Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR AUDITING SYARIAH

Dosen Pengampuh: Baso Akib S.Kom.,M.Ak

Disusun Oleh:
Nur Islamia
Muh.Ilham Ramadan
Muh.Ainun Ilman

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA
2021

1. Konsep Dasar Auditing Syariah


Sebelum penulis membahas terkait dengan konsep dasar auditing syariah para
pembaca terlebih dahulu perlu mengetahui apa itu auditing. Auditing adalah proses
pengumpulan informasi serta mengevaluasi kemudian mendapatkan beberapa bukti
setelah itu mendapatkan informasi dari apa yang diaudit tersebut.

Konsep adalah abstraksi-abstraksi yang diturunkan dari pengalaman dan observasi


dan dirancang, untuk memahami kesamaan-kesamaan di dalam suatu subyek, dan
perbedaan-perbedaan dengan subyek yang lain. Seperti pada ilmu teknik, ekonomi,
sosiologi dan lain-lain, ilmu auditing juga didasarkan pada konsep-konsep dasar. Konsep
dasar sangat diperlukan karena merupakan dasar bentuk pembuatan standar, yaitu
pengaruh dan pengukur kualitas dari mana prosedur-prosedur audit diturunkan.

Menurut Maoutz dan Sharaf, teori auditing tersusun atas lima konsep dasar yaitu:

1. Bukti (evidence)
2. Kehati-hatian dalam pemeriksaan (due audit care)
3. Penyajian atau pengungkapan yang wajar (fair presentation)
4. Independesi (independence)
5. Etika prilaku (etichal conduct)
2. Teori dan Standar Auditing
Teori auditing merupakan tuntunan untuk melaksanakan audit yang bersifat normatif.
Dalam melakukan audit, seorang auditor menerapkan prosedur audit sesuai dengan
standar yang diterima oleh umum. Untuk menetapkan standar diperlukan konsep yang
mendasari sehingga standar tersebut dapat dijabarkan dalam prosedur yang dapat
digunakan pada audit.
Standar audit adalah pengukur kualitas, dan tujuan sehingga jarang berubah, sedang
prosedur audit adalah metode-metode atau teknik-teknik rinci untuk melaksanakan
standar, sehingga prosedur akan berubah bila lingkungan audit berubah. Misalnya sistem
akuntansi berkomputer berbeda dengan sistem akuntansi manual, karena menggunkaan
prosedur audit yang berbeda. Namun kualitas dan tujuan audit tidak perlu berubah. Ada
beberapa standar audit institut akuntan publik indonesia (IAPI):
a. Standar Umum
b. Standar Pekerjaan Lapangan
c. Standar Pelaporan
3. Etika Profesi Auditor
1. Definisi Etika Profesi
Etika dalam audit dapat diartikan sebagai suatu prinsip etis yang dilakukan
oleh seseorang yang kompeten dan independen dalam melaksanakan suatu proses
yang sistematis dalam proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti secara
objektif tentang informasi yang dapat diukur mengenai asersi – asersi suatu entitas
ekonomi, dengan tujuan menentukan dan menetapkan derajat kesesuaian antara
asersi – asersi tersebut, serta melaporakan kesesuaian informasi tersebut kepada
pihak – pihak yang berkepentingan.
Menurut IAPI (2011:1) dalam prinsip-prinsip dasar etika profesi Seksi
100, salah satu hal yang membedakan etika profesi akuntan publik dengan profesi
lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi
kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak
hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk
kepentingan publik, setiap praktisi harus mematuhi dan menerapkan seluruh
prinsip dasar dan kode etik yang telah diatur dalam kode etik.
2. Prinsip Dasar Etika Profesi
a. Prinsip Integritas.
Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional
dan bisnis dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Prinsip Obyektifitas.
Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subyektifitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak
lain mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
c. Prinsip Kompetensi Serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
(professional competence and due care).
Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian
profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara
berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa
profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan
terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan
pekerjaan. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
d. Prinsip Kerahasiaan.
Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai
hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari
klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan
sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi
rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh
digunakan oleh praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
e. Prinsip Perilaku Profesional.
Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Rahim Abdul Rahman (2008),‘Shari'ah Audit for Islamic Financial Services: The Needs and
Challenges’Makalah dipresentasikan pada International Shari'ah Research
Academy for Islamic Finance (ISRA) Islamic Finance Seminar, Kuala Lumpur, 11
November 2008.
Minarni, M. (2013). Audit Syariah, dan Tata Kelola Lembaga Keuangan
Syariah. La_Riba, 7(1), 29-40.https://journal.uii.ac.id/JEI/article/view/3156
Jusuf Soewadji. 2012. Pengantar Metodologi penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Dewi, I. S., & Wulandari, Y. P. (2017). Pengaruh Penerapan Standar Auditing Dan Etika
Profesi Auditor Terhadap Reliabilitas Laporan Audit (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Wilayah Jakarta Selatan). Jurnal Liabilitas, 2(2), 1-
19.https://ojs.jekobis.org/index.php/liabilitas/article/view/22
Munthe, M. P., Rantelangi, C., & Kesuma, A. I. (2019). Pengaruh Independensi, Etika Audit
dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit Akuntan Publik di Kalimantan Timur. Jurnal
Ilmu Akuntansi Mulawarman
(JIAM), 3(4).https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIAM/article/view/3253

Anda mungkin juga menyukai