Anda di halaman 1dari 148

Hello!

 Imanuel uryajaya (201750006)


 Ivan Lemmuel (201750010)
 teven Jok an (201750031)
 Abraham Ivan Alexander (201750051)
 Je ica uciawati u anto
(201750340)

We are here to provide an explanation of the


Conceptual
Framework

1
Conceptual

Framework
Learning Objectives

1.Memahami peran Kerangka Kerja Kon eptual


2.Memahami tujuan dari Kerangka Kerja Kon eptual
3.Mengembangkan Kerangka Kerja Kon eptual
4.Memahami kritik terhadap proyek Kerangka Kerja Kon eptual
5.Memahami Kerangka Kerja Kon eptual untuk Audit

3
Peran Conceptual
Framework

4
“suatu sistem
Menurut koheren
FASB Concep“
yangtual
terdiri dari tujuan dan
Framework
konsep fundamental yang sasling berhubungan, yang
adalah: landasan bagi penetapan standar yang
menjadi
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan..”

5
Struktur Conceptual Framework

6
Tingkatan – Tingkatan (Level) Kerangka Konseptual
Akuntansi

1. Pada tingkatan teori tertinggi (Level 1), Dalam kerangka


konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan
keuangan
2. Pada tingkatan selanjutnya (Level 2), Mendefinisikan dan
mengidentifikasikan karakterisitik kualitatif dari informasi
keuangan dalam elemen laporan keuangan
3. Pada tingkat operasional yang lebih rendah (Level 3),
Berkaitan dengan prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan
tentang pengukuran dan elemen laporan keuangan

7
Peran Conceptual Framework

Peran kerangka
dari konseptual antara lain adalah
untuk membangun dan menghubungkan badan pembuat
konsep dengan tujuannya, menyediakan kerangka kerja untuk
memecahkan masalah-masalah praktis baru yang
(masalah yangmuncul
belum ada standarnya), meningkatkan
pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan tentang
pelaporan keuangan, dan menaikkan daya banding laporan
keuangan antar perusahaan.

8
Tujuan Kerangka
Kerja
Konseptual
9

IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan
utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada
pengguna. informasi tersebut akan dipilih salah satu
dasar kegunaannya dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.

10
Tujuan Conceptual Framework

◍ berguna dalam pengambilan keputusan


ekonomi
◍ berguna dalam menilai prospek arus kas
◍ tentang sumber daya perusahaan, klaim
terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya

11
Tujuan laporan keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang :


◍ Bermanfaat dalam membuat keputusan kredit dan investasi
◍ Membantu kreditor dan investor yang ada atau investor yang
potensial, serta pemakai lain dalam menentukan jumlah, waktu
dan ketidakpastian aliran kas di masa yang akan dating.
◍ Mengenai sumber – sumber ekonomik, tuntutan terhadap
sumber
ekonomik, dan perubahan di dalamnya.

12
Perkembangan Kerangka
Kerja Konseptual

13
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual

◍ Pengaturan standar dengan


pendekatan berbasis
prinsip (Principles-Based) dan
◍ Informasi untuk pembuatan
berbasis aturan (Rule-Based).
keputusan dan pendekatan teori
keputusan

14
1. Penetapan standar berbasis
Principles dan berbasis Rule

◍ IASB banyak menghasilkan standar yang berbasis koherent,


konsisten,
◍ Rule-based standards dapat meningkatkan pembandingan
dan verifikasi serta dapat mengurangi
daya
management earnings
◍ Standard dari FASB yaitu berbasis peraturan
◍ Saat ini penekanan yang diberikan adalah pada prinsip

15
Perbedaan Principles-Based dan Rule-
Based

Priciples-Based Rule-Based
◍ Standar berdasar prinsip – prinsip ◍ Standar berdasar aturan/ persyaratan
akuntansi rinci
◍ Baku dan berlaku umum ◍ Lingkupnya hanya untuk kelompok
◍ Prinsip adalah keyakinan yang kuat tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
dan tidak dapat diubah ◍ Konsisten
◍ Dampaknya harus membuat ◍ Akurat
estimasi

16
2. Informasi untuk pembuatan
keputusan dan pendekatan teori
keputusan

Dalam banyak hal penekanan dalam pembuatan keputusan


berdampak pada penggunaan current value. Jika memungkinkan,
pengguna akan memiliki informasi actual tentang peristiwa-peristiwa
masa depan yang akan mempengaruhi perusahaan. Namun demikian
kita hanya dapat memprediksi peristiwa-peristiwa tersebut.
Pendekatan teori keputusan dalam akuntansi berguna dalam menguji
akuntansi apakah telah mencapai targetnya. Teori harus berperan
sebagaimana standar dimana praktik akuntansi akan diterapkan.

17
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial


Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of
financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan
keuangan entitas bisnis, yaitu:

18
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual

◍ SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”,


yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
◍ SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
◍ SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan
seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.

19
Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual

◍ SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement


of business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan
dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
◍ SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3
dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi
nirlaba.
◍ SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting
measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas
masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai
dasar pengukuran.

20
Kritik terhadap Kerangka
Kerja Konseptual

21

ditemukan masalah pada pendefinisian dan
Kerangka konseptu al dikritik karena
pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal
yang tidak jelas seperti persediaan yang diukur
masih
berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang
menyarankan pengukuran berdasarkan current cost
bukan historical cost.

22
Kritik terhadap Kerangka Kerja
Konseptual

◍ Terdapat dua focus dalam mengkritik kerangka konseptual yaitu kritik


ilmiah dan nilai professional. Focus dalam kritik ilmiah terbagi dalam 3 bagian yaitu
 · Asumsi ontology dan epistimologi
 · Kerancuan penalaran
 · Disiplin yang tidak ilmiah
◍ Sedangkan focus nilai professional dibagi 3 bagian yaitu
 · Riset positif
 · Kerangka konseptual sebgai dokumen kebijakan
 · Self preservation

23
Kritik Conceptual Framework

◍ Masalah interpretasi :
◍ beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda–beda.
◍ Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi /tidak disusun
secara terstruktur sehingga tidak memenuhi standar
 Deskripsi : dari hasil pengamatan lalu dijelaskan sampai pada
kondisi tersebut.
 Prespektif : Kebalikan dari apa yang dijelaskan pada deskripsi,
karena penyebabnya dijelaskan terlebih dahulu.

24
Kritik Conceptual Framework

Kelemahan rule based :

◍ Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan lingkungan dimana


kelompok itu berada) sehingga standarnya tidak berlaku umum.
◍ Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemen–
elemen
tertentu yang sulit ditentukan kepastiannya.

25
Kerangka Konseptual
Untuk Standar Auditing

26
Kerangka Konseptual Untuk Standar
Auditing

Tugas dari auditor adalah memeriksa laporan keuangan dan


mengeluarkan opini audit. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
meyakinkan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

27
Kerangka Konseptual Untuk Standar
Auditing

Dengan opini wajarpun tidak dapat dijadikan pedoman utama.


Sehingga pekerjaan auditor tidak cukup hanya mengeluarkan opini
audit mengenai kewajaran sehingga akuntan harus melakukan
beberapa hal agar laporan audit masih dapat digunakan.

28
Kerangka Konseptual Untuk Standar
Auditing

Hal-hal yang dilakukan akuntan sehingga laporan audit


masih dapat digunakan :
 Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap
 Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien
 Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk
lebih meyakinkan keabsahan

29
👍
Thanks
!
Any que tion?

30
QUESTION AND ANSWERS

◍ oal 1.Mengapa kebenaran ilmiah dikatakan tidak mutlak?


Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang diperoleh dengan menggunakan metode tertentu yang di u un
ecara i temati ehingga kebenaran ilmiah ini memiliki karakteri tik-karakteri tik
tertentu. Karakteri tik ilmiah meliputi euatu yang
euai fakta, logi , terukur, dan ber ifat univer al. elanjutnya,
kebenaran ilmiah merupakan kebenaran yang muncul dari ha il penelitian ilmiah dengan melalui pro edur
baku berupa tahap-tahapan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah yang e
uai denganifat daar ilmu.
ebelumnya kebenaran mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan ejati, e uatu yang dapat melihat dan
menyatakan ke eluruhan realita ecara objektif, apa adanya. Kebenaran mutlak ini haru hanya ada
atu aja dan merupakan uatu acuan atau tandar bagi apa yang di ebut dengan kebenaran
relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai ifat univer al ( berlaku bagi emua orang, tidak ada
perkecualian ), kekal ( linta  waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral
(tidak ada konflik di dalamnya ) dan tanpa alah ( bermoral tinggi, uci ).
Manu ia jela bukan kebenaran mutlak, karena ia tidak memenuhi yarat- yaratnya. Manu ia bukan
kebenaran mutlak karena ia makhluk ciptaan yang terbata , ber ifat ubjektif dan dikua ai oleh ruang
dan waktu.
Ber ifat ubjektif artinya terhadap objek yang ama manu ia mempunyai udut pandang atau pendapat yang
berbeda-beda. Kami mencoba menilu tra ikan dalam contoh, mi alnya terdapat 100 orang yang
dimintai pendapatnya akan 31 e uatu objek, akan
Manu ia mengerti e uatu ebata pengertiannya endiri dan melihat e uatu ebata daya
lihatnya endiri. Dia tidak bi a dan tidak mungkin bi a mengerti dan melihat e
uatu ebagaimana adanya. Jadi kebenaran yang dilihatnya dari udut pandangnya
endiri ( yang terbata ) itu ber ifat relatif, bukan ab olut ( mutlak ). Dikua ai oleh
ruang dan waktu mempunyai implika i bahwa ia tidak mahatahu ( artinya banyak hal yang
tidak diketahuinya), bi aalah dan elalu berubah berganti.
Pandangan manu ia itu angat terbata karena ( tubuh ) manu ia dibata i oleh ruang dan
waktu. Manu ia hanya bi a berada pada atu tempat pada waktu tertentu. Indra-indra
tubuh manu ia tidak bi a mendetek i e uatu yang terlalu ek trem. Mata manu ia tidak
bi a menangkap benda yang terlalu be ar atau kecil, terlalu dekat atau terlalu jauh.
Mata manu ia juga tidak bi a menangkap gerakan yang terlalu cepat. Mata manu ia hanya
bi a menangkap cahaya dengan panjang gelombang dalam uatu rentang tertentu. Telinga
manu ia hanya dapat menangkap uara dalam rentang frekuen i tertentu. Otak manu ia
hanya dapat memikirkan pola-pola yang udah dikenalnya ebelumnya. Banyak hal yang
tidak atau belum diketahui manu ia, dan yang tidak atau belum pernah terpikirkan. Dan
ada hal-hal yang tidak akan pernah bi a terpikirkan olehnya.

32
Jadi kebenaran mutlak yang ejati itu haru datang dari luar manu ia.
Adapun manu ia hanya bi a mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada
kebenaran mutlak di level manu ia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak
haru datang dari level yang lebih tinggi, dari Allah. Jadi kebenaran
mutlak adalah kebenaran yang datang dari Allah yang mahabe ar.
◍ oal 2.Apa yang dimak ud dengan deci ion u efulne dengan teward
hip?
Deci ion U efulne and teward hip
Teori kegunaan keputu an (Deci ion U efulne Theory) dikemukakan pertama
kali pada tahun 1954 dalam di erta i dengan judul An Accounting Concept
of Revenue di Univer ity of Chicago Amerika erikat oleh George J.
taubu .
Pada tahap awal, teori ini dikenal dengan nama A Theory of Accounting to
Inve tor ( taubu , 2000). Teori ini dida arkan pada perma alahan yang
timbul berkenaan dengan kon ep akuntan i yang berda arkan biaya hi tori ,
33
bahwa kon ep biaya hi tori tidak relevan dengan penilaian akuntan i dengan
Kami mengilu tra ikan dalam tahap pelaporan keuangan, dimana pada tahap
itu memiliki kegunaan yang beragam dalam pengambilan keputu an mulai dari
keputu an aloka i umber daya hingga keputu an untuk melindungi dan
meningkatkan inve ta inya. Pelaporan keuangan juga berguna dalam hal evalua i
kepenguru an ( teward hip). Namun beberapa pihak menganggap bahwa tujuan
terkait kepenguru an ( teward hip) tidak memperoleh perhatian yang ama
apabila dibandingkan dengan tujuan pengambilan keputu an. elain itu, muncul
juga pandanganbahwa peran laporan keuangan dalam menyediakan informa i yang
memungkinkan pengguna (u er) untuk meramalkan “future ca h flow” terlalu
ditekankan atau berlebihan. Para ahli berpendapat bahwa akuntabilita dan
tujuan tewardhip yang terkait dengan evalua i dan pemantauan kinerja
peru ahaan di ma a lalu ama pentingnya dengan kemampuan laporan keuangan
ebagai penyedia informa i dalam pengambilan keputu an. Oleh karena itu,
tujuan tewardhip tidak lagi boleh dike ampingkan dan tetapi di ejajarkan
dengan fung i laporan keuangan dalam pengambilan keputu an.

34
◍ oal 3, Bagaimana pro e pengembangan conceptual framework ata i u-i u yang terkait?
JAWAB:
Perkembangan dari conceptual framework dipengaruhi oleh 2 i u yaitu :
1) Pengaturan tandar dengan pendekatan berba i prin ip ( Principle -Ba ed) dan
berba i aturan (Rule-Ba ed).
a. Kon ep principle – ba ed accounting, merupakan kon ep yang meletakkan tujuan kunci
dalam pelaporan keuangan, kemudian menyedikan landa an untuk menjela kan tujuan
ter ebut. Jika timbul keragu–raguan mengenai ebuah aturan, pembaca diarahkan kembali ke
landa an prin ip ter ebut. kelemahan dari kon ep principle-ba ed accounting ini adalah
tidak adanya petunjuk yang dapat menyebabkan ketidakakuratan dan ketidakkon i tenan
informa i. Dimana Principle-ba ed accounting tandard memuat prin ip-prin ip umum, yang
mengandalkan pada interpreta i dan pertimbangan penyu un laporan keuangan. Contoh
Principle ba ed : IFR terma uk principle karena digunakan emua negara ( tandarnya
berlaku ecara interna ional)

35
b. Kon ep rule–ba ed accounting, merupakan kon ep yang
memberikan daftar aturan yang haru diikuti dalam menyiapkan
pelaporan keuangan. Dengan memiiki aturan yang jela , dapat
meningkatkan akura i dan mengurangi keragu-raguan yang dapat
memicu pelaporan yang agre if dari manajemen. Kekurangan dari
kon ep rule–ba ed accounting ini adalah dapat menyebabkan
komplek ita yang tidak dibutuhkan dalam menyiapkan pelaporan
keuangan. Tambahan lagi, per yaratan atau aturan yang ketat
dapat memak a manajer untuk memanipula i laporan agar dapat
memenuhi kewajibannya. Dimana Rule-ba ed accounting tandard
memuat eperangkat aturan, yang membata i flek ibilita dan
penggunaan pertimbangan profe ional. Contoh Rule Ba ed :
eperti P AK di Indone ia atau U GAAP di Amerika

36
2) Informa i untuk pengambilan keputu an dan pendekatan deci ion theory.
Informa i untuk pengambilan keputu an dan pendekatan deci ion-theory membantu
untuk menguji atau menilai apakah akuntan i mencapai tujuannya atau tidak. Dewan dari FA B
dan IA B mengatakan bahwa framework penting untuk memenuhi tujuan dari pengembangan
principle-ba ed accounting tandard, kon i ten ecara interval dan dapat diterima ecara
interna ional. Ha il dari proyek ini ecara lang ung akan mempengaruhi bagaimana
pengelolaan uatu entita laporan keungan mengkomunika ikan informa i kepada pengguna
laporan keuangan. Tujuannya, untuk membantu pengguna dalam membuat keputu an.
Penekanan dalam pembuatan keputu an berdampak pada penggunaan current value. Jika
memungkinkan, pengguna akan memiliki informa i actual tentang peri tiwa-peri tiwa ma a
depan yang akan mempengaruhi peru ahaan. Namun demikian kita hanya dapat mempredik i
peri tiwa-peri tiwa ter ebut. Pendekatan teori keputu an dalam akuntan i berguna
dalam menguji akuntan i apakah telah mencapai targetnya. Teori haru berperan
ebagaimana tandar dimana
praktik akuntan i akan diterapkan.

37
ejarah Perkembangan Kerangka Kon eptual (Conceptual Framework):
◍ Tahun 1920-1930 aktivita dalam pa ar aham meningkat, ehingga
menyebabkan terjadinya depre ia i ekonomi.
◍ Pada tahun 1961 dan 1962, Moonitz(1961) dan prou e
menyatakan bahwa praktik akuntan i haru dida arkan pada
nilai ekarang (current value) bukan dengan hi torical value.
◍ Grady (1965) mengembangkan teori berda arkan de krip i
praktik
yang ada. Pada tahun 1970 dimunculkan Accounting Principle Board
(APB) ( tatement No. 4)
◍ Kon ep teori Grady (1965) berha il memunculkan APB No. 4. APB
ter ebut dianggap mereflek ikan prin ip akuntan i umum ehingga
APB No.4 diterima dalam kon tituen AICPA.

38
Perkembangan Kerangka Kerja Kon eptual FA B (Financial Accounting
tandard Board) telah menerbitkan enam tatement of financial
accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entita
bi ni , yaitu:
◍ FAC no. 1 “objective of financial reporting by bu ine
enterpri e”, yang menyajikan tujuan dan a aran akuntan i.
◍ FAC no. 2 “qualitative caracteri tic of
accounting information”, yang menjela kan karakteri tik
yang membuat informa i akuntan i bermanfaat.
◍ FAC no. 3 “element of financial tatement of bu ine
enterpri e”, yang memberikan defini i dari po-po yang
terdapat
dalam laporan keuangan eperti aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban.

39
◍ FAC no. 5 “recognition and mea urement in financial tatement of
bu ine enterpri e”, yang menetapkan kriteria
pengakuan dan pengukuran fundamental erta pedoman tentang
informa i.
◍ FAC no. 6 “element of financial tatement”, yang
menggantikan
FAC no. 3 dan memperlua FAC no. 3 dengan mema ukkan
organi a i-organi a i nirlaba.
◍ FAC no. 7 “u ing ca h flow information and pre ent value
in accounting mea urement”, yang memberikan kerangka kerja
bagi pemakaian aru ka ma a depan yang diharapkan dan nilai
ekarang
(pre ent value) ebagai da ar pengukuran.

40
◍ oal 4. ebutkan ma ing-ma ing 5 informai
keuangan yang ber ifat kuantitatif dan kualitatif yang
laporan
menjadi da ar inve tor dalam menilai kinerja peru
ahaan
JAWAB :
5 informa i laporan keuangan ber ifat kualitatif
ebagai da ar inve tor dalam menilai
◌ Relevan
kinerja peru aahaan ialah:
◌ Handal
◌ Dapat dibandingkan
◌ Dapat dipahami
◌ Referen i

41
5 informa i laporan keuangan ber ifat
kuantitatif ebagai da ar inve tor dalam
menilai kinerja peru ahaan ialah:
◍ Laporan laba rugi
◍ Laporan ca h in dan ca h out
◍ Laporan aru ka (ca h flow)
◍ Laporan perubahan ekuita
◍ Laporan neraca atau buku be ar

42
◍ oal 5. Mengapa rule ba ed tandard
mengurangi earning management?
dapat
Jawaban:
Karena rule ba ed tandard memiliki
aturan/per yaratan yang rinci, kon i ten, dan
akurat yang membuat adanya bata an-bata an dalam
praktik manajemen laba, agar laba tidak mudah di
manipula i oleh pihak manajemen.

43
◍ oal 6. Mengapa ada conceptual framework
akuntan i
dalam
Jawaban:
Karena conceptual framework dalam akuntan i
merupakan ebuah i tem koheren yang terdiri dari
tujuan dan kon ep fundamental yang aling
berhubungan, yang menjadi landa an bagi penetapan
tandar yang kon i ten dan penentuan ifat, fung i,
erta bata -bata dari akuntan i keuangan dan
laporan keuangan.

44
Conceptual framewoek ada dalam akuntan i karena
angat
penting, dengan dan
◍ Bermanfaat alaberhubungan
an ebagai dengan
berikut: tandar
akuntan i
penentuan erta bangunan kon ep dan tujuan yang
udah
ditetapkan.
◍ Memudahkan kita memecahkan ma alah yang terkait
dengan praktik baru dan mungkin mengandung ri iko
tinggi.
◍ Membantu kita untuk memahami penggunaan laporan
keuangan dan menimbulkan ra a percaya pada laporan
keuangan
ter ebut.
◍ Mendukung komparabilita (kemampuan untuk
45
◍ oal 7. ebutkan kritik yang timbul terhadap kon eptual framework
dan mengapa timbul kritik ter ebut.
Jawab:
Kritik yang timbul terhadap kon eptual framework yaitu pendefini ian dan
pengukuran. Kritik ter ebut muncul karena ma ih ada hal yang tidak jela
atau ber ifat tidak pa ti tentang pengukuran eperti per ediaan yang
diukur berda arkan beberapa metode, atau tandard IFR yang menyarankan
pengukuran berda arkan current co t bukan menggunakan hi torical co t.
erta ada Ma alah interpreta i yang mengha ilkan ha il yang berbeda–beda
terhadap beberapa metode, lalu hanya tergantung pada pengamatan yang
terjadi /tidak di u un ecara ter truktur ehingga tidak memenuhi tandar

46
◍ oal 8. Jika Akuntani merupakan ain atau bahkan non ain ,
argument anda yang melatar belakangi argument ter ebut.
kemukakan
Jawab :
Menurut kelompok kami, Akuntan i merupakan ain . Pertama ain itu endiri
merupakan pengetahuan untuk menjela kan ata fenomena apa yang terjadi dengan
menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk menguji kebenarannya/validita
. Jika akuntan i dipandang ebagai ain atau ilmu pengetahuan, maka
akuntan i akan merupakan bidang pengetahuan yang menjela kan fenomena
akuntan i ecara objektif, apa adanya, dan beba
nilai. Cara pandang inilah yang menda ari berkembangnya teori akuntan i po
itif ebagai tandingan teori akuntan i normatif. Karena
berba i penelitian dengan metode ilmiah, teori akuntan i
po itif akhirnya dimaknai ebagai metode penelitian kuantitatif-po itif.

47
◍ oal 9. Yonathan 201750405
Pertanyaan :
Tadi dijela kan di awal kerangka kon eptual, bi a di gunakan
mengata i kejadian di ma a yang akan datang, mak udnya eperti
langkah preventif, uda anali a uda e uai, atau
anali a itu blm ada blm
e uai?
Jawab :
Tentu eperti langkah preventif, dari awal kita udah haru bi
a
menilai dengan melakukan anali a terhadap bi ni yang akan dijalankan,
kira kira apa ma alah yang mungkin dapat terjadi. Kita haru
melakukan anali a ebaik mungkin dan ebanyak mungkin agar
dapat menyele aikan ma alah yang mungkin akan muncul di ma a yang
akan datang.

48
◍ oal 10. Erika Veriana –
201750458
Pertanyaan :
Kon eptual framework haru kuat, itu cocok ga
buatudah kuat aja ?
peru ahaan tart up, atau yg

Jawab :
Cocok untuk emua peru ahaan, karena
tiap
peru ahaan haru memiliki da ar yang kuat
untuk
dapat bertahan di per aingan pa ar

49
Chapter 7
ASSETS

Imanuel Suryajaya 201750006


Ivan Lemmuel 201750010
Steven Joksan 201750031
Abraham Ivan 201750051
Jessica Suciawati
201750340

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Assets
Asset merupakan salah
satu komponen dalam laporan
keuangan, sehingga kita perlu
mengetahui definisi asset, lalu
bagaimana pengakuan dan kriteria
pengakuan dari asset tersebut, serta
dampak dari perbedaan pendekatan
dalam pengukuran asset. Laporan
keuangan sangat penting bagi sebuah
perusahaan karena dalam laporan
keuangan akan menjelaskan kondisi
keuangan perusahaan dan juga akan
mempengaruhi pengambilan
keputusan.
Learning Objectives
LO - 1 Assets Defined

LO - 2 Asset Recognition

LO - 3 Asset Measurement

LO - 4 Challanges for
Standard Setters
LO - 5 Issues for Auditors
Dalam chapter ini, definisi asset
dijabarkan dengan
menghubungkan antara asset
dengan beberapa karakteristik
sebagai
1. berikut : manfaat ekonomi di
Memberikan
masa depan (future economic
benefit)
2. Dikendalikan oleh sebuah
entitas
(control by an entity)
3. Kejadian masa lampau (past
events)
Beberapa peneliti berargumen
bahwa asset dapat di tukarkan
(exchangeability), karena masih
menjadi perdebatan diantara peneliti
maka karakteristik yang menyatakan
bahwa asset dapat ditukarkan
dijadikan sebagai karakteristik
LO 1 –
pendukung.
Asset
Manfaat ekonomi di masa depa
n(future economic benefit)

Manfaat ekonomis di masa depan di dalam aset adalah potensi


asset yang dapat dikontribusikan secara langsung maupun
tida k langsung yang mengalir ke kas entitas.

Membantu mencapai tujuan entitas.

Asset adalah sesuatu yang kita miliki saat ini dan memiliki
nilai pakai, serta mampu memberikan servis dan dapat
memiliki manfaat pada saat ini ataupun di masa depan.
Memberikan manfaat ekonomi di masa depan (future economic benefit)

Konsep asset membedakan antar objek


Saat gedung dinyatakan sebagai aset, pada dasarnya aset yang dimaksudkan adalah manfaat
tempat pada gedung itu, bukan batu bata dan semen yang membangung gedung tersebut.

Karakteristik berdasarkan economic resources yaitu :


1. Scarcity 2. Utility
Jika sumber daya kemampuan
tidak langka, untuk
maka sumber memuaskan
daya tidak akan keinginan
ekonomis . manusia
Dikendalikan oleh sebuah entitas (control by an entity)

Mengontrol tidak bisa selalu disamakan dengan memiliki


misalnya yaitu sebuah perusahaan memiliki
asset seperti mesin produksi tetapi tidak dapat dipergunakan
karena adanya aturan pemerintah yang melarang
pemakaian alat itu sehingga kontrol sehingga entitas
kehilangan kontrol atas asset yang dimiliki.

Agar dapat diklasifikasikan sebagai asset :


manfaat asset tersebut seharusnya dapat
dikendalikan oleh entitas pemiliknya.

Hak untuk menggunakan aset, bukan


asset secara fisik.
Perusahaan memiliki hak untuk menadapatkan
manfaat dari aset tersebut dan bisa mengontrolnya. Misalnya
mesin produksi yang di beli dengan menyicil, tetapi perusahaan
sudah bisa menggunakan manfaat dari mesin tersebut.
Asset yang baru Wholly Executory Contract
direncanakan tidak
boleh diakui Kontrak yang belum
sepenuhnya dilaksanakan atau
Asset yang dieksekusi sepenuhnya. Hal ini terjadi
baru dimasukkan karena adanya kontrak di mana
kedua belah pihak masih memiliki
kedalam anggaran sisa kinerja penting. Namun,
tidak boleh diakui dan kewajiban untuk membayar uang,
bahkan jika kewajiban tersebut
dimasukkan ke bersifat material, biasanya tidak
laporan keuangan membuat kontrak tersebut
karena hal itu belum
terjadi.

Kejadian masa lampau


(past events)
Asset dapat di tukarkan (exchangeability)

• MacNael menyatakan bahwa suatu


barang yang tidak memiliki
exchageability pastilah tidak
memiliki nilai ekonomi.

• Beberapa peneliti mengakui


bahwa sebuah asset harus dapat
memiliki nilai tukar akan tetapi
terjadi perdebatan karena
goodwill tidak dapat ditukarkan.
Beberapa peneliti yang
menentang komponen ini
Asset dapat di berpendapat bahwa:

tukarkan Exchangeability hanyalah


cara satu arah untuk
(exchangeability) mendapatkan benefit dari
aset.

Contohnya persediaan.
Namun, sebagaian besar
aset manfaatnya
didapatkan selama masa
penggunaan, seperti
mesin dan gedung.
Sehingga tidak
terpengaruh apakah
aset dapat
dipertukarkan atau
tidak.
Tingkat dan waktu pengakuan
aset penting karena dapat
memiliki konsekuensi
ekonomi bagi penyusun dan
pengguna laporan keuangan.

Aturan yang ada dalam pengakuan asset :


1. Conventions, contoh :
LO 2 – Asset a) Piutang dicatat sebagai asset saat ada
penjualan kredit
b) Peralatan dicatat sebagai asset ketika
2. di beli pronouncements
Authoritative
Recognition
Asset Recognition
Kriteria-kriteria dalam
pengakuan :

1. Peluang dari keuntungan ekonomis yang


akan datang.

2. Aset harus dapat diukur dengan


andal.
Asset Recognition

Past recognition criteria yang tidak


harus semuanya dipenuhi dan tidak
mutually exclusive:
1. Kepercayaan pada hukum
Pengakuan aset bergantung pada
legal aset tersebut.
konsepContoh: pembelian aset tetap
harus
memastikan kelegalannya dengan mengecek.
2.Penentuan substansi ekonomis pada transaksi
atau kejadian
Substabsi ekonomis dari transaksi
berhubungan dengan tujuan pelaporan informal
yang relevan dan dapat diandalkan.
3. Penggunaan konservatisme, yaitu :
antisipasi kerugian, tapi tidak pada
keuntungan
LO 3 – Asset Measurement
• Semua elemen akuntansi • Aturan dan praktik
saling berkaitan dan yang mengatur
pengukuran arus laba pengakuan dan
didapat dari pengukuran pengukuran aset juga
biaya dalam aset bersih. akan mempengaruhi
pengukuran laba.

• Aset dapat diukur dengan : • Setelah asset diukur maka


1. Beberapa metode informasi tentang nilai
pengukuran seperti asset akan ada di :
skala, rasio, dll. 1. laporan neraca
2. Karakteristik kualitatif 2. Pencatatan
dari informasi pengungkapan
keuangan.
Tangible Asset Jenis pengukuran :
1. Historical cost, asset diukur saat
akuisisi dan dikurangi akumulasi
depresiasi dan juga penurunan nilai
(residu).
Fair Value

Peneliti yang mendukung model historical


cost berpendapat bahwa biaya pada saat
akuisisi ini menyediakan tujuan dan
bukti- bukti bahwa pengukuran
depresiasi dan penurunan nilai yang
telah dihitung merefleksikan nilai yang
sesungguhnya dalam balance sheet.

Model pengukuran sekarang :


Unreliable => lebih menggunakan estimasi
daripada
melakukan pengamatan
Subjective => berdasarkan ketertarikan pihak
manajemen itu sendiri.
Asset Intangible Asset Financial Instrument
Measurement • Menggunakan metode cost dan fair value Model pengukuran yang paling dominan
untuk revaluasi adalah historical cost, tetapi banyak yang
• Pengukuran akuntansi umumnya menentang karena hasilnya tidak relevan.
konservatif, yaitu : Sehingga, IASB menetapkan
1. Cost (dengan mengurangi akumulasi penggunaan metode fair value untuk
amortisasi dan impairment) metode hasil yang lebih relevan. Financial
ini yang paling banyak digunakan Instrument dibagi menjadi 4 tipe dengan
2. Menggunakan fair value dari sebuah engukuran yang berbeda – beda, yaitu :
pasar • Originated loans and
3. Aset tak berwujud yang dihasilkan receivable
di dalam sebuah perusahaan tidak • Held-to-maturity investments
dapat diakui • Available-for-sale securities
• Financial assets held for
IAS 38 melarang pengakuan atas asset tak trading, or classified as
berwujud dalam sebuah perusahaan karena fair value through profit
hanya dapat dimunculkan di balance sheet and loss, and derivatives
hanya atas capitalization of development
cost nya saja.
Financial Instrument
Tipe Asset Finansial Metode Pengukuran
Originated loans and receivable Amortized Cost. Asset tidak dipengaruhi oleh niat
untuk menjual atau hold to maturity
Held-to-maturity investments Amortized cost, subjek untuk mengecek nilai
impairment. Perusahaan tidak diperbolehkan
menggunakan klasifikasi held to maturity
apabila aset dijual atau ditransfer lebih dari
sebagian kecil
Available-for-sale securities Fair value. Gain atau loss dari remeasurement
diakui di ekuitas.
Financial assets held for trading, or classified as fair Fair value. Dengan profit atau loss atas
value through profit and loss, and derivatives
remeasurement diakui sebagai profit dan loss.
Semua financial intstrument yang berdasarkan
amoritzed cost dan available for sale harus
dinilai impairment nya setiap tanggal pelaporan.
LO 4 – Challanges for Standard Setters
Dalam SFAS 157 terdapat contoh dari teknik
penilaian yang digunakan untuk memperkirakan niali
• Pendekatan pasar
wajar, termasuk di dalamnya:
Penggunaan dari harga observasi dan
informasi dari transaksi aktual untuk aset
dan kewajiban yang identik, mirip, atau
• Pendekatan pendapatan sebanding.

Konversi dari nilai masa depan ke nilai


sekarang.
• Pendekatan biaya
Nilai yang dibutuhkan untuk mengganti
kapasitas dari sebuah jasa.
Challanges for Standard Setters

Tingkat 2
Tiga kategori untuk Jika harga pada tingkat 1 tidak
input yang tersedia, maka nilai wajar
diestimasikan berdasarkan harga yang
digunakan untuk terpilih untuk aset dan kewajiban yang
estimasi nilai wajar :
* 2 hampir sama. Dibutuhkan adanya
penyesuaian pada perbedaan.

1 3
Tingkat 1
Tingkat 3
Menggunakan harga terpilih Jika tingkat 1 dan 2 tidak
untuk aset dan kewajiban yang tersedia, maka nilai wajar dapat
identik di pasar yang aktif diestimasi menggunakan
yang direkomendasikan kapan beberapa teknik penilaian yang
pun informasi tersebut konsisten dengan pendekatan
tersedia. pasar, pendapatan dan biaya.
Harga tersebut tidak perlu
disesuaikan.
LO 5 – Issues for
Auditors Yang perlu dilakukan auditor :

Melakukan Audit
terhadap fair value akan 1. Mengerti proses perusahaan klien dan
mendapatkan kesulitan juga kontrol relevan untuk menentukan
karena akan fair value.
membutuhkan 2. Membuat suatu keputusan apakah
penerapan model metode pengukuran dan asumsi klien
sesuai dan mungkin untuk
penilaian, dan juga
memberikan dasar yang masuk akal
pakar penilaian untuk pengukuran fair value.
akuntansi. 3. Mengapresiasi kemungkinan eror dan
bias manajemen.
THANK YOU
CHAPTER 8
LIABILITIES & OWNER’S
EQUITY
By :
Immanuel Suryajaya 201750006
Ivan Lemmuel 201750010
Steven Joksan 201750031
Abraham Ivan 201750051 :
Jessica Suciawati 201750340
Proprietary & Entity Theory
Proprietary Theory (Teori kepemilikan) didasarkan pada
gagasan bahwa pemilik adalah pusat perhatian
 Entity Theory (Teori entitas) berfokus pada perusahaan sebagai pusat
perhatian.
Proprietary Theory
Kepemilikan orang (proprietorship) atas perusahaan merupakan
jumlah aset perusahaan dikurangi dengan utang perusahaan
kepada kreditor.
Utang merupakan kewajiban perusahaan yang dapat diklaim oleh
pemberi utang, maka besar kepemilikan atas sebuah perusahaan
merupakan aset yang telah terbebas dari kewajiban terhadap
kreditor.

P=A–L
Proprietary Theory
 Akuntansi saat ini sebagian besar didasarkan pada teori ini.

-Dividends
-Salaries
-Equity accounting
-Consolidation accounting
 Memiliki pandangan finansial tentang modal

-Penekanan pada investasi keuangan pemilik dan perubahan kekayaan


pemilik
Proprietary Theory
Dengan munculnya perusahaan, teori ini telah terbukti tidak memadai
sebagai
dasar untuk menjelaskan akuntansi perusahaan.
• Dikembangkan saat bisnis lebih kecil
• Perusahaan terpisah dari pemiliknya
• Perusahaan adalah badan hukum dalam hak
• Pemegang saham bergantung pada manajer untuk
• Tidak lagi begitu relevan
Entity Theory
Teori entitas merupakan teori yang dibentuk akibat ketidakmampuan teori

sebelumnya dalam menjelaskan status hukum perusahaan yang terpisah


dari pemiliknya.
 Perusahaan dipandang sebagai entitas terpisah dengan identitasnya
sendiri.
 Pemisahan pemilik dan manajer.
 Akuntansi dilihat entitas sebagai unit operasi
 Prinsip dan prosedur akuntansi yang tidak diformulasikan dalam hal
kepentingan
kepemilikan
 Dapat diterapkan dalam kepemilikan, kemitraan dan organisasi nirlaba
Entity Theory
 Fokus akuntansi berdasarkan teori ini ialah pada persamaaan

antara aset dan modal. Hal ini dikarenakan entitas yang tidak lagi
memandang bahwa kekayaan dari pemilik sebagai fokus melainkan
berfokus kepada diri perusahaan itu sendiri. Pemegang saham dan
kreditor dianggap sebagai pihak luar yang hanya memberika dana
untuk entitas dalam menjalankan bisnis:

Asset = Liabilites
Entity Theory
Tujuan akuntansi dapat berupa pengawasan atau akuntabilitas
• Entitas yang dipandang sebagai perusahaan
• Tertarik pada kelangsungan hidupnya sendiri
• Melihat pemilik sebagai pihak luar
• Laporan kepada pemilik untuk memenuhi persyaratan hukum dan menjaga

hubungan baik dengan mereka


Proprietary and Entity
Theory
Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa baik teori
kepemilikan dan teori entitas memiliki pengaruh dalam
praktik.
 Entity Theory (Entitas)

-Berdasarkan teori akuntansi konvensional


-Mencerminkan laporan keuangan
 Proprietary Theory (Kepemilikan)

-Biaya bunga adalah biaya


-Dividen adalah pembagian keuntungan
Liabilities Defined
IASB Framework paragraf 49(b) menjelaskan definsi liabilitis yakni:
“Sebuah kewajiban saat ini dari entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan akan mengakibatkan keluar dari entitas sumber daya mewujudkan manfaat ekonomi”.

Dua komponen utama di dalamnya, yaitu:


 Adanya kewajiban masa kini yang memerlukan penyelesaian di masa mendatang
 Hasil dari transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu yang lain
Present Obligation

Dalam paragraph 62 di IASB Framework, diakui bahwa settlement dari obligasi bisa
dilakukan dengan berbagai cara seperti pembayaran kas, transfer aset selain kas,
provisi jasa, penggantian obligasi dengan obligasi lain, konversi obligasi menjadi
ekuitas, atau kreditor melepaskan obligasi yang bersangkutan.
Past Transaction
Hanya peristiwa masa lalu sajalah yang dapat membuat suatu item
dikategorikan sebagai kewajiban, peristiwa masa depan tidak termasuk.
Hal ini harus diterapkan secara kontekstual, termasuk dalam hal semisal
perusahaan memesan barang yang mengandung ketentuan yang
menyatakan bahwa tidak ada hutang selama barang belum diterima;
maka persitiwa masa lalu yang dimaksud tentu bukanlah saat
pemesanan barang, namun saat penerimaan barang.
Liability Recognition
Akuntan membutuhkan suatu peraturan untuk menentukan pengakuan kewajiban.
Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan
dalam pengakuan aset, yaitu :
 Berdasarkan pada hukum
 Adanya penentuan substansi ekonomi
 Dapat diukur nilainya
 Penggunaan prinsip konservatisme
IASB Framework
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan elemen neraca dan laporan laba rugi.
Dinyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus diakui jika:
 Kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item akan mengalir ke atau dari entitas
 Item memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal
IASB Framework
Masalah-masalah penting yang harus dalam kaitannya
dipertimbangkan
dengan pengakuan kewajiban, yaitu:
 kemungkinan besar arus keluar dari manfaat ekonomi
 reliabilitas pengukuran
IASB Framework
Dalam prakteknya, mungkin sulit untuk menerapkan kriteria
tersebut.
1. Apa maksud dari kemungkinan?
2. Apa yang dimaksud dengan pengukuran yang andal?
LIABILITY MEASUREMENT
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan

untuk kewajiban adalah biaya historis.


 Pengukuran nilai wajar lebih umum digunakan

-Sewa
-Instrumen keuangan
-Pembayaran berbasis saham
-Kombinasi bisnis
Employee benefits –
pension
(superannuation) plans
 Dana pensiun adalah suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi kerja.

 Dana pensiun dapat seluruhnya dibiayai, sebagian didanai atau tidak didanai.
Dana pensiun dapat dianggap sebagai janji entitas untuk memberikan pensiun kepada karyawan sebagai imbalan jasa

masa lalu dan saat ini. Manfaat pensiun adalah bentuk kompensasi ditangguhkan ditawarkan oleh perusahaan dalam
pertukaran untuk pelayanan oleh karyawan yang telah memilih, baik implisit maupun eksplisit, untuk menerima
kompensasi yang lebih rendah saat pembayaran pensiun di masa depan.
Provisions and contingencies
Ketentuan dan kontinjensi terjadi di mana ada batas kabur antara kewajiban sekarang dan masa depan.
PSAK 37 Penyediaan, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi mengakui tumpang tindih definisi dalam
ayat 12, ketika menyatakan bahwa semua ketentuan yang kontingen karena mereka tidak yakin dalam waktu
atau jumlah.
Provisions and contingencies
IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai :
a) Kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya akan
dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa masa depan
pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas
b) Kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
 Kemungkinan tidak mengakibatkan arus keluar sumber daya dan manfaat ekonomi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
 Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup
Owners’ equity
 Ekuitas Pemilik merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) dari

entitas.
Kerangka mendefinisikan ekuitas adalah kepentingan sisa dalam
aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya.
 Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara

kewajiban dan ekuitas pemilik, yaitu:


 Right of The Parties
 Economic Substances
Owners’ equity
Right of The Parties
Hak-hak yang dimiliki oleh kreditor dan pemilik, didapatkan karena

hukum atau peraturan perusahaan terkait.


 Hak-hak yang dimiliki oleh kreditor, yakni :

1. Penyelesaian atas klaim kreditor dengan jangka waktu yang telah


ditentukan, melalui transfer aset (barang atau jasa).
2. Penyelesaian klaim kreditor merupakan prioritas utama
dibandingkan hak-hak pemilik, jika terjadi likuidasi.
Owners’ equity
Economic Substances

 Liabilities dan owner’s equity melambangkan klaim terhadap entitas.


Semua klaim terhadap entitas memiliki resiko kerugian, namun resiko

kerugian kreditor sedikit lebih rendah dibandingkan resiko kerugian


pemilik.
Owners’ equity
Right of The Parties vs Economic Substances
Pemilik atau wakilnya (agent) memiliki kendali atas akuisisi, komposisi, penggunaan dan disposisi aset
perusahaan. Mereka memiliki kendali atas pengoperasian dan bertanggung jawab dalam menjalankan
perusahaan serta keberlangsungan dan profitabilitasnya. Pada umumnya, pemilik menyerahkan hampir seluruh
tanggung jawab dan kendali tersebut kepada direktur dan manajer (agent)
Concept of capital
Akuntansi untuk ekuitas pemegang saham dipengaruhi oleh ketentuan hukum.
Konsep yang paling krusial adalah ketentuan mengenai capital maintenance, yaitu perusahaan

dituntut untuk mempertahankan keutuhan modal dasarnya. Tujuan lain dari capital maintenance
adalah melindungi kreditor dengan menyediakan ‘bantalan’ atau ‘penyangga’.
 Financial capital

menginvestasikan uang atau menginvestasikan daya beli


Physical capital

kapasitas produktif entitas


Classifications within owners’ equity
Contributed capital merupakan modal yang diserahkan secara langsung oleh pemilik untuk

keberlangsungan perusahaan (invested).


Earned capital adalah modal yang berasal dari profit, didapatkan oleh perusahaan seiring

dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan (reinvested).


Logikanya adalah memisahkan modal yang telah diinventasikan secara langsung dengan modal

yang diinvestasikan kembali. Contributed capital itu untuk financing transactions. Retained
earnings, atau unnappropriated profit meningkatkan earned capital. Namun, demarkasi antara
contributed dan earned capital tidak bisa dipisahkan secara tegas dikarenakan tidak ada
transaksi yang benar-benar sesuai atas dua kategori tersebut.
Challenges for standard setters
IASB saat ini memiliki beberapa proyek yang dapat mempengaruhi definisi,

pengakuan dan pengukuran kewajiban, kerangka konseptual, instrumen


keuangan, ketentuan serta hak-hak karyawan.
-Debt vs Equity Distinction
-Extinguish Debt
-Employee Shares
Challenges for standard setters
Debt vs Equity Distinction

 saham yang telah di terbitkan kepada investor termasuk bagian dari

equity sedangkan pinjaman dari kreditor di klasifikasikan sebagai liabilities.


IAS 32/AAS 132 mengatakan bahwa saham preference yang

memberikan penerimaan tetap atau yang telah ditentukan untuk masa


mendatang dikategorikan sebagai financial liabilities. Sebuah instrumen
keuangan yang memberikan hak kepada pemegang instrumen untuk
dikembalikan dan diganti dengan cash atau financial asset lainya di
kategorikan sebagai financial liabilities.
Challenges for standard setters
Extinguish Debt

Hutang dapat di selesaikan dengan cara membayar lunas atau memberikan


jasa kepada kreditur. Namun bila debitur tidak mampu melunasi hutangnya,
kreditur dapat menghapuskan hutang debitor.
Challenges for standard setters
Employee Shares

Arargumen employee shares menciptakan expense dan liabilities

berpendapat para karyawan mendapatkan sesuatu yang bernilai, oleh


karenanya ada cost oleh perusahaan.
Cost inilah yang dianggap beban. Dan liabilities ada sampai di lunasi

dengan hutang dan ekuitas bertambah. Bagi mereka yang berpendapat


Employee shares tidak menciptakan “expense” mereka beranggapan
employee shares tidak lebih menciptakan additional shares. Sebaliknya
para shareholder lah yang mengalami penurunan nilai saham.
Issues for auditors
 Lengkapnya liabilities yang diakui, pengungkapan note dan obligasi lainya merupakan

salah satu isu yang di hadapi para auditor.


Auditor wajib mengumpulkan bukti bahwa account payable, accrual, and other liabilities

disajikan secara benar. Auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan terjadinya


penyimpangan waktu, dimana liability yang ada sebelum akhir periode tidak dicatat oleh
entitas sampai dimulainya periode baru. Dengan uji cut off para auditor dapat
mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam perode yang tepat.
Thankyou
REVENUE

Imanuel Suryajaya 201750006


Ivan Lemmuel 201750010
Steven Joksan 201750031
Abraham Ivan A. 201750051
Jesica Suciawati S. 201750340
Pokok Pembahasan
01 Revenue Defined

02 Revenue Recognition

03 Revenue Measurement

04 Challenges for Standard Setters

Issues for Auditors


05
Revenue
Revenue

Penghasilan adalah peningkatan manfaat ekonomi


selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk
atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan peningkatan ekuitas, selain
yang terkait dengan kontribusi dari peserta ekuitas.
Behavioural view of
revenue
Paton dan Littleton Bedford
• Pendapatan menunjukkan pencapaian • Profit akan naik hanya atas aktivitas yang merupakan
bruto atau kinerja bruto perusahaan, operasi bisnis entitas, tidak termasuk yang
sementara beban (expense) mewakili merupakan hasil dari penerapan metode auntansi.
usaha perusahaan.
• Penyandingan pendapatan dan beban Operasi bisnis yang umum dari entitas meliputi:
menghasilkan profit yang merupakan
pencapaian neto perusahaan (Perilaku  Perolehan sumber daya uang
Pendapatan).  Perolehan jasa
 Penggunaan jasa
 Penggabungan ulang jasa-jasa yang telah
diperoleh
 Penyerahan jasa
 Distribusi sumber daya uang
Behavioural view of
revenue
Myers
• Konsep pendapatan dan profit
berhubungan dengan keputusan atau
kejadian kritis tertentu yang dibuat oleh
manajer.
• Profit diperoleh ketika pengambilan
keputusan kritis atau melakukan tugas
yang paling sulit dalam suatu siklus
transaksi yang lengkap.
• Teori Myer ini membantu akuntan dalam
menentukan kapan pengakuan
pendapatan.
Revenue Recognition
Historical Perspective
Selama abad ke-19, income (profit) bagi entitas bisnis
ditentukan berdasarkan konsep peningkatan dalam
kekayaan bersih, yang dilakukan baik melalui
kebijakan akuntansi penggantian atau dengan
penilaian aset secara periodik (Chatfield).
Namun, konsep ini dianggap berkontribusi atas
terjadinya bencana eknomi yang mengarah pada
depresi besarbesaran tahun 1930-an karena penilain
aset yang berlebihan. Konsep ini kemudian digantikan
secara bertahap dengan konsep bahwa income
haruslah terealisasi.
Criteria for revenue recognition

Menurut Coombes dan Martin, pengakuan


pendapatan dapat terjadi pada satu
bagian/ poin dalam siklus operasi entitas
atau proses penerimaan seperti pada
gambar berikut:
Criteria for revenue recognition
Kriteria pengakuan pendapatan didasarkan pada keinginan informasi akuntansi yang
relevan dan andal, tetapi secara tradisional penekanan diletakkan pada 3 kriteria,
sebagai berikut:

0
Kemampuan menilai asset yang diukur
1

0
Keberadaan transaksi atau transaksi yang benar-benar
2
ada

0 Penyelesaian yang substansial dari proses pendapatan Your Text Here


3

Your Text Here


0 Terukurnya Nilai Aset
Analysis of 1 Pengukuran berhubungan dengan kemampuan yang objektif untuk menentukan
nilai penjualan. Objektif di sini dapat diartikan tidak bias dan dapat dibuktikan oleh
investigator kompeten lainnya. Sementara permanence memiliki makna bahwa

criteria for sekali diakui, maka tidak ada alasan lagi untuk membalik akun pendapatan.

revenue 0 Adanya Transaksi


2
Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan
recognition kesediaan untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan,
transaksi ini tentu merupakan bukti obyektif dari peningkatan nilai perusahaan.
Pihak luar memberikan bukti yang menguatkan nilai output.

0 Penyelesaian substantive proses produktif


3
Pendapatan tidak dihasilkan (diperoleh) sampai perusahaan telah melakukan
sebagian besar kegiatan yang memperoleh pendapatan. Pendapatan tidak dianggap
telah diperoleh sampai perusahaan telah melakukan sesuatu. Sebagai contoh,
penandatanganan kontrak di kebanyakan kasus tidak menciptakan pendapatan
karena tidak ada kinerja yang dilakukan oleh penjual.
REVENUE MEASUREMENT
Kriteria Pengakuan Pendapatan berdasarkan IASB
Framework par 83:

Adanya kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan akan


01 mengalir ke atau dari entitas;

Memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal.


02
REVENUE MEASUREMENT
Kriteria Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan dalam IAS 18/ AASB 118
Revenue:

Interest, royalties,
Rendering of and dividends
Sale of goods Services
Sale of Goods
• Penjualan adalah ketika produk telah diserahkan ke pembeli atau jasa telah diberikan, lebih mengacu pada
substansi ekonomi transaksi dari pada aspek legal. Meskipun barang telah diserahkan ke pembeli, jika risiko
signifikan kepemilikan barang masih ditahan penjual maka hal ini idak termasuk penjualan dan pendapatan
tidak diakui (IAS 18/ AASB 118 par 16).
• Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi:
• Entitas telah mengalihkan/ mentransfer risiko dan manfaat signifikan atas kepemilikan barang kepada
pembeli,
• Entitas tidak menahan baik terus terlibat dalam kegiatan manajerial sepertipada tingkat kepemilikan
yang biasa dan pengendalian yang efektif atas barang yang dijual tersebut,
• Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
• Ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,
• Biaya yang timbul terkait transaksi dapat diukur secara andal.
Sale of Goods
• Pengecualian untuk dasar penjualan, sebagai berikut:
• Pendapatan dapat diakui selama masa produksi, yaitu berdasarkan metode percentage of completion. Hal ini
dianggap memenuhi kriteria pengakuan pendapatan yaitu dapat diukur secara andal dan adanya kontrak.
• Pendapatan diakui di akhir masa produksi, yaitu jika peristiwa penting adalah pada saat produksinyadan
penjualan setelahnya hanyalah sesuatu yang rutin sehingga dianggap akan selalu terjadi.
• Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjulan dilakukan, yaitu pada penjulaan dengan metode
installments dan cost recovery.
Rendering of Services
• Ketika outcome transaksi terkait pemberian jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
dapat diakui pada periode dimana jasa disediakan berdasarkan tingkat penyelesaian transaksi
di tanggal pelaporan.
• Outcome transaksi dapat diestimasi secara andal jika kondisi berikut ini terpenuhi:
• Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
• Ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,
• Tingkat penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur secara andal,
• Biaya yang timbul terkait dan untuk menyelesaikan transaksi dapat diukur secara andal.
Interest, royalties, and dividends
• Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima sehingga memenuhi ketiga kriteria pengakuan pendapatan.
Namun, untuk beberap item, dapat terjadi adanya pendapatan yang ditangguhkan, contoh: pendapatan bunga di akhir
periode akuntansi.
• Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen diakui ketika:
A. Ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,
B. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
C. Dasar pengakuan berikut:
 Bunga : effective interest method
 Royalti : bais akrual sesuai dengan isi perjanjian terkait
 Dividen : ketika hak pemegang saham untuk memperoleh pembayaran dibuat.
CHALLENGES FOR STANDARD
SETTERS
Developments in revenue recognition and measurement
FASB dan IASB mengusulkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran pendapatan berikut ini:
 Entitas pelaporan harus mengakui pendapatan pada periode akuntansi dimana mereka timbul dan mengukurnya dengan nilai wajar pada tanggal
mereka timbul jika keterjadian dan pengukurannya dapat ditentukan secara andal.
 Entitas pelaporan harus mengukur pendapatan yang timbul dari kenaikan aset atau penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai
wajar atas kenaikan atau penurunan tersebut. Poin-poin penting prinsip tersebut:
 Pendapatan diakui ketika timbul,
 Pendapatan timbul dari kenaikan aset atau penurunan kewajiban,
 Pengakuan dan pengukuran pendapatan menggambarkan nilai wajar,
 Pengukuran harus dapat diandalkan.
CHALLENGES FOR STANDARD
SETTERS
Developments in revenue recognition and measurement
IASB sementara menyetujui bahwa dua kriteria berikut harus dipenuhi dalam pengakuan pendapatan:
 Kriteria elemen: terjadinya kenaikan aset atau penurunan liabilitas yang meningkatkan ekuitas tanpa
melibatkan investasi pemilik.
 Kriteria pengukuran:
1. Aset atau liabilitas diukur dengan sifat-sifat atau atibut yang relevan,
2. Kenaikan aset atau penurunan liabilitas dapat diukur dengan reliabilitas yang cukup.
CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS
Financial Statement Presentation

• IASB dan FASB melakukan proyek kerja terkait penyajian


laporan keuangan, termasuk pengakuan pendapatan dan
bagaimana item-item pendapatan dilaporkan di laporan
keuangan.
• IAS 1 memperbolehkan tetapi tidak mengharuskan single
comprehensive income statement. Kesimpulan sementara:
 Laporan pendapatan tunggal mencakup semua aspek.
 Realisasi bukan merupakan satu-satunya dasar
pengakuan.
 Pengungkapan yang terpisah mengenai kinerja dan
pengukuran.
ISSUES FOR AUDITORS
1. Risiko penyajian pendapatan yang terlalu besar (overstatemet) Terjadi jika:
 Transaksi atau kejadian yang mendasari pencatatan pendapatan belum terjadi atau
tidak dikenakan terhadap entitas.
 Jumlah pendapatan tidak dicatat dengan tepat.
 Pendapatan untuk periode tersebut terkait atas transaksi untuk periode akuntansi
yang akan datang.
2. Risiko pengungkapan pendapatan tidak akurat.
Thank you
CHAPTER 10
EXPENSES
KELOMPOK :
• IMMANUEL SURYAJAYA 201750006
• IVAN LEMMUEL 201750010
• STEVEN JOKSAN 201750031
• ABRAHAM IVAN 201750051
• JESSICA SUCIAWATI 201750340
LEARNING
LO - 1
OBJECTIVE
LO-2 LO-3 LO-4

EXPENSES EXPENSES EXPENSES CHALLENGES


DEFINED RECOGNITION MEASUREMENT FOR
ACCOUNTIN
G STANDARD
SETTERS
LO-1 EXPENSES
DEFINED
Dalam framework ayat 70, beban didefinisikan sebagai berikut: Beban adalah
penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau deplesi aset atau depletions incurrences aset atau kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi
kepada peserta ekuitas

Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka


kegiatan normal entitas. Namun, framework menyatakan bahwa kerugian
mewakili penurunan manfaat ekonomi dan karena itu tidak berbeda
dengan sifat dasar beban.

Oleh karena itu, mereka tidak dianggap sebagai elemen terpisah.


Perusahaan telah berusaha untuk membedakan antara beban dan
kerugian yang terjadi dalam dan di luar aktivitas normal dengan
mengelompokkan item sebagai normal atau luar biasa dalam
laporan laba rugi.
PERUBAHAN ASSETS DAN LIABILITAS

Pendapatan dan beban secara langsung berhubungan dengan aspek


nilai aset dan kewajiban. Secara alami, pendapatan dan beban
terjadi karena peristiwa (yaitu, peningkatan nilai kewajiban atau
penurunan nilai aset) dalam operasi bisnis. Pada kenyataannya,
kejadian peningkatan aktiva dan kewajiban penurunan mungkin sulit
untuk mengamati

Framework ini tidak menitik beratkan pada hubungan


pengeluaran dengan pendapatan, meskipun keduanya
didefinisikan dalam hal manfaat ekonomi dimasa
depan.

Pendapatan dan pengeluaran terjadi Ketika


perusahaan melakukan kegiatan yang akan
menghasilkan laba, lebih disukai untuk mengkorelasikan
pendapatan dengan peristiwa aktual produksi dan
EXPENSES AND
COST

Kerangka kerja ini menunjukkan bahwa penggunaan dari


aset memerlukan biaya entitas.
Hal ini sesuai dengan argumen sebelumnya bahwa biaya
merupakan perubahan nilai. Perubahan nilai mengacu
pada pengorbanan yang harus membuat perusahaan
untuk memperoleh layanan. Jika tidak ada biaya untuk
perusahaan, maka tidak ada beban.
LO-2 EXPENSE
RECOGNITION
Framework menetapkan dua kriteria untuk pengakuan
beban dalam ayat 83: Sebuah item yang memenuhi
defenisi suatu unsur harus diakui jika:

Kemungkinan bahwa Item ini memiliki


manfaat ekonomi masa biaya atau nilai yang
depan berkenaan dengan dapat diukur dengan
aset tersebut akan
mengalir ke atau dari
andal.
entitas
Ketetapan dari tingkat ketidakpastian EXPENSE
yang melekat pada aliran manfaat
ekonomi masa depan harus dibuat RECOGNITION
dari dasar bukti yang tersedia pada
saat laporan keuangan disusun (ayat
85).

Jika kriteria probabilitas diinterpretasikan


sebagai lebih atau kurang dari 50 persen,
penerapannya dapat bertentangan
dengan karakteristik kualitatif kehati-
hatian (kerangka, ayat 37).

Prudence adalah 'masuknya tingkat hati-


hati dalam pembuatan penilaian yang
yang diperlukan
dibutuhkan kondis
dalam membuat perkiraan
dalam
ketidakpastian, aktiv i
sehingga pendapatan berlebihan
a ata
kewajiban atau tidak
beban u dan
tidak dicata
kurang. t
EXPENSE
RECOGNITION
Kriteria kedua mensyaratkan bahwa biaya dapat 'diukur dengan kehandalan'.

Ini memberikan kasus di mana


perkiraan
diharuskan piutang
penyisihan (misalnya bebantapi bukti yang
ragu-ragu)
penyusutan,
tepat untuk mendukung keabsahan perkiraan Kerangka, ayat 31, menunjukkan informasi
akan diperlukan. yang handal adalah: Ketika bebas dari
kesalahan material dan bias dan dapat
diandalkan oleh pengguna untuk mewakili
faitfully bahwa yang baik dimaksudkan
untuk mewakili atau secara wajar dapat
diharapkan untuk mewakili.
LO-3 EXPENSES
MEASUREMENT
Pengukuran penambahan kewajiban dan deplesi aset di periode
berjalan mungkin tampak sederhana.

Namun, kewajiban meningkat karena pembelian di periode berjalan alat


operasi kunci dengan estimasi masa operasi bertahun-tahun. Investasi
mungkin dalam periode berjalan pada ternak yang tidak akan mencapai
kematangan dan selanjutnya menghasilkan pendapatan selama beberapa
tahun.

Ini berarti bahwa dalam menentukan beban pada periode berjalan,


sejumlah keputusan harus dibuat, bagaimana biaya harus dialokasikan ke
periode yang akan datang dari pendapatan yang dihasilkan.
EXPENSE
MEASUREMENT
Ada beberapa yang menawarkan pilihan dalam metode
biaya dan pembagian pendapatan. Sebagai
contoh :IAS 16/AASB 116 property, plant, equipment.

1. Nilai asset tetap menjadi


2. Penyusutan alternative
terukur setelah (straight line, diminishing
pengakuan dengan biaya
value,
dan model
and units of production ).
penilaian.
ALLOCATION OF
EXPENSES
Konsep pencocokan membentuk dasar akuntansi akrual. IASB /
kerangka AASB mengakui konsep yang cocok dalam paragraf 95
yang menyatakan Beban perusahaan diakui dalam laporan laba rugi
atas dasar Karang langsung antara biaya yang terjadi dan produktif
item spesifik laba rugi.
Proses pencocokan melibatkan pengakuan simultan atau gabungan
pendapatan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan
bersama-sama dari transaksi yang sama atau peristiwa lainnya.
Sebagai contoh, berbagai komponen biaya yang membentuk
beban pokok penjualan diakui pada waktu yang sama dengan
penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang. (Ayat 95).
ALLOCATION OF
EXPENSES
Tiga metode dasar konsep matching yang bisa diandalkan:

Hubungan
Sebab dan
Akibat Alokasi
Sistematis
dan
Rasional Pengakua
n
Langsung
ASSOCIATING CAUSE AND
EFFECT
Cara ideal yang sesuai biaya dengan pendapatan adalah dengan mengaitkan sebab
dengan akibat.

Contohnya adalah komisi penjualan, biaya penjualan, dan gaji dan


upah.

Tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa upaya personil penjualan membantu untuk
menghasilkan pendapatan penjualan untuk periode berjalan. Oleh karena itu, usaha mereka, diwakili
oleh komisi yang dibayar atau terhutang kepada mereka, harus dikaitkan dengan pendapatan saat
ini.
Demikian pula, pendapatan dari penjualan produk biasanya berhubungan dengan biaya dari produk
yang dijual, dan layanan yang diberikan oleh karyawan diasumsikan telah membantu untuk
menciptakan pendapatan saat ini.
ASSOCIATING CAUSE AND
EFFECT
Hubungan sebab akibat tidak dapat digunakan untuk semua biaya.
Ketika tidak dapat dilakukan, alternatif adalah dengan menggunakan alokasi prosedur rasional dan
sistematis.

Tujuannya adalah untuk mengakui beban dalam periode akuntansi di mana manfaat ekonomi yang
dihubungkan dengan barang-barang yang dikonsumsi atau berakhir (kerangka, para.96).

Prinsip alokasi biaya aset untuk masa kini dan masa depan terkenal di akuntansi.

Proses pencocokan dimulai dengan mengaitkan beban ke segmen waktu. Bila ini dicapai,
jumlah beban diasumsikan berkorelasi dengan pendapatan untuk periode tersebut.
SYSTEMATIC AND RATIONAL ALLOCATION

Alokasi Biaya adalah sebuah konsep pencocokan yang mengarah ke berbagai


prosedur.

Sebagai contoh, untuk penyusutan kita memiliki garis lurus, unit-of-produksi, sum-of-the-digit
tahun-, mengurangi-saldo dan metode lainnya.

Idenya adalah untuk menemukan metode tertentu yang kurang lebih bertepatan dengan pola jasa
atau manfaat yang diberikan oleh aset untuk masa mendatang waktu.
SYSTEMATIC AND RATIONAL ALLOCATION

Salah satu kelemahan dari alokasi biaya adalah bahwa hal itu bergantung pada estimasi dan asumsi, yang mungkin sewenang-wenang.

Contoh alokasi sewenang-wenang dari biaya berdasarkan waktu merupakan amortisasi goodwill. Sebelum adopsi luas standar IASB pada tahun
2005, banyak entitas goodwill diamortisasi selama 20 tahun atau kurang, sering di-line basis stralight.

Beberapa perusahaan berpendapat bahwa tidak goodwill penurunan nilai, dan karena itu tidak boleh dikenakan amortisasi. Dari 1 Januari 2005,
IFRS tidak memerlukan goodwill harus diamortisasi, sehingga menghindari sewenang-wenang asumsi yang digunakan dalam proses diamortisasi.
IFRS 3/AASB 3 Penggabungan Usaha paragraf 54 menyatakan bahwa, setelah akuisisi, goodwill yang diperoleh dalam penggabungan usaha
akan diukur sebesar biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai.

Dengan demikian, proses estimasi untuk menentukan amortisasi goodwill tidak lagi diperlukan. Namun, itu akan diperlukan untuk suatu entitas untuk
menilai sejauh setiap tahunnya, jika ada, yang goodwill dirugikan (atau dikurangi nilai), yang merupakan jenis lain dari estimasi.
IMMEDIATE RECOGNITION

Prinsip terakhir untuk pengakuan dan pengukuran biaya dapat dilihat sebagai salah satu
yang bertanggung jawab atas kemungkinan lain apabila tidak tercakup oleh dua prinsip
pertama, yaitu pengakuan langsung.
Sebuah contoh penggunaan pengakuan langsung adalah pencatatan biaya iklan.
Pengaruh iklan dapat memiliki manfaat jangka panjang, namun mereka sering sulit untuk
ditentukan.
Sebagai contoh, pelanggan dapat membeli produk karena mereka dipengaruhi oleh iklan
mereka melihat dua tahun sebelumnya. Karena manfaat tidak dapat ditentukan secara
kredibel, biaya iklan biasanya diakui langsung sebagai beban sesuai IAS 138 38/AASB
Aset Berwujud.
CRITICISMS OF
ALLOCATIONS
1.Pencocokan beban terhadap pendapatan dengan gagasan upaya yang
sesuai dengan yang dicapai. Mereka melihat proses bisnis sebagai aliran
biaya, aliran yang pasti berakhir sampai ke laporan laba rugi sebagai
biaya berakhir. Menentukan jumlah biaya yang telah kedaluwarsa/lewat
merupakan salah satu tugas pokok akuntan.

2.Proses pencocokan telah membuat neraca sekunder terhadap


laporan laba rugi, melainkan hanya menyajikan tempat biaya yang
belum berakhir. Pendekatan ini mengurangi kegunaan neraca
pengguna sebagai pembuat keputusan.
CRISTICISMS OF
ALLOCATIONS
Aditif (keseluruhan
bagian harus
sama)

Thomas berpendapat bahwa alokasi teoritis


tidak dapat dibenarkan. Untuk menjadi Unambiguity (cara alokasi
dibenarkan tiga kriteria yang disarankan: yang akan dilakukan
harus jelas)

Ketahana
n
DEFENCE OF
ALLOCATIONS
Zimmerman menyatakan bahwa alokasi biaya untuk keperluan internal berguna sebagai
alat untuk mengontrol dan memotivasi manajer, dan oleh karena itu dibenarkan.

Dalam analisisnya, Zimmerman menunjukkan bahwa alokasi biaya tampaknya


merupakan biaya tertentu untuk lebih diamati ketika tanggung jawab
pengambilan keputusan yang ditugaskan kepada para manajer dalam
perusahaan.

Artinya, alokasi biaya, ketika digabungkan dengan skema insentif yang mendorong
manajer untuk memperhatikan biaya yang dilaporkan, membantu mengurangi
beberapa kontrol dan masalah koordinasi yang timbul ketika manajer dalam
perusahaan diberikan hak untuk membuat keputusan tertentu.
LO-4 CHALLENGES FOR ACCOUNTING STANDARD SETTERS

MATCHING

Sebuah kerangka teori untuk laporan keuangan akan berarti bahwa baik neraca
(laporan posisi keuangan) dan pendapatan informasi laporan hadir dengan
karakteristik relevansi dan faithful representation (LASB, 2008).
LASB standar telah ditulis dan direvisi selama lebih dari 30 tahun Kerangka ini
bertujuan untuk memberikan definisi umum dan kriteria pengakuan untuk konsistensi
antara standar.
CONSERVATISM

Beberapa berpendapat konservatisme yang mendasari kriteria probaibility dan


kehandalan yang dianut di framework. berarti ini term 'probable 'bahwa event masa
depan mungkin terjadi untuk mengkonfirmasi biaya kerugian.
Hal ini berpendapat bahwa, karena konservatisme, apabila besar kemungkinan bahwa
nilai aktiva bersih mengalami penurunan, beban harus diakui. Jenis bukti yang
diperlukan untuk menentukan probabilitas ini tidak jelas.
ISSUES FOR
AUDITORS
Auditor menghadapi isu-isu sekelilingnya yang berbeda antara beban dan
aset, periode di mana beban diakui, dan pengukuran yang sesuai biaya.
Definisi biaya dalam kerangka, paragrah 70, seperti penurunan
manfaat
ekonomi, dalam bentuk outflow atau deplesi aset memfokuskan perhatian
pada
pilihan antara beban mendebit atau aset saat mencatat arus keluar aset
(atau Praktek big bath dan akuntansi cookie-jar melanggar prinsip-prinsip
timbulnya kewajiban).
alokasi
sistematis dan rasional biaya terhadap periode akuntansi yang
bersangkutan.
Auditor bisa konservatif
pendekatan terpengaruhuntuk
untuk pengukuran
memberikan laba
perhatian lebihdiperlukan.
sangat
terhadap
Bagaimanapun kenetralan kerangka sebagai karakteristik kualitatif
diperlukan
kemungkinan danbahwa
pengenalan IAS 37/AASB 137 akan muncul untuk memaksa
beban overstead dari understated karena yakin
yang
auditor untuk mendapatkan bukti yang cukup untuk memastikan bahwa mereka
bahwa
tidak menimbulkan akun dengan beban yang tinggi.
Thank y o u

Anda mungkin juga menyukai