Anda di halaman 1dari 25

RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

Profil RS Bhayangkara Yogyakarta

Capaian IKT 2020 & 2021


RS Bhayangkara Tingkat III
2020 2021

Indikator Satuan Smt 1 Smt 1 Smt 2 Smt 2 Smt 1 Smt 1 Smt 2 Smt 2

target capaian target capaian target capaian target capaian


 RS Kelas D
Rasio POBO % 65 65 79,16 81,5 65 74,1 65 110,36
 Terakreditasi paripurna oleh KARS
Modernisasi Pengelolaan BLU % 73 61 98 75 100 104 91 104
 Penetapan BLU melalui KMK No: 917KMK.05/2017 T tanggal 4-12-2017
Kepatuhan Penggunaan Fornas % 80 80 100 100 80 83,33 80 84,3
 Ditetapkan menjadi RS Rujukan covid-19 17 per Maret 2020 Kegiatan Kesehatan Lapangan Dokpol % 100 100 100 200 100 100 100 100

Kepatuhan terhadap Prokes Poin 100 100 100 100

Jumlah Tempat Tidur Perkembangan Kondisi Layanan RS Komposisi SDM


100 200
100,000 100%
90 90,000 90% 180 162 165 169
80 80,000 67% 80% 160 148
63% 60% 141
70 65 70,000 70% 140
48% 51% 61,789
60 60,000 60% 120
50 50 50 50,000 46,523 44,000 48,256 50% 100
50
40,000 37,086 40% 80
40
30,000 30% 60 48 49 52 51 52
30
20,000 20% 40
20
10,000 2,227 3,008 4,027 2,436 3,039 10% 20
10 - 0% 0
- 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
2018 2019 2020 2021
Pasien rawat inap Pasien rawat jalan BOR SDM medis SDM non medis
Realisasi PNBP Rasio Kemandirian
60,000,000,000 200% 50,000,000,000 100%
187.6%
52,580,827,979.0
180% 45,000,000,000 90%
50,000,000,000 71% 75%
160% 40,000,000,000 68% 80%
63% 34,684,065,837
140% 35,000,000,000 70%
40,000,000,000 110.7% 101.7% 99.4%
120% 30,000,000,000 27,005,039,865 60%
30,000,000,000 28,067,742,000.0 28,027,953,000.0
27,908,982,013.0 100% 25,000,000,000 22,868,551,125 50%
23,443,185,534.0
23,059,406,000.0
80% 20,000,000,000 19,090,498,822 40%
20,356,070,016.0
20,000,000,000 18,388,589,000.0 13,369,547,804
60% 15,000,000,000 30%
11,268,508,53911,781,325,684
40% 8,802,491,289
10,000,000,000 20%
10,000,000,000
20% 5,000,000,000 10%
- 0% - 0%
2018 2019 2020 2021 2,018 2,019 2,020 2,021

Target PNBP Realisasi PNBP Persentase Belanja RM Belanja PNBP-BLU % Belanja PNBP Per Total Belanja

Analisis
1. Selama 4 tahun, tren realisasi dibandungkan dengan target tiap tahun mengalami penurunan di tahun 2019 & 2020. Namun demikian di
tahun 2021, realisasi PNBP mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
2. KenaiKinerja kenaikan realisasi PNBP pada masa pendemi , terutama di tahun 2021 lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Pendapatan dari klaim layanan covid-19 memiliki kontribusi besar atas capaian pada masa pandemi tersebut
3. Rