Anda di halaman 1dari 36

STUDI STRATEGI PEMASARAN PRODUK BAITUL MAL WA TAMWIL (BMT) AL-RIFAI’E

GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PROFESI (KKNP)

Disusun Oleh :

M. NUR AKMAL KHOFI

195020400111024

PROGRAM STUDI EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN

DAPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Studi Strategi Pemasaran Produk Baitul Mal Wa Tamwil


(BMT) Al-Rifai’e Gondanglegi Kabupaten Malang

NAMA : M. Nur Akmal Khofi

NIM : 195020400111019

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

DEPARTEMEN : Ilmu Ekonomi


PROGRAM STUDI : Ekonomi Keuangan Dan Perbankan

Menyetujui Malang, 20 November 2022

Dosen Pembimbing, Penulis

FARAH WULANDARI P., S.E., M.E., Ph.D. M. NUR AKMAL KHOFI


NIM 195020400111019
NIP 198204232005022001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ekonomi Keuangan dan Perbankan

DIAS SATRIA, SE., M.App.Ec., Ph.D.


NIP. 198208072005011002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya

sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKNP) dengan judul

“STUDI STRATEGI PEMASARAN PRODUK BAITUL MAL WA TAMWIL (BMT) AL-RIFAI’E

GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG”

Penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata Profesi ini diajukan sebagai salah satu

persyaratan untuk kelulusan Pendidikan S1 Departemen Ilmu Ekonomi Program Studi

Ekonomi Keuangan dan Perbankan. Dalam penulisan proposal penelitian ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada penulis, sehingga

penulis dapat menjalankan kegiatan KKNP serta Menulis laporan KKNP dengan

lancar dan selesai.

2. Guru-guru yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menulis

terutama guru atau dewan kyai yang ada di pesantren penulis.

3. Ibu Farah Wulandari Pangestuty, S.E., M.E., Ph.D. selaku dosen pembimbing

kegiatan KKN-P yang bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan penulisan, sehingga terselesainya penulisan laporan KKNP ini.

4. Bapak Abdul Ghofar, SE., Msi., DBA., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

5. Bapak Dr.rer.pol. Ferry Prasetyia, SE., M.App.Ec. selaku Ketua Departemen

Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

6. Bapak Dias Satria, SE., M.App.Ec., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Keuangan dan Perbankan Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya.

7. Kepada pimpinan dan karyawan BMT Al-Rifai’e Khususnya Pak Nasiq, Mas

Zahid, Bu Iva, dan segenap tim unit CS yang telah meluangkan waktunya
dalam memberikan pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat bagi

penulis.

8. Sahabat dan teman-teman yang telah berpartisipasi dan memberikan motivasi

kepada penulis sehingga telah menunjang terselesainya penulisan laporan

KKNP ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu kritik yang bersifat membangun sangat dinantikan demi perbaikan penyusun laporan yang

akan datang, semoga laporan ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca.

Malang, 13 Desember 2022

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
BAB 1.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................5
1.4 Manfaat............................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................6
2.1 Tempat pelaksanaan KKN-P.........................................................................6
2.2 Waktu pelaksanaan KKN-P...........................................................................6
2.3 Jadwal Kegiatan KKN-P................................................................................6
BAB III........................................................................................................................8
3.1 Gambaran Umum BMT Al-Rifai’e.................................................................8
3.1.1 Profil BMT Al-Rifai’e...............................................................................8
3.1.2 Visi dan Misi BMT Al-Rifai’e..................................................................8
3.1.3 Struktur Organisasi BMT Al-Rifai’e......................................................9
3.2 Kegiatan Yang Dilakukan selama KKN-P...............................................11
3.3 Evalusi hasil kegiatan.................................................................................13
3.3.1 Produk-produk BMT Al-Rifai’e............................................................13
3.3.2 Permasalahan BMT Al-Rifai’e..............................................................16
3.3.4 Solusi dan Strategi BMT Al-Rifai’e.....................................................17
3.3.5 Saran.......................................................................................................18
3.4 Hasil progam KKN-P....................................................................................19
BAB IV.....................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan...................................................................................................21
4.2 Saran..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23
LAMPIRAN..............................................................................................................24

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rencana Kegiatan KKN-P..............................................................6

Tabel 2. Kegiatan yang Dilakukan Selama KKN-P.....................................11


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Posisi UMKM pada Bank Umum (Miliyar Rupiah)........2

Gambar 2. Struktur Organisasi BMT Al-Rifai’e...........................................9

Gambar 3. Struktur Organisasi internal BMT Al-Rifai’e.............................10

