Anda di halaman 1dari 29

Makalah

Manajemen BMT
LAPORAN KEUANGAN BMT

Dosen Pengampu:
Lilies Handayani, S.E., M.M

Disusun Oleh Kelompok 4:


Muhammad Fajar Alfiadi Syam (200201020)
Muhammad Ainun Ilman (200201010)
Badarullah (…..………)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA (IPI) GOWA
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan nikmat-Nya
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah manajemen BMT
mengenai “Laporan Keuangan BMT” secara tepat waktu. Salam beserta salawat
penyusun haturkan kepada Rasulullah SAW., yang telah mengeluarkan manusia
dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah sehingga penyusun dapat
merasakan indahnya kehidupan di dunia ini.

Penyusun berterima kasih kepada ibu dosen pengampu Lilies Handayani, S.E.,
M.M., yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga penyusun dapat
memahami materi mengenai “Laporan Keuangan BMT” itu sendiri secara
mendalam. Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan adanya
kritik maupun saran yang membangun sehingga penyusun dapat memperbaiki
kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini membawa manfaat bagi para pembaca khususnya kepada penyusun
kedepannya, Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 22 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan BMT.........................................3

B. Komponen Laporan Keuangan BMT............................................................3

C. Skema Hubungan di Antara Laporan Keuangan BMT.................................4

BAB III PENUTUP..............................................................................................20

A. Kesimpulan.................................................................................................20

B. Kritik dan Saran..........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan, lembaga ataupun organisasi keuangan


merupakan hal yang penting karena dapat membantu berjalannya
perusahaan tersebut. Sehingga laporan keungan baik yang masuk maupun
keluar pastinya juga diperhitungkan supaya mengetahu seberapa banyak
uang yang berdar selama perusahaan tersebut berdiri. Sehingga perlu
sekali adanya laporan keuangan dalam suatu perusahaan ataupun lembaga.
Laporan keuangan biasanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas atau modal dan laporan arus kas.

Yang akan kami bahas di sini adalah mengenai laporan keungan


yang berada di lembaga BMT. Di mana lembaga ini merupakan salah satu
Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Pastilah lembaga ini memiliki divisi
yang bertugas dalam melaporkan laporan keuangan lembaga tersebut guna
mempertanggungjawabkan kegiatan usaha BMT dalam suatu periode
tertentu. Dalam menyusun laporan keuangan, BMT menggunakan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu PSAK Nomor 27, Akuntansi
Perkoperasian, PSAK Nomor 31, Akuntansi Perbankan, dan PSAK Nomor
59.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penyusun dapat
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian dan tujuan laporan keuangan BMT?


2. Bagaimana komponen laporan keuangan BMT?
3. Bagaimana skema hubungan diantara laporan keuangan BMT?

1
2

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penyusun dapat
merumuskan beberapa masalah sebagai tujuan:

1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan laporan keuangan BMT.


2. Untuk mengetahui komponen laporan keuangan BMT.
3. Untuk mengetahui skema hubungan diantara laporan keuangan BMT.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan BMT

Laporan Keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari


posisi keuangan dan kinerja keuangan yang memiliki informasi penting
mengenai operasi perusahaan yang dilaporkan dalam bentuk laporan laba
rugi, neraca dan arus kas serta ada pula laporan perubahan modal/ekuitas
dan laporan tambahan yakni laporan sumber dan penggunaan dana ZIS
dan dana kebajikan/ qardh al hasan.

Tujuan dibuatnya laporan keuangan BMT ini ada dua yakni untuk
menyediakan informasi yang dapat dipecaya dan bermanfaat bagi
pengambil keputusan mengenai posisi keuangan BMT dalam suatu periode
tertentu dan mengenai strategi, kebijakan, dan hasil usaha untuk berbagai
pihak yang berkepentingan guna menilai kondisi BMT selama periode
tertentu.
B. Komponen Laporan Keuangan BMT

PENYALURAN DANA SUMBER DANA

Harta BMT Utang+Modal BMT

1. Uang tunai 1. Simpanan dan


2. Penempatan giro wadi’ah
dana 2. Simpanan
3. Piutang mudharabah
Neraca BMT 3. Simpanan
4. Pembiayaan
5. Penyertaan mudharabah
modal berjangka
6. Harta tetap 4. Pinjaman dari
7. Harta lain-lain
bank
5. Modal (SPK)
dan modal
anggota
3 (SP/SW)
6. Hibah
4

Produk yang Kegiatan


ditawarkan operasional
BMT BMT

Pendapatan BMT Biaya BMT


1. Margin 1. Bonus
2. Bagi hasil Laba/Rugi BMT 2. Bagi hasil
3. Imbalan 3. Operasional
4. Lain-lain 4. Non operasional

C. Skema Hubungan di Antara Laporan Keuangan BMT


a. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan jumlah
aktiva, jumlah kewajiban, dan jumlah modal yang dipunyai perusahaan
dalam periode tertentu. Komponen neraca:
1) Aktiva
a) Harta Lancar adalah semua kekayaan yang dapat dicairkan
menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat. Ada kas,
giro, penempatan dana (simpanan mudharabah berjangka,
simpanan mudharabah, dan investasi mudharabah), piutang
murabahah, piutang salam, pembiayaan mudharabah,
pembiayaan musyarakah, pinjaman qardh al-hasan, penyisihan
kerugian aktiva produktif dan penyertaan modal.
5

b) Harta Tetap adalah semua harta yang digunakan dalam


beberapa tahun, seperti tanah, gedung, peralatan kantor, dan
kendaraan
c) Harta lain-lain adalah harta yang tidak dapat digolongkan
dalam pos-pos sebelumnya, tetapi menghasilkan manfaat bagi
perusahaan, misalnya harta tetap yang telah dihentikan
penggunaannya dan siap untuk dilepaskan, jaminan atau
agunan, dan lain-lain
2) Kewajiban (Utang)
a) Kewajiban Lancar adalah kewajiban BMT kepada pihak lain
yang sifatnya segera dibayarkan sesuai perintah pemberi
amanat dan perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Contohnya, simpanan mudharabah berjangka yang sudah jatuh
tempo, tetapi belum ditarik, bagi hasil yang belum diambil, dan
lain-lain
b) Simpanan adalah kewajiban BMT kepada anggotanya ataupin
pihak lain dalam bentuk giro wadi’ah dan simpanan wadi’ah
c) Investasi Tidak Terikat merupakan mudharabah mutlaqah,
yaitu pemilik dana memberikan kebebasan dalam pengelola
usaha dalam mengelola investasi. Adapun investasi tidak
terikat yang terdiri dari simpanan mudharabah dan simpanan
mudharabah berjangka.
d) Kewajiban Jangka Panjang (Utang ke pihak ketiga) adalah
utang yang jatuh temponya masih beberapa tahun lagi.
Contohnya titipan dana jamsos dan ZIS.
3) Modal
a) Simpanan pokok khusus adalah simpanan para pendiri BMT
yang minimal terdiri dari 20 orang. Simpanan ini tidak bisa
diambil ataupun dialihkan ke pihak lain, kecuali ditetapkan
dalam rapat anggota.
6

b) Simpanan pokok adalah simpanan yang wajib dibayarkan oleh


anggota kepada BMT ketika yang bersangkutan menjadi
anggota. Besaran dan cara cara pembayarannya ditetapkan oleh
rapat anggota. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan menjadi anggota BMT.
c) Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang wajib dibayar
oleh anggota kepada BMT dalam waktu tertentu esuai
keputusan rapat anggota. Simpanan ini tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota BMT.
d) Tabarru’ adalah akad yang berkaitan dengan transaksi
nonprofit.
e) Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari
penyisihan laba yang ditahan/ laba bersih setelah dikurangi
pajak dan mendapatkan persetujuan dalam rapat anggota sesuai
dengan ketentuan AD/ART.
f) Laba ditahan adalah saldo laba bersih yang oleh rapat anggota
diputuskan untuk tidak dibagikan.
g) Saldo laba/ rugi adalah saldo dari akumulasi hasil usaha dari
tahun-tahun lalu yang telah dikurangi untuk cadangan umum,
laba ditahan, dan koreksi laba/rugi tahun lalu.
h) Laba/rugi tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam
tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jika
pada tahun berjalan BMT mengalami kerugian, seluruh
kerugian menjadi faktor pengurang dari modal.

BMT ALIF

NERACA

Per 31 Desember 20xx

AKTIVA Per KEWAJIBAN+MODAL Per


7

31/12/20 31/12/20
xx xx

HARTA LANCAR UTANG LANCAR

 Kas Rp x.xxx  Kewajiban segera Rp x.xxx

 Penempatan Rp x.xxx  Simpanan


dana
 Giro Rp x.xxx
 Piutang wadi’ah
Rp x.xxx
murabahah
 Simpanan
Rp x.xxx
 Pembiayaan wadi’ah
mudharabah Rp x.xxx
 Investasi tidak
 Pembiayaan terikat
musyarakah
Rp x.xxx  Simpanan
 Pinjaman qardh mudharabah
Rp x.xxx
al-hasan
 Simpanan
Rp x.xxx
 Penyisihan mudharabah
kerugian aktiva berjangka Rp x.xxx
produk
Rp x.xxx
 Penyertaan
modal

Jumlah Harta Lancar


Rp x.xxx Jumlah Utang Lancar

HARTA TETAP
Rp x.xxx Rp x.xxx
8

 Tanah UTANG JANGKA


PANJANG
 Gedung

Rp x.xxx  Utang ke pihak


 Kendaraan ketiga
Rp x.xxx Rp x.xxx
 Peralatan kantor  Titipan ZIS
Rp x.xxx
 Akumulasi  Titipan jamsos
penyusutan Rp x.xxx Rp x.xxx

Jumlah Harta Tetap Rp x.xxx Rp x.xxx


Jumlah Utang Jangka
Panjang
Rp x.xxx Rp x.xxx
HARTA LAIN-LAIN MODAL

 Biaya  Simpanan pokok


praoperasional khusus

 Akumulasi Rp x.xxx Rp x.xxx


 Simpanan pokok
amortisasi
 Simpanan wajib
 Biaya dibayar
Rp x.xxx Rp x.xxx
dimuka  Tabarru’
Rp x.xxx
Jumlah Harta Lain-  Modal penyertaan
Lain Rp x.xxx Rp x.xxx
 Cadangan umum
Rp x.xxx
 Saldo laba/rugi
Rp x.xxx
 Laba/rugi tahun
berjalan Rp x.xxx

Rp x.xxx
9

Jumlah Modal

Rp x.xxx Rp x.xxx

Jumlah Ativa Rp x.xxx Jumlah Rp x.xxx


Kewajiban+Modal

b. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi memperlihatkan gambaran tentang kemampuan
manajemen BMT dalam mengelola harta yang dipercaya untuk
menghasilkan pendapatan. Laporan laba rugi memberikan gambaran
tentang hasil usaha dan efisiensi pengeluaran biaya yang telah dicapai
dalam periode tersebut.
Perusahaan akan memperoleh laba apabila pendapatan lebih besar
dari biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh
kerugian apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada
pendapatan yang diterima. Penyusunan laporan laba rugi didasarkan
pada pendapatan dan biaya yang diakui secara aktual basis, sedangkan
untuk perhitungan distribusi pendapatan atau hasil usaha menggunakan
dasar kas basis.
1) Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan harta, penambahan
harta, atau penurunan utang yang mengakibatkan kenaikan modal
yang bukan dari setoran pemilik.
Penyajian akhir dari perhitungan hasil usaha disebut SHU
(Sisa Hasil Usaha). SHU bukan semata-mata mengukur besaran
keuntungan usaha, tetapi juga menggambarkan manfaat lain bagi
anggota. Berikut ini pendapatan operasi BMT:
10

a) Pendapatan operasi utama dibedakan menjadi dua, yaitu


pendapatan dari jual beli (margin) dan pendapatan bagi hasil:
1. Pendapatan dari jual beli (margin) terdiri atas pendapatan
margin murabahah dan pendapatan bersih salam
a. Pendapatan margin murabahah merupakan pendapatan
yang ditangguhkan dan telah diakui karena telah jatuh
tempo atau telah dilunasi piutang murabahah-nya.
b. Pendapatan bersih salam merupakan pendapatan yang
diakui saat persediaan (barang pesanan) diserahkan
kepada pembeli akhir.
2. Pendapatan bagi hasil:
a. Pembiayaan murabahah
b. Pembiayaan musyarakah
b) Pendapatan sewa (ijarah) adalah selisih dari penghasilan aktiva
ijarah dengan biaya aktiva tersebut.
c) Pendapatan operasi utama lainnya berupa:
1. Pendapatan bonus wadiah
2. Penerimaan non halal
d) Pendapatan bagi hasil BMT sebagai mudharib
e) Pendapatan dari luar operasi berupa:
1. Keuntungan pelepasan aktiva tetap
2. Pendapatan hibah
3. Pendapatan lainnya.
2) Biaya
Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk pengeluaran, berkurangnya harta,
atau bertambahnya utang yang mengakibatkan penurunan modal,
termasuk pembagian kepada pemilik modal (pendiri). Biaya
operasional BMT, antara lain:
a) Biaya bonus simpanan dan giro berdasarkan prinsip wadi’ah
11

b) Biaya bagi hasil simpanan dan simpanan berjangka


mudharabah
c) Rugi investasi tidak terikat (simpanan masyarakat) akibat
kelalaian BMT sebagai mudharib
d) Biaya operasional lainnya
e) Biaya diluar operasi
f) Zakat
g) Pajak
c. Laporan Perubahan Modal
Apabila perusahaan memperoleh laba, modal akan bertambah.
Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian, modal akan
berkurang. Di sisi lain, modal juga bisa bertambah jika pemilik
menambah investasi, termasuk ada titipan dana dari pihak lain.

BMT ALIF

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Per 31 Desember 20xx

Modal BMT
01/01/20xx    

Simpanan Pokok
Khusus Rp. x.xxx  

Simpanan Pokok Rp. x.xxx  

Simpanan Wajib Rp. x.xxx  

     

Ditambah    

Laba/rugi bersih Rp. x.xxx +

  Rp. x.xxx  
12

Dikurangi    

Anggota yang keluar Rp. x.xxx -

     

Modal BMT
11/12/20xx Rp. x.xxx

Format laporan laba/rugi :

BMT ALIF

LAPORAN LABA/RUGI

Per 31 Desember 20xx

  Per 31/12/20xx

PENDAPATAN OPERASI PERTAMA  

Pendapatan dari Jual Beli  

Murabahah Rp. x.xxx

Salam Rp. x.xxx

   

Pendapatan dari Bagi Hasil  

Pembiayaan Mudharabah Rp. x.xxx

Pembiayaan Musyarakah Rp. x.xxx

   

Pendapatan Sewa Rp. x.xxx

   

Pendapatan Operasi Utama Lainnya Rp. x.xxx


13

   

Pendapatan di Luar Operasi  

Keuntungan Pelepasan Aktiva Tetap Rp. x.xxx

Pendapatan Hibah Rp. x.xxx

Pendapatan Lain-lain Rp. x.xxx

Jumlah Pendapatan Rp. x.xxx

BIAYA OPERASI UTAMA  

Biaya Bonus  

Giro Wadi'ah Rp. x.xxx

Simpanan Wadi'ah Rp. x.xxx

   

Biaya Bagi Hasil  

Simpanan Mudharabah Rp. x.xxx

Simpanan Berjangka Mudharabah Rp. x.xxx

   

Biaya Operasional Lainnya  

Biaya Personalia Rp. x.xxx

Biaya Administrasi Rp. x.xxx

Biaya Penyisihan Kerugian Aktiva Tetap Rp. x.xxx

Biaya Penyusutan Rp. x.xxx

Biaya Amortisasi Rp. x.xxx

   

Biaya di Luar Operasi  

Biaya Kerugian Penjualan Aktiva Tetap Rp. x.xxx


14

Biaya Lain-lain Rp. x.xxx

Zakat Rp. x.xxx

Pajak Rp. x.xxx

Jumlah Biaya Rp. x.xxx

Laba/Rugi Rp. x.xxx


Format laporan hasil usaha :

BMT "ABC"

LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA

PERIODE 1 JANUARI 20xx

Pendapatan Operasional Utama    

Pendapatan Margin Murabahah Xxx

Pendapatan Salam Xxx

Pendapatan Istishna' Xxx

Pendapatan Ijarah Xxx

Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Xxx

Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah Xxx

Pendapatan Administrasi Xxx

Pendapatan Operasional Lainnya  

Jumlah Pendapatan Operasional Xxx

Hak Bagi Hasil Anggota Penyimpan Xxx

Pendapatan Non Operasional Xxx

Biaya Operasional Xxx

Biaya Tenaga Kerja Xxx


15

Biaya Pendidikan dan Pelatihan Xxx

Biaya Promosi Xxx

Biaya Penyisihan Penghapusan Aktiva


Produktif Xxx

Biaya Penyusutan Aset Tetap Xxx

Biaya Admortisasi  

Biaya Administrasi Xxx

Biaya Kantor  

Biaya Perkoperasian Xxx

Biaya Lainnya Xxx

Jumlah Biaya Operasional (xxx)

   

Pendapatan Bersih Operasional Xxx

Biaya Non Operasional  

SHU          

d. Arus Kas
Laporan arus adalah laporan yang menggambarkan transaksi kas
dan secara kas organisasi, baik kas masuk atau kas keluar sehingga
dapat diketahui kenaikan/penurunan bersih kas dan setara kas. Laporan
arus kas harus dibuat harus sesuai dengan persyaratan dalam PSAK
Syariah dan harus disajikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Laporan arus kas dibuat baik untuk perjenis dana ataupun konsolidasi.
Informasi tentang arus kas sangat berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan organisasi dalam
16

menghasilkan kas dan setara kas menilai kebutuhan organisasi untuk


penggunaan dana.
1) Penyajian laporan arus kas
Laporan arus kas menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas penghasil
utama sumber dana dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator yang
menentukan apakah organisasi dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk membiayai programnya tanpa mengandalkan pada
sumber dana dari luar aktivitas operasi. Arus kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktvitas penghasil utama sumber
dana organisasi. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi saldo
dana. Aktivitas operasi keporasi simpan pinjam yang menjalankan
prinsip syariah meliputi penerimaan dana simpanan wadi’ah dan
mudharabah anggota dan non anggota yang dipercayakan kepada
kperasi untuk dikelola, penyaluran dan pengembalian dana melalui
bentuk pembiayaan dan jual beli dengan utang, penerimaan nisbah
bagi hasil dan margin, pengeliaran untuk imbalan nisbah bagi hasil
dan penerimaan dan pengeluaran untuk pendapatan dan beban non
operasional. Termasuk juga penerimaan dan penyaluran dana ZIS.
Aktivitas investasi (investing) adalah aktivitas perolehan
dan pelepasan aktivitas jangka panjang serta investasi lain yang
tidak setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi adalah sebagai berikut:
a) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap termasuk biaya
pengembangan yang di kapitalisasi, dan aktiva tetap yang
dibangun sendiri.
b) Penerimaan kas dari penyaluran aktiva tetap.
c) Pembayaran kas untuk uang muka investasi
17

Aktivita pendanaan (financing) adalah aktivitas yang


mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi saldo
dana dan pinjaman. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul
dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pihak lain.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
adalah penerimaan kas dari pinjaman kepada pihak lain dan
pembayaran kas untuk pelunasan pinjaman kepada pihak lain.

Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi usaha simpan


pinjam yang menjalankan prinsip syariah dapat dilaporkan dengan
dasar arus kas bersih, penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-
pos dengan perputaran cepat dengan jangka waktu singkat, missal
transaksi penerimaan dan pengeluaran kegiatan seminar, pelatihan
dan kegiatan lain yang sejenis.

Contoh Laporan Arus Kas

BMT “ABC”

Per 31 Desember 20xx

Penerimaan Xxx

Penempatan Pada Bank Xxx

Angsuran Pembiayaan (Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, Xxx


Murabahah)
Xxx
Pembiayaan Ban Dan Pihak Lainnya
Xxx
Simpanan Pokok
Xxx
Simpanan Wajib
Xxx
18

Cadangan Xxx

Hibah Xxx

Medal Penyertaan Modal Lainnya Xxx

Pendapatan Operasional Xxx

Pendapatan Operasional Lainnya Xxx

Penerimaan Lainnya

Jumlah penerimaan

Xxx

Pengeluaran Xxx

Penempatan Pada Bank Xxx

Pembiayaan (Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, Murabahah, Xxx


Qardh)
Xxx
Angsuran Pembiayaan Bank Dan Pihak Lainnya
Xxx
Piutang Lain-Lain
Xxx
Biaya Operasional
Xxx
Biaya Operasional Lainnya
Xxx
Pembayaran Shu

Pengeluaran Lainnya
19

Jumlah Pengeluaran

Xxx

Mutasi Kas Xxx

Kas Awal Tahun Xxx

Kas Akhir Tahun

e. Laporan Sumber Dana Penggunaan Dana ZIS dan Qardh Al-


Hasan
1) Dana ZIS
Laporan ini dibuat untuk menunjukkan sumber dan
penggunaan dana ZIS jangka waktu tertentu. Dana ZIS bisa berasal
dari:
a) Zakat BMT yang berasal dari keuntungan BMT selama periode
satu tahun,
b) Zakat dari anggota BMT,
c) Zakat dari pihak luar BMT,
d) Infak yang didapatkan dari pihak luar atau anggota BMT, dan
e) Sedekah yang didapatkan dari pihak luar atau anggota BMT.

Sementara dana yang berasal dari infak dan sedekah


digunakan untuk kepentingan qardh al-Hasan. Adapun berikut ini
format laporan sumber dan penggunaan dana ZIS.

BMT ALIF

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZIS

Untuk Tahun 20xx

20xx Keterangan
20

Saldo awal dana ZIS Rp x.xxx

Sumber dana ZIS

 Zakat BMT Rp x.xxx

 Zakat anggota BMT Rp x.xxx

 Zakat pihak luar BMT Rp x.xxx

 Infak Rp x.xxx

Rp x.xxx
 Sedekah

Jumlah Dana ZIS Rp x.xxx

Penggunan Dana ZIS

 Fakir Rp x.xxx

 Miskin Rp x.xxx

 Amil Rp x.xxx

 Muallaf Rp x.xxx

Rp x.xxx
 Gharimin

Rp x.xxx
 Riqab

Rp x.xxx
 Sabilillah
Rp x.xxx
 Ibnu Sabil
21

Jumlah Penggunaan Dana Rp x.xxx


ZIS

Kenaikan (penurunan) Rp x.xxx


sumber atas penggunaan

Saldo akhir dana ZIS Rp x.xxx

2) Dana Qardh Al-Hasan


Laporan ini dibuat untuk menunjukkan sumber dan
penggunaan dana qardh al-Hasan dalam jangka waktu tertentu.
Adapun qardh al-Hasan merupakan pinjaman tanpa imbalan yang
memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut
selama jangka waktu tertentu dan wajib mengembalikan dalam
jumlah yang sama pada akhir periode yang telah disepakati.
Sumber dana qardh al-Hasan bisa berasal dari:
a) Infak yang diterima dari anggota BMT atau pihak luar,
b) Sedekah yang didapatkan dari anggota BMT atau pihak luar,
c) Denda dari keterlambatan pelunasan piutang ataupun
pembiayaan yang diberikan oleh BMT kepada debiturnya
akibat kelalaian,
d) Sumbangan yang didapatkan dari anggota BMT atau pihak luar
e) Hibah dan Penerimaan non halal yang berasal dari jasa giro
BMT pada bank konvensional atau penerimaan yang tidak
dapat dihindari dari kegiatan operasional BMT.

Berikut ini format laporan sumber dan penggunaan dana


qardh Al-Hasan

BMT ALIF
22

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA QARDH AL-


HASAN

Untuk Tahun 20xx

20xx Keterangan

Saldo Awal Dana Qardh Al-Hasan Rp x.xxx

Sumber dana Qardh Al-Hasan

 Infak Rp x.xxx

 Sedekah Rp x.xxx

 Denda Rp x.xxx

 Sumbangan Rp x.xxx

Rp x.xxx
 Hibah

Rp x.xxx
 Penerimaan nonhalal

Jumlah Dana Qardh Al-Hasan Rp x.xxx

Penggunaan Dana Qardh Al-


Hasan
Rp x.xxx
 Pinjaman kebajikan
Rp x.xxx
 Pinjaman modal

Jumlah Penggunaan Qardh Al- Rp x.xxx


Hasan

Saldo Akhir Dana Qardh Al- Rp x.xxx


Hasan
23
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Laporan Keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari


posisi keuangan dan kinerja keuangan yang memiliki informasi penting
mengenai operasi perusahaan yang dilaporkan dalam bentuk:

1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Arus kas
4. Laporan perubahan modal/ekuitas
5. Laporan tambahan yakni laporan sumber dan penggunaan dana ZIS
dan dana kebajikan/ qardh al hasan.

Tujuan:

1. Menyediakan informasi yang dapat dipecaya dan bermanfaat bagi


pengambil keputusan mengenai posisi keuangan BMT dalam suatu
periode tertentu.
2. Mengenai strategi, kebijakan, dan hasil usaha untuk berbagai pihak
yang berkepentingan guna menilai kondisi BMT selama periode
tertentu.
B. Kritik dan Saran
Saran yang bisa penyusun berikan ialah perlu adanya metode
penelitian lebih lanjut akan upaya peningkatan diskusi terhadap
mahasiswa(i) sebagai upaya salah satu cara memaksimalkan potensi yang
dimiliki mahasiswa(i) mengenai siklus pendapatan dan pengeluaran.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan


kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, Penyusun
mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun sehingga

24
25

Penyusun dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan


makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Cokrohadisumarto, Widiyanto bin Mislan,dkk. 2016. BMT Praktk dan Kasus.


(Jakarta : RajaGrafindo Persada)

Huda, Nurul, dkk. 2016. BAITUL MAL WA TAMWIL. (Jakarta : Imprint Bumi
Aksara)

26

Anda mungkin juga menyukai