MAKALAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah melimpahkan kita
Taufiq, rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita dan tidak lupa pula kita sholawat
serta salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw
yang telah menuntun kita dari alam gelap gulita kea lam yang terang benderang
illa yaumil kiyamah.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................24
B. Saran ........................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdirinya BPR Syariah tidak bisa dilepaskan dari pengaruh berdirinya
lembaga-lembaga keuangan sebagaimana disebutkan di atas. Bank syariah
pertama yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berdiri tahun 1992. Namun
jangkauan BMI terbatas pada wilayah-wilayah tertentu, misalnya di kabupaten,
kecamatan, dan desa. Oleh karenanya peran BPR Syariah diperlukan untuk
menangani masalah keuangan masyarakat di wilayah-wilayah tertentu.
Penyajian laporan keuangan syariah sepenuhnya didasarkan pada PSAK
No. 101 yang bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkpan laporan
keuangan. Perlunya penyajian laporan keuangan ini adalah agar dapat
membandingkan laporan keuangan entitas syariah periode seblumnya maupun
dengan laporan keuangan entitas syariah lainnya. Entitas syariah yang dimaksud
oleh PSAK ini adalah entitas yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip-prinsip usaha.
PSAK No. 101 menggunakan terminology yang cocok bagi entitas syariah
yang berorientasi profit, termasuk entitas bisnis sector publik. Entitas nirlaba
syariah, entitas sector public, pemerintah yang akan menggunakan standar ini
perlu melakukan penyesuaia-penyesuaian terhadap deskripsi pos yang terdapat
dalam laporan keuangan sendiri.
Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah
meliputi asset, kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas, pendapatan dan beban,
arus kas, dana zakat dan dana kewajiban. Informasi tersebut akan membantu
pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Laporan Keuangan?
2. Apa Saja Karakteristik Dari Laporan Keuangan?
3. Bagaimana Laporan Keuangan Syariah Dari Bprs?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Laporan Keuangan
2. Dapat Mengetahui Apa Saja Karakteristik Dari Laporan Keuangan.
3. Dapat Mengetahui Dan Memahami Bagaimana Laporan Keuangan Syariah
Dari Bprs.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Keuangan
laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data dan keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi
yang diberikan oleh data keuangan tersebut.
Tujuan laporan keuangan sendiri adalah memberikan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas suatu entitas, serta
laporan terkait fungsi sosial dari entitas yang bersangkutan. Informasi ini
bermanfaat untuk pembuuatan keputusan ekonomi. Selain itu, laporan keuangan
juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung
jawaban manajemen atas sumber yang dikelolanya.1
Laporan keuangan syariah adalah serangkaian proses dari pelaporan
keuangan syariah. Laporan keuangan syariah dibuat untuk memenuhi tujuan-
tujuan tertentu. Tujuan laporan keuangan syariah lebih banyak daripada tujuan
laporan keuangan konvensional. hal ini tidak terlepas dari multifungsi yang
diperankan oleh entitas syariah.
B. Karakteristik Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif pokok
diantaranya:
1. Dapat dipahami
Pemakai laporan keuangan diasumsikan mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi. Oleh karena itu,
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus jelas, lengkap,
terperinci, dan runtut sehingga dapat dipahami oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut.
1
Evony Silvino Violita, dkk, Pengantar Akuntansi Dengan Tinjauan Syariah, Jakarta :
Selatan : Salemba Empat, 2018), h. 14.
3
2. Relevan
Informasi yang relevam dapat mempengaruhi keputusan pemakai
laporan keuangan dalam membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa
lalu.
3. Keandalan
Informasi dikatakan andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahn material. Dapat diandalkan oleh pemakainya.
C. Laporan Keuangan Bank Syariah (BPRS)
Status hukum BPR diakui pertama kali dalam Pakto tanggal 27 Oktober
1998, sebagai bagian dari Paket Kebijakan Keuangan, Moneter, dan Perbankan.
Secara historis, BPR adalah penjelmaan dari banyak lembaga keuangan, seperti
Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung Pilih Nagari
(LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan
Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga
Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan atau
lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Sejak dikeluarkannya UU
No. 7 tahun 1992 tentang pokok Perbankan, keberadaan lembaga-lembaga
keuangan tersebut diperjelas melalui ijin dari Menteri Keuangan.2
Laporan keuangan syariah adalah serangkaian proses dari pelaporan
keuangan syariah. Laporan keuangan syariah dibuat untuk memenuhi tujuan-
tujuan tertentu. Tujuan laporan keuangan syariah lebih banyak daripada tujuan
laporan keuangan konvensional. hal ini tidak terlepas dari multifungsi yang
diperankan oleh entitas syariah.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) dalam
Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(KDPPLKS) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan
laporan keuangan syariah adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang
2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi
(Yogyakarta: EKONISIA, 2012), h. 93-98.
4
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Laporan keuangan syariah yang lengkap biasanya meliputi:3
1. Laporan Neraca
Ketentuan mengenai Pembagian Lancar dengan Tidak Lancar dan
Jangka Pendek dengan Jangka Panjang. Paragraph-paragraph berikut ini
mengatur tentang pembagian tersebut.
Entitas syariah menyajikan asset lancer terpisah dari asset tidak lancer
dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali
untuk industry tertentu yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan
khusus. Asset lancer disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. Entitas syariah harus
mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap asset yang akan diterima
dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah 12 (dua belas)
bulan dari tanggal neraca. (Paragraph 44-45, PSAK No.101,2007)
a. Aset Lancar
Suatu asset diklasifikasikan sebagai asset lancar, jika asset
tersebut:
1) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas syariah;
atau.
2) Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
dari tanggal neraca; atau
3) Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Asset yang tidak termasuk kategori tersebut di atas diklasifikasikan
sebagai asset tidak lancer. (paragraph 47, PSAK No.101,2007)
3
Evony Silvino Violita, dkk, Pengantar Akuntansi Dengan Tinjauan Syariah,... h.15-16
5
b. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek, jika:
1) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasi entitas syariah; atau
2) Jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca.
Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang. (paragraph 49, PSAK No.101,2007)
3) Informasi yang Disajikan dalam Neraca
Neraca entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos berikut:
a) Kas dan setara kas;
b) Asset keuangan;
c) Piutang usaha dan piutang lainnya;
d) Persediaan;
e) Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
f) Asset tetap;
g) Asset tidak berwujud;
h) Hutang usaha dan hutang lainnya;
i) Hutang pajak;
j) Dana syirkah temporer;
k) Hak minoritas; dan
l) Modal saham dan pos ekuitas lainnya.
Pos, judul, dan sub-jumlah lain disajikan dalam neraca apabila diwajibkan
oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut
diperlukan untuk menyajikan posisi keuangan entitas syariah secara wajar.
(paragraph 52, PSAK No.101,2007)
Berdasarkan aturan tersebut, maka unsur-unsur neraca entitas syariah
meliputi aktiva, kewajiban, dana syirkah temporer, hak minoritas, dan ekuitas.
6
Berdasarkan unsur-unsur neraca tersebut apabila dibuat persamaan akuntansi
untuk neraca menjadi sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + DANA SYIRKAH TEMPORER+ HAK
MINORITAS + EKUITAS
4
http://slametwiyono.com/p/viu/49/bab-5-laporan-keuangan-syariah.
7
Arus kas dari aktivitas operasi menggambarkan arus kas atas aktivitas
operasi normal perusahaan. Arus kas dari aktivitas investasi menggambarkan
arus kas atas aktivitas investasi, misalnya membeli atau menjual kendaraan
operasi kantor. Arus kas dari ativitas pendanaan melaporkan arus kas yang
terkait dengan modal dan utang jangka panjang, seperti transaksi yang
berhubungan dengan tambahan modal, penarikan dana oleh pemilik/ prive.
5. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat
Adalah ikhtisar mengenai sumber dan peyalurn atas dana zakat untuk
suatu periode (misalnya satu bulan atau satu tahun), sehingga dapat diketahui
penerimaan dana zakat dan penyalurannya. Penyaluran zakat hanya boleh
disalurkan kepada 8 golongan yaitu: orang fakir, miskin, amili (pengurus
zakat), mualaf (orang yang baru memeluk islam), riqob (untuk memerdekakan
budak), gharimin (orang yang berhutang), fi sabilillah (berjuang dijalan
Allah), ibnu sabil (orang dalam perjalanan), sebagaimana yang dinyatakan
dalam al-Qur’an 9 : 60.
Laporan sumber dan penyaluran dana zakat merupakan laporan yang
menunjukkan sumber dan penyaluran dana zakat kepada entitas pengelola
zakat selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo dana zakat yang belum
disalurkan pada tanggal tertentu.
a. Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh wajib
zakat (muzaki) kepada penerima zakat (mustahiq), baik melalui amil
maupun secara langsung.Dasar pengaturan PSAK 101 Tentang penyajian
laporan keuangan syariah
b. Penjelasan
Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari
harta yang memenuhi kriteria wajib zakat. Bank menyajikan Laporan
sumber dan penyaluran dana zakat sebagai komponen utama Laporan
Keuangan dengan menyajikan:
1) Dana zakat yang berasal dari:
a) Internal Bank
b) Eksternal bank
8
2) Penyaluran dana zakat kepada entitas pengelola zakat sebagaimana
diatur dalam peraturan perudang-undangan yang berlaku.
3) Kenaikan atau penurunan dana zakat
4) Saldo awal dana zakat
5) Saldo akhir dana zakat
Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, Bank hanya
dapat menyalurkan dana zakat yang diterima kepada lembaga amil
zakat atau badan amil zakat. Sumber dana zakat dari eksternal bank,
antara lain:
a) Dana yang disetor atau dipotong dari rekening nasabah atau
perintah nasabah tersebut.
b) Zakat masyarakat bukan nasabah Bank yang disetor melalui bank.
Dalam penyaluran dana zakat kepada entitas pengelola zakat, Bank
cukup menyebutkan nama lembaga amil zakat dan badan amil
zakat.
c. Perlakuan Akuntansi
Sumber dana zakat yang berasal dari pemilik Bank diperhitungkan
dari laba neto sebelum pajak selama periode satu tahun. Penerimaan dana
zakat diakui sebagai kewajiban dan diakui sebagai pengurang kewajiban
ketika disalurkan. Dana zakat itu disajikan sebagai kewajiban paling
likuid.
d. Ilustrasi Jurnal
1) pada saat penerimaan dari internal Bank
a) Zakat bank
Dr. Beban zakat
Kr. Rekening dana zakat
2) Penerimaan zakat dari eksternal Bank
Dr. Kas/rekening….
Kr. Rekening dana zakat
3) Pada saat penyaluran zakat
Dr. rekening dana zakat
9
Kr. Kas/rekening….
e. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
1) Sumber dana zakat yang berasal dari internal Bank
2) Sumber dana zakat yang berasal dari eksternal Bank
3) Kebijakan penyaluran zakat
4) Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing entitas pengelola
zakat yang diklasifikasikan menjadi pihak berelasi dan pihak ketiga
6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
Adalah ikhtisar mengenai sumber dan penggunaan dan kebajikan suatu
entitas untuk suatu periode (misalnya satu bulan atau satu tahun), sehingga
dapat diketahui dana kebajikan diperoleh dari mana dan disalurkan untuk apa
saja. Sumber dana kebajikan antara lain:
a. Infak dan/ atau sedekah yang diterim baik dari entitas yang bersangkutan
maupun dari pihak ketiga.
b. Hasil pengelolaan zakat
c. Dana yang diterima dari pengembalian pinjaman yang dananya berasal
dari dana kebajikan (dana bergulir).
d. Denda; uang denda adlah uang yang diterima apabila debitur tidak dapat
melunasi utangnya ketika jatuh tempo. Sebagiamana yang telah dijelaskan
sebelumnya mengenai utang piutang dalam syariah, utang harus dilunasi
sebesar utang yang ada, tidak boleh ada penambahan karena
penambhannya adalah riba. Artinya denda adalah riba sehingga tidak
boleh diakui sebagai pendapatan perusahaan dan uang ini meripakan
sumber dana kebajikan.
10
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikanmenggambarkan fungsi social dari entitas.
7. Catatan atas laporan keuangan
Adalah berisi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dan
informasi penjelasan lain yang terkait dengan laporan lainnya.
Untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang kondsi keuangan
suatu entitas, kita harus melihat laporan keuangan secara utuh. Tidak cukup
hanya melihat satu jenis laporan saja. Misalnya, untuk mengetahui kinerja
suatu entitas atau melihat angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan
lainnya seperti laporan posisi keuangan (neraca) atau laporan arus kas.
11
Dibawah ini adalah salah satu contoh dari Laporan Keuangan Syariah (BPRS)
12
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
PT BPRS Unisia Insan Indonesia
JL. CIK DI TIRO NO.1 YOGYAKARTA 55223
Periode : Desember 2017
Laporan Neraca
(Ribuan Rp)
PASIVA
1 Kewajiban Segera 177,321 1,049,515
2 Tabungan Wadiah 2,511,704 3,581,810
3 Kewajiban Kepada Bank Indonesia 0 0
4 Kewajiban Lain-Lain 976,810 23,359
5 Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima 0 0
6 Pinjaman Subordinasi 0 0
7 Modal Pinjaman 0 0
8 Dana Investasi Tidak Terikat : 0 0
a. Tabungan Mudharabah 4,821,055 4,399,552
b. Deposito Mudharabah 18,865,576 9,937,500
9 Ekuitas : 0 0
a. Modal Disetor 8,000,000 8,000,000
b. Tambahan Modal Disetor 0 0
c. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 0 0
d. Cadangan 0 0
13
e. Saldo Laba(Rugi) 588,403 (97,289)
JUMLAH PASIVA 35,940,869 26,894,447
(Ribuan Rp)
2017 2016
14
a. Tabungan Mudharabah 126,007 95,141
c. Lainnya 0 0
2. Bank Indonesia 0 0
IX ZAKAT 0 0
15
XI LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 685,692 (97,289)
I TAGIHAN KOMITMEN 0 0
b. Lainnya 0 0
II KEWAJIBAN KOMITMEN 0 0
b. Lainnya 0 0
16
(CHANELLING)
(Ribuan Rp)
No Keterangan L KL D M Jumlah
b. Piutang Salam 0 0 0 0 0
d. Qardh 0 0 0 0 0
17
a. Mudharabah 6,724,170 0 0 0 6,724,170
9 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Telah Dibentuk 169,360 3,639 0 0 172,999
10 KPMM(%) - - - - 34
11 FDR(%) - - - - 86.65
12 ROA(%) - - - - 2
13 ROE(%) - - - - 8.57
18
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
PT BPRS Unisia Insan Indonesia
JL. CIK DI TIRO NO.1 YOGYAKARTA 55223
Periode : Desember 2017
Laporan Sumber dan Penggunaan ZIS
(Ribuan Rp)
19
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
PT BPRS Unisia Insan Indonesia
JL. CIK DI TIRO NO.1 YOGYAKARTA 55223
Periode : Desember 2017
Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul Hasan
(Ribuan Rp)
20
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
PT BPRS Unisia Insan Indonesia
JL. CIK DI TIRO NO.1 YOGYAKARTA 55223
Periode : Desember 2017
Laporan Distribusi Bagi Hasil
(Ribuan Rp)
Jenis Saldo rata - Pendapatan yang harus Nisbah Porsi Pemilik Dana Indikasi Rate of
Penghimpunan rata dibagi Hasil Jumlah Bonus dan Return
(Ribuan Rp) (Ribuan Rp)
Bagi Hasil %
(Ribuan Rp)
A B
D E
Tabungan 5,068,367 63,276
Mudharabah 12,655 3
Deposito 138,000 1,723
Mudharabah 585 5,09
1 Bulan
Deposito 2,674,247 33,387
Mudharabah 12,687 5,69
3 Bulan
Deposito 2,392,536 29,869
Mudharabah 12,544 6,29
6 Bulan
Deposito 13,660,793 170,548
Mudharabah 85,274 7,49
12 Bulan
Total 23,933,943 298,803
123,745 6,20
21
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
PT BPRS Unisia Insan Indonesia
JL. CIK DI TIRO NO.1 YOGYAKARTA 55223
Periode : Desember 2017
Laporan Perubahan Dana Investasi Terkait
(Ribuan Rp)
INFORMASI AWAL - - - - - -
PERIODE
Saldo Awal 0 0 0 0 0 0
INFORMASI PERIODE - - - - - -
BERJALAN
Penerimaan Dana 0 0 0 0 0 0
Penarikan Dana -/- 0 0 0 0 0 0
Keuntungan (rugi) Investasi 0 0 0 0 0 0
Beban/Biaya -/- 0 0 0 0 0 0
Fee/Penerimaan Bank -/- 0 0 0 0 0 0
INFORMASI AKHIR - - - - - -
PERIODE
Saldo Akhir - - - - - -
22
Pengurus Bank Pemilik Bank
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data dan keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi yang
diberikan oleh data keuangan tersebut.
Laporan keuangan syariah adalah serangkaian proses dari pelaporan keuangan
syariah. Laporan keuangan syariah dibuat untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu.
Tujuan laporan keuangan syariah lebih banyak daripada tujuan laporan keuangan
konvensional. hal ini tidak terlepas dari multifungsi yang diperankan oleh entitas
syariah.
Karakateristik dari Laporan Keuangan adalah:
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
Adapun macam-macam laporan keuangan syariah adalah sebagai berikut:
1. Laporan Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
7. Catatan atas laporan keuangan
24
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, dengan bekal pengetahuan dasar
tentang hal-hal yang kami sampaikan, diharapkan pembaca dapat
mengerti pembahasan yang dibicarakan. Namun kami sebagai penyusun makalah ini
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka kami harapkan kritik
dan sarannya yang bersifat membangun dari pembaca guna untuk perbaikan makalah
yang akan datang. Kami juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca.
25
DAFTAR PUSTAKA
Violita, Evony Silvino dkk. 2018. Pengantar Akuntansi Dengan Tinjauan Syariah. Salemba
Empat : Jakarta.
Sudarsono, Heri Sudarsono. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi . EKONISIA : Yogyakarta.
http://slametwiyono.com/p/viu/49/bab-5-laporan-keuangan-syariah.
26