AUDITING SYARIAH
Dosen Pengampu : Baso Akib, S.Kom., M. Ak.
Oleh:
Sapir (200201013)
dan Lubis:78
1) Ilmu Audit
Auditor paham terhadap proses dan prosedur audit dalam perbankan
syariah yang auditor kelola. Pengetahuan auditor harus dapat memadai profesinya
dan mendukung pekerjaannya dalam melakukan pemeriksaan dan pengawasan.
Banyaknya pengetahuan yang dimiliki auditor mengenai kekeliruan
menjadikannya lebih ahli dalam melaksanakan tugasnya, terutama untuk
membedakan antara kesalahan dengan kecurangan (fraud) yang berakibat
terjadinya salah saji (miss statement) dalam pelaporannya. Oleh karena hal
tersebut, auditor diharuskan memiliki pengetahuan yang memadai untuk
mengahadapi permasalahan tersebut.
2) Etika Profesi
Auditor harus memahami dan mampu menerapkan kode etik dalam
melaksanakan audit. Auditor syariah berada pada posisi sebagai orang yang
dipercaya dan akan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan
sehingga diharuskan memahami standar etika. Pemahaman kode etik oleh auditor
syariah berfungsi untuk mempertahankan diri dari godaan-godaan dalam
pengambilan keputusan yang sulit.
Auditor yang tidak memahami kode etik, bisa dipastikan terjadinya pelanggaran
terhadap komitmen pada prinsip-prinsip etika yang dianut oleh profesi. Sehingga
pada akhirnya, auditor syariah diharapkan selalu menjaga kewaspadannya
terhadap godaan dan tekanan yang mampu membawanya ke dalam pelanggaran
prinsip-prinsip etika secara umum dan etika profesi sehingga auditor syariah
mampu untuk mengambil keputusan dan tindakan yang tepat.
3) Fraud awareness
Auditor syariah memiliki kemampuan untuk mendeteksi letak kecurangan
(fraud) terjadi. Tidak hanya mendeteksi kecurangan (fraud), auditor syariah juga
harus bisa membedakannya dengan kesalahan (error). Lahirnya suatu sistem
untuk mencegah terjadinya kecurangan (fraud) diharapkan juga datang dari
auditor.
4) Penguasaan standar audit syariah
Menguasai standar-standar apa saja yang berlaku dan dapat
menerapkannya dalam pengawasan dan pemeriksaan pada perbankan syariah
merupakan keharusan bagi setiap auditor syariah. Auditor syariah harus
menguasai standar pelaksanaan fungsi audit intern yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sebagai regulator dan menerapkannya pada perbankan syariah yang
diawasi dan diperiksanya. Salah satu peraturan Bank Indonesia yang harus
dikuasai yaitu mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah Nomor 13/23/PBI/2011.
5) Memahami jenis industri atau perusahaan
Pemahaman terhadap sektor perusahaan yang sedang diawasi merupahan
keharusan auditor sehingga auditor mengetahui peraturan-peraturan apa saja yang
harus diterapkan. Selain itu, auditor harus dapat memahami di mana letak
kelebihan dan kekurangan industri tersebut sehingga dapat mengoptimalkan
kelebihan yang dimiliki dan mengatasi kekurangan yang ada untuk mewujudkan
tujuan perusahaan.
C. Kode Etik Aditor dan Akuntan Syariah
Dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), prinsip etika profesi
akuntan sebagai berikut:
a. Tanggung Jawab Profesi,
b. Kepentingan Publik,
c. Integritas,
d. Objektivitas,
e. kompetensi dan kehati-hatian profesional,
f. kerahasiaan,
g. perilaku profesi,
h. standar teknis.
1. Prinsip Etika
Pada bagian kedua dari struktur kode etik yang dibuat AAOIFI dijelaskan
prinsip etika akuntan dan auditor yang berupa kode etik profesi sebagai berikut: