Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NURUL FARIANI MARAMIS

NIM : 1702121820
MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

CONCEPTUAL FRAMEWORK

Pengertian Kerangka Konseptual


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

Tingkatan Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki
beberapa tingkatan yaitu (Belkaoui, 1993) :
1. Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan
tujuan pelaporan keuangan
2. Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan
mendefinisikan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan
keuangan.
3. Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan
dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan
elemen laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.

Kebutuhan Akan Kerangka Kerja Konseptual


1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan
komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu
pada kerangka teori yang telah ada

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual


Perkembangan dari kerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan
di bahasberikut.
1. Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-Based) dan
berbasis aturan (Rule-Based).

Pengaturan standar ada yang dipengaruhi prinsip dan ada yang dipengaruhi aturan
dari lingkungan pengambilan keputusan.

Perbedaan Principles-Based dan Rule-Based :


Principles-Based
 Standar berdasar prinsip – prinsip akuntansi
 Baku dan berlaku umum
 Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah
 Dampaknya harus membuat estimasi misalnya : Jika terjadi banjir maka
rumahnya akan digenangi sehingga harus pindah rumah ( mengungsi )

Rule-Based
 Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci
 Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
 Konsisten
 Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral )
 Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda – beda
 Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst )

Contoh Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara
(standarnya berlaku secara internasional)
Contoh Rules Based : seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika

2. Informasi untuk pembuatan keputusan dan pendekatan teori keputusan


Dalam banyak hal penekanan dalam pembuatan keputusan berdampak pada
penggunaan current value. Jika memungkinkan, pengguna akan memiliki informasi
aktual tentang peristiwa-peristiwa masa depan yang akan mempengaruhi perusahaan.
Namun demikian kita hanya dapat memprediksi peristiwa-peristiwa tersebut.
Pendekatan teori keputusan dalam akuntansi berguna dalam menguji akuntansi apakah
telah mencapai targetnya.

Kritik Terhadap Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka konseptual dikritik karena masih ditemukan masalah pada
pendefinisian dan pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas
seperti persediaan yang diukur berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang
menyarankan pengukuran berdasarkan current cost bukan historical cost.
1. Masalah interpretasi : beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda–beda.
2. Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi /tidak disusun secara terstruktur
sehingga tidak memenuhi standar
 Deskripsi : dari hasil pengamatan lalu dijelaskan sampai pada kondisi
tersebut.
 Preskriptive : kebalikan dari deskripsi dijelaskan karena penyebabnya
dijelaskan lebih dulu
3. Kelemahan rule-based antara lain :
 Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan lingkungan dimana
kelompok itu berada) sehingga standarnya tidak berlaku umum.
 Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemen–elemen
tertentu yang sulit ditentukan kepastiannya.

Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing


Salah satu pemakai laporan keuangan adalah auditor. Hal yang perlu dilakukan
auditor adalah memeriksa laporan keuangan dan memberi pendapat. Tujuannya untuk
meyakinkan laporan keuangan disusun sesuai aturan yang berlaku.

Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu: karena
standarnya banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat
tentang kesesuaian laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun
tidak dapat dijadikan pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi
pendapat kewajaran sehingga akuntan publik harus melakukan hal–hal berikut agar
laporan audit masih dapat digunakan:
 Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap
 Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien
 Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan
keabsahan

Anda mungkin juga menyukai