Anda di halaman 1dari 21

PERAN DAN STRATEGI BANK INDONESIA KPw NUSA

TENGGARA BARAT DALAM PENGEMBANGAN UMKM


KREATIF

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PROFESI


(KKN-P)

Disusun Oleh :

DANU ADEKITA FITRAH


155020501111033

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Peran dan Strategi Bank Indonesia KPw Nusa Tenggara


Barat Dalam Pengembangan UMKM Kreatif.

Nama : Danu Adekita Fitrah

NIM : 155020501111033

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Jurusan : S-1 / Ilmu Ekonomi

Program Studi : Ekonomi Islam

Mataram, 09 Juli 2018

Menyetujui,

Dosen Pembimbing, Penulis

Aminullah Achmad Muttaqin, M,Sc. Fin. Danu Adekita Fitrah


NIP : NIM : 155020501111033

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

Dr. rer. Pol, Wildan Syafitri, SE., ME.


NIP : 196912101997031003
KATA PENGANTAR

Puji syukur tidak lupa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) dengan baik dan selesai
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam penulis ucapkan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi panutan bagi kita semua dan tauladan
terbaik sepanjang masa.

Adapun tujuan dari penulisan laporan KKN-P ini adalah sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Ilmu Ekonomi Program
Studi Ekonomi Islam. Dengan melaksanakan KKN-P ini, mahasiswa mendapat
berbagai macam pengalaman dan pengetahuan yang tidak bisa didapatkan pada
bangku perkuliahan. Mahasiswa juga dapat mengaitkan teori dengan praktik yang
ada di lapangan.

Penulisan laporan kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P)


ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang mendukung penulis. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Bakhtiaruddin dan Ibunda


Ratni serta kedua adikku Rifki Aryadi fauzi dan Dilla Adinda Putri, yang
selalu mendukung dan memberikan do`a yang tak henti-hentinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan KKN-P ini dengan baik
dan lancar.
2. Bapak Aminullah Achmad Muttaqin, M.Sc. Fin.. selaku dosen
pembimbing kegiatan KKN-P yang penulis lakukan di Kantor Perwakilah
Bank Indonesia Provinsi NTB.
3. Bapak Drs. Nurkholis, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya.
4. Bapak Dr. rer. Pol, Wildan Syafitri, SE., ME. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
5. Bapak Dr. Iswan Noor selaku Ketua Prodi Ekonomi Islam Jurusan Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
6. Bapak Hanif Galih Pratama selaku Pembimbing/Supervisor yang telah
memberikan izin penulis melaksanakan KKN-P di Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi NTB.
7. Ibu I Nyoman Sariani selaku Ketua Fungsi Pelaksanaan dan
Pemberdayaan UMKM sekaligus Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan bimbingan pada saat pelaksanaan KKN-P yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh staff dan karyawan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
NTB khususnya kepada Fungsi Pelaksanaan dan Pemberdayaan
UMKM yaitu Ibu Nyoman, Pak Edi, Ibu Uli, Mba Novita, yang telah
memberikan pengalaman dan pengetahuan dibidang UMKM dan
kegiatan di dalamnya serta membantu penulis dalam mendapatkan
data-data dan informasi dalam penulisan laporan KKN-P.
9. Fitri Sadri, Adeliena Noor Sayyida, Dika Kurniawan, Prayoga, Farhan
teman senasib dan seperjuangan yang sedang melaksanalan KKN-P di
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB.
10. Seluruh teman – teman Ekonomi Islam angkatan 2015 yang sedang
berjuang untuk kuliah, KKN-P dan skripsi, khususnya untuk sahabat Se
Maba (mahasiswa Baru) Saya ( Irsyad, Dinar, Aril, Tegar, Dafid, Nafi,
Azzam) dan keluarga Kos Sudimoro yang telah memberikan semangat
dan arahan maupun saran untuk membangun satu sama lain.
11. Sahabat Dari SD ( Cahyadi Kurniawan dan Ahmad Nurdani) yang telah
memberikan tumpangan selama masa KKN-P di Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi NTB.
12. Seluruh Staff PSDM EM UB 2017 yang telah membantu penulis dalam
banyak aspek.
13. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang juga
telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan KKN-P.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan KKN-P ini masih


banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi dan jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis akan sangat berterima kasih untuk kritik, saran, serta
masukan yang membangun guna menyempurnakan laporan KKN-P ini. Semoga
laporan KKN-P ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal atas segala
jerih payah pada mereka yang telah memberikan bantuan dalam proses
penyusunan laporan KKN-P ini, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
amal ibadah. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Mataram, 09 Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bekal sebagai pembentuk keterampilan,

kecakapan, serta pengetahuan sebelum memasuki dunia kerja. Pendidikan yang

ditempuh di perguruan tinggi sebagian besar masih terbatas pada pemberian

pengetahuan secara teoritis, sedangkan pengetahuan yang diperoleh dari praktik

masih bersifat terbatas dan dalam lingkup yang kecil. Di sisi lain, tuntutan dalam

dunia kerja tidak hanya pada kemampuan teori tetapi juga skill yang biasa di

peroleh dari praktik. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan kerja secara langsung

perlu dilakukan oleh mahasiswa agar dapat memahami dan memecahkan

permasalahan yang muncul dalam dunia kerja. Kegiatan pelatihan berupa magang

tersebut dapat dilakukan di instansi/lembaga swasta maupun pemerintahan yang

relevan dengan program pendidikan yang ditempuh. Sehingga mahasiswa dapat

memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama pelatihan kerja untuk

melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang sesungguhnya.

Salah satu program yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan

magang atau kuliah kerja nyata. Kuliah kerja nyata adalah kegiatan akademik yang

dilakukan oleh mahasiswa berupa praktik kerja secara langsung di

instansi/lembaga yang sesuai dengan program studi yang ditempuh. Kuliah kerja

nyata merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk

memperkuat pengetahuan praktisnya dengan terjun langsung dalam dunia kerja,

disamping memperkaya pengetahuan secara teoritis. Selain itu, kuliah kerja nyata

juga dapat menjadi media pengembangan diri mahasiswa untuk menjadi pribadi

yang mandiri, memiliki inisiatif dan kreativitas serta ide yang inovatif, bertanggung

jawab terhadap pekerjaan dan tugas yang diemban, sehingga dapat memperoleh
hasil yang optimal. Harapannya dengan kuliah kerja nyata, kualitas sumber daya

manusia dapat ditingkatkan dan menjadi bekal bagi mahasiswa untuk memasuki

dunia kerja nantinya.

Berdasarkan kurikulum KKN-P di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini

dilaksanakan di perusahaan yang berkaitan dengan Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Prodi Ekonomi Islam, salah satu instansi yang relevan dengan bidang perndidikan

yang ditempuh adalah Bank Indonesia.

Di Indonesia, UMKM selama ini berperan sebagai sumber penciptaan

lapangan kerja pendorong utama roda perekonomian di pedesaan, yang banyak

memberikan andil dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.

Pengalaman menunjukan bahwa ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi pada

pertengahan tahun 1997, UMKM dengan beberapa kelebihannya tersebut dapat

bertahan terhadap goncangan krisis ekonomi dan tetap menunjukkan

eksistensinya di dalam perekonomian. (Miranda S. Goeltom 2005).

Berdasarkan hal tersebut, upaya pemberdayaan UMKM telah menjadi

prioritas program pemerintah, di negara berkembang maupun negara maju,

bahkan telah menjadi perhatian dunia, terutama untuk mengatasi kesenjangan

ekonomi antara negara-negara sedang berkembang dan negara maju, dalam

mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Sehubungan dengan itu

berbagai lembaga internasional, antara lain; Bank Dunia, Bank Pembangunan

Asia, Bank Pembangunan Islam dan lembaga Internasional lainnya, telah banyak

memberikan bantuan keuangan maupun bantuan teknis kepada Negara-negara

yang membutuhkan.

Walaupun pengembangan UMKM bukan tugas pokok bank sentral,

keterlibatan bank sentral sangat diperlukan, baik sebagai otoritas moneter maupun

otoritas perbankan, terutama untuk membantu mengatasi masalah

kesinambungan pembiayaan sektor usaha oleh dunia perbankan. Kenyataan


menunjukan bahwa hampir seluruh bank sentral di dunia telah berperan dalam

membantu pengembangan dan promosi UMKM, walaupun dengan tingkat

kedalaman yang berbeda-beda, sesuai dengan kewenangan yang berlaku di

masing-masing negara. Dalam hal ini, Bank Indonesia,telah berperan besar dan

memiliki pengalaman cukup panjang sampai saat ini dalam membantu

pemberdayaan UMKM di Indonesia, bersama pemerintah dan instansi terkait

lainnya.

Peran Bank Indonesia dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah, di samping tugasnya sebagai otoritas moneter dan perbankan dalam

perekonomian dan permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan sektor usaha

dan program pemberdayaan UMKM, berkaitan dengan aspek kebijakan

pemerintah, sumber pembiayaan UMKM, bantuan teknis dan pengembangan

kelembagaan. peranan Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM meliputi

kebijakan pengembangan UMKM sebelum dikeluarkannya Undang-undang

tentang Bank Indonesia no.23 tahun 1999, yang telah disempurnakan dengan

Undang-undang no.3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia dan kebijakan yang

dilakukan Bank Indonesia setelah berlakunya Undang-undang tersebut.

Penjelasan ini perlu dibedakan karena adanya perbedaan peran yang mendasar

dari Bank Indonesia dalam membantu pengembangan sektor usaha tersebut

setelah adanya undang-undang tersebut.1

1
Aziz, Abdul. Peranan Bank Indonesia di Dalam Mendukung Pengembangan Usaha
Mikro, Kecil dan menengah. Seri Kebanksentralan : Pusat pendidikan dan Studi
kebanksentralan (PPSK)
Sehingga penulis tertarik melaporkan hasil KKN-P dengan Judul “Peran dan

Strategi Bank Indonesia KPw Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam

Pengembangan UMKM kreatif”

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kondisi UMKM di Provinsi NTB ?

2. Bagaimana Peran dan Strategi KPw Bank Indonesia Provinsi NTB dalam

mengembangkan Sektor UMKM kreatif masyarakat ?

1.3. Tujuan

Tujuan laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kondisi UMKM di Provinsi NTB.

2. Untuk mengetahui peran dan strategi yang telah di lakukan oleh KPw Bank

Indonesia Provinsi NTB untuk memajukan dan mengembangkan sektor

UMKM Kreatif di masyarakat.

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Mahasiswa

1. Sebagai sarana pengaplikasian pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja

nyata yang menjadi faktor penting dalam pengembangan kompetensi.

2. Pembekalan terhadap mahasiswa untuk menjadi orang yang berpotensi,

kompeten, dan profesional agar siap memasuki dunia kerja.

3. Mahasiswa dapat mempersiapkan mental, fisik, serta kualitas diri untuk

menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif.

1.4.2. Bagi Instansi

1. Membantu memberikan alternatif solusi dalam pertimbangan untuk

meningkatkan dan mengembangkan kinerja instansi/perusahaan.

2. Sebagai salah satu sarana penghubung antara pihak instansi/perusahaan

dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.


1.4.3. Bagi Universitas

1. Sebagai bahan evaluasi atas laporan hasil Kuliah kerja Nyata – Profesi

(KKN-P) yang dilakukan oleh mahasiswa untuk penyesuaian kurikulum

dimana yang akan datang agar menjadi lebih baik.

2. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan Jurusan Ilmu Ekonomi

kepada badan usaha yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang

dihasilkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Malang.

3. Sebagai media untuk menjalin hubungan kerja dengan

instansi/perusahaan yang dijadikan sebagai tempat praktik Kuliah Kerja

Nyata-Profesi (KKN-P).

4. Sebagai pengukur kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang telah didapatkan ke dalam dunia kerja.

5. Mencetak tenaga kerja yang terampil dan jujur dalam menghadapi tugas

dan pekerjaan di lapangan.


BAB II

RENCANA KEGIATAN

2.1. Tempat Pelaksanaan Kegiatan KKN-P

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat, Kuliah kerja Nyata –

Profesi (KKN-P) dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa

Tenggara Barat yang terletak di Jl. Pejanggik No.2, Kota Mataram, Nusa Tenggara

Barat. Penulis ditempatkan pada bagian Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan

UMKM (FPPU).

2.2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan KKN-P

Kegiatan KKN-P dilaksanakan selama satu bulan atau Tiga Puluh hari kerja

efektif dari hari senin hingga jumat. Kegiatan KKN-P ditetapkan sesuai dengan

Kebijakan Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM yang dimulai pada hari

Senin tanggal 2 Juli 2018 sampai dengan hari Jumat tanggal 10 Agustus 2018.

Adapun jadwal jam kerja peserta KKN-P mengikuti Kebijakan Bank Indonesia NTB.

Berikut mengenai jadwal jam kerja yang ditetapkan Bank Indonesia NTB.

Tabel 2.1.

Jadwal Jam Kerja Bank Indonesia NTB

Hari Jam Kerja Istirahat

Senin – kamis 07.40 – 17.00 12.00 – 13.30

Jum’at 07.40 – 17.00 11.30 – 13.30

Sumber : Penulis, 2018


Setiap hari Senin dan Jum’at pukul 07.40 WITA sampai dengan 08.00

WITA diadakan Doa dan Sharing information sebelum memulai agenda kerja

masing-masing unit/fungsi.

2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN-P

Adapun rencana pelaksanaan kegiataan yang dilakukan selama proses

KKN-P berlangsung di KPw Bank Indonesia NTB akan dijelaskan pada tabel

berikut ini :

Tabel 2.2.

Rencana Kegiataan KKN-P di Bank Indonesia NTB

Waktu Rencana Kegiataan

Minggu awal pelaksanaan KKN-P diawali dengan

perkenalan dengan staf dan pegawai yang ada di

Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, dilanjutkan

Minggu Ke-1 dengan adaptasi lingkungan dan tata tertib di kantor

Bank Indonesia, dan beradaptasi dengan tugas selama

berada di kantor Perwakilan Bank Indonesia provinsi

NTB

Melakukan kegiatan Survei ke UMKM di Lombok


Minggu Ke-2
dan Melakukan kegiatan pengolahan data Inflasi

Daerah NTB.

Minggu Ke-3

Minggu Ke-4

Minggu Ke-5
BAB III

PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN

3.1. Gambaran Umum Bank Indonesia

3.1.1. Profil Bank Indonesia

Bank Indonesia (dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral

Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan

tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai

rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap

barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Nasionalisasi De Javasche Bank NV pada bulan Desember 1951

ditindaklanjuti dengan pembentukan Bank Indonesia berdasarkan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 1953 tentang Penetapan Undang-undang Pokok Bank Indonesia

tanggal 2 Juni 1953 yang mulai berlaku tanggal 1 Juli 1953. Dalam Undang-

undang tersebut dinyatakan bahwa pendirian Bank Indonesia dimaksudkan untuk

bertindak sebagai bank sentral Indonesia.

Dinamika kondisi ekonomi, sosial, khususnya politik, berpengaruh

terhadap peran Bank Indonesia sebagai bank sentral yang ditandai dengan

penggantian maupun perubahan Undang-undang mengenai Bank Indonesia,

terakhir dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia menjadi Undang- undang, yang selanjutnya disebut Undang-undang

Bank Indonesia.

Tidak hanya pada tataran Undang-undang, ihwal bank sentral juga menjadi

substansi Perubahan Keempat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 (UUD 45) sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23D bahwa Negara

memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung

jawab, dan independensinya diatur dengan Undang-undang.

Dengan landasan konstitusional yang jelas dan kuat tersebut maka

sebagai implementasi dari amanat UUD 45 Pasal 23D, selain statusnya sebagai

Bank Sentral Republik Indonesia, juga diatur bahwa Bank Indonesia adalah

lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugasnya, bebas dari

campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, serta dinyatakan sebagai badan

hukum agar terdapat kejelasan wewenang Bank Indonesia dalam mengelola

kekayaan sendiri yang terlepas dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Agar independensi dalam melaksanakan tugasnya dapat dilaksanakan

dengan penuh tanggung jawab, Bank Indonesia dituntut untuk transparan dan

memenuhi prinsip akuntabilitas publik serta terbuka bagi pengawasan oleh

masyarakat, termasuk kewajiban untuk menyusun laporan keuangan yang

disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)

guna dilakukan pemeriksaan. Selanjutnya hasil pemeriksaan tersebut wajib

diumumkan kepada publik melalui media massa.

Adapun kedudukan Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam

Undang- undang Bank Indonesia tersebut di atas adalah di Ibukota Negara

Republik Indonesia. Sesuai Pasal 7 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana diubah terakhir kali dengan

Undang-undang Nomor 6 tahun 2009, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai

dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank

Indonesia mempunyai tugas yang diatur pada Pasal 8, yaitu:

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;


b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;

c. Mengatur dan mengawasi bank.

Adapun tugas mengatur dan mengawasi bank sebagaimana dimaksud

pada huruf c, dialihkan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

terhitung sejak tanggal 31 Desember 2013. Berdasarkan Undang-undang Nomor

21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Di dalam Undang-undang

Otoritas Jasa Keuangan tersebut dinyatakan antara lain bahwa lingkup pengaturan

dan pengawasan makroprudensial, yakni pengaturan dan pengawasan selain

mikroprudensial, merupakan tugas dan wewenang Bank Indonesia. Sehubungan

dengan itu, dalam melaksanakan tugasnya, Otoritas Jasa Keuangan berkoordinasi

dengan Bank Indonesia dalam membuat peraturan pengawasan di bidang

perbankan antara lain mengenai kewajiban pemenuhan modal minimum bank,

produk perbankan, transaksi derivatif dan kegiatan usaha bank lainnya, serta

penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank.

Anda mungkin juga menyukai