Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR

KULIAH KERJA LAPANGAN

BURSA EFEK INDONESIA, MUSEUM BI, OTORITAS JASA KEUANGAN,


BANK MUAMALAT DAN LEMBAGA BISNIS

DISUSUN OLEH :

USWATUN CHASANAH (63010160198)

AIDA FATIMA (63010160205)

LINA WAHYUNINGRUM (63010160224)

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019
PENGESAHAN

Laporan ini dinyatakan sah dan memenuhi syarat untuk diajukan sebagai
laporan akhir Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Tahun Akademik 2018/2019 di Bank Indonesia, Bank Muamalat, Otoritas Jasa
Keuangan Bandung, museum BI dari tanggal 8 juli 2019 s/d 12 juli 2019.

Salatiga, Juli 2019


MENYETUJUI,

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Yusvita Nena Arinta, M.Si


Ari Setiawan, MM
NIDT. 19870611 201618 2 001
NIP. 19751004 200312 1 002

MENGETAHUI
Dekan

Dr. Anton Bawono, M.Si


NIP. 19740320 200312 1 001
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,


karena atas segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
laporan akhir Kuliah Kerja Lapangan.

Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan tugas kuliah kerja lapangan. Laporan ini telah diupayakan agar dapat
sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya laporan ini sekiranya
bermanfaat bagi setiap pembacanya. Laporan ini penyusun sajikan sebagai bagian
dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami
betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan dengan
segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan
untuk laporan ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga laporan yang penulis
buat ini mendapatkan ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
BAB I

PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN
UUD 1945 pasal 33 menegaskan bahwa negara memperhatikan dan
menjaga perekonomian bangsa Indonesia, yang memenuhi banyak hajat
hidup orang banyak . upaya pemerintah tersebut memerlukan dukungan
seluru elemen negara, termasuk dunia akademis perguruan tinggi.
Peningkatan suatu mutu pendidikan merupakan salah satu amanat
GBHN, yaitu pendidikan yang menkung gacu pada kebutuhan lapangan kerja
untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.
Fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Salatiga sebagai lembaga ilmiah di
perguruan tinggi mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia, serta menyiapkan lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja, salah satunya dengan mencetak generasi yang
handal, yang memahami seluk beluk perekonomian serta
mengimplementasikan dalam dunia nyata.
Saat ini, dunia bisnis dan perbankan mengalami perkembangan yang
pesat, berbagai teknologi dan trobosan baru mulai bermunculan. pasar bebas
yang sebentar lagi mendunia, akan meningkatkan kopetensi dalam dunia
kerja dan bisnis. Karena itu dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas yang siap terjun di masyarakat sudah harus disiapkan sejak
mahasiswa duduk di perguruan tinggi, baik melalui kegiatan pekuliahan
maupun melalui praktik lapangan.
Salah satu upaya mencetak lulusan sesuai kebutuhan lapanagan kerja
adalah memberikan mata kuliah praktik disamping mata kuliah yang
bersifat teori. Salah suatu kurikulum fakultas ekonomi dan bisnis islam yang
mendukung standar kompetensi, terakomidasi dalam kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) yang termasuk dalam rumpun Mata Kuliah Keahlian
(MKK). Pelasanaan KKL bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang
berkembang, karena itu lokasi dan sasaran KKL bisa berbeda setiap tahunya.
Tahun ini lokasi KKL adalah Bank Muamalat, Otoritas Jasa
Keuangan, Bursa Efek Indonesia, Museum Bank Indonesia dan tempat
industry dan bisnis yaitu Taman Impian Jaya Ancol (Dufan), dan PT USM
Berkah Indonesia. Pemilihan lokasi ini berdasarkan kepada sasaran strategis
yang hendak dicapai yakni pemberian bekal pengetahuan kepada mahasiswa
yang bersifat parktis dan komperatif tentang proses kerja dan kinerja lembaga-
lembaga bank, keuangan dan bisnis di Indonesia dalam rangka mewujudkan
dan menegakan ekonomi yang mandiri di Indonesia.
Dengan kegiatan KKL ini diharapkan akan terbentuk sebuah konsep
keilmuan dalam bidang ekonomi dan bisnis yang utuh, komprehensif dan
berwawasan Indonesia khususnya dalam penguasaan mata kuliah ke Bank
Sentral, dan Otoritas Jasa Keuangan, Kewirausahaan dan Bisnis. Konsep
keilmuan yang seperti inilah yang diyakini akan mengarahakan pemahaman
keilmuan ekonomi dan bisnis Islam secara aplikatif dan sekaligus membentuk
wawassan keislaman yang eksklusif.

B. TUJUAN
1. Membekali mahasiswa pengetahuan praktis tentang profile, tupoksi dan
kinerja Bank Muamalat, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia,
Kewirausahaan dan binis serta perbankan erat dengan kerja-kerja di
bidang ekonomi dan bisnis serta perbankan.
2. Sebagai alat untuk menjembatani kesenjangan antara teori yang diperoleh
di perkuliahan dengan praktik dilapangan
3. Membekali mahasiswa pengetahuan praktis yang bersifat informatif
maupun komperatif yang berkaitan dengan perbankan dan binis di
Indonesia, khususnya dari segi kontribusi dab peran kajian perbankan,
lembaga keuangan dan bisnis.
4. Sebagai wahana pelatihan bagi mahasiswa untuk mempelajari dan
menganalisis masalah-masalah perbankan, dan otoritas jasa keuangan
serta bisnis di Indonesia.

C. Manfaat
Manfaat kegiatan KKL adalah mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Adapun target kegiatan ini adalah:
1. Mahasiswa memahami kedudukan Bank Muamalat, Bursa Efek Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan, Museum Bank Indonesia dan lembaga bisnis
2. Mahasiswa melihat dan memahami dari dekat profil lembaga keuangan
serta dunia bisnis.
3. Mahasiswa memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kedudukan Bank
Muamalat, Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Museum Bank
Indonesia dan lembaga bisnis
4. Mahasiswa memahami alur kerja dan kinerja kedudukan Bank Muamalat,
Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Museum Bank Indonesia
dan lembaga bisnis
5. Memahami mengetahui masalah-masalah ang dihadapi pengusaha dalam
tahapan membangun bisnisnya
6. Mahasiswa memahami kendala-kendala yang dihadapi oleh kedudukan
Bank Muamalat, Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Museum
Bank Indonesia dan lembaga bisnis dalam menjalankan tupokisnya
7. Mahasiswa dapat melakukan analisis terhadap kinerja kedudukan Bank
Muamalat, Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Museum Bank
Indonesia dan lembaga bisnis
8. Mahasiswa mampu memberikan masukan secara krtitis kontruktif
terhadap kedudukan Bank Muamalat, Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan, Museum Bank Indonesia dan lembaga bisnis

D. Jadwal Kegiatan
1. WAKTU

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dilaksanakan selama 5(lima) hari,


yakni senin s.d jum`at, tanggal 08 juli 2019-12 juli2019.

2. Tempat dan jenis Kegiatan


a. Kampus 1 IAIN Salatiga ( untuk pembekalan )
b. Bank Muamalat
c. Bursa Efek Indonesia
d. Otoritas Jasa Keuangaen
e. Museum Bank Indonesia
f. Kewirausahan
3. Alur Kegiatan

Tanggal Tempat Kunjungan Waktu


Senin, 8 Juli 2019 Kunjungan Kewirausahaan di 11.00-13.30
Pekalongan
Selasa, 9 Juli 2019 OJK Bandung 09.00-11.00
Cibaduyut 13.30-15.00
Floating Market 15.30-17.30

Rabu, 10 Juli 2019 Museum BI 09.00-12.00


BEI Jakarta 13.00-15.00

Kamis, 11 Juli Bank Muamalat Jakarta 09.00-12.00


2019 Taman Impian Jaya Ancol 13.00-18.00

Jumat, 12 Juli 2019 Salatiga 11.00


BAB II

PELAKSANAAN

A. Hasil Observasi dan Audiensi di Lembaga Bisnis


Waktu Senin, 8 Juli 2019 pukul 11.30 – 13.00
Pemateri Muhammad Irzal
1. Profil Lembaga
PT USM Berkah Indonesia adalah usaha yang bergerak di bidang
pemintalan benang yang beralamatkan di Pekajang Gang 24 No. 7 RT 24
RW 9 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Pemilik usahanya adalah
Bapak Muhammad Irzal dimana beliau memulai usaha ini dengan
bermodalkan uang Rp. 5.000.000. Usaha ini dimulai pada tahun 2010 pada
awalnya usaha ini bernama CV Usaha Sukses Mandiri kemudian pada
tahun 2013 sesuai dengan peraturan tentang usaha makanan, minuman dan
obat-obatan minimal adalah PT sehingga pada tahun 2014 usaha ini
berganti nama menjadi PT. USM Berkah Indonesia.
2. Administrasi Lembaga
Usaha ini di di dirikan langsung oleh Bapak Muhammad Irzal
3. Proses Kinerja Lembaga
Dalam menjalankan tugas operasinalnya usaha ini memiliki 4 pilar yang
saling berkaitan yakni:
a. Totalitas
b. Loyalitas
c. Integritas
d. Aktualitas
Usaha ini bergerak di biang pemintalana benang adapun produk yang
dihasilkan dari perusahan ini adalah kain kasa, kain bedah, kapas,
masker, kapas kesehatan, kain penutup luka. Adapun pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan sudah mencakup seluruh Indonesia.
4. Sarana dan Prasarana Lembaga
a. Musolla
Didalam gedung PT USM berkah Mandiri, Pekalongan ini
terdapat ruang sholat yang berada dilantai dua yang bisa digunakan
untuk melaksanakan ibadah seluruh karyawan dan staff beserta
pengunjung yang sedang melaksanakan kunjungan pada perusahaan
tersebut
b. LCD
Di PT USM berkah Mandiri, Pekalongan tersedia LCD beserta
perlengkapan lain yang digunakan untuk menampilkan materi yang
sedang dibahas saat kunjungan berlangsung

5. Kendala dan Persoalan Lembaga


Pada perusahaan tersebut tidak menyediakan atau tidak ada ruang
pertemuan bagi para pengunjung yang sedang melakukan kunjungan
sehingga ketika kunjungan ditempatkan di teras depan pabrik tersebut.

B. Hasil Observasi dan Audiensi di Otoritas Jasa Keuangan


Waktu
1. Profil Lembaga
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor
perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti
Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan lainnya.
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tersebut.
Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal
secara resmi beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK
pada 31 Desember 2012. Sedangkan pengawasan di sektor perbankan
beralih ke OJK pada 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan Mikro
pada 2015.

Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan


bahwa OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel
dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen
maupun masyarakat.
Dengan pembentukan OJK, maka lembaga ini diharapkan dapat
mendukung kepentingan sektor jasa keuangan secara menyeluruh sehingga
meningkatkan daya saing perekonomian. Selain itu, OJK harus mampu
menjaga kepentingan nasional. Antara lain meliputi sumber
dayamanusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor jasa
keuangan dengan tetap mempertimbangkan aspek positif globalisasi.
OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang
baik, yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
transparansi, dan kewajaran (fairness).
2. Adminitrasi Lembaga

Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi OJK yang bersifat


kolektif dan kolegial. Dewan Komisioner beranggotakan 9 (sembilan) orang
anggota yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Susunan Dewan Komisioner terdiri atas:

a. Ketua merangkap anggota.

b. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota.

c. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota.

d. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota, Kepala


Eksekutif Pengawas Perasuransian.

e. Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan


Lainnya merangkap anggota.

f. Ketua Dewan Audit merangkap anggota.

g. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen.


h. Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota
Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan Anggota Ex-officio dari
Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat Eselon I
Kementerian Keuangan.

3. Proses Kinerja Lembaga


Visi OJK
Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat dan mampu mewujudkan
industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya
saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

Misi OJK
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan
dan stabil.
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Dalam Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang teridiri dari tujuh
Dewan Komisioner, dimana ketua dari Dewan Komisioner ini akan
membawahi tiga anggota dewan komisioner yang masing – masing mewakili
perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan non bank (LKNB), Lembaga
Otoritas Jasa Keuangan nantinya akan lebih focus untuk menangani mikro
prudential. Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi untuk
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. OJK mempunyai tugas
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di
sektor perbankan. Sektor pasar modal dan sektor IKNB. Adapun wewenang
yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:
a. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan
Bank yang meliputi:
1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank,
anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan
sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank,
serta pencabutan izin usaha bank.
2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana,
produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa.
3. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang
meliputi: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio
kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit,
rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan bank
laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank
sistem informasi debitur; pengujian kredit (credit testing) dan
standar akuntansi bank.
4. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank,
meliputi: manajemen risiko tata kelola bank; prinsip mengenal
nasabah dan anti-pencucian uang; dan pencegahan pembiayaan
terorisme dan kejahatan perbankan serta pemeriksaan bank.
b. pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan antara lain:
1. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan
oleh Kepala Eksekutif.
2. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan,
pelaku, dan atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
3. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan
atau pihak tertentu.
4. Melakukan penunjukan pengelola statuter.
5. Menetapkan penggunaan pengelola statuter.
6. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan.
7. Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang
perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda
terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan,
persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.

4. Sarana dan prasarana lembaga OJK


a. Masjid
Dibelakang gedung OJK wilayah regional 2 Bandung terdaoat 1
buah masjid yang bisa digunakan untuk melaksanakan ibadah seluruh
karyawan dan staff beserta pengunjungyang sedang melaksanakan
kunjungan di OJK wilayah regional 2 Bandung.
b. LCD
Di dalam ruang pertemuan wilayah regional 2 Bandung terdapat 1
buah layar LCD yang digunakan untuk menampilkan materi yang
sedangdibahassaatkunjunganberlangsung.
c. RuangPertemuan
Di dalam gedung OJK Bandung terdapat 1 buah ruang pertemuan
yang digunakan untuk menerima kunjungan dari sekolah – sekolah
atau lembaga lainnya, yang ingin berkunjung keKntor OJK Bandung.
d. AC dan CCTV
Demi menjaga kenyamanan dankeamanan seluruh karyawan
dan staf beserta pengunjung yang sedangberkunjung di OJK Bandung
maka di dalam Gedung OJK Bandung disediakan beberapa buah AC
dan CCTV yang terpasang diseluruh sudutruangan yang ada di gedung
OJK Bandung.
5. Kendala dan Persoalan Lembaga

OJK dibentuk untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan


pengawasan pada sektor keuangan di Indonesia, tetapi implementasi
aktual dari lembaga tersebut untuk mencapai tujuannya merupakan hal
tersulit dan menjadi tantangan tersendiri bagi Negara
Indonesia.Tantangan lain yang dihadapi oleh Indonesia adalah memiliki
komitmen yang tinggi dalam prosesnya membentuk OJK untuk dapat
melaksanakan tugas dalam economies of scope & economies of scale
yang lebih besar, reformasi hukum, dan politik yang lebih baik.Sela in itu,
mencapai model integrasi yang optimal karena peran dan kepentingan
masing-masing cenderung berbeda, yakni antara prinsip prudensial pada
perbankan dan lembaga keuangan serta keterbukaan pada pasar
modal. Namun, OJK juga akan menimbulkan sejumlah risiko yang
akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sumber pembiayaan OJK
yang awalnya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) dapat membuat independensi dari lembaga tersebut terganggu
dan bahkan rentan terhadap tindakan-tindakan politis yang tidak
terpuji, sehingga OJK akan sensitif terhadap risiko terpolitisasi
maupun upaya upaya ‘fraud’ seperti tindak korupsi dan kolusi yang
saat ini banyak terjadi pada organisasi yang menggunakan anggaran
negara.

Terbentuknya OJK memberikan harapan yang tinggi kepada


pemerintah Indonesia, komunitas Industri Jasa Keuangan, dan bahkan
masyarakat Indonesia secara umumnya.Harapan terhadap OJK harus
tertangani secara wajar, yaitu dalam hal kemampuan untuk melakukan
eksekusi operasional sesuai dengan tuntutan komunitas, maupun
kemampuan untuk menjadi lembaga independen yang mengedepankan
praktik terbaik dari good corporate governance dan manajemen risiko
sehingga tidak ada reputasi yang terciderai. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka OJK akan menghadapi risiko reputasi yang dapat
mempengaruhi kepercayaan masyarakat dan industri jasa keuangan
terhadapnya dan pada akhirnya dapat berdampak pada perkembangan
sektor jasa industri keuangan di Indonesia yang diawasinya.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tugas OJK, sehingga


masih banyak yang melaporkan permasalahannya kepada OJK, padahal
permasalahan yang dihadapi masyarakat tersebut bahan kewenangan OJK
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang investasi yang sehat dan tidak
sehat. Sehingga mengakibatkanmasyarakat salah mengalokasikan dananya
ke investasi yang tidak sehat. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang
dihadapi OJK. OJK harus harus mampu memsosialisasikan kepada
masyarakat usaha-usaha atau bisnis yang terdaftar resmi di OJK.

C. Hasil Observasi dan Audiensi di Musem Bank Indonesia


Waktu: Rabu, 10 Juli 2019 pukul 09.00-12.00

1. Profil Lembaga

Museum BI menempati gedung BI Kota yang sebelumnya digunakan


oleh De Javasche Bank, gedung yang mempunyai nilai sejarah tinggi yang
terancam kerusakan apabila tidak dimanfaatkan dan dilestarikan. Pemerintah
telah menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. Selain
dari gedung bersejarah, BI juga memiliki benda- benda dan dokumen-
dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat
memberikan informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.

Dilandasi oleh keinginan untuk dapat memberikan pengetahuan


kepada masyarakat mengenai peran BI dalam perjalanan sejarah bangsa,
termasuk memberikan pemahaman tentang latar belakang serta dampak dari
kebijakan-kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu, Dewan Gubernur
BI telah memutuskan untuk membangun Museum Bank Indonesia dengan
memanfaatkan gedung BI Kota yang perlu dilestarikan. Pelestarian gedung BI
Kota tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta yang telah mencanangkan daerah Kota sebagai daerah pengembangan
kota lama Jakarta. Bahkan, BI diharapkan menjadi pelopor dari
pemugaran/revitalisasi gedung-gedung bersejarah di daerah Kota.

Peresmian Museum Bank Indonesia melalui dua tahap, yaitu


peresmian tahap I dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada
tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu,
Burhanuddin Abdullah dan peresmian tahap ke II (grand opening) oleh
presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tangal 21 Juli 2009

Tujuan pendirian Museum Bank Indonesia


Guna menunjang pengembangan kawasan kota lama sebagai tujuan
wisata di DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila gedung BI Kota yang telah
ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah, dimanfaatkan
menjadi Museum Bank Indonesia. Keberadaan museum ini nantinya
diharapkan dapat seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan sektor
pariwisata bersama museum-museum lain yang saat ini sudah ada di
sekitarnya, seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Keramik,
dan Museum Bahari di daerah Pasar Ikan. BI mengharapkan bahwa
keberadaan Museum Bank Indonesia akan berarti terwujudnya suatu museum
bank sentral di Indonesia, yang mempunyai misi untuk mencari,
mengumpulkan, menyimpan, dan merawat benda-benda maupun dokumen
bersejarah yang saat ini dimiliki, sehingga menjadi suatu sosok yang
mempunyai nilai dan arti penting bagi masyarakat. Hal ini hanya akan dapat
terwujud apabila kita dapat menyajikan semuanya dalam bentuk yang mampu
memberikan informasi yang lengkap dan runtut, sehingga mudah dimengerti
dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.

Museum BI juga diharapkan dapat menjadi wahana pendidikan dan


penelitian bagi masyarakat Indonesia maupun internasional tentang fungsi dan
tugas BI, di samping merupakan wahana komunikasi kebijakan dan rekreasi
yang bersifat edukatif. Dengan pencapaian tujuan-tujuan tadi, diharapkan
Museum BI dapat meningkatkan corporate image . Sepenuhnya disadari
bahwa rencana pembangunan museum ini bukanlah suatu gagasan yang
sederhana, melainkan suatu gagasan yang bersasaran ganda. Dengan segala
keterbatasan dan kendala yang ada, proses perwujudan Museum Bank
Indonesia jelas membutuhkan keuletan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan BI mengenai permuseuman, maka kerjasama
dengan para ahli dari berbagai bidang diperlukan untuk bersama-sama
mewujudkan gagasan ini secara menyeluruh dari tahapan konsep sampai
dengan pelaksanaan fisik nantinya.

Museum BI juga disajikan dalam website Bank Indonesia, sehingga


memudahkan publik dimanapun berada untuk melakukan virtual tour dan
mempelajari informasi yang disajikan di setiap ruangan Museum BI.

2. Administrasi Lembaga
Museum Bank Indonedia berdiri dengan tujuan untuk dapat
memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai peran BI dalam
perjalanan sejarah bangsa, termasuk memberikan pemahaman tentang latar
belakang serta dampak dari kebijakan-kebijakan BI yang diambil dari waktu
ke waktu, Dewan Gubernur BI telah memutuskan untuk membangun Museum
Bank Indonesia dengan memanfaatkan gedung BI Kota yang perlu
dilestarikan. Jadi kelembagaan Museum Bank Indonesia dibahwa naungan
oleh Bank Indonesia. Dimana Museum Bank Indonesia di etuai oleh Direktur
Unit Khusus Museum Bank Indonesia (UKMBI) M. Ashadi.

3. Proses Kinerja Lembaga


Museum Bank Indonesia menyajikan informasi peran Bank Indonesia
dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang dimlai sejak sebelum
kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia
pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, melipitu latae
belakang dan dampa kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat. Penyajianya
ini dikemas dengan sangat baik dengan mamanfaatkan teknologi modern dan
multimedia speerti display elektronik, panel statistik, televise plasma sehingga
menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank
Indonesia.
Adapun program-program yang terdapat dalam Museum Bank Indonesia
adalah:
a. Jelajah Museum
Jelajah Museum adalah salah satu program bagi masyarakat guna
memberikan informasi mengenai fungsi dan peran Bank Indonesia sebagai
Bank Sentral di Indonesia, sekaligus wahana rekreasi yang edukatif.
Sambil menyusuri bangunan arsitektur yang bersejarah ini, pengunjung akan
diajak untuk memahami perjalanan Bank Indonesia dari masa ke masa. Untuk
mengikuti acara ini peserta wajib mendaftarkan diri terlebih dahulu.

a. Diskusi / Seminar / Talk Show

Acara ini dirancang sebagai forum diskusi untuk membahas berbagai


isu. Museum BI dalam waktu-waktu tertentu menyelenggarakan seminar/talk
show dengan mengundang pembicara yang ahli di bidangnya, seperti : ahli
numismatika, sejarah, moneter, perbankan atau sistem pembayaran. Atau
diskusi / talk show mengenai isu terkait perkembangan kebijakan-kebijakan
terkini BI, serta seni, budaya dan heritage.

b. Pameran Temporer

Pameran temporer ini diselenggarakan dalam rangka memperingati


tema hari Nasional, seperti: dalam rangka Hari Kartini, Hari Pendidikan
Nasional, dan Hari Pahlawan. Koleksi yang dipamerkan berupa koleksi
numismatik yang disesuaikan dengan tema pameran. Pameran dapat juga
dilakukan bekerja sama dengan pihak lain, berupa pameran seni dan
budaya, seperti pameran fotografi, lukisan dan pameran karya heritage
nasional seperti batik dan tenun daerah.

4. Sarana dan Prasarana Lembaga

Museum BI akan beroperasional secara penuh pada tahun 2008.


Dalam tahap pengembangannya direncanakan Museum Bank Indonesia akan
menyediakan fasilitas-fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi
pengunjung. Fasilitas tersebut antara lain:

a. Ruang Penitipan Barang


Ruang ini disediakan bagi pengunjung yang hendak menitipkan
barang-barangnya selama berkunjung ke Museum Bank Indonesia.

b. Pusat Informasi BI (BI Information Centre)

Dalam ruangan ini, pengunjung akan dibanjiri dengan berbagai


informasi dari masa lalu hingga masa kini dengan time series yang cukup
panjang mengenai sejarah dan peran Bank Indonesia. Informasi tersebut
dapat diakses menggunakan perangkat multi media, sehingga bermanfaat
untuk keperluan penelitian, pembuatan analisis, dan sebagainya. Di samping
informasi yang berasal dari Bank Indonesia, juga dapat diakses informasi dari
beberapa sumber lain, dalam dan luar negeri. Disediakan pula fasilitas untuk
mencetak (printing) data/informasi dari komputer. Kelengkapan informasi
dalam ruangan ini masih ditambah dengan hadirnya BI Virtual Museum, yang
akan memberikan informasi tentang Museum Bank Indonesia melalui
jaringan internet.

c. Ruang Auditorium

Auditorium terletak di lantai 2 Museum Bank Indonesia berdekatan


dengan pusat informasi BI (BI Information Center). Ruangan ini digunakan
sebagai tempat penyelenggaraan ceramah/seminar/diskusi, baik yang
disponsori oleh Bank Indonesia maupun pihak luar.

d. Kios Buku dan Cenderamata

Pengunjung dapat memperoleh berbagai hasil publikasi dan


cenderamata yang berkaitan dengan museum, khususnya Museum Bank
Indonesia. Snacks juga disediakan di sini

e. Ruang Serbaguna
Salah satu keunggulan Museum Bank Indonesia adalah terdapatnya beberapa
ruangan yang dapat digunakan untuk kepentingan pengunjung. Salah satunya
adalah ruang serbaguna yang terletak di lantai 1. Ruangan ini dapat digunakan
untuk ruang makan dalam mendukung kegiatan edukasi yang diselenggarakan
di ruang auditorium. Atau kegiatan seni dan budaya.

f. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas unggulan Museum Bank


Indonesia. Terdapat dua macam perpustakaan di Museum Bank Indonesia,
yaitu:

1. Perpustakaan untuk para peneliti museum

2. Perpustakaan untuk umum. Perpustakaan ini akan menyajikan koleksi


lengkap, mulai dari buku-buku referensi, majalah, hingga dokumen-dokumen
yang tersimpan dalam perangkat multi media, yang kesemuanya dapat
dimanfaatkan oleh pengunjung untuk menambah wawasan, keperluan
penelitian, maupun analisis

5. Kendala dan Persoalan Lembaga


Dalam operasioanalnya Museum Bank Indonesia tentunya memiliki
kendala yakni masih rendahnya kesadaran dan kepudulian masyarakat
terhadap museum. Museum belum memiliki daya tarik yang menjadikan
museum sebagai destinasi utama untuk dikunjungi dala waktusenggang atau
masa libur.

D. Hasil Observasi dan Audiensi di Bursa Efek Indonesia


Waktu Rabu, 10 Juli 2019 Pukul 13.00-15.00
1. Profil Lembaga
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)
adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.

Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa


Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas
operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa
Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar
obligasi dan derivatif menjadi BEI. Bursa hasil penggabungan ini mulai
beroperasi pada 1 Desember 2007.

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated


Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual
yang digunakan sebelumnya Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah
digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG.

Bursa Efek Indonesia juga memiliki visi dan misi untuk mencapai
tujuan perusahaan. Visi Bursa Efek Indonesia adalah untuk menjadi bursa
yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia, dengan misi yaitu
menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya perdagangan
efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders).

Bursa Efek Indonesia juga membuat suatu kampanye yang disebut


dengan “Yuk Nabung Saham” yang ditujukan kepada seluruh masyarakat
Indonesia untuk mau memulai berinvestasi di pasar modal. BEI
memperkenalkan kampanye tersebut pertama kali pada tanggal 12 November
2015, dan kampanye ini masih dilaksanakan sampai sekarang, dan di tahun
yang sama LQ-45 Index Futures diresmikan. Pada tahun 2016, Tick Size dan
batas Autorejection kembali disesuaikan, IDX Channel diluncurkan, dan BEI
di tahun ini turut ikut serta menyukseskan kegiatan Amnesti Pajak serta
meresmikan Go Public Information Center. Pada tahun 2017, IDX Incubator

diresmikan, relaksasi marjin, dan peresmian Indonesia Securities Fund. Di


tahun 2018 lalu, Sistem Perdagangan dan New Data Center telah
diperbaharui, launching Penyelesaian Transaksi T+2 (T+2 Settlement) dan
Penambahan Tampilan Informasi Notasi Khusus pada kode Perusahaan
Tercatat

2. Administrasi Lembaga
3. Proses Kinerja Lembaga
Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana
masyarakat denganmenyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan
penjual dan pembeli dana-dana jangka panjang yang disebut Efek. Di
Indonesia, perkembangan pasar modal berjalan secara fantastis atau dinamik.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan
pengertian tentang Pasar Modal yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek. 

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995


tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan Efek adalah surat berharga,
yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia


disebut Bursa Efek. Bursa tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham
yang ada, melainkan bursa hanya merupakan tempat atau sarana bagi para
investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai fungsi dan
peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lainBursa Efek Indonesia bertugas
untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa
kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media
cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah
indeks harga saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks yang
mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia .
Selain itu Bursa Efek Indonesia juga memiliki tugas yakni:
a. Menyediakan sarana perdagangan efek.
b. Mengupayakan likuiditas instrumen yakni akan mengalirnya dana secara
cepat pada efek-efek yang dapat dijual.
c. Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat.
d. Memasyarakatkan pasar modal, untuk dapat menarik calon investor
maupun perusahan yang go public

Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau


fakta materiel, karena suatu informasi mencerminkan suatu harga. Dalam
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, yang dimaksud
dengan informasi atau fakta materiel adalah informasi atau faktapenting dan
relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal,
calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta
tersebut.

Informasi yang harus disampaikan kepada publik adalah informasi


yang akurat dan lengkap sesuai dengan keadaan perusahaan. Pemberian
informasi ini berdasarkan pada prinsip keterbukaan, karena prinsip
keterbukaan adalah jiwa dari pasar modal. Informasi yang berdasarkan
prinsip keterbukaan akan dapat mengantisipasi kemungkinan investor
tidak memperoleh informasi atau fakta materiel atau tidak meratanya
informasi bagi investor, disebabkan ada informasi yang tidak
disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk
publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu. Informasi yang
harus dibuka oleh perusahaan publik adalah sesuai dengan Peraturan Nomor
X.K.1: Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada
Publik, antara lain :

a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau


pembentukan usaha patungan;
b. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham;
c. Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya;
d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
e. Produk atau penemuan baru yang berarti;
f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat
utang;
h. Penjualan tambahan Efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang
materiel jumlahnya;
i. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang materiel;
j. Perselisihan tenaga kerja yang relative penting;
k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan
komisaris perusahaan;
l. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
m. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
n. Penggantian wali amanat;

Dapat dilihat dari keterangan di atas, bahwa keterbukaan informasi


merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui para investor.
Dengan keterbukaan informasi inilah kegiatan di pasar modal akan menjadi
lebih efisien, sehingga para investor dapat menganalisis dan mendapat
keuntungan dalam melakukan penawaran jual atau beli atas suatu efek.
Alasan utama adanya suatu keterbukaan informasi adalah agar para pihak
dapat melakukan suatu informed decision (suatu landasan agar terbentuk
harga pasar yang wajar)

4. Sarana dan Prasarana Lembaga

a. Ruang Audotorium

Auditorium terletak di lantai 1 Bursa Efek Indonesia berdekatan dengan


pusat informasi penampilan kenaikan atau penurunanharga saham.
Ruangan ini digunkan sebagai tempat penyelenggaran ceramah, diskusi,
presentasi.

b. Mushola

Mushola berada pada lantai 2 dan lantai 1, diperuntukan bagi karyawan


ataupun tamu

c. Toilet

Mushola berada pada lantai 2 dan lantai 1, diperuntukan bagi karyawan


ataupun tamu

d. Tempat untuk melihat pergerakan nilai saham

Tempat ini berada pada lantai dasar, dimana dalam tempat ini kita
disuguhkan berbagai macam nilai harga saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia yang berganti-ganti pada setiap watunya.

e. Resepsionis

Resepsionis berada pada lantai dasar, berhadapan dengan pintu masuk


Bursa Efek Indonesia.
5. Kendala dan Persoalan Lembaga
Dalam manjalanakan tugasnya Bursa Efek Indonesia tentunya memiliki
berbagai macam kendala yani:
a. Minimnya jumlah investor local dan juga produk investasi yang masih
terbatas.
b. Dalam lingkup makro, kendala yang dihadapi pasar modal adalah kurang
meratanya pendapatan masyarakat
c. Selain berkaitan dengan pendapatan yang belum merata, pendidikan yang
belum merata juga menjadi kenadala Bursa Efek Indonesi dalam
menegmbangkan pasar modal.
d. Sulitnya merubah mindset masyarakat dari menabung menjadi investasi.
e. Rendahnya literaasi masyarakat yang disebabkan oleh kurang imbangnya
tingkat pertumbuhan industry jasa keuangan dan kesadaran masyarakat
terhadap produk keuangan.

E. Hasil Observasi dan Audiensi di Bank Muamalat

Waktu Kamis, 11 Juli 2019 pukul 09.00-12.00


1. Profil Lembaga
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat
Indonesia”) memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah
pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani
1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari
Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei
1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus
berinovasi dan mengeluarkan produkproduk keuangan syariah seperti
Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Muamalat (DPLK Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah
Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia.
Selain itu produk Bank yaitu Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004
juga merupakan tabungan instan pertama di Indonesia. Produk Shar-e
Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun 2011 tersebut
mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia
serta layanan e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM,
dan cash management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir
produk syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di
industri perbankan syariah.

Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin


sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, Bank dengan
percaya diri melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan
merupakan lembaga perbankan pertama di Indonesia yang
mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi korporasi tersebut
semakin menegaskan posisi Bank Muamalat Indonesia di peta industri
perbankan Indonesia.

Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin melebarkan


sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di seluruh
Indonesia. Pada tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka
kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di
Indonesia serta satu-satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di
Malaysia. Hingga saat ini, Bank telah memiliki 325 kantor layanan
termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga
didukung oleh jaringan layanan yang luas berupa 710 unit ATM
Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, serta lebih
dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia Electronic
Payment (MEPS).

Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat


Indonesia melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin
meningkatkan awareness terhadap image sebagai Bank syariah Islami,
Modern dan Profesional. Bank pun terus mewujudkan berbagai
pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara nasional maupun
internasional. Hingga saat ini, Bank beroperasi bersama beberapa entitas
anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah Indonesia
Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah, (DPLK
Muamalat) yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana
Pensiun Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal Muamalat yang
memberikan layanan untuk menyalurkan dana Zakat, Infakdan Sedekah
(ZIS).

Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk


menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka
panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat Indonesia
akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank
and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence”.

2. Administrasi Lembaga
3. Proses Kinerja Lembaga
Visi
“Menjadi bank syariah terbaik dan termasuk dalam 10 besar bank di
Indonesia dengan eksistensi yang diakui di tingkat regional”
Misi
”Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan
berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia
yang islami dan professional serta orientasi investasi yang inovatif,
untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.”

Sejak kehadirannya pada 27 Syawwal 1412 Hijriah, Bank


Muamalat telah membuka pintu kepada masyarakat yang ingin
memanfaatkan layanan bank syariah. Kehadiran Bank Muamalat tidak
hanya untuk memposisikan sebagai bank pertama murni syariah, tetapi
dilengkapi dengan keunggulan jaringan Real Time On Line terluas di
Indonesia. Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan melalui 312
gerai yang tersebar di 33 provinsi, didukung jaringan lebih dari 3.800
Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, serta merupakan satu-
satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di
Kuala Lumpur, Malaysia.

Pengelolaan Keuangan, menawarkan beragam produk simpanan dan


pembiayaan syariah sesuai kebutuha Nasabah:

a. Tabungan iB Hijrah Muamalat Prima

Simpanan dengan bagi hasil kompetitif dengan waad nisbah


yang menguntungkan

 Dilengkapi dengan kartu Shar-E Debit Prioritas untuk


keleluasaan bertransaksi dan menawarkan berbagai
keuntungan istemewa

 Tersedia pilihan nomor rekening cantik

b. Tabungan iB Hijrah Muamalat prima berhadiah simpanan


berjangka dengan benefit hadiah sesuai pilihan nasabah.

c. Tabungan iB hijrah muamalat rencana solusi perencanaan


keuangan untuk mewujudkan rencana depan yang baik.

d. Giro iB Hijrah muamalat solusi transaksi keuangan yang


memberikan ketenangan hati dalam bertransaksi.

e. Deposito i B Hijrah muamalat

 Simpanan berjangka yang memberikan hasil optimal


dan rasa aman.
 Tersedia pilihan jangka waktu dan mata uang (Rupiah
atau US Dollarr)

f. KPR iB muamalat

 Fasilitas pembiayaan kepemilikan hunian dengan


program angsuran super ringan.

 Bebas biaya administrasi dan diskon 10% biaya premi


asuransi.

g. Pembiayaan i B muamalat modal kerja

 Fasilitas pembiayaan usaha untuk menunjang


pertumbuhan bisnis nasabah.

h. Pembiayaan i B muamalat multiguna

 Fasilitas pembiayaan untuk berbagi kebutuhan nasabah.

Pengelolaan Investasi dan Proteksi, menawarkan beragam produk


untuk menumbuh kembangkan aset nasabah dan memberikan perlindungan
yang menyeluruh.

a) SUKUK

 Surat berharga yang diterbitkan pemerintah bedasarkan


prinsip syariah.

 Imbalan tetap degan tingkat imbalan kompetitif dan


dibayae setiap bulan.
 Likuid dan pajak lebih rendah.

b) Bancassurance

Produk asuransi yang memberikan perlindungan dan sekaligus


investasi syariah jangka panjang.

4. Sarana Dan Prasarana Lembaga


a. Ruang Audotorium
Auditorium terletak di lantai 2 bank muamalat. Ruangan ini
digunakan sebagai tempat penyelenggaran ceramah, diskusi,
presentasi.
b. Mushola
Mushola berada pada lantai 21 , diperuntukan bagi karyawan
ataupun tamu.
c. Toilet
Toilet berada di lantai 2 dan di lantai 21, diperuntukkan bagi
karyawan ataupun tamu.
5. Kendala dan persoalan Bank Muamalat Indonesia
- Masalah permodalan
Terjadinya akibat para pemilih saham tersebut tidak dapat
meningkatkan porsi permodalan kepada Bank Muamalat.
Sedangkan di sisi lain untuk melakukan bisnis, Bank Muamalat
memiliki modal yang lebih besar.
F. Analisis

1. Lembaga Bisnis
Usaha yang dikembangkan oleh Muhammad Irzal tersebut merupakan
perusahaan yang dikenal maju dan berkembang pesat, perusahaan tersebut
juga menyetok kapas untuk perusahaan pembersih telinga (cuttonbad)
Usaha ini mengedepankan para karyawan untuk bekerja keras,
bertanggung jawab, jujur, dan selalu berhenti bekerja saat mendengar
adzan ketika tiba waktu sholat untuk sholat berjamaah.
Muhammad Irzal akan memberikan reward kepada karyawan yang
berpuasa penuh pada bulan ramadhan, beliau sangat menghargai kerja
keras karyawannya.
Selain itu perusahaan ini menerapkan empat pilar dalam menjalankan
usahanya, yaitu:
1.Totalitas
2. Toyalitas
3. Integritas
4. Aktualits.

2. OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di
sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti
Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan lainnya.
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tersebut.
Adapun kendala yang dihadapi oleh OJK adalah Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang tugas OJK, sehingga masih banyak yang
melaporkan permasalahannya kepada OJK, padahal permasalahan yang
dihadapi masyarakat tersebut bahan kewenangan OJK Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang investasi yang sehat dan tidak sehat.
Sehingga mengakibatkanmasyarakat salah mengalokasikan dananya ke
investasi yang tidak sehat. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang
dihadapi OJK. OJK harus harus mampu memsosialisasikan kepada
masyarakat usaha-usaha atau bisnis yang terdaftar resmi di OJK.

3. Museum BI
Museum bank Indonesia didirikan guna menunjang pengembagan
kawasan kota lama sebagai tujuan wisata di DKI Jakarta, maka sangat tepat
apabila gedung BI kota yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh
pemerintah, dimanfaatkan menjadi museum bank Indonesia.

Di museum BI ini terdapat banyak sejarah tentang perkembangan


keungan dari zaman penjajahan sampai dengan era modern. Fasilitas yang
disediakan juga membuat para pengunjung merasakan dizaman itu.
Dikukung dengan adanya ilustrasi percakapan dan kondisi petinggi-petinggi
dizamannya dan betuk-bentuk uang dari masa ke masa membuat museum BI
semakin menarik.

4. BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)
adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka. Pasar modal merupakan satu
lembaga yang memobilisasi dana masyarakat denganmenyediakan sarana atau
tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana-dana jangka panjang
yang disebut Efek. Di Indonesia, perkembangan pasar modal berjalan secara
fantastis atau dinamik. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal memberikan pengertian tentang Pasar Modal yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek. 

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995


tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan Efek adalah surat berharga,
yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia


disebut Bursa Efek. Bursa tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham
yang ada, melainkan bursa hanya merupakan tempat atau sarana bagi para
investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai fungsi dan
peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lainBursa Efek Indonesia bertugas
untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa
kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media
cetak dan elektronik.

5. Bank Muamalat
Bank muamalat adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkn
prinsip syariah dalam menjalankan operasionalnya. Didirikan pada 1
november 1991, yang diprakasai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah Indonesia. mulai beroperasi pada tahun 1992, yang didukung oleh
cendekiawan muslim dan pengusaha, serta masyarakat luas. Produk
pendanaan yang menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah
(bagi-hasil). Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli,
bagi hasil, dan sewa.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. SARAN
Meskipun dinilai cukup baik dalam pelaksanaan KKL masih
terdapat beberapa kekurangan yang ada untuk disempurnakan yang perlu
diperhatikan antara lain:

1) Pelaksanaan KKL di OJK hendaknya lebih menekankan pada praktek


atau mengaplikasikan teori karena materi yang disampaikan sebagian besar
sudah diperoleh dalam perkuliahan.
2) Dalam pelaksanaan KKL yang ditekankan bukanlah pada wisatanya, akan
tetapi kegiatan tersebut harus lebih banyak menekankan pada pelaksanaan
KKL itu sendiri, yaitu berupa kunjungan ke lembaga yang sesuai dengan
jurusan perbankan selain itu waktu yang diberikan seharusnya lebih lama
sehingga ilmu maupun pengetahuan yang diperoleh lebih maksimal.
3) Optimalisasi peran dan fungsi pembimbing selama KKL ebagaimana
seharusnya sehingga pembimbing tidak terkesan hanya formalitas saja.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai