumber-sumber yang sangat berkaitan sekali
dengan aktivitas manusia, dan karena hal itu pola dispersi tikus juga selalu mengikuti pola
aktivitas dan sebaran manusia (Widiastuti, 2022).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu menunjukkan tingkat kecemasan pada tikus dengan
variabel-variabel yang akan digunakan.
ETOLOGI ITERA 1
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Mencit
Mencit merupakan salah satu jenis mamalia yang berasal dari wilayah mediteranian
China dan telah terdistribusi hampir ke seluruh belahan dunia. Mencit memiliki ukuran tubuh
sekitar 65-95 mm, sedangkan ekornya memiliki panjang sekitar 60-105 mm. Massa tubuh
mencit umumnya berada dalam rentang 12-30 gram. Mencit merupakan hewan yang
bereproduksi dengan sistem poliginus. Ketika memasuki musim kawin, mencit betina akan
mengeluarkan feromon yang akan menginduksi mencit jantan untuk mengeluarkan suara
ultrasonik sebagai reproduction call (Campbell, 2018). Secara umum, taksonomi mencit adalah
sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
2.2 Perilaku Hewan
Perilaku hewan merupakan suatu ekspresi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkungannya yaitu pada internal serta eksternal yang berbeda. Perilaku digambarkan sebagai
suatu respon untuk menstimulus. Pengamatan terhadap perilaku ini dapat kita lakukan pada
daerah sekitar contohnya tanah lapangan ataupun didalam laboratorium itu sendiri (Widiastuti,
2022).
Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dan hewan diatur oleh beberapa
faktor, diantaranya sifat genetik, stimulus lingkungan dan reaksi kimiabiologis yang terjadi
pada tubuh organisme tersebut. Mekanisme pewarisan sifat saja, bagaimanapun juga tidak
akan mampu untuk menjadikan hewan beradaptasi dengan baik ketika terjadi perubahan
lingkungan yang terus menerus. Oleh karena itu, fungsi adaptif seperti belajar dan
ETOLOGI ITERA 2
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
penggunaan memori, diperlukan olehmanusia dan hewan untuk terus menyesuaikan diri
dari pengaruh perubahan lingkungan alam dan sosial (Anggraeni, Fikri, Hikmah, & Amrullah,
2023).
2.3 Stress pada Mencit
Selain manusia, hewan termasuk mencit (Mus musculus) merupakan salah satu
mahluk hidup yang mudah mengalami stres. Stimulus berupa makanan akan
mengaktivasi sirkuit neural yang mendeteksi kehadiran stimulus tersebut. Sirkuit
neural selanjutnya akan mengontrol perilaku tertentu dari hewan sebagai respon dari
stimulus yang ditangkap. Respon tersebut dalam hal ini adalah perilaku memasuki
maze. Ketika tikus memasuki maze, mencit akan mendapatkan makanan. Makanan
ini selanjutnya akan berfungsi sebagai stimulus penguatan bagi sistem penguatan memori tikus
untuk semakin mengontol perilaku tikus, hal tersebut dapat memperkecil kesalahan yang
dilakukan mencit. (Rahma, 2019).
Sistem sensori merupakan seperangkat organ yang berfungsi untuk menerima berbagai
stimulus yang berasal dari lingkungan. Reseptor sensori merupakan sel yang memiliki
kemampuan untuk menerima respon dan menghantarkannya ke sistem saraf pusat. Impuls
listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan sebagai sensasi. Pada mencit, sebagian
besar sistem sensori ini terletak dibagian kepalanya . (Rahma, 2019).
Dua macam respon tingkah laku adalah innate (nature, alami, serentak) dan learned
(melalui proses belajar), innate respon muncul seketika secara spontan dan konsisten terhadap
suatu rangsangan. Sedangkan learned respon adalah respon yang muncul dan mengalami
perubahan seiring dengan adanya pengalaman dan hasil belajar dari organisme tersebut,
sehingga respon yang muncul akan lebih tepat dan sesuai sesui dengan rangsangan yang
ada karena sebelumnya ia telah dipicu dengan rangsangan yang sama dan diberikan
berkali-kali (Widiastuti, 2022).
ETOLOGI ITERA 3
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu circular open field apparatus dengan dua
buah lingkaran konsentris digambar pada lantai alat uji membentuk tiga lingkaran yakni center,
medial, dan peripheral area. Terdapat lampu putih LED 40W dipasang di tengah-tengah
apparatus, dengan tinggi kurang lebih 40 cm; Mainan., kamera perekam video, dan alat
pencatat. Sedangkan bahan yang dipakai yaitu Mencit betina dan jantan
3.2 Metode
Disetting alat lalu dibiarkan tikus dalam ruangan yang sama selama semenit, kemudian
disiapkan counter, stopwatch dan perekam video.
ETOLOGI ITERA 4
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
ETOLOGI ITERA 5
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
URIN/FESES0.1 48 22 - 5 20 30 +
KUCING (++) (+++)
+++ SELALU
++ MENUNJUKKAN
-cTIDAK
Tingkat kecemasan : JP/(JP+JC) × 100%
KONTROL
OBJEK MAINAN
URIN/FESES KUCING
4.2 Pembahasan
ETOLOGI ITERA 6
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
DAFTAR PUSTAKA
Syarif Hidayat , Aswar Rustam, & Hasyimuddin. (2021). “Tinjauan Umum Perilaku Hewan Di
Indonesia Dan Integrasi Keilmuannya. Teknosains: Media Informasi Sains Dan Teknologi,
15,1.
Anggraeni, R., Fikri, M., Hikmah, N., & Amrullah, S. H. (2023). Perilaku Makan, Adaptasi
Dan Menghindari Predator Pada Hewan. Jurnal Biologi.
Arakawa, H. (2020). Efek keterbatasan ruang dan ketegangan sosial yang bergantung pada usia
terhadap perilaku lapangan terbuka pada tikus jantan. Fisiologi dan Perilaku, 84, 429-436.
Campbell, N. (2018). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Rahma, A. U. (2019). Pengaruh Paparan Bising Terhadap Perubahan perilaku Mencit (Mus
Musculus). Padang: Universitas Andalas.
Sudarmiji. (2021). Efek dari stres kekalahan sosial kronis pada perilaku perawatan diri tikus
dan polanya. Penelitian Otak Perilaku, 28, 553-559.
Widiastuti, E. L. (2022). Buku Ajar Fisiologi Hewan I. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
LAMPIRAN
ETOLOGI ITERA 7