AKUNTANSI DAN
LAPORAN KEUANGAN
May 31, 2013 | sitisarahadi
UTS
TEORI AKUNTANSI
Oleh :
Siti Sarahadi
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif
menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan
menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi
lokal maupun pesaing yang berorientasi international (multinational corporation), maka setiap
perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga
harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen
keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu
perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen
keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat
mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan
keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah
keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan
keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan
keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan
manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan
perkembangan dari perusahaan tersebut.
Seorang akuntan dituntut untuk mempu menilai kondisi dan perkembangan perusahaan melalui
laporan keuangan agar dapat mempertahankan keberadaaan perusahaan dan mampu
meningkatkan pertumbuhan perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan
persaingan usaha yang semakin ketat
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menulis Tugas Ujian Tengah
Semester mengenai, “AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN”
1. Untuk mengetahui pengertian dan hal yang berhubungan dengan Teori Akuntansi
2. Untuk mengetahui pengertian dan hal yang berhubungan dengan Laporan Keuangan.
Penulis berharap agar penulisan Tugas UTS ini dapat memberikan kontribusi bagi berbagai
pihak, antara lain :
1. 1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang berkaitan dengan teori
akuntansi dan laporan keuangan yang pernah didapatkan semasa perkuliahan di Universitas Az-
Zahra.
1. 2. Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat menjadi bahan referensi
atau acuan penulisan bagi penulis selanjutnya, khususnya mahasiswa Universitas Az-Zahra
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi.
Yaitu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan mempelajari berbagai bentuk bahan-
bahan tertulis yang berkaitan dengan isi Tugas UTS untuk mendapatkan informasi mengenai
Teori Akuntansi dan Laporan Keuangan.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan objek, maksud dan
tujuan, identifikasi/ perumusan masalah, metodologi penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Dalam bab ini Penulis melakukan menjelaskan materi yang penulis angkat sesuai dengan judul
yang disampaikan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang didapat oleh penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan
data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.
Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil
keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
Akuntansi modern
Prinsip inti akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini
meliputi pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu akun,
dan satu kredit terkait pada akun lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah
keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini
diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang
berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.
Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah sejak dulu. Reformasi
akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan
relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini
tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada
pengaruh ekonomi seperti itu.
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal
sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) – sudah dipahami di Italia sejak
tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca
dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris
pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588 oleh
John Mellis dari Southwark, didalamnya memuat perkataannya, “I am but the renuer and reviver
of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published,
made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then
taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane.” John Mellis merujuk
pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari
masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of Venice”.
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan dalam suatu
penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa
perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan
para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing
Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan
Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Sejarah
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal
sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) – sudah dipahami di Italia sejak
tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca
dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris
pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588 oleh
John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, “I am but the renuer and reviver of an
ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and
set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught
Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane.” John Mellis merujuk pada
fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari
masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of Venice”.
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu
penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa
perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan
para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing
Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan
Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Siklus Akuntansi
Perusahaan jasa
Untuk membuat Laporan Keuangan, khususnya perusahaan jasa terdapat delapan langkah, yang
dikenal dengan Siklus Akuntansi. kedelapan langkah tersebut adalah:
1. Transaksi keuangan
2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode
akuntansi
3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
4. Membuat Buku Besar
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
7. Membuat Jurnal Penutup
8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan
Perusahaan dagang
Untuk perusahaan dagang, sebenarnya juga hampir sama tetapi ada tambahan lain. Langkah-
langkah tersebut adalah:
Tahap Pencatatan
Tahap Pengikhtisaran
Para pengelola perusahaan ini adalah para manajer, jajaran direksi. Bagi pengelola perusahaan
akuntansi digunakan untuk berbagai tujuan. Diantaranya informasi bagi manajemen sebagai
bahan analisa dan interpretasi dalam melakukan evaluasi atas kegiatan dan pencapaian hasil yang
direncanakan perusahaan.
1. Para investor
Para investor luar yang bermaksud menginvestasikan modalnya ke dalam suatu perusahaan,
untuk keamanan pelaksanaan investasinya harus terlebih dahulu mengetahui kemampuan
perusahaan yang bersangkutan agar jangan sampai dananya terbuang sia-sia.
1. Para kreditor
Para kreditor seperti bank pemberi kredit sangat memerlukan laporan keuangan perusahaan yang
akan diberikan kredit untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan
keputusan penetapan pemberian kredit. Sama seperti investor, para kreditor juga cuma mau
memberikan dananya pada perusahaan yang bonafid.
1. Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan dalam menilai maju mundurnya perusahaan yang ada
di negaranya, misalnya saja untuk menentukan kebijaksanaan sumber penerimaan negara
dari sektor pajak atau menentukan kebijaksanaan lain yang berkaitan dengan pemberian
fasilitas tertentu dari pemerintah.
2. Rekanan perusahaan
Rekanan perusahaan di sini ialah perusahaan-perusahaan lain yang diajak kerja sama dalam suatu
kegiatan atau proyek-proyek pekerjaan tertentu yang sifatnya bekerja sama untuk saling
mendukung dalam penyelesaian kegiatan yang digarap bersama.
Prinsip akuntansi
Konsep ini mengasumsikan suatu entitas ekonomi akan terus melanjutkan usahanya dan tidak
akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya.
Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit
moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari
negara dimana perusahaan itu berdiri. Contoh : Indonesia unit moneternya Rupiah, Australia unit
moneternya Dollar Australia, dan sebagainya.
Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang dijalankan.
Hal ini disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan datang,
sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari usaha kita
harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.
Prinsip ini menetapkan nilai yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan dalam melaporkan nilai dalam laporan keuangan diantaranya :
1. f. Penetapan nilai yang dipakai dalam laporan keuangan dengan menggunakan harga
perolehan merupakan hal yang terbaik dibandingkan cara-cara yang lain. Harga
perolehan adalah merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh suatu aktiva hingga siap pakai. Yang termasuk unsur harga perolehan adalah
harga beli aktiva tersebut ditambah biaya-biaya lainnya sehingga aktiva tersebut siap
digunakan.
2. g. Pengakuan Pendapatan (Recognition of Revenue) :
Pendapatan adalah kenaikan bersih kekayaan perusahaan sebagai hasil dari kegiatan perusahaan
karena :
1. Penjualan barang / jasa kepada pelanggan
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang
timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini sangat bermanfaat untuk menentukan besarnya
penghasilan bersih yang diperoleh perusahaan setiap periodenya. Karena biaya harus
dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat
pengakuan pendapatannya.
1. i. Konsistensi (Consistency) :
Menurut prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menerapkan prosedur dan metode akuntansi yang
sama (konsisten) dari satu periode ke periode berikutnya.
Dalam menyajikan data atau informasi keuangan suatu perusahaan harus secara lengkap dan
tidak boleh ada yang disembunyikan.
1. k. Materiil (Materiality) :
Pada dasarnya akuntansi disusun berlandaskan dasar teori yang diterapkan untuk mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi dalam pelaksanaannya
tidak semua transaksi diperlakukan sesuai dengan teori.
1. l. Konservatif (Konservatism) :
Pada prinsip ini, laporan keuangan disusun sedemikian rupa dengan penilaian yang direndahkan.
Hal ini terjadi karena adanya sikap berhati-hati pihak manajemen yang tercermin dalam laporan
keuangan untuk mengantisipasi keadaan pada waktu tidak diperoleh laba atau rugi.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia: (Revisi
2009) mengatakan bahwa :
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka”.
Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan laporan keuangan adalah :
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu
adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada
waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan
daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)”.
Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan di perusahaan
yang utama yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi, sedangkan laporan keuangan lainnya hanya
merupakan laporan pelengkap yang bersifat membantu untuk memperoleh penjelasan lebih
lanjut.
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” (2012; 11), berikut ini beberapa
tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada suatu
periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
pada periode tertentu
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan
modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007;
6), diantaranya :
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang
bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi
antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta
pendapat pribadi.
Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-pos ini
merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang
yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat
yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau
anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara
lain :
Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha
konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-
jumlah yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.
1. Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur oleh
dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan,
namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak management perusahaan
yang bersangkutan misalnya dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat
pribadi management serta berdasar pengalaman masa lalu.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
Dapat Dipahami
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahmi peserta dan bentuk serta
istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna
Relevan
laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna
Keandalan
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material
Dapat diperbandingkan
informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan
keuangan pada periode sebelumnya.
Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan”
(2007; 9), diantaranya :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan laporan yang
final. Laporan keuangan tidak menjunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam
pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan
atau management yang bersangkutan.
1. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan
tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
1. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power)
uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar.
1. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat
dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir).
Pengertian neraca menurut Sofyan Syafri Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan
Keuangan” (2010, 107), adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan
modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi
posisi keuangan pada saat itu.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan” (2008; 35), dalam menyusun
neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan
kebutuhannya. Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman
yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah distandarisasi,
terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.
1. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya seperti huruf
“T”. Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi kedalam dua
posisi, yaitu disebelah kiri berisi aktiva dan sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.
2. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas
terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen aktiva
tetap,komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang
dan terakhir adalah komponen modal (ekuitas).
1. a. Aktiva
Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007;
14), adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan
(deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang,
serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets).