Standar ini mengatur independensi auditor secara umum. Auditor diharapkan untuk
mempertahankan independensi dalam sikap dan penampilan mereka selama melaksanakan
audit. Mereka tidak boleh terlibat dalam kegiatan atau memiliki hubungan yang dapat
mengorbankan independensi mereka.
Kode Etik AICPA menetapkan prinsip-prinsip etika yang harus diikuti oleh auditor. Prinsip
utama adalah Prinsip Independensi, yang menyatakan bahwa auditor harus mempertahankan
independensi dalam semua situasi yang terkait dengan pekerjaan audit. Auditor tidak boleh
memiliki kepentingan finansial atau hubungan pribadi yang dapat mempengaruhi
independensinya.
Sarbanes-Oxley Act (SOX):
SOX adalah undang-undang yang diberlakukan di Amerika Serikat setelah skandal Enron dan
WorldCom. Undang-undang ini memperketat persyaratan independensi auditor. SOX
menetapkan larangan bagi auditor untuk memberikan jasa konsultansi kepada klien mereka
yang sedang diaudit. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa auditor tidak terjebak dalam
konflik kepentingan yang dapat mengurangi independensinya.
Standar ini menetapkan persyaratan tambahan untuk independensi auditor ketika mereka
memberikan jasa selain audit kepada klien mereka. Auditor harus memastikan bahwa
pemberian jasa non-audit tidak mengorbankan independensi mereka dalam melakukan audit.
Misalnya, auditor tidak boleh memberikan saran atau jasa yang melibatkan keputusan
manajemen signifikan atau fungsi manajemen yang dapat mempengaruhi penilaian
independensi mereka.
Pembahasan
4.
1. Perencanaan Program
Perencanaan yang rinci penting untuk mengontrol proses manajemen. Ada beberapa tahap
perencanaan program yang harus dilalui, yaitu:
Penentuan Tujuan
Program yang bagus harus dibuat berdasarkan tujuan atau target yang jelas. Buat tujuan
jangka pendek dan panjang, dan pastikan tujuan tersebut mendukung visi serta misi
perusahaan atau organisasi. Hal ini menjadi pijakan untuk membuat perencanaan.
Ingin merencanakan program secara lebih detail? Pastikan menetapkan durasi untuk
mencapai target program, baik jangka pendek maupun panjang. Adanya durasi membuat
setiap anggota organisasi, karyawan, atau departemen berkomitmen untuk mencapai tujuan
dalam periode yang ditentukan.
Perusahaan, organisasi, dan bisnis ukuran sedang hingga besar memiliki departemen atau
bagian berbeda. Setiap bagian harus memiliki penanggung jawab yang bertugas memastikan
aktivitas berjalan lancar sesuai tugas masing-masing. Pastikan masing-masing bagian atau
departemen memiliki penanggung jawab resmi yang diketahui semua orang.
Manajemen risiko harus dilakukan secara menyeluruh. Setiap departemen atau bagian
organisasi harus menganalisis risiko spesifik dari tugas-tugas mereka dan apa dampaknya
terhadap tujuan bersama. Hal ini kemudian dijadikan pertimbangan bersama ketika menyusun
rencana manajemen risiko.
2. Perencanaan Pembiayaan
Perencanaan pembiayaan tidak hanya membahas jumlah yang dibutuhkan, tetapi juga sumber
pembiayaan serta rencana cadangan jika ada kebutuhan ekstra di luar perkiraan. Pembiayaan
juga menyangkut pembahasan resources yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas
dalam kegiatan manajemen, mulai dari utilitas hingga perlengkapan kantor dan material.
Sebaliknya, perusahaan atau organisasi juga harus menerapkan sistem penghargaan (reward)
sesuai dengan kapasitas setiap anggota dan peraturan terkait kompensasi yang berlaku. Hal
ini berguna untuk menjaga tingkat kepuasan staf atau anggota organisasi agar
memiliki motivasi untuk menerapkan aktivitas manajemen dengan baik. Selain kompensasi
rutin, perusahaan bisa mempertimbangkan adanya kompensasi tambahan atau spesial untuk
staf atau anggota yang melakukan tugas khusus.
Akhirnya, setiap pencatatan kegiatan manajemen pasti berujung pada pelaporan. Hal ini
mencakup catatan keuangan, hasil kinerja, perbandingan kinerja pada waktu-waktu tertentu,
hingga hambatan dan masalah yang dihadapi saat pelaksanaan. Era digital memungkinkan
perusahaan, organisasi, hingga pemilik bisnis kecil untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan secara otomatis menggunakan software dan aplikasi manajemen.