8
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga keuangan merupakan jantung penggerak pertumbuhan

ekonomi baik di sektor mikro maupun makro. Lembaga keuangan

memegang peranan penting sebagai intermediasi antara pihak yang memiliki

dana berlebih dengan pihak yang membutuhkan dana. Pihak yang kelebihan

dana akan menyimpan uangnya pada lembaga keuangan dalam bentuk

tabungan atau investasi kemudian oleh lembaga keuangan disalurkan pada

pihak yang kekurangan dana dalam bentuk pinjaman atau kredit. Menurut

Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 792 Tahun

1980, Lembaga Keuangan adalah semua badan yang kegiatannya dalam

bidang keuangan melakukan penghimpunan dam penyaluran dana kepada

masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Secara umum

lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu lembaga

keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank, baik dengan sistem

konvensional maupun berprinsip syari’ah. Perbedaan antara institusi bank

dengan lembaga keuangan bukan bank dapat diketahui bahwa sasaran

penggunaan dana yang didistribusikan oleh lembaga keuangan bukan bank

lebih sempit disbanding sasaran pendistribusian dana yang disalurkan oleh

institusi perbankan (Lubis, 2009).

Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank memiliki

peranan yang sama didalam masyarakat yaitu sebagai jembatan antara

pihak yang kelebihan dan kekurangan dana yang hasilnya untuk

kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, setiap jenis lembaga keuangan

memiliki jangkauan dan segmentasi pasar yang berbeda ssuai dengan

tujuan dan strategi masing-masing lembaga keuangan. Umumnya, untuk

1
jenis perbankan lebih menyasar nasabah pada sektor makro karena imbal

hasil yang didapat besar dan untuk mengurangi resiko gagal bayar. Hal ini

dikarenakan permasalahan yang sering ditemukan yakni bank masih belum

mampu menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah

ke bawah. Ketidakmampuan tersebut dikarenakan pemberian pembiayaan

kepada pelaku usaha mikro dianggap tidak bankable karena dinilai beresiko

dan jumlah pembiayaannya yang tergolong kecil.

Gambar 1. Grafik Posisi UMKM pada Bank Umum (Miliar Rupiah)

500,000
450,000
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2016 2017

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Gambar 1. menunjukkan bahwa jumlah Usaha Menengah

menduduki posisi paling tinggi yang sudah mendapatkan kredit oleh bank

umum pada tahun 2017 mencapai Rp438.205 Miliar, sedangkan pada Usaha

Mikro hanya mendapatkan kredit sebesar Rp221.409 Miliar. Kementrian

Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa dari total keseluruhan unit usaha

yang ada di Indonesia pada tahun 2017 yaitu sebesar 99,9% tergolong

2
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan yang tergolong Usaha

Mikro yaitu sebesar 98,7%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

semakin kecil skala usaha maka semakin sulit mendapatkan pembiayaan

dari bank.

Para pelaku usaha mikro yang kesulitan mendapatkan pembiayaan

dari bank tersebut akhirnya mencari lembaga keuangan non formal yang

mudah diakses seperti rentenir untuk mengajukan pembiayaan walaupun

dikenakan bunga yang tinggi. Suku bunga yang dikenakan kepada usaha

mikro pun melebihi bunga kredit pada lembaga keuangan resmi. Hal ini

banyak dikeluhkan para pelaku usaha mikro yang merasa terbebani dalam

mengembalikan pinjaman, sehingga mereka tidak dapat terlepas dari jerat

rentenir. Untuk mengatasi hal tersebut, dibentuklah lembaga keuangan

bukan bank yang sasarannya adalah masyarakat pelaku UMKM. Salah satu

jenis lembaga keuangan bukan bank yang dibentuk ditengah-tengah

masyarakat yang sulit dijangkau oleh perbankan yaitu koperasi. Baitul mal

wa tamwil (BMT) merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank

berbentuk koperasi yang mempunyai sasaran pada masyarakat menengah

kebawah dan berprinsip syari’ah. Adapun peran BMT pada masyarakat

diantaranya membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi umat

dalam progam pengentasan kemiskinan, memberikan sumbangan aktif

terhadap upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat,

menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota

dengan prinsip syari’ah, mengembangkan sikap hemat dan mendorong

kegiatan gemar menabung, menumbuhkembangkan usaha-usaha yang

produktif sekaligus memberikan bimbingan dan konsultasi bagi anggota di

bidang usahanya, meningkatkan kesadaran dan wawasan umat tentang

sistem dan pola perekonomian islam, membantu para pengusaha lemah

3
untuk mendapatkan modal pinjaman, dan menjadi lembaga keuangan

alternatif yang dapat menopang percepatan pertumbuhan ekonomi nasional

(Sudjana & Rizkison, 2020). Salah satu BMT yang ada di Kabupaten Malang

adalah BMT Al-Rifai’e dengan segmentasi pasar yakni masyarakat sekitar

BMT khususnya masyarakat Gondanglegi dan sekitarnya serta lingkungan

pesantren modern Al-Rifai’e.

BMT Al-Rifa’ie merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

yang memiliki dua fungsi sekaligus. Yakni sebagai penyalur dana sosial

(bayt al-mal); sedekah, infaq, zakat, wakaf (ZISWAF), dan sebagai lembaga

pembiayaan usaha (at- Tamwil); melalui akad-akad syariah seperti

mudharabah, musyrakah, ijarah, murabahah, dsb. Sisi unik yang lain dari

koperasi syariah ini adalah ia juga menyasar ke daerah-daerah pelosok

terpencil dimana di daerah tersebut belum terjangkau oleh lembaga

keuangan. Praktis, maka BMT Al-Rifa’ie hadir sebagai solusi bagi

masyarakat pelaku UMKM sekaligus syiar agama dalam menjalankan

muammalah yang sesuai dengan prinsip syariah.

BMT Al-Rifai’e merupakan salah satu dari beberapa lembaga

keuangan yang bergerak di masyarakat. Banyaknya lembaga keuangan

yang ada di masyarakat menjadikan tantangan bagi BMT Al-Rifai’e sebagai

lembaga keuangan yang terpercaya dan tetap bertahan. BMT Al-Rifai’e

disamping bersaing dengan lembaga keuangan non formal, juga bersaing

dengan perbankan dimana lebih dikenal masyarakat dan mempunyai

kepercayaan dari masyarakat yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut,

BMT Al-Rifai’e mempunyai strategi-strategi untuk mendapatkan nasabah dan

mempertahankan eksistensi dari BMT Al-Rifai’e sebagai lembaga keuangan.

Pada laporan KKN-P ini, akan menjelaskan strategi pemasaran produk-

produk BMT Al-Rifai’e.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pemasaran produk-produk baitul mal wa tamwil

(BMT) Al-Rifai’e?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk-produk baitul mal wa

tamwil (BMT) Al-Rifai’e

1.4 Manfaat
1. Bagi penulis, dapat memberikan gambaran terkait strategi pemasaran

produk-produk baitul mal wa tamwil (BMT) Al-Rifai’e

2. Bagi lembaga yang terkait, dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk

pengembangan dari strategi yang sudah dilaksanakan

3. Bagi akademisi, dapat digunakan sebagai rujukan penelitian mengenai

lembaga keuangan khususnya baitul mal wa tamwil (BMT) Al-Rifai’e

5
BAB II
RENCANA KEGIATAN KKN-P

2.1 Tempat pelaksanaan KKN-P


Kuliah Kerja Nyata – Profesi (KKN-P) dilaksanakan di Kantor BMT Al-

Rifa’ie Malang, Jl. Raya Ketawang No.02 Krajan, Ketawang. Kec.

Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65174. Telp: (0341) 876097

2.2 Waktu pelaksanaan KKN-P


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Profesi (KKN–P) ini dilaksanakan

kurang lebih selama 1 bulan (min. 25 hari kerja efektif). Waktu pelaksanaan

Kuliah Kerja Nyata – Profesi (KKN–P) yaitu terhitung mulai tanggal 19

September – 19 Oktober atau sesuai dengan ketentuan dan kebijaksanaan

dari pihak instansi/perusahaan yang bersangkutan.

2.3 Jadwal Kegiatan KKN-P


Dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P),

penulis telah membuat rencana kegiatan KKN-P yang akan dilakukan di

BMT Al-Rifai’e. Adapun rencana kegiatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rencana Kegiatan KKN-P

Waktu Rencana Kegiatan

Minggu Ke-1 Melakukan perkenalan dengan para pejabat

dan karyawan BMT Al-Rifai’e Malang,

mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan

BMT Al-Rifai’e seperti profil, visi misi, struktur

organisasi, dan lainnya, kemudian mengetahui

6
job description dari masing-masing staff BMT.

Minggu Ke-2 Mendapatkan penempatan bagian kerja,

memahami dan mulai melaksanakan job

description yang diberikan.

Waktu Rencana Kegiatan

Minggu Ke-3 Mengetahui lebih lanjut produk-produk dari

BMT Al-Rifai’e, mengetahui bagaimana

mekanisme pembagian laba BMT karena

berprinsip syariah.

Minggu Ke-4 Mengetahui permasalahan yang biasa dihadapi

BMT Al-Rifai’e, mengetahui kelebihan dan

kekurangan daripada BMT Al-Rifai’e.

Minggu Ke-5 Diskusi mengenai strategi untuk menghadapi

masalah BMT Al-Rifai’e dan diskusi mengenai

laporan KKN-P yang akan dibuat dengan

supervisor

7
BAB III
PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum BMT Al-Rifai’e


3.1.1 Profil BMT Al-Rifai’e
BMT Al-Rifai’e didirikan pada tangal 21 Oktober 1999 dengan nomor

badan hukum: 43.BH/KWK13/X/1999. Seiring dengan perkembangan

Koperasi Pondok Pesantren (KOPPONTREN) maka pada tahun 2007, BMT

Al-Rifai’e melakukan perubahan anggaran dasar dana telah mendapatkan

legalitas dari Notaris dan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Propinsi Jawa Timur dengan nomor: 518.1/PAD/BH/XVI/103/2008, pada

tanggal 25 Januari 2008. BMT Al-Rifai’e adalah lembaga keuangan syariah

berbentuk koperasi jasa keuangan yang berlatar belakang pondok modern

Al-Rifai’e. Pendirian BMT Al-Rifai’e dilatar belakangi oleh banyaknya

masyarakat sekitar pondok pesantren yang menggunakan jasa lembaga

keuangan konvensional. BMT Al-Rifai’e didirikan dengan tujuan untuk

mengembangkan ekonomi anggota dan masyarakat disekitar lingkungan

pondok modern Al-Rifai’e yang mendambakan adanya suatu sistem dan

tatanan ekonomi syariah yang teratur dan selaras agar bisa menggapai

ridhla Allah dalam bermuamalah serta dapat memperoleh rizki yang barokah.

Selain itu berdirinya BMT Al-Rifa’ie ini juga mempunyai potensi yang cukup

tinggi karena didukung oleh kebutuhan staff guru, santri, dan walisantri

pondok modern Al-Rifai’e (Fauzi, 2020).

8
3.1.2 Visi dan Misi BMT Al-Rifai’e
Visi BMT Al-Rifai’e adalah mewujudkan BMT sebagai lembaga

keuangan mikro syariah yang professional, bersahabat dalam menumbuh

kembangkan produktivitas usaha anggota serta memberdayakan dan

menggerakkan ekonomi lingkungan Pondok Pesantren Modern Al-Rifai’e

Malang pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Serta dapat

meningkatkan kualitas ibadah anggota dalam segala aspek kehidupan.

Misi BMT Al-Rifai’e adalah membangun dan mengembangkan tatanan

perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran

berkemajuan, memberdayakan pengusaha kecil, serta membina kepedulian

aghina kepada dhuafa secara terpola dan berkesinambungan dengan

berlandaskan prinsip syariah dan ridho Allah SWT. Serta menjadikan

Pondok Modern Al-Rifai’e sebagai sentra atau pusat pendidikan dan

pengembangan perekonomian berbasis syariah di lingkungan sekitar.

3.1.3 Struktur Organisasi BMT Al-Rifai’e


Berikut merupakan struktur organisasi BMT Al-Rifai’e Malang

Gambar 2. Struktur organisasi BMT Al-Rifai’e

9
Sumber : Company Profile BMT Al-Rifai’e

Adapun struktur internal organisasi BMT Al-Rifai’e berdasarkan Job

Description adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Struktur Organisasi Internal BMT Al-Rifai’e

Manager BMT

Supervisor Account Founding


Collection
Operasional Officer (AO) Officer (FO)

Teller/CS

Jobdesc dari masing-masing anggota BMT antara lain:

1. Manager BMT mempunyai peran untuk bertanggung jawab seluruh

kegiatan yang ada pada BMT.

10
2. Supervisor Operasional mempunyai peran untuk melayani nasabah yang

datang ke kantor baik dari eksternal maupun internal pesantren modern

Al-Rifai’e.

3. Account Officer (AO) mempunyai peran untuk melakukan pemasaran

produk pembiayaan nasabah pada masyarakat yang membutuhkan dana

atau dapat disebut marketing dana pinjaman.

4. Founding Officer (FO) mempunyai peran untuk mencari nasabah yang

mempunyai dana lebih untuk di investasikan atau disimpan di BMT Al-

Rifai’e sebagai dana simpanan atau dapat disebut sebagai marketing

pendanaan

5. Collection mempunyai peran untuk mengurusi nasabah pembiayaan yang

bermasalah seperti gagal bayar waktu jatuh tempo. Sasaran BMT Al-

Rifai’e merupakan masyarakat kecil dimana usaha yang dilakukan belum

tentu mendapat laba yang kemungkinan dapat menutupi pinjaman modal

yang dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan tim collection untuk

menangani nasabah-nasabah pendanaan yang bermasalah dengan

seperti membantu menyelesaikan masalah usaha nasabah sehingga

dapat memperoleh laba yang diharapkan dan dapat memenuhi semua

kewajiban-kewajibannya salah satunya pada BMT Al-Rifai’e.

3.2 Kegiatan Yang Dilakukan selama KKN-P


Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis pada saat mengikuti

pelaksanaaan kegiatan KKN-P di BMT Al-Rifai’e adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kegiatan yang dilakukan selama KKN-P

Hari/Tanggal Uraian kegiatan yang dilakukan

Senin, 19 September Perkenalan kepada pejabat dan karyawan-

2022 karyawan BMT Al-Rifai’e

11
Rabu, 21 September Mengetahui struktur organisasi dan job

2022 description

Kamis, 22 September Studi mengenai profil dan sejarah BMT Al-

2022 Rifai’e dan mendapat bagian job description

Sabtu, 24 September Melayani nasabah yang ingin menabung atau

2022 mengambil uang dan merekap data harian

nasabah.

Minggu, 25 September Memahami dan mengetahui mekanisme

2022 prosedur administrasi nasabah BMT Al-Rifai’e

Senin, 26 September Pemahaman materi oleh supervisor

2022

Rabu, 28 September Mempelajari pencatatan nasabah harian

2022

Hari/Tanggal Uraian kegiatan yang dilakukan

Kamis, 29 September Mencatat transaksi-transaksi nasabah

2022

Sabtu, 1 Oktober 2022 Mengetahui produk-produk dari BMT Al-Rifai’e

Minggu, 2 Oktober 2022 Mengetahui penerapan dari produk-produk

BMT Al-Rifai’e

Senin, 3 Oktober 2022 Melayani dan merekap data nasabah harian

Rabu, 5 Oktober 2022 Mencatat dan merekap transaksi-transaksi

nasabah harian

Kamis 6 Oktober 2022 Pelatihan dan pengenalan software yang

digunakan oleh BMT Al-Rifai’e oleh supervisor

Minggu, 9 Oktober 2022 Studi permasalah yang dihadapi oleh BMT Al-

Rifai’e

12
Senin, 10 Oktober 2022 Melayani nasabah dan merekap transaksi

harian

Rabu, 12 Oktober 2022 Melayani nasabah dan mencatat transaksi-

transaksi nasabah harian

Kamis, 13 Oktober 2022 Studi (diskusi) pemecahan masalah atau

strategi yang digunakan untuk mengatasi

masalah BMT Al-Rifai’e dengan supervisor

Sabtu, 15 oktober 2022 Melayani nasabah, mencatat, dan merekap

transaksi-transaksi nasabah harian

Minggu, 16 Oktober Melayani nasabah, mencatat, dan merekap

2022 transaksi-transaksi nasabah harian

Senin, 17 Oktober 2022 Melengkapi data-data yang diperlukan

Hari/Tanggal Uraian kegiatan yang dilakukan

Rabu, 19 Oktober 2022 Melayani nasabah, mencatat, dan merekap

transaksi-transaksi nasabah harian

Kamis, 20 Oktober 2022 Melayani nasabah, mencatat, dan merekap

transaksi-transaksi nasabah harian

Minggu, 20 Oktober Melengkapi data-data yang diperlukan

2022

Senin, 24 Oktober 2022 Melengkapi data-data yang diperlukan dan

merekap data nasabah

Rabu, 26 Oktober 2022 Konsultasi dengan supervisor mengenai

laporan dan penilaian KKN-P

13
3.3 Evalusi hasil kegiatan
3.3.1 Produk-produk BMT Al-Rifai’e
BMT merupakan koperasi yang berbasis syariah dalam penggunaan akad

menyimpan dana dan meminjam dana. Mekanisme bisnis BMT Al-Rifai’e

sama seperti perbankan pada umumnya yaitu menghimpun dana

masyarakat yang mempunyai dana berlebih dan menyalurkan pembiayaan

kepada masyarakat yang membutuhkan untuk kesejahteraan. Adapun

produk BMT Al-Rifai’e yang ditawarkan pada masyarakat terdiri dari produk

simpanan dan produk pinjaman. Adapun produk simpanan antara lain,

1. Tabungan hijrah memakai akad wadi’ah

2. Tabungan fitri memakai akad mudlorobah

3. Tabungan qurban memakai akad mudlorobah

Akad wadi’ah merupakan akad penitipan, yaitu akad seseorang

kepada orang lain dengan menitipkan benda untuk dijaganya secara layak,

apabila ada kerusakan yang disebabkan kelalaian maka diwajibkan untuk

menggantinya (Lutfi, 2020). Wadi’ah berasal dari kata wada’ yang berarti

meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang ditinggalkan seseorang pada orang

lain agar dijaga itu dinamakan wadi’ah. Secara harfiyah, wadi’ah dapat

diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu

maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja

sesuai permintaan si penitipnya. Pada studi ekonomi, pihak penitip adalah

nasabah dan pihak yang dititipi dana adalah lembaga keuangan atau BMT

Al-Rifai’e. Para tokoh ekonomi perbankan berpendapat bahwa wadi’ah

adalah akad penitipan barang atau uang kepada pihak yang diberikan

kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan

keutuhan barang atau uang tersebut. Adapun rukun wadi’ah menurut

pendapat imam syafi’i yaitu:

14
1. Barang yang dititipkan, yaitu barang-barang yang dapat dimiliki secara

syari’at.

2. Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan barang, dengan

syarat bagi penitip dan penerima titipan sudah dewasa (baligh), berakal,

serta syarat-syarat lain yang sesuai syarat berwakil.

3. Pernyataan serah terima atau ijab qabul dengan syarat pada serah

terima ini dimengerti oleh kedua belah pihak (penitip dan yang dititipi),

baik dengan jelas maupun samar

Akad Mudlorobah dalam ilmu ekonomi syari’ah biasa disebut dengan

bagi hasil. Para ulama’ fiqih berpendapat bahwa akad mudlorobah adalah

akad antara dua pihak yang saling menanggung, salah satu pihak

menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan

bagian yang telah ditentukan dari keuntungan sesuai dengan persyaratan.

Diperbolehkannya akad mudlorobah merupakan kelonggaran khusus,

dimana mudlorobah ini tidak dicantumkan secara langsung pada Al-Qur’an

dan Hadis tetapi sudah menjadi kebiasaan yang diakui dan dipraktikkan

oleh umat islam sejak periode awal era islam (Ghulam, 2010). Adapun rukun

akad mudlorobah menurut jumhur ulama’ adalah sebagai berikut:

1. Dua pihak yang berakad (pemilik modal dan pengusaha atau mudhrib)

2. Materi yang diperjanjikan, mencakup modal usaha dan keuntungan

3. Pernyataan serah terima atau Ijab qabul yang dapat dimengerti oleh

kedua belah pihak

Perbadaan dari akad wadi’ah dan mudlorobah pada produk simpanan

BMT Al-Rifai’e yaitu pada simpanan yang menggunakan akad wadi’ah,

nasabah bisa menarik dananya pada waktu kapanpun, tetapi jka nasabah

melakukan simpanan dengan menggunakan akad mudlorobah maka hanya

15
bisa menarik dana pada waktu-waktu tertentu, biasanya satu tahun hanya

dapat menarik dana hanya satu kali. Pada tabungan fitri, simpanan hanya

bisa di tarik pada saat hari raya idul fitri sedangkan pada tabungan qurban,

simpanan hanya bisa di tarik pada saat hari raya idul adha. Kemudian pada

tabungan yang memakai akad wadi’ah, ketentuan bagi hasil sepenuhnya

diatur sepihak oleh BMT sendiri disesuaikan dengan indikator yang ada pada

BMT dan laba yang dihasilkan oleh BMT, tetapi pada umumnya tidak ada

bagi hasil pada simpanan yang menggunakan akad wadi’ah karena

simpanan yang diberikan bersifat titipan. Lalu pada tabungan yang memakai

akad mudlorobah ada bagi hasil yang disepakati antara pihak BMT dan

nasabah di awal.

Adapun produk pinjaman dari BMT Al-Rifai’e yaitu berupa pinjaman

dengan menggunakan akad murobahah. Rencana dari pihak BMT

kedepannya yaitu akan membagi produk-produk pinjaman yakni pembiayaan

produktif yang sifatnya investasi dan modal usaha. Pembiayaan

menggunakan akad murobahah dikonsep seperti akad jual beli diama pihak

lembaga keuangan sebagai penjual dan pihak nasabah sebagai pembeli.

Dalam jual beli, penjual berhak menjual sesuatu dengan harga berapapun

sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Murobahah

termasuk dalam kategori jual beli mutlaq karena objek akadnya adalah

barang dan uang serat dapat dikategorikan jual beli amanah karena dalam

proses transaksinya penjual diharuskan dengan jujur menyampaikan harga

perolehan dan keuntungan yang diambil ketika melakukan akad di awal

(Lathif, 2012).

16
3.3.2 Permasalahan BMT Al-Rifai’e
Setiap lembaga keuangan pasti mempunyai masalah yang dihadapi

masing-masing. Adanya suatu permasalahan itu membuat lembaga

keuangan untuk bergerak memikirkan strategi dan solusi yang tepat untuk

memecahkan masalah tersebut. Hal tersebut bermanfaat bagi lembaga

keuangan itu sendiri karena secara tidak langsung lembaga keuangan terus

bergerak mengembangkan bisnisnya dan memperbaiki kualitas manajemen

kerjanya. Adapun Permasalah utama yang disampaikan manajer BMT Al-

Rifai’e adalah persaingan dengan lembaga keuangan yang lainnya.

Lembaga keuangan yang berdiri ditengah masyarakat baik secara makro

maupun mikro itu banyak sehingga kompetitor dari BMT Al-Rifai’e secara

otomatis juga banyak baik dari perbankan atau lembaga keuangan non

formal lainnya. Kendala dari BMT Al-Rifai’e sendiri yaitu bagaimana pihak

BMT memberikan pelayanan yang baik, produk yang inovatif untuk bisa

bersaing dengan lembaga keuangan yang lain khususnya di perbankan.

Perbankan mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:

1. Perbankan memiliki dana yang lebih besar daripada lembaga keuangan

bukan bank khususnya BMT Al-Rifai’e.

2. Kepercayaan dari masyarakat pada lembaga keuangan bank tinggi

karena perbankan dibawah pengawasan otoritas jasa keuangan (OJK).

3. Perbankan berfungsi sebagai lembaga pelaksana berbagai kebijakan

moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sehingga peranan

perbankan di mata masyarakat lebih istimewa daripada lembaga

keuangan bukan bank.

3.3.4 Solusi dan Strategi BMT Al-Rifai’e


Perbankan pada umumnya mencari nasabah dengan dana yang besar

sebagai sumber simpanan atau penghasil dana yang masuk dan nasabah

17
yang tingkat pengembalian pinjamannya tinggi. Hal tersebut dilakukan

perbankan untuk menjaga aliran dana yang keluar dan masuk agar tetap

stabil karena bank sebagai suatu bagian dari transmisi kebijakan moneter

yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Bank mempunyai aturan

seberapa dana yang boleh dialokasikan atau diedarkan ke masyarakat yang

diatur oleh Bank Indonesia karena berhubungan dengan kesesuaian

kebijakan moneter yang dibuat berdasarkan kondisi ekonomi sehingga aliran

dana perbankan harus tetap terjaga. Hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak

BMT Al-Rifai’e sebagai strategi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

BMT Al-Rifai’e sadar bahwa bersaing atau melawan perbankan tidak akan

mungkin bisa dan outputnya pasti kerugian yang akan dialami, oleh karena

itu pihak BMT Al-Rifai’e menghindari persaingan dengan perbankan dengan

berbagai strategi.

Strategi yang dilakukan oleh BMT Al-Rifai’e adalah dengan masuk

pada segmentasi pasar yang tidak di jangkau oleh perbankan. Masyarakat

khususnya di pedesaan yang dimana jika masuk pada perbankan itu takut

atau merasa tidak pantas, segmentasi tersebut adalah yang tidak di jangkau

oleh perbankan karena sifat dari masyarakat tersebut adalah menunggu

pihak lembaga keuangan dating kerumahnya. Oleh karena itu, masyarakat

tersebut dijadikan sasaran pasar bagi BMT Al-Rifai’e dengan strategi “jemput

bola”, mendatangi langsung untuk memfasilitasi yang merasa takut atau

tidak pantas datang atau berhubungan dengan perbankan.

Kemudian BMT Al-Rifai’e mempunyai kelebihan daripada lembaga

keuangan yang lainnya yaitu berdiri dilingkungan pesantren modern Al-

Rifai’e dimana pesantren tersebut dapat dikategorikan salah satu pesantren

terbesar yang ada di Kabupaten Malang. Hal tersebut dimanfaatkan oleh

18
pihak BMT Al-Rifai’e untuk menjaga aliran dana yang keluar masuk. Sasaran

dari BMT Al-Rifai’e yaitu para pengurus, karyawan, guru, maupun walisantria

pesantern modern Al-Rifai’e. Santri atau siswa pesantren modern Al-Rifai’e

terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA dimana pada umumnya belum bisa

mengatur keuangan dengan baik. Oleh karena itu pihak BMT Al-Rifai’e

bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mewajibkan walisantri

menyimpan dana pada BMT dengan menggunakan akad wadi’ah. Hal

tersebut bermanfaat bagi kedua pihak yaitu dana walisantri untuk anaknya

tersimpan aman dan dapat menyimpan diwaktu kondisi ekonomi lancar

dengan harapan kedepan jika waktu ada kendala ekonomi masih punya

simpanan dan uang saku untuk anaknya tidak sampai kehabisan. Di sisi lain,

pihak BMT juga memperoleh keuntungan karena dapat menjaga aliran dana

yang masuk.

3.3.5 Saran
Adapun beberapa saran dari penulis setelah mengetahui permasalahan

yang dihadapi pihak BMT Al-Rifai’e yaitu sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan terus mencari inovasi dari strategi yang sudah

dilaksanakan.

2. Melakukan sosialisasi di daerah-daerah khususnya di pedesaan pada

saat ada acara-acara desa seperti gotong-royong, bersih desa, perayaan

17 Agustus, dan lain-lain.

3. Membuka usaha dipedesaan seperti peternakan, pertanian, dan lain-lain

untuk mengembankan dana yang ada pada BMT Al-Rifai’e sendiri dan

juga sebagai sarana untuk menarik masyarakat supaya tertarik untuk

menjadi nasabah BMT Al-Rifai’e.

19
4. Mempertahankan dan memanfaatkan prinsip syariah yang dijalankan oleh

BMT Al-Rifai’e sebagai suatu kelebihan yang dapat ditunjukkan pada

msyarakat bahwa tidak ada unsur riba dan spekulasi jika menjadi

nasabah BMT Al-Rifai’e dan transaksi yang ada dalam lembaga

keuangan ini mengikuti aturan islam serta dana yang ada pada BMT Al-

Rifai’e merupakan dana yang dijamin kehalalannya.

3.4 Hasil progam KKN-P


Adapun beberapa hasil yang didapatkan oleh penulis setelah menikuti

progam KKN-P adalah sebagai berikut:

1. Pengalaman belajar dimana praktek secara langsung dalam instansi

dunia kerja lembaga keuangan. Belajar bagaimana merekap data

nasabah dengan baik, mencatat dana yang keluar masuk, menghadapi

nasabah yang kurang paham tentang tabung nabung menabung maupun

pinjam meminjam, belajar marketing dengan calon nasabah, menghadapi

masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda, dan lain-lain.

2. Menambah relasi, hal tersebut sangat bermanfaat bagi penulis karena

akan berguna sekali di masa depan seperti jika sudah masuk dunia kerja

apabila kesulitan mencari pekerjaan dapat menghubungi orang-orang

tersebut untuk bertanya mengenai lowongan pekerjaan, dan lain-lain.

3. Mengetahui strategi-strategi bisnis dalam memecahkakn masalah dan

mengembankan usahanya.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang sudah dipaparkan diatas, dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. BMT Al-Rifai’e merupakan lembaga keuangan bukan bank yang

berbentuk koperasi dengan prinsip syariah.

21
2. Produk-produk BMT Al-Rifai’e diantaranya adalah tabungan hijrah dengan

akad wadi’ah, tabungan qurban dan fitri dengan akad mudlorobah, dan

pinjaman dengan akad murobahah.

3. Masalah yang dihadapi BMT adalah ketatnya persaingan dengan

kompetitor sesama lembaga keuangan lainnya terutama perbankan.

4. Strategi yang digunakan oleh BMT Al-Rifai’e adalah masuk pada

segmentasi pasar yang tidak dijangkau oleh perbankan dengan cara

mendatangi langsung kerumah calon nasabah dan memanfaatkan kerja

sama dengan pesantren modern Al-Rifai’e untuk menjaga stabilitas aliran

dana BMT Al-Rifai’e.

4.2 Saran
Adapun beberapa saran dari penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk BMT Al-Rifai’e, mempunyai temnpat khusus sebagai pelatihan

kader kerja yang disediakan untuk para mahasiswa yang akan masuk

dalam dunia kerja. Serta membuatkan jadwal mahasiswa magang supaya

dapat menguasai atau minimal mengenal job description tiap-tiap devisi

yang ada pada BMT Al-Rifai’e karena ada devisi yang perannya diluar

kantor, hal tersebut tidak akan diketahui mahasiswa magang jika tidak

diberi tahu diawal oleh supervisornya.

2. Pembagian dosen pembimbing KKN-P seharusnya dilakukan pada

liburan semester genap supaya mahasiswa/i segera melakukan KKN-P

karena mencari perusahaan tempat KKN-P tidak bisa instan dan yang

masih ada mata kuliah pada semester ganjil tidak kesulitan karena KKN-P

sudah dilaksanakan pada saat liburan semester ganjil.

22
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, L. A. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Laba (Studi pada BMT Al-Rifai'e tahun 2015-2018). Malang: Universitas

Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ghulam, T. (2010). Jaminan Dalam Transaksi Akad Mudharabah Pada

Perbankan Syari'ah. Mimbar Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah

Mada, 520-533.

23
Lathif, A. A. (2012). Konsep dan Aplikasi Akad Murabahah pada Perbankan

Syariah di Indonesia. Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah, 70-78.

Lubis, I. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Sumatera Utara: Fakultas

Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Lutfi, M. (2020). Penerapan Akad Wadiah di Perbankan Syariah. Madani Syariah,

132-146.

Sudjana, K., & Rizkison. (2020). Peran Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dalam

Mewujudkan Ekonomi Syari'ah yang Kompetitif. Jurnal Ilmiah Ekonomi

Islam, 185-194.

LAMPIRAN

Surat Pengantar KKN-P dari Fakultas

24
Kegiatan-kegiatan pada saat KKN-P

25
26
27
28

Anda mungkin juga menyukai