DOSEN PENGAMPU
OLEH KELOMPOK 3
Gema Patriawan : B1061171006
Yulia Astuti : B1061171009
Fitri Anisa Nusa Putri : B1061171020
Anisa : B1061171038
EKONOMI ISLAM
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT tuhan semesta alam.
Hanya kepada-Nya kita memuji, memohon, berlindung, menyembah dan beserah
diri. Milik-Nyalah jiwa dan raga kita. Untuk-Nyalah sahalat, ibadah, hidup dan
mati kita. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan segenap pengikutnya hingga akhir
zaman kelak.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan
tentang “Transaksi Akad Salam”. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengungkapkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pemelihara Ibu Zuliana Roviqoh, M.E.I dan ucapan terimakasih kepada anggota
kelompok yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian makalah ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………....1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
2
1.3. Tujuan………………………………………………………………………….
2
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari akad salam.
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis akad salam.
3. Mengetahui dan memahami dasar syariah akad salam.
4. Mengetahui dan memahami perlakuan Akuntansi PSAK 103.
5. Mengetahui dan memahami contoh kasus yang berkaitan dengan akad salam.
BAB II
PEMBAHASAN
Keterangan :
(1) Pembeli dan Penjual menyepakati akad salam
(2) Pembeli membayar kepada penjual
(3) Penjual menyerahkan barang
2. Salam Paralel,artinya melaksanakan 2 transaksi salam,yaitu antara pemesan
pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau
pihak ketiga lainnya.Hal ini terjadi ketika penjual tidak memiliki barang
pesanan dan memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan
tersebut.
(1)-a (1)
Penjual atau Pemasok Pembeli atau Penjual Pembeli
(2)-a
(2)
(3)-a
(3)
Prosedurnya sama dengan salam biasa hanya saja melibatkan dengan pihak
ketiga.
3. Skema pelaksanaan jual beli salam dengan bermitra melalui Bank Syariah
adalah sebagai berikut:1
1
Siti Mujiatun, “JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM : SALAM DAN ISTISNA”, Jurnal Riset Akuntansi
Dan Bisnis Vol 13 No . 2 / September 2013, hlm: 211
Penjelasan:
1. Bank Syariah melakukan negosiasi dengan pengusaha/nasabah tentang
pesanan dengan kriteria tertentu.
2. Bank Syariah memesan barang kepada produsen sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan oleh pengusaha atau nasabah.
3. Produsen mengirim dokumen kepada Bank Syariah
4. Produsen mengirim barang yang dipesan kepada pengusaha/ nasabah.
5. Pengusaha /nasabah membayar kepada Bank Syariah dengan cicilan setiap
bulannya sesuai denga kesepakadan yang dibuat.
4. Perbedaan antara Salam, Forward dan Future
2
Nurhayati, Sri dan Wasilah, 2015, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 4, Jakarta: Salemba Empa, hlm: 201-
204
1. Pelaku,terdiri atas penjual (muslam illaihi) dan pembeli (al muslam).
2. Objek akad berupa barang yang akan diserahkan (muslam fiih) dan modal
salam (ra’su maalis salam).
3. Ijab kabul/serah terima.
Ketentuan syariah,terdiri dari :
1. Pelaku adalah cakap hukum dan baligh
2. Objek akad
a. Ketentuan syariah yang terkait dengan modal salam,yaitu :
Modal salam harus diketahui jenis dan jumlahnya.
Modal salam berbentuk uang tunai.
Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung,tidak boleh utang
atau merupakan pelunasan piutang
b. Ketentuan syariah barang salam, yaitu :
Barang tersebut harus dapar dibedakan/diidentifikasi mempunyai
spesifikasi dan karakteristik yang jelas seperti kualitas,jenis,ukuran
dsb sehingga tidak ada gharar.
Barang tersebut harus dapat dikualifikasi/ditakar/ditimbang.
Waktu penyerahan barang harus jelas,tidak harus tanggal tertentu
boleh juga dalam kurun waktu tertentu,miaslnya dalam waktu 6
bulan atau musim panen disesuaikan dengan kemungkinan
tersedianya barang yang dipesan.
Barang tidak harus ada di tangan penjual,tetapi harus ada pada
waktu yang ditentukan.
Apabila barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang
ditentukan,akad menjadi fasakh/rusak dan pembeli dapat memilih
apakah menunggu sampai dengan barang yang dipesan tersedia
atau membatalkan akad sehingga penjual harus mengembalikan
dana yang telah diterima.
Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang
disepakati dalam akad,maka pembeli boleh melakukan khiar atau
memilih untuk menerima atau menolak.
Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih
baik,maka penjual tidak boleh meminta tambahan pembayaran dan
hak ini dianggap sebagai pealyanan kepuasan pelanggan.
Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah,pembeli
boleh memilih menolak atau menerimanya.
Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan disetujui oleh
kedua pihak dan dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai
dengan kesepakatan,dan tidak boleh menuntut penambahan harga.
Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum diterima tidak
dibolehkan secara syariah.
Kaidah penggantian barang yang dipesan dengan barang lain.
Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan,akad tetap sah
3. Ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal,tertulis melalui korespondensi
atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
C. Berakhirnya Akad Salam
Hal-hal yang membatalkan kontrak adalah :
1. Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan.
2. Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati
dalam akad.
3. Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah,dan pembeli memilih
untuk menolak atau membatalkan akad.
4. Barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai akad tetapi pembeli
menerimanya.
5. Barang diterima.
2.4. Perlakuan Akuntansi PSAK 103
A. Akuntansi untuk Pembeli
Hal-hal yang harus dicatat oleh pembeli dalam transaksi secara akuntansi :
1. Pengakuan piutang salam, piutang salam diakui pada saat modal usaha
salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal usaha salam
disajikan sebagai piutang salam.
2. Pengukuran modal usaha salam
Modal salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan.
Jurnal :
Dr.Piutang Salam xxx
Kr.Kas xxx
Modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai
wajar,selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas
yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat
penyerahan modal usaha tersebut.
a. Pencatatan apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatat
Jurnal :
Dr.Piutang Salam xxx
Dr.Kerugian xxx
Kr.Aset Nonkas xxx
b. Pencatatan apabila nilai wajar lebih besar dari nilai tercatat
Jurnal :
Dr.Piutang Salam xxx
Kr.Aset Nonkas xxx
Kr.Keuntungan xxx
3. Penerimaan barang pesanan
a. Jika barang pesanan sesuai dengan akad,maka dinilai sesuai nilai
yang disepakati
Jurnal :
Dr.Aset Salam xxx
Kr.Piutang Salam xxx
b. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya
Nilai wajar dari barang pesanan yang diterima nilainya sama
atau lebih tinggi dari niali barang pesanan yang tercantum
dalam akad,maka barang pesanan yang diterima diukur sesuai
dengan nilai akad.
Jurnal :
Dr.Aset Salam xxx
Kr.Piutang Salam xxx
Jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima lebih rendah
dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad, maka
barang pesanan yang siterima diukur sesuai dengan nilai wajar
pada saat diterima dan selisishnya diakui sebagai kerugian.
Jurnal :
Dr.Persediaan-Aset Salam (diukur pada nilai wajar) xxx
Dr.Kerugian Salam xxx
Kr.Piutang Salam xxx
c. Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan
pada tanggal jatuh tempo pengiriman,maka :
Jika tanggal pengiriman diperpanjang,maka nilai tercatat
piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai
dengan nilai yang tercantum dalam akad,dan jurnal atas bagian
barang pesanan yang diterima :
Dr.Aset Salam (sebesar jumlah yang diterima) xxx
Kr.Piutang Salam xxx
Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya,maka
piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh
penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi dan jurnal:
Dr.Piutang Lain-lain Penjual xxx
Kr.Piutang Salam xxx
Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan
pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil
penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari niali piutang
salam,maka selisih antara niali tercatat piutang salam dan hasil
penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada
penjual (asumsi yang menjual barang jaminan adalah pembeli).
Jurnal :
Dr.Kas xxx
Dr.Piutang Lain-lain penjual xxx
Kr.Piutang Salam xxx
Jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat
piutang salam maka selisihnya menjadi hak penjual.
Dr.Kas xxx
Kr.Utang Penjual xxx
Kr.Piutang Salam xxx
4. Denda yang diterima dan diberlakukan oleh pembeli diakui sebagai
bagian dana kebajikan.
Jurnal :
Dr.Dana Kebijakan-Kas xxx
Kr.Dana Kebijakan-Pendapatan Denda xxx
Denda hanya boleh dikenakan kepada penjual yang mampu
menyelesaikan kewajibannya tetapi sengaja tidak melakukannya
lali.Hal ini tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan
kewajibannya karena force majeur.
5. Penyajian
a. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai
piutang salam.
b. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat
memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam disajikan secara
terpisah dari piutang salam.
c. Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar
nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat
direalisasi.Apabila niali bersih yang dapat direalisasikan lebih
rendah dari baiaya perolehan,maka selisihnya diakui sebagai
kerugian.
6. Pengungkapan
a. Besarnya modal usaha salam,baik yang dibiayai sendiri maupun
yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain.
b. Jenis dan kuantitas barang pesanan.
c. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
B. Akuntansi untuk Penjual
1. Pengakuan kewajiaban salam,kewajiban salam diakui pada saat penjual
menerima modal usaha salam.Modal usaha salam yang diterima
disajikan sebagai kewajiban salam.
2. Pengukuran kewajiban salam,jika modal usaha salam dalam bentuk kas
diukur sebesar jumlah yang diterima.
Jurnal:
Dr.Kas xxx
Kr.Utang Salam xxx
Jika modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai
wajar.
Jurnal:
Dr.Aset Nonkas xxx
Kr.Utang saham xxx
3. Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat
penyerahan barang kepada pembeli.
Jurnal :
Dr.Utang Salam xxx
Kr.Penjualan xxx
4. Jika penjual melakukan transaksi salam paralel,selisih antara jumlah
yang dibayar oleh pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan
diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan barang
pesanan oleh penjual ke pembeli akhir.
Atau jika
dilakukan Salam
paralel dengan
membeli aset
salam dengan
harga Rp 95.000
Aset Salam 95.000 Aset Salam 95.000
1. Jurnal
Kas 95.000 Kerugian 5.000
pembelian aset
Piutang Salam 100.000
salam Utang Salam 100.000
2. Jurnal Aset Salam 95.000
penyerahan Keuntungan Salam 5.000
aset salam ke
pembeli
Penjual diberikan
tambahan waktu Utang Salam 100.000 Piutang lain-lain 100.000
Pembeli
membatalkan
pesanan,dan
pembeli memiliki Dilakukan secara off
Dilakukan secara off
jaminan. balance sheet
balance sheet
1. Saat terima Kas 120.000
Piutang 20.000
jaminan Piutang Salam 100.000
Utang Salam 100.000
2. Saat jaminan Utang 20.000
Aset 120.000
dijual,asumsi Utang 20.000
Kas 20.000
jaminan dijual Kas 20.0000
Piutang 20.000
oleh pembeli Rp
120.000 Piutang lain-lain 20.000
Utang Salam 100.000
Aset 80.000 Kas 80.000
3. Saat jaminan Utang lain-lain 20.000 Piutang Salam 100.000
dijual,asumsi Utang lain-lain 20.000 Kas 20.000
jaminan dijual Kas 20.000 Piutang Lain-lain 20.000
oleh pembeli Rp
80.000
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Salam berasal dari kata as syalaf yang artinya adalah pendahuluan . jadi
pengertian akad salam di sini adalah harta jual beli barang pesanan dengan
pengiriman barang dilakukan di kemudian hari dan pelunasanya di lakukan
oleh pembeli pada saat akad/perjanjian di sepakati sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang telah disepakati.
Karakteristik akad salam antara lain meliputi harga, spesifikasi,
karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan aset yang dipesan
sudah ditentukan dan disepakati ketika akad terjadi. Dalam akad salam, harga
barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat berubah selama jangka
waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati sebelumnya, maka pembeli boleh melakukan khiar yaitu
memilih apakah transaksi dilanjutkan atau dibatalkan.
Akad Salam dibagi atas dua macam, salam dan salam
paralel. Salam merupakan transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, pembeli melakukan
pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di
kemudian hari. Sedangkan, Salam paralel artinya melaksanakan dua transaksi
bai’ salam yaitu antara pemesan dan penjual dan antara penjual dengan
pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan. Beberapa ulama
kontemporer melarang transaksi salam paralel terutama jika perdagangan dan
transaksi semacam itu dilakukan secara terus menerus. Hal demikian dapat
menjurus kepada riba.
3.2. Saran
Alhamdulillah kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
karena kami telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan
terkait “Transaksi Jual Beli Akad Salam”. Kami mengetahui bahwa makalah
ini tidaklah sempurna. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA