Anda di halaman 1dari 5

4.

AAOIFI (Accounting and Auditing Organizations for Islamic Financial Institutions)

Defenisi dan Keanggotaan

Accounting And Auditing Organization For Islamic Financial Institutions (AAOIFI)


adalah organisasi internasional islam non badan hukum nirlaba yang menyiapkan standar
akuntansi, audit, pemerintahan, etika, dan standar syariat islam lembaga keuangan dan
industri. AAOIFI dibentuk di Bahrain pada 27 Maret 1991. Sebelumnya organisasi ini dikenal
dengan Financial Accounting Organization for Islamic Banks and Financial Institutions
(FAOIBFI).

Keanggotaan AAOIFI terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Founding Member
Founding member AAOIFI terdiri dari Islamic Development Bank (Saudi Arabia),
Dar Al Mal Al Islami (Switzerland), al-Rajhi Banking and Investment Corporation
(Saudi Arabia), Albaraka Banking (Bahrain), Kuwait Finance House (Kuwait), dan
Bukhari Capital (Malaysia).
2. Associate Member.
3. Regulatory and Supervisory Authorities.
4. Observer Member.

Hingga saat ini total keanggotaan di AAOIFI berjumlah 160 institusi dari 40 negara,
termasuk di dalamnya bank sentral, lembaga keuangan islam, dan peserta lain dari indutri
perbankan islam internasional dan keuangan di seluruh dunia.

Tujuan AAOIFI

Tujuan AAOIFI antara lain:

1. Untuk mengembangkan pemikiran akuntansi dan audit yang relevan dengan


lembaga-lembaga keuangan islam.
2. Untuk menyebarluaskan pikiran akuntansi dan audit yang relevan dengan lembaga-
lembaga keuangan islam dan penerapannya melalui pelatihan dan sarana lainnya.
3. Untuk menyiapkan, menyebarkan, dan menafsirkan standar akuntansi dan audit
untuk lembaga keuangan islam.
4. Untuk meninjau dan mengubah standar akuntansi dan audit untuk lembaga
keuangan islam.

Selain tujuan tersebut AAOIFI mengalami amandemen meliputi perluasan tujuan


AAOIFI. Pasal 4 amandemen tahun 1419 H mengharuskan:
1. Membangun pemikiran praktik akuntansi dan auditing yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan Lembaga-lembaga Keuangan Syariah.
2. Menjabarkan pemikiran tentang akuntansi dan auditing yang berkaitan dengan
kegiatan Lembaga-lembaga Keuangan Syariah serta praktiknya melalui kegiatan
pelatihan, seminar-seminar, publikasi ilmiah berkala, penelitian-penelitian,dan
sarana-sarana lainnya.
3. Mempersiapkan, mengumumkan, dan menginterpretasikan standar-standar
akuntansi dan auditing bagi Lembaga-lembaga Keuangan Syariah untuk melakukan
penyelarasan praktik-praktik akuntansi yang diadopsi oleh lembaga keuangan ini
dalam mempersiapkan laporan keuangan, sebagaimana juga penyelarasan prosedur
audit yang diadopsi dalam pelaksanaan audit laporan keuangan yang dipersiapkan
Lembaga-lembaga Keuangan Syariah.
4. Mereview dan mengamandemen standar-standar akuntansi dan auditing bagi
Lembaga-lembaga Keuangan Syariah untuk meresponsdan menyelaraskan dengan
perkembangan praktik dan pemikiran di bidang akuntansi dan auditing.
5. Mempersiapkan, mengeluarkan, mereview, sertamenyesuaikan pernyataan-
pernyataan dan panduan-panduan dalam praktik-praktik perbankan, investasi, dan
asuransi pada Lembaga-lembaga Keuangan Syariah.
6. Melakukan pendekatan terhadap penentu kebijakan, lembaga-lembaga keuangan
syariah, dan lembaga keuangan lain yang memberikan jasa keuangan syariah, dan
firma-firma penyedia jasa akuntansi dan auditing untuk mengimplementasikan
standar-standar akuntansi dan auditing, serta pernyataan-pernyataan dan panduan-
panduan praktik-praktik perbankan, investasi, dan asuransi pada Lembaga-lembaga
Keuangan Syariah.
Amandemen-amandemen juga meliputi perubahan nama ”Non-Founding
members”menjadi ”Associate members”.Pasal 4 amandemen berkaitan dengan perubahan
menjadi ”Associate members”harus meliputi beberapa unsur,seperti:
 Lembaga-lembaga Keuangan Syariah yang mematuhi ketentuan dan prinsip
Syariah Islam dalam semua transaksi yang dijalankannya.
 Otoritas penentu kebijakan dan pengawas berhak untuk mengawasi Lembaga-
lembaga Keuangan Syariah. Otoritas tersebut meliputi Bank Sentral, Otoritas
Moneter, dan otoritas-otoritas penentu kebijakan lainnya
 Para akademisi fikih Islam dan otoritas yang memiliki entitas korporasi.

AAOIFI melaksanakan tujuan tersebut sesuai dengan ajaran syariat islam yang
merupakan sistem yang komprehensif untuk semua aspek, sesuai dengan lingkungan dimana
institusi keuangan islam telah berkembang. Kegiatan ini dimaksudkan baik untuk
meningkatkan kepercayaan pengguna dari laporan keuangan lembaga keuangan islam dalam
informasi yang dihasilkan tentang lembaga ini, dan untuk mendorong para pengguna untuk
melakukan investasi atau deposito dana mereka di lemabaga keuangan islam dan
menggunakan layanan mereka.

AAOIFI sebagai sebuah badan pembuat standar juga melakukan standarisasi/sertifikat


advisor (penasehat) dan auditor syariah yang kemudian disebut Certified Sharia Advisor and
Auditor (CSAA) dan juga sertifikasi akuntan syariah yang kemudian disebut Certified
Islamic Professional Accountant (CIPA). Tujuan sertifikasi ini sudah tentu, agar terjadi
kepatuhan setiap institusi keuangan syariah terhadap standar-standar yang telah diterbitkan
oleh AAOIFI.

5. STANDAR AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AAOIFI

Standar Akuntansi (Accounting Standards) Syariah AAOIFI:

1. Financial Accounting Statements

SFA 1 – Conceptual Framework for Financial Reporting by Islamic Financial


Institutions.

2. Financial Accounting Standards (FAS)


 FAS 1 – General Presentation and Disclosure in the Financial Statements of
Islamic Banks and Financial Institutions.
 FAS 2 – Murabaha and Murabaha to the Purchase Orderer.
 FAS 3 – Mudaraba Financing.
 FAS 4 – Musharaka Financing.
 FAS 5 – Disclosure of Bases for Profit Allocation between Owners’ Equity and
Investment Account Holders.
 FAS 6 – Equity of Investment Account Holders and Their Equivalent.
 FAS 7 – Salam and Parallel Salam.
 FAS 8 – Ijarah and Ijarah Muntahia Bittamleek.
 FAS 9 – Zakah.
 FAS 10 – Istisna’a and Parallel Istisna’a.
 FAS 11 – Provisions and Reserves.
 FAS 12 – General Presentation and Disclosure in the Financial Statements of
Islamic Insurance Companies.
 FAS 13 – Disclosure of Bases for Determining and Allocating Surplus or Deficit
in Islamic Insurance Companies.
 FAS 14 – Investment Funds.
 FAS 15 – Provisions and Reserves in Islamic Insurance Companies.
 FAS 16 – Foreign Currency Transactions and Foreign Operations.
 FAS 17 – Investment for Real Estates.
 FAS 18 – Islamic Financial Services offered by Conventional Financial
Institutions.
 FAS 19 – Contributions in Islamic Insurance Companies.
 FAS 20 – Deferred Payment Sale.
 FAS 21 – Disclosure on Transfer of Assets.
 FAS 22 – Segment Reporting.
 FAS 23 – Consolidation.
 FAS 24 – Investments in Associates.
 FAS 25 – Investment in Sukuk, shares and similar instruments.

https://jagoakuntansi.com/2017/04/06/aaoifi-accounting-and-auditing-organizations-for-
islamic-financial-institutions/

http://sherlyjihanadina.blogspot.com/2019/10/peranan-aaoifi-dalam-akuntansi-syariah.html
https://www.academia.edu/31116973/Accounting_And_Auditing_Organization_For_Islamic
_Financial_Institutions_AAOIFI

Anda mungkin juga menyukai