Oleh Kelompok 2 :
Dosen Pengampu
MPS19A
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya serta
shalawat beriring salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Akuntansi Syariah dengan judul “ Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah “ . Kami juga Berterima Kasih kepada Bapak M. Haidir Ali,
SEI, yang telah memberikan kami tugas dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan serta untuk menambah
pengetahuan kami mengenai Akuntansi Syariah.
Makalah ini tentu jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan untuk menjelaskan
materi sesuai dengan pengetahuan yang kami peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber
yang lain.kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh sekali dari kesempurnaan dan
masih banyak sekali kekurangan dan kelemahan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak .
Kelompok 2 PS19A
PENDAHULUAN
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga penyajian dalam
laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah suatu sistem yang melekat
dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten dan terdiri atas
sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi dan laporan keuangan.
Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun nonmuslim yang menelaah
teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar atas laporan keuangan syariah..
Misalnya Dewan Standar Akuntansi Indonesia menyusun PSAK Syariah tentang kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
PEMBAHASAN
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari konsepn yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik sektor
publik maupun sektor swasta (Wasilah 2015)
Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1. Investor sekarang dan investor potensial, hal ini karena mereka harus memutuskan apakah
akan membeli, menahan atau menjual investasi atau penerimaan dividen.
2. Pemilik dana qardh, untuk mengetahui apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh
tempo
3. Pemilik dana syirkah temporer, untuk mengambil keputusan pada investasi yang
memberikan tingkat pengembalian yang bersaing dan aman
4. Pemilik dana titipan, untuk memastikan bahwa titipan dana dapat diambil setiap saat
Transaksi syariah didasarkan pada paradigma dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan
sebagai amanah dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai
kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual. Substansinya adalah bahwa setiap aktivitas
umat manusi memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan
akhlak sebagai parameter baik dan buruk, besar dan salahnya aktivitas usaha. (Wasilah 2015)
1. Persaudaraan (ukhuwah), yang berarti bahwa transaksi syariah menunjung tinggi nilai
kebersamaan dalam memperoleh manfaat, sehingga seseorang tidak mendapatkan
keuntungan di atas kerugian orang lain.
2. Keadilan (‘adalah), yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak dan
sesuai dengan posisinya. Realisasi prinsip ini dalam bingkai aturan muamalah adalah
melarang adanya unsur berikut ini.
1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling riba.
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas
4. Tidak mengandung unsur riba
5. Tidak mengandung unsur kezaliman
6. Tidak mengandung unsur maysir
7. Tidak mengandung unsur gharah
8. Tidak mengandung unsur haram
Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu syariah yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomik.
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, liabilitas,
pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pernakai. Namun. demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua inforrnasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat ke putusan
Sedangkan dalam PSAK 101 disebutkan bahwa Laporan keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas syariah. Tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan
dalam membuat keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas syariah yang meliputi:
1. aset;
2. kewajiban;
4. ekuitas;
6. arus kas;
1. Dasar Akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa pengaruh transaksi dan peristiwa
lain diakui pada saat kejadian dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah yang
akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini,
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar
akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta
sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu,
laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang
paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan dasar kas. Dalam
hal prinsip pembagian hasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yang dimaksud
adalah keuntungan bruto (gross profit).
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat
transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya buka keterlibatan kas, tetapi didasarkan
pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya)
perusahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atay peneriman
kas. (Ikhsan 2015)
1. Pada prinsipnya, LKS boleh menggunakan sistem Accrual Basis maupun Cash Basis dalam
pencatatan administrasi keuangan.
2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), dalam pencatatan sebaiknya digunakan sistem
acrual basis, akan tetapi dalam distribusi hasil usaha hendaknya ditentukan atas dasar
penerimaan yang benar-benar terjadi (cash basis).
3. Penetapan sistem yang harus dipilih harus disepakati dalam akad. (MUI 2014)
Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Keandalan
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya
disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas syariah antarperiode untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
10 | M a k a l a h A k u n t a n s i P e r b a n k a n S y a r i a h
2.3 Kendala Informasi dan Unsur Unsur Laporan Keuangan
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut
1. Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relative antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.
2. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala yang dapat terjadi
(pervasive) dari suatu karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi
seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Dalam praktik, keseimbangan atau trade-off di
antara berbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan. Pada umumnya, tujuan untuk
mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik adalah untuk
memenuhi tujuan laporan keuangan.
1. Komponen laporan keuangan yang mcncerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta laporan perubahan
ekuitas.
Posisi keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,
kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut.
11 | M a k a l a h A k u n t a n s i P e r b a n k a n S y a r i a h
a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
entitas syariah.
b) Kewajiban merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
c) Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak
untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian basil investasi
berdasarkan kcsepakatan.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban, karena
entitas syariah tidak berkewajiban untuk mengembalikan dana awal dari pemilik dana
ketika mengalami kerugian kecualj akibat kelalaian atau wanprestasi entitas syariah.
Namun demikian, dia juga tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyaj
waktu jatuh tempo dan tidak memiliki hak kepemilikan yang sama dengan pemegang
saham.
d) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban
dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat disubldasitikasikan menjadi setoran modal
pemegang saham, saldo laba, penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian
pemeliharaan modal.
Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah
penghasilan dan beban. Unsur penghasilan dan beban didefinisikan berikut ini.
12 | M a k a l a h A k u n t a n s i P e r b a n k a n S y a r i a h
b) Bcban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bcntuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang
mengaldbatkan pcnurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal, termasuk di dalamnya beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syariah maupun
kerugian yang timbul.
c) Hak pihak ketiga atas bagi basil dana syirkah temporer adalah bagian bagi basil pemilik
dana atas keuntungan dan kcrugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu
periode laporan keuangan.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dikelompokkan sebagai beban (ketika untung)
atau pendapatan (ketika rugi).
Sejumlah dasar pengakuan yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda
dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut.
13 | M a k a l a h A k u n t a n s i P e r b a n k a n S y a r i a h
Aset dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset
dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian yaitu jumlah kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Berdasarkan dinamika pemikiran konsep-konsep di atas, ada sebagian pemikir akuntansi Islam
yang mengusulkan terobosan pemikiran yang agak berbeda, di antaranya:
14 | M a k a l a h A k u n t a n s i P e r b a n k a n S y a r i a h
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas yang diuraikan pada Bab II, Maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Tujuan dari Kerangka Dasar sebagai acuan dari bagi penyusun standar akuntansi syariah,
penyusun laporan keuangan, dalam auditor, dan juga bagi para pemakai laporan keuangan
2. Asas yang digunakan berdasarkan prinsip Persaudaraan (ukhuwah), Keadilan (‘adalah),
Kemaslahatan, Keseimbangan dan Univeraslime. sedangkan Karakteristik dan Asumsi Dasar
berdasarkan Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigm dan juga berdasarkan
Dasar Akrual dan kelangsungan usaha
3. Kendala dari Laporan Keuangan yaitu Ketepatan Waktu dan juga Keseimbangan antara
biaya dan manfaat sedangkan unsur-unsurnya disesuaikan dengan karakteristik dari laporan
keuangan entitas syariah.
4. Bentuk Laporan Keuangan menurut ED PSAK 101 terdapat beberapa laporan keuangan
yaitu, Laporan Keuangan Entitas Syariah, Laporan Keuangan Bank Syariah, Laporan
Keuangan Asuransi Syariah, Laporan Keuangan AMil
5. Konsep dasar menurut AAOIFI yaitu menjelaskan bagaimana tujuan, pemakaian dan
kebutuhan informasi, paradigm, bentuk laporan, dan syarat kualitatif berdasarkan asas-asas
syari’ah dan juga PSAK. Pemikir Islam bahkan ada yang setuju dan tidak setuju dengan
beberapa aspek
15 | M a k a l a h A k u n t a n s i P e r b a n k a n S y a r i a h
DAFTAR PUSTAKA
Wasilah dan Sri Nurhayati. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS), Tahun 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah, 2014
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, Jakarta, Erlangga,
2014.
Syarifuddin Amir, Prof. DR. H., Ushul Fiqh Jilid 1, Logos, Jakarta: 2005 M.
16 | M a k a l a h A k u n t a n s i P e r b a n k a n S y a r i a h