1
Conceptual
Framework
Learning Objectives
3
Peran Conceptual
Framework
4
“
Menurut FASB Conceptual Framework adalah:
“suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan
konsep fundamental yang sasling berhubungan, yang
menjadi landasan bagi penetapan standar yang
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan..”
5
Struktur Conceptual Framework
6
Tingkatan – Tingkatan (Level) Kerangka Konseptual
Akuntansi
7
Peran Conceptual Framework
8
Tujuan Kerangka
Kerja Konseptual
9
“
IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan
utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada
pengguna. informasi tersebut akan dipilih salah satu
dasar kegunaannya dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.
10
Tujuan Conceptual Framework
11
Tujuan laporan keuangan
12
Perkembangan Kerangka
Kerja Konseptual
13
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual
14
1. Penetapan standar berbasis
Principles dan berbasis Rule
15
Perbedaan Principles-Based dan Rule-
Based
Priciples-Based Rule-Based
◍ Standar berdasar prinsip – prinsip ◍ Standar berdasar aturan/ persyaratan
akuntansi rinci
◍ Baku dan berlaku umum ◍ Lingkupnya hanya untuk kelompok
◍ Prinsip adalah keyakinan yang kuat tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
dan tidak dapat diubah ◍ Konsisten
◍ Dampaknya harus membuat ◍ Akurat
estimasi
16
2. Informasi untuk pembuatan
keputusan dan pendekatan teori
keputusan
17
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual
18
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual
19
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual
20
Kritik terhadap Kerangka
Kerja Konseptual
21
“
Kerangka konseptual dikritik karena masih
ditemukan masalah pada pendefinisian dan
pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal
yang tidak jelas seperti persediaan yang diukur
berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang
menyarankan pengukuran berdasarkan current cost
bukan historical cost.
22
Kritik terhadap Kerangka Kerja
Konseptual
23
Kritik Conceptual Framework
◍ Masalah interpretasi :
◍ beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda–beda.
◍ Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi /tidak disusun
secara terstruktur sehingga tidak memenuhi standar
Deskripsi : dari hasil pengamatan lalu dijelaskan sampai pada
kondisi tersebut.
Prespektif : Kebalikan dari apa yang dijelaskan pada deskripsi,
karena penyebabnya dijelaskan terlebih dahulu.
24
Kritik Conceptual Framework
25
Kerangka Konseptual
Untuk Standar Auditing
26
Kerangka Konseptual Untuk Standar
Auditing
27
Kerangka Konseptual Untuk Standar
Auditing
28
Kerangka Konseptual Untuk Standar
Auditing
29
👍
Thanks!
Any questions?
30
QUESTION AND ANSWERS
32
Jadi kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun
manusia hanya bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada kebenaran
mutlak di level manusia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak harus datang
dari level yang lebih tinggi, dari Allah. Jadi kebenaran mutlak adalah
kebenaran yang datang dari Allah yang mahabesar.
◍ Soal 2.Apa yang dimaksud dengan decision usefulness dengan stewardship?
Decision Usefulness and Stewardship
Teori kegunaan keputusan (Decision Usefulness Theory) dikemukakan pertama
kali pada tahun 1954 dalam disertasi dengan judul An Accounting Concept of
Revenue di University of Chicago Amerika Serikat oleh George J. Staubus.
Pada tahap awal, teori ini dikenal dengan nama A Theory of Accounting to
Investors (Staubus, 2000). Teori ini didasarkan pada permasalahan yang
timbul berkenaan dengan konsep akuntansi yang berdasarkan biaya historis,
bahwa konsep biaya historis tidak relevan dengan penilaian akuntansi dengan
harga pasar atau pendekatan nilai sekarang terhadap harga wajar.
33
Kami mengilustrasikan dalam tahap pelaporan keuangan, dimana pada tahap itu
memiliki kegunaan yang beragam dalam pengambilan keputusan mulai dari
keputusan alokasi sumber daya hingga keputusan untuk melindungi dan
meningkatkan investasinya. Pelaporan keuangan juga berguna dalam hal evaluasi
kepengurusan (stewardship). Namun beberapa pihak menganggap bahwa tujuan
terkait kepengurusan (stewardship) tidak memperoleh perhatian yang sama
apabila dibandingkan dengan tujuan pengambilan keputusan. Selain itu, muncul
juga pandanganbahwa peran laporan keuangan dalam menyediakan informasi yang
memungkinkan pengguna (user) untuk meramalkan “future cash flow” terlalu
ditekankan atau berlebihan. Para ahli berpendapat bahwa akuntabilitas dan
tujuan stewardship yang terkait dengan evaluasi dan pemantauan kinerja
perusahaan di masa lalu sama pentingnya dengan kemampuan laporan keuangan
sebagai penyedia informasi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
tujuan stewardship tidak lagi boleh dikesampingkan dan tetapi disejajarkan
dengan fungsi laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
34
◍ Soal 3, Bagaimana proses pengembangan conceptual framework atas isu-isu yang terkait?
JAWAB:
Perkembangan dari conceptual framework dipengaruhi oleh 2 isu yaitu :
1) Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-Based) dan
berbasis aturan (Rule-Based).
a. Konsep principle–based accounting, merupakan konsep yang meletakkan tujuan kunci
dalam pelaporan keuangan, kemudian menyedikan landasan untuk menjelaskan tujuan
tersebut. Jika timbul keragu–raguan mengenai sebuah aturan, pembaca diarahkan kembali ke
landasan prinsip tersebut. kelemahan dari konsep principle-based accounting ini adalah
tidak adanya petunjuk yang dapat menyebabkan ketidakakuratan dan ketidakkonsistenan
informasi. Dimana Principles-based accounting standard memuat prinsip-prinsip umum, yang
mengandalkan pada interpretasi dan pertimbangan penyusun laporan keuangan. Contoh
Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara (standarnya
berlaku secara internasional)
35
b. Konsep rule–based accounting, merupakan konsep yang
memberikan daftar aturan yang harus diikuti dalam menyiapkan
pelaporan keuangan. Dengan memiiki aturan yang jelas, dapat
meningkatkan akurasi dan mengurangi keragu-raguan yang dapat
memicu pelaporan yang agresif dari manajemen. Kekurangan dari
konsep rule–based accounting ini adalah dapat menyebabkan
kompleksitas yang tidak dibutuhkan dalam menyiapkan pelaporan
keuangan. Tambahan lagi, persyaratan atau aturan yang ketat
dapat memaksa manajer untuk memanipulasi laporan agar dapat
memenuhi kewajibannya. Dimana Rule-based accounting standard
memuat seperangkat aturan, yang membatasi fleksibilitas dan
penggunaan pertimbangan professional. Contoh Rules Based :
seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika
36
2) Informasi untuk pengambilan keputusan dan pendekatan decision theory.
Informasi untuk pengambilan keputusan dan pendekatan decision-theory membantu
untuk menguji atau menilai apakah akuntansi mencapai tujuannya atau tidak. Dewan dari FASB
dan IASB mengatakan bahwa framework penting untuk memenuhi tujuan dari pengembangan
principles-based accounting standard, konsisten secara interval dan dapat diterima secara
internasional. Hasil dari proyek ini secara langsung akan mempengaruhi bagaimana
pengelolaan suatu entitas laporan keungan mengkomunikasikan informasi kepada pengguna
laporan keuangan. Tujuannya, untuk membantu pengguna dalam membuat keputusan.
Penekanan dalam pembuatan keputusan berdampak pada penggunaan current value. Jika
memungkinkan, pengguna akan memiliki informasi actual tentang peristiwa-peristiwa masa
depan yang akan mempengaruhi perusahaan. Namun demikian kita hanya dapat memprediksi
peristiwa-peristiwa tersebut. Pendekatan teori keputusan dalam akuntansi berguna dalam
menguji akuntansi apakah telah mencapai targetnya. Teori harus berperan sebagaimana standar
dimana praktik akuntansi akan diterapkan.
37
Sejarah Perkembangan Kerangka Konseptual (Conceptual Framework):
◍ Tahun 1920-1930 aktivitas dalam pasar saham meningkat, sehingga
menyebabkan terjadinya depresiasi ekonomi.
◍ Pada tahun 1961 dan 1962, Moonitz(1961) dan Sprouse menyatakan
bahwa praktik akuntansi harus didasarkan pada nilai sekarang
(current value) bukan dengan historical value.
◍ Grady (1965) mengembangkan teori berdasarkan deskripsi praktik
yang ada. Pada tahun 1970 dimunculkan Accounting Principles Board
(APB) (Statements No. 4)
◍ Konsep teori Grady (1965) berhasil memunculkan APB No. 4. APB
tersebut dianggap merefleksikan prinsip akuntansi umum sehingga
APB No.4 diterima dalam konstituen AICPA.
38
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting
Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial
accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas
bisnis, yaitu:
◍ SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business
enterprises”, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
◍ SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting
information”, yang menjelaskan karakteristik yang membuat
informasi akuntansi bermanfaat.
◍ SFAC no. 3 “element of financial statement of business
enterprises”, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat
dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan
beban.
39
◍ SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of
business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan
pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
◍ SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan
SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan
organisasi-organisasi nirlaba.
◍ SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in
accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi
pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang
(present value) sebagai dasar pengukuran.
40
◍ Soal 4. Sebutkan masing-masing 5 informasi laporan
keuangan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif yang
menjadi dasar investor dalam menilai kinerja perusahaan
JAWAB :
5 informasi laporan keuangan bersifat kualitatif
sebagai dasar investor dalam menilai kinerja
perusaahaan ialah:
◌ Relevan
◌ Handal
◌ Dapat dibandingkan
◌ Dapat dipahami
◌ Referensi
41
5 informasi laporan keuangan bersifat
kuantitatif sebagai dasar investor dalam
menilai kinerja perusahaan ialah:
◍ Laporan laba rugi
◍ Laporan cash in dan cash out
◍ Laporan arus kas (cash flow)
◍ Laporan perubahan ekuitas
◍ Laporan neraca atau buku besar
42
◍ Soal 5. Mengapa rules based standard dapat
mengurangi earning management?
Jawaban:
Karena rules based standard memiliki
aturan/persyaratan yang rinci, konsisten, dan akurat
yang membuat adanya batasan-batasan dalam praktik
manajemen laba, agar laba tidak mudah di manipulasi
oleh pihak manajemen.
43
◍ Soal 6. Mengapa ada conceptual framework dalam
akuntansi
Jawaban:
Karena conceptual framework dalam akuntansi
merupakan sebuah sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling
berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi,
serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.
44
Conceptual framewoek ada dalam akuntansi karena sangat
penting, dengan alasan sebagai berikut:
◍ Bermanfaat dan berhubungan dengan penentuan standar
akuntansi serta bangunan konsep dan tujuan yang sudah
ditetapkan.
◍ Memudahkan kita memecahkan masalah yang terkait dengan
praktik baru dan mungkin mengandung risiko tinggi.
◍ Membantu kita untuk memahami penggunaan laporan keuangan
dan menimbulkan rasa percaya pada laporan keuangan
tersebut.
◍ Mendukung komparabilitas (kemampuan untuk dibandingkan)
pada laporan keuangan banyak perusahaan
45
◍ Soal 7. Sebutkan kritik yang timbul terhadap konseptual framework dan
mengapa timbul kritik tersebut.
Jawab:
Kritik yang timbul terhadap konseptual framework yaitu pendefinisian dan
pengukuran. Kritik tersebut muncul karena masih ada hal yang tidak jelas
atau bersifat tidak pasti tentang pengukuran seperti persediaan yang
diukur berdasarkan beberapa metode, atau Standard IFRS yang menyarankan
pengukuran berdasarkan current cost bukan menggunakan historical cost.
Serta ada Masalah interpretasi yang menghasilkan hasil yang berbeda–beda
terhadap beberapa metode, lalu hanya tergantung pada pengamatan yang
terjadi /tidak disusun secara terstruktur sehingga tidak memenuhi standar
46
◍ Soal 8. Jika Akuntansi merupakan sains atau bahkan non sains, kemukakan
argument anda yang melatar belakangi argument tersebut.
Jawab :
Menurut kelompok kami, Akuntansi merupakan sains. Pertama sains itu sendiri
merupakan pengetahuan untuk menjelaskan atas fenomena apa yang terjadi dengan
menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk menguji kebenarannya/validitas.
Jika akuntansi dipandang sebagai sains atau ilmu pengetahuan, maka akuntansi
akan merupakan bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena akuntansi secara
objektif, apa adanya, dan bebas nilai. Cara pandang inilah yang mendasari
berkembangnya teori akuntansi positif sebagai tandingan teori akuntansi
normatif. Karena berbasis penelitian dengan metode ilmiah, teori akuntansi
positif akhirnya dimaknai sebagai metode penelitian kuantitatif-positif.
47
◍ Soal 9. Yonathan 201750405
Pertanyaan :
Tadi dijelaskan di awal kerangka konseptual, bisa di gunakan
mengatasi kejadian di masa yang akan datang, maksudnya seperti langkah
preventif, uda analisa uda sesuai, atau analisa itu blm ada blm
sesuai?
Jawab :
Tentu seperti langkah preventif, dari awal kita sudah harus bisa
menilai dengan melakukan analisa terhadap bisnis yang akan dijalankan,
kira kira apa masalah yang mungkin dapat terjadi. Kita harus melakukan
analisa sebaik mungkin dan sebanyak mungkin agar dapat menyelesaikan
masalah yang mungkin akan muncul di masa yang akan datang.
48
◍ Soal 10. Erika Veriana – 201750458
Pertanyaan :
Konseptual framework harus kuat, itu cocok ga buat
perusahaan start up, atau yg sudah kuat saja ?
Jawab :
Cocok untuk semua perusahaan, karena tiap
perusahaan harus memiliki dasar yang kuat untuk
dapat bertahan di persaingan pasar
49
Chapter 7
ASSETS
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Assets
Asset merupakan salah satu
komponen dalam laporan keuangan,
sehingga kita perlu mengetahui definisi
asset, lalu bagaimana pengakuan dan
kriteria pengakuan dari asset tersebut,
serta dampak dari perbedaan
pendekatan dalam pengukuran asset.
Laporan keuangan sangat penting bagi
sebuah perusahaan karena dalam
laporan keuangan akan menjelaskan
kondisi keuangan perusahaan dan juga
akan mempengaruhi pengambilan
keputusan.
Learning Objectives
LO - 1 Assets Defined
LO - 2 Asset Recognition
LO - 3 Asset Measurement
LO - 4 Challanges for
Standard Setters
LO - 5 Issues for Auditors
Dalam chapter ini, definisi asset
dijabarkan dengan menghubungkan
antara asset dengan beberapa
karakteristik sebagai berikut :
1. Memberikan manfaat ekonomi di
masa depan (future economic
benefit)
2. Dikendalikan oleh sebuah entitas
(control by an entity)
3. Kejadian masa lampau (past
events)
Asset adalah sesuatu yang kita miliki saat ini dan memiliki
nilai pakai, serta mampu memberikan servis dan dapat
memiliki manfaat pada saat ini ataupun di masa depan.
Memberikan manfaat ekonomi di masa depan (future economic benefit)
Exchangeability hanyalah
tukarkan cara satu arah untuk
(exchangeability) mendapatkan benefit dari
aset.
Contohnya persediaan.
Namun, sebagaian besar
aset manfaatnya
didapatkan selama masa
penggunaan, seperti
mesin dan gedung.
Sehingga tidak
terpengaruh apakah aset
dapat dipertukarkan atau
tidak.
Tingkat dan waktu pengakuan
aset penting karena dapat
memiliki konsekuensi
ekonomi bagi penyusun dan
pengguna laporan keuangan.
Finance Infographic
Asset Recognition
Kriteria-kriteria dalam
pengakuan :
Tingkat 2
Tiga kategori untuk Jika harga pada tingkat 1 tidak
input yang tersedia, maka nilai wajar
diestimasikan berdasarkan harga yang
digunakan untuk terpilih untuk aset dan kewajiban yang
estimasi nilai wajar :
* 2 hampir sama. Dibutuhkan adanya
penyesuaian pada perbedaan.
Tingkat 1
Menggunakan harga terpilih
untuk aset dan kewajiban yang
identik di pasar yang aktif yang
1 3 Tingkat 3
Jika tingkat 1 dan 2 tidak
tersedia, maka nilai wajar dapat
diestimasi menggunakan
direkomendasikan kapan pun beberapa teknik penilaian yang
informasi tersebut tersedia. konsisten dengan pendekatan
Harga tersebut tidak perlu pasar, pendapatan dan biaya.
disesuaikan.
LO 5 – Issues for Auditors
Yang perlu dilakukan auditor :
Melakukan Audit
terhadap fair value akan 1. Mengerti proses perusahaan klien dan
mendapatkan kesulitan juga kontrol relevan untuk menentukan
karena akan fair value.
membutuhkan 2. Membuat suatu keputusan apakah
penerapan model metode pengukuran dan asumsi klien
penilaian, dan juga sesuai dan mungkin untuk
memberikan dasar yang masuk akal
pakar penilaian
untuk pengukuran fair value.
akuntansi. 3. Mengapresiasi kemungkinan eror dan
bias manajemen.
THANK YOU
CHAPTER 8
LIABILITIES & OWNER’S
EQUITY
By :
Immanuel Suryajaya 201750006
Ivan Lemmuel 201750010
Steven Joksan 201750031
Abraham Ivan 201750051 :
Jessica Suciawati 201750340
Proprietary & Entity Theory
Proprietary Theory (Teori kepemilikan) didasarkan pada gagasan
bahwa pemilik adalah pusat perhatian
Entity Theory (Teori entitas) berfokus pada perusahaan sebagai pusat
perhatian.
Proprietary Theory
Kepemilikan orang (proprietorship) atas perusahaan merupakan
jumlah aset perusahaan dikurangi dengan utang perusahaan
kepada kreditor.
Utang merupakan kewajiban perusahaan yang dapat diklaim oleh
pemberi utang, maka besar kepemilikan atas sebuah perusahaan
merupakan aset yang telah terbebas dari kewajiban terhadap
kreditor.
P=A–L
Proprietary Theory
Akuntansi saat ini sebagian besar didasarkan pada teori ini.
-Dividends
-Salaries
-Equity accounting
-Consolidation accounting
Memiliki pandangan finansial tentang modal
-Penekanan pada investasi keuangan pemilik dan perubahan kekayaan pemilik
Proprietary Theory
Dengan munculnya perusahaan, teori ini telah terbukti tidak memadai sebagai
dasar untuk menjelaskan akuntansi perusahaan.
•Dikembangkan saat bisnis lebih kecil
•Perusahaan terpisah dari pemiliknya
•Perusahaan adalah badan hukum dalam hak
•Pemegang saham bergantung pada manajer untuk
•Tidak lagi begitu relevan
Entity Theory
Teori entitas merupakan teori yang dibentuk akibat ketidakmampuan teori
sebelumnya dalam menjelaskan status hukum perusahaan yang terpisah dari
pemiliknya.
Perusahaan dipandang sebagai entitas terpisah dengan identitasnya sendiri.
Pemisahan pemilik dan manajer.
Akuntansi dilihat entitas sebagai unit operasi
Prinsip dan prosedur akuntansi yang tidak diformulasikan dalam hal kepentingan
kepemilikan
Dapat diterapkan dalam kepemilikan, kemitraan dan organisasi nirlaba
Entity Theory
Fokus akuntansi berdasarkan teori ini ialah pada persamaaan
antara aset dan modal. Hal ini dikarenakan entitas yang tidak lagi
memandang bahwa kekayaan dari pemilik sebagai fokus melainkan
berfokus kepada diri perusahaan itu sendiri. Pemegang saham dan
kreditor dianggap sebagai pihak luar yang hanya memberika dana
untuk entitas dalam menjalankan bisnis:
Asset = Liabilites
Entity Theory
Tujuan akuntansi dapat berupa pengawasan atau akuntabilitas
•Entitas yang dipandang sebagai perusahaan
•Tertarik pada kelangsungan hidupnya sendiri
•Melihat pemilik sebagai pihak luar
•Laporan kepada pemilik untuk memenuhi persyaratan hukum dan menjaga
hubungan baik dengan mereka
Proprietary and Entity
Theory
Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa baik teori
kepemilikan dan teori entitas memiliki pengaruh dalam praktik.
Entity Theory (Entitas)
-Berdasarkan teori akuntansi konvensional
-Mencerminkan laporan keuangan
Proprietary Theory (Kepemilikan)
-Biaya bunga adalah biaya
-Dividen adalah pembagian keuntungan
Liabilities Defined
IASB Framework paragraf 49(b) menjelaskan definsi liabilitis yakni:
“Sebuah kewajiban saat ini dari entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan akan mengakibatkan keluar dari entitas sumber daya mewujudkan manfaat ekonomi”.
Dalam paragraph 62 di IASB Framework, diakui bahwa settlement dari obligasi bisa
dilakukan dengan berbagai cara seperti pembayaran kas, transfer aset selain kas,
provisi jasa, penggantian obligasi dengan obligasi lain, konversi obligasi menjadi
ekuitas, atau kreditor melepaskan obligasi yang bersangkutan.
Past Transaction
Hanya peristiwa masa lalu sajalah yang dapat membuat suatu item
dikategorikan sebagai kewajiban, peristiwa masa depan tidak termasuk.
Hal ini harus diterapkan secara kontekstual, termasuk dalam hal semisal
perusahaan memesan barang yang mengandung ketentuan yang
menyatakan bahwa tidak ada hutang selama barang belum diterima;
maka persitiwa masa lalu yang dimaksud tentu bukanlah saat
pemesanan barang, namun saat penerimaan barang.
Liability Recognition
Akuntan membutuhkan suatu peraturan untuk menentukan pengakuan kewajiban.
Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan
dalam pengakuan aset, yaitu :
Berdasarkan pada hukum
Adanya penentuan substansi ekonomi
Dapat diukur nilainya
Penggunaan prinsip konservatisme
IASB Framework
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan elemen neraca dan laporan laba rugi.
Dinyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus diakui jika:
Kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item akan mengalir ke atau dari entitas
Item memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal
IASB Framework
Masalah-masalah penting yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya
dengan pengakuan kewajiban, yaitu:
kemungkinan besar arus keluar dari manfaat ekonomi
reliabilitas pengukuran
IASB Framework
Dalam prakteknya, mungkin sulit untuk menerapkan kriteria tersebut.
1. Apa maksud dari kemungkinan?
2. Apa yang dimaksud dengan pengukuran yang andal?
LIABILITY MEASUREMENT
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk
kewajiban adalah biaya historis.
Pengukuran nilai wajar lebih umum digunakan
-Sewa
-Instrumen keuangan
-Pembayaran berbasis saham
-Kombinasi bisnis
Employee benefits – pension
(superannuation) plans
Dana pensiun adalah suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi kerja.
Dana pensiun dapat seluruhnya dibiayai, sebagian didanai atau tidak didanai.
Dana pensiun dapat dianggap sebagai janji entitas untuk memberikan pensiun kepada karyawan sebagai imbalan jasa
masa lalu dan saat ini. Manfaat pensiun adalah bentuk kompensasi ditangguhkan ditawarkan oleh perusahaan dalam
pertukaran untuk pelayanan oleh karyawan yang telah memilih, baik implisit maupun eksplisit, untuk menerima
kompensasi yang lebih rendah saat pembayaran pensiun di masa depan.
Provisions and contingencies
Ketentuan dan kontinjensi terjadi di mana ada batas kabur antara kewajiban sekarang dan masa depan.
PSAK 37 Penyediaan, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi mengakui tumpang tindih definisi dalam
ayat 12, ketika menyatakan bahwa semua ketentuan yang kontingen karena mereka tidak yakin dalam
waktu atau jumlah.
Provisions and contingencies
IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai :
a) Kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya akan
dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa masa depan
pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas
b) Kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
Kemungkinan tidak mengakibatkan arus keluar sumber daya dan manfaat ekonomi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup
Owners’ equity
Ekuitas Pemilik merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) dari
entitas.
Kerangka mendefinisikan ekuitas adalah kepentingan sisa dalam aset
perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya.
Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara
kewajiban dan ekuitas pemilik, yaitu:
Right of The Parties
Economic Substances
Owners’ equity
Right of The Parties
Hak-hak yang dimiliki oleh kreditor dan pemilik, didapatkan karena
hukum atau peraturan perusahaan terkait.
Hak-hak yang dimiliki oleh kreditor, yakni :
1. Penyelesaian atas klaim kreditor dengan jangka waktu yang telah
ditentukan, melalui transfer aset (barang atau jasa).
2. Penyelesaian klaim kreditor merupakan prioritas utama
dibandingkan hak-hak pemilik, jika terjadi likuidasi.
Owners’ equity
Economic Substances
Revenue Recognition
02
03 Revenue Measurement
Myers
• Konsep pendapatan dan profit
berhubungan dengan keputusan atau
kejadian kritis tertentu yang dibuat oleh
manajer.
• Profit diperoleh ketika pengambilan
keputusan kritis atau melakukan tugas
yang paling sulit dalam suatu siklus
transaksi yang lengkap.
• Teori Myer ini membantu akuntan dalam
menentukan kapan pengakuan
pendapatan.
Revenue Recognition
Historical Perspective
Selama abad ke-19, income (profit) bagi entitas bisnis
ditentukan berdasarkan konsep peningkatan dalam
kekayaan bersih, yang dilakukan baik melalui
kebijakan akuntansi penggantian atau dengan
penilaian aset secara periodik (Chatfield).
Namun, konsep ini dianggap berkontribusi atas
terjadinya bencana eknomi yang mengarah pada
depresi besarbesaran tahun 1930-an karena penilain
aset yang berlebihan. Konsep ini kemudian digantikan
secara bertahap dengan konsep bahwa income
haruslah terealisasi.
Criteria for revenue recognition
0
Kemampuan menilai asset yang diukur
1
Interest, royalties,
Rendering of and dividends
Sale of goods Services
Sale of Goods
• Penjualan adalah ketika produk telah diserahkan ke pembeli atau jasa telah diberikan, lebih mengacu pada
substansi ekonomi transaksi dari pada aspek legal. Meskipun barang telah diserahkan ke pembeli, jika risiko
signifikan kepemilikan barang masih ditahan penjual maka hal ini idak termasuk penjualan dan pendapatan
tidak diakui (IAS 18/ AASB 118 par 16).
• Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi:
• Entitas telah mengalihkan/ mentransfer risiko dan manfaat signifikan atas kepemilikan barang kepada
pembeli,
• Entitas tidak menahan baik terus terlibat dalam kegiatan manajerial sepertipada tingkat kepemilikan
yang biasa dan pengendalian yang efektif atas barang yang dijual tersebut,
• Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
• Ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,
• Biaya yang timbul terkait transaksi dapat diukur secara andal.
Sale of Goods
• Pengecualian untuk dasar penjualan, sebagai berikut:
• Pendapatan dapat diakui selama masa produksi, yaitu berdasarkan metode percentage of completion. Hal ini
dianggap memenuhi kriteria pengakuan pendapatan yaitu dapat diukur secara andal dan adanya kontrak.
• Pendapatan diakui di akhir masa produksi, yaitu jika peristiwa penting adalah pada saat produksinyadan
penjualan setelahnya hanyalah sesuatu yang rutin sehingga dianggap akan selalu terjadi.
• Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjulan dilakukan, yaitu pada penjulaan dengan metode
installments dan cost recovery.
Rendering of Services
• Ketika outcome transaksi terkait pemberian jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
dapat diakui pada periode dimana jasa disediakan berdasarkan tingkat penyelesaian
transaksi di tanggal pelaporan.
• Outcome transaksi dapat diestimasi secara andal jika kondisi berikut ini terpenuhi:
• Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
• Ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,
• Tingkat penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur secara andal,
• Biaya yang timbul terkait dan untuk menyelesaikan transaksi dapat diukur secara andal.
Interest, royalties, and dividends
• Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima sehingga memenuhi ketiga kriteria pengakuan pendapatan.
Namun, untuk beberap item, dapat terjadi adanya pendapatan yang ditangguhkan, contoh: pendapatan bunga di akhir
periode akuntansi.
• Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen diakui ketika:
A. Ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,
B. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
C. Dasar pengakuan berikut:
Bunga : effective interest method
Royalti : bais akrual sesuai dengan isi perjanjian terkait
Dividen : ketika hak pemegang saham untuk memperoleh pembayaran dibuat.
CHALLENGES FOR STANDARD
SETTERS
Developments in revenue recognition and measurement
FASB dan IASB mengusulkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran pendapatan berikut ini:
Entitas pelaporan harus mengakui pendapatan pada periode akuntansi dimana mereka timbul dan mengukurnya dengan nilai wajar pada tanggal
mereka timbul jika keterjadian dan pengukurannya dapat ditentukan secara andal.
Entitas pelaporan harus mengukur pendapatan yang timbul dari kenaikan aset atau penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai
wajar atas kenaikan atau penurunan tersebut. Poin-poin penting prinsip tersebut:
Pendapatan diakui ketika timbul,
Pendapatan timbul dari kenaikan aset atau penurunan kewajiban,
Pengakuan dan pengukuran pendapatan menggambarkan nilai wajar,
Pengukuran harus dapat diandalkan.
CHALLENGES FOR STANDARD
SETTERS
Developments in revenue recognition and measurement
IASB sementara menyetujui bahwa dua kriteria berikut harus dipenuhi dalam pengakuan pendapatan:
Kriteria elemen: terjadinya kenaikan aset atau penurunan liabilitas yang meningkatkan ekuitas tanpa
melibatkan investasi pemilik.
Kriteria pengukuran:
1. Aset atau liabilitas diukur dengan sifat-sifat atau atibut yang relevan,
2. Kenaikan aset atau penurunan liabilitas dapat diukur dengan reliabilitas yang cukup.
CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS
Financial Statement Presentation
KELOMPOK :
• IMMANUEL SURYAJAYA 201750006
• IVAN LEMMUEL 201750010
• STEVEN JOKSAN 201750031
• ABRAHAM IVAN 201750051
• JESSICA SUCIAWATI 201750340
LEARNING OBJECTIVE
LO - 1 LO-2 LO-3 LO-4
Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka kegiatan
normal entitas. Namun, framework menyatakan bahwa kerugian mewakili
penurunan manfaat ekonomi dan karena itu tidak berbeda dengan sifat
dasar beban.
Ini berarti bahwa dalam menentukan beban pada periode berjalan, sejumlah
keputusan harus dibuat, bagaimana biaya harus dialokasikan ke periode
yang akan datang dari pendapatan yang dihasilkan.
EXPENSE MEASUREMENT
Hubungan
Sebab dan
Akibat Alokasi
Sistematis
dan Rasional
Pengakuan
Langsung
ASSOCIATING CAUSE AND EFFECT
Cara ideal yang sesuai biaya dengan pendapatan adalah dengan mengaitkan sebab
dengan akibat.
Contohnya adalah komisi penjualan, biaya penjualan, dan gaji dan upah.
Tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa upaya personil penjualan membantu untuk
menghasilkan pendapatan penjualan untuk periode berjalan. Oleh karena itu, usaha mereka, diwakili
oleh komisi yang dibayar atau terhutang kepada mereka, harus dikaitkan dengan pendapatan saat ini.
Demikian pula, pendapatan dari penjualan produk biasanya berhubungan dengan biaya dari produk
yang dijual, dan layanan yang diberikan oleh karyawan diasumsikan telah membantu untuk menciptakan
pendapatan saat ini.
ASSOCIATING CAUSE AND EFFECT
Tujuannya adalah untuk mengakui beban dalam periode akuntansi di mana manfaat ekonomi yang
dihubungkan dengan barang-barang yang dikonsumsi atau berakhir (kerangka, para.96).
Prinsip alokasi biaya aset untuk masa kini dan masa depan terkenal di akuntansi.
Proses pencocokan dimulai dengan mengaitkan beban ke segmen waktu. Bila ini dicapai,
jumlah beban diasumsikan berkorelasi dengan pendapatan untuk periode tersebut.
SYSTEMATIC AND RATIONAL ALLOCATION
Alokasi Biaya adalah sebuah konsep pencocokan yang mengarah ke berbagai prosedur.
Sebagai contoh, untuk penyusutan kita memiliki garis lurus, unit-of-produksi, sum-of-the-digit tahun-,
mengurangi-saldo dan metode lainnya.
Idenya adalah untuk menemukan metode tertentu yang kurang lebih bertepatan dengan pola jasa atau
manfaat yang diberikan oleh aset untuk masa mendatang waktu.
SYSTEMATIC AND RATIONAL ALLOCATION
Salah satu kelemahan dari alokasi biaya adalah bahwa hal itu bergantung pada estimasi dan asumsi, yang mungkin sewenang-wenang.
Contoh alokasi sewenang-wenang dari biaya berdasarkan waktu merupakan amortisasi goodwill. Sebelum adopsi luas standar IASB pada tahun
2005, banyak entitas goodwill diamortisasi selama 20 tahun atau kurang, sering di-line basis stralight.
Beberapa perusahaan berpendapat bahwa tidak goodwill penurunan nilai, dan karena itu tidak boleh dikenakan amortisasi. Dari 1 Januari 2005,
IFRS tidak memerlukan goodwill harus diamortisasi, sehingga menghindari sewenang-wenang asumsi yang digunakan dalam proses diamortisasi.
IFRS 3/AASB 3 Penggabungan Usaha paragraf 54 menyatakan bahwa, setelah akuisisi, goodwill yang diperoleh dalam penggabungan usaha
akan diukur sebesar biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai.
Dengan demikian, proses estimasi untuk menentukan amortisasi goodwill tidak lagi diperlukan. Namun, itu akan diperlukan untuk suatu entitas untuk
menilai sejauh setiap tahunnya, jika ada, yang goodwill dirugikan (atau dikurangi nilai), yang merupakan jenis lain dari estimasi.
IMMEDIATE RECOGNITION
Prinsip terakhir untuk pengakuan dan pengukuran biaya dapat dilihat sebagai salah satu
yang bertanggung jawab atas kemungkinan lain apabila tidak tercakup oleh dua prinsip
pertama, yaitu pengakuan langsung.
Sebuah contoh penggunaan pengakuan langsung adalah pencatatan biaya iklan.
Pengaruh iklan dapat memiliki manfaat jangka panjang, namun mereka sering sulit untuk
ditentukan.
Sebagai contoh, pelanggan dapat membeli produk karena mereka dipengaruhi oleh iklan
mereka melihat dua tahun sebelumnya. Karena manfaat tidak dapat ditentukan secara
kredibel, biaya iklan biasanya diakui langsung sebagai beban sesuai IAS 138 38/AASB
Aset Berwujud.
CRITICISMS OF ALLOCATIONS
Aditif (keseluruhan
bagian harus sama)
Ketahanan
DEFENCE OF ALLOCATIONS
Zimmerman menyatakan bahwa alokasi biaya untuk keperluan internal berguna sebagai
alat untuk mengontrol dan memotivasi manajer, dan oleh karena itu dibenarkan.
Artinya, alokasi biaya, ketika digabungkan dengan skema insentif yang mendorong
manajer untuk memperhatikan biaya yang dilaporkan, membantu mengurangi
beberapa kontrol dan masalah koordinasi yang timbul ketika manajer dalam
perusahaan diberikan hak untuk membuat keputusan tertentu.
LO-4 CHALLENGES FOR ACCOUNTING STANDARD SETTERS
MATCHING
Sebuah kerangka teori untuk laporan keuangan akan berarti bahwa baik neraca
(laporan posisi keuangan) dan pendapatan informasi laporan hadir dengan
karakteristik relevansi dan faithful representation (LASB, 2008).
LASB standar telah ditulis dan direvisi selama lebih dari 30 tahun Kerangka ini
bertujuan untuk memberikan definisi umum dan kriteria pengakuan untuk konsistensi
antara standar.
CONSERVATISM