Anda di halaman 1dari 12

Allukman Nurhakim/121440036

Dicky Andreas/121180046
Diva Selviana Panggabean/121260094
Lusiana Manullang/121180048
Fishbone
Nada Nikita Sitohang/121260093
Christin Natalia/121180037
Kelompok-2
Okta Bagus Permana/121180044 Lingkungan Hidup Sumatera
Tingginya
Kasus Stunting
di Sumatera
Utara
Latar Belakang

Stunting adalah keadaan dimana seorang anak gagal tumbuh, baik itu pertumbuhan
fisik maupun perkembangan otak yang disebabkan kekurangan gizi dalam jangka
waktu yang lama. Akibatnya, anak akan menjadi lebih pendek dari anak seusianya
dan mempunyai keterlambatan dalam berpikir (Kemenkes, 2018).

Stunting memberi dampak negatif dalam jangka panjang terhadap kehidupan


pengidapnya. Seperti menurunnya daya tangkap, mudah terserang penyakit,
penurunan produktivitas diri hingga menyebabkan risiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah (bayi stunting).
Latar Belakang

Provinsi Sumatera Utara masih berada di atas rata-rata angka stunting nasional, dimana pada
tahun 2013 Sumut masuk urutan enam teratas. Namun, akhirnya berhasil menurunkan angka
persentase stunting menjadi urutan 14 nasional. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi
(PSG) tahun 2017 persentase stunting di Sumut mencapai 28,43% (Riskesdas, 2017).

Tetapi di tahun 2021 Kondisi prevalensi stunting di Sumatera Utara berdasarkan Data Studi
Status Gizi Indonesia (SSGI) sangat memprihatinkan. Data Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) menyebutkan, 13 dari 33 kabupaten/kota perhatian di Sumatera Utara
berstatus merah alias memiliki prevalensi stunting di atas angka 30 persen. Anak yang
menderita stunting kebanyakan berasal dari keluarga miskin sehingga harus menjadi perhatian
pemerintah.
Contoh Gambar
FAKTOR PENYEBAB 1 PENYEBAB 2 PENYEBAB 3

Kurangnya pengetahuan
Kurangnya penyuluhan
tentang pentingnya nutrisi
nakes(M1.1.1.1)
Kurangnya asupan gizi pada (M1.1.1)
bayi (M1.1)
Ekonomi keluarga rendah
(M1.1.2)

Man (M1) PHBS yang kurang Kurangnya penyuluhan nakes


diterapkan (M1.2) (M1.2.1)

Tidak dilakukan pemeriksaan Kurangnya pengetahuan


kesehatan awal akan pengaruh faktor genetik
keturunan (M1.3) (M1.3.1)

Kurangnya penyuluhan Ahli gizi kurang terlatih dan


Penyuluhan yang kurang
Method (M2) tentang bahaya stunting terampil dalam penyuluhan
menarik (M2.1.1)
(M2.1) (M2.1.1.1)
Kurangnya PMT ibu hamil Kurangnya pengetahuan Kurangnya penyuluhan
(M3.1) tentang PMT (M3.1.1) nakes(M3.1.1.1)

Materials (M3)
Kurangnya fasilitas dan Kurangnya pendanaan
pelayanan kesehatan (M3.2) (M3.2.1)

Kurang begitu memahami dan


Market (M4) Calon Pengantin(M4.1) menguasai pentingnya
kesehatan (M4.1.1)

Ekonomi keluarga rendah


(M5.1)

Money (M5)
Pengalokasian dana yang
Kurangnya pendanaan BOS
kurang tepat dari
Minimnya harga PMT (M5.2) dari wilayah setempat
pemerintah pusat
(M5.2.1)
(M5.2.1.1)
Waktu yang dihabiskan tidak Kurangnya kesadaran
Time (M6) untuk mencari informasi pentingnya kesehatan
kesehatan (M6.1) (M6.1.1)

Kurangnya teknologi seperti


komputer untuk Kurangnya pendanaan dari
pengembangan tenaga medis pemerintahan pusat (M7.1.1)
(M7.1)
Technology (M7)

Kurangnya kesadaran
Masih didapatkan MCK yang
pentingnya kesehatan
kurang bersih (M7.2)
(M7.2.1)

Kurangnya informasi
Kurangnya media informasi Kurangnya fasilitas internet
mengenai pentingnya
online (M8.1.1) (M8.1.1.1)
gizi(M8.1)

Information (M8)
Kurangnya informasi atas Kurangnya penyuluhan
pemeriksaan kesehatan awal tentang faktor genetik
calon ayah-ibu (M8.2) terhadap stunting (M8.2.1)
Hasil Identifikasi Faktor Potensial dan Solusi

Hasil Identifikasi Faktor Potensial Solusi


1. Kurangnya penyuluhan nakes 1. Meningkatkan penyuluhan oleh nakes
(M1.1.2), (M1.1.1.1), dan (M3.1.1.1) 2. Meningkatkan penyuluhan akan
2. Kurangnya kesadaran pentingnya pentingnya kesehatan
kesehatan (M6.1.1) dan (M7.2.1) 3. Meningkatkan pendanaan dari
3. Kurangnya pendanaan dari pemerintahan pusat,
pemerintahan pusat (M5.2.1.1) dan 4. Melakukan seminar yang dilakukan
(M7.1.1) dengan tujuan meningkatkan
4. Kurangnya pengetahuan pengaruh pengetahuan pengaruh factor genetic
faktor genetik (M1.3.1) dan (M8.2.1) 5. Melakukan perbaikan terhadap fasilitas
dan pelayanan di puskesmas ataupun
rumah sakit.
Sumber

Napitupulu, Y. V. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Terjadinya Stunting pada Anak di Kabupaten Langkat,
Sumatera Utara. Skripsi. Keperawatan. Universitas Sumatera
Utara.
https://sumut.inews.id/berita/kasus-stunting-di-sumut-memprihatin
kan-bkkbn-sebut-13-daerah-berstatus-merah
https://www.balipuspanews.com/kondisi-stunting-di-sumut-perlu-d
i-waspadai.html#:~:text=JAKARTA%2C%20balipuspanews.com%
20%E2%80%93%20Kondisi,di%20atas%20angka%2030%20perse
n
https://regional.kompas.com/read/2020/07/20/22002801/kasus-
stunting-di-sumut-masih-tinggi-kebanyakan-anak-kurang-gizi-
dari?page=all
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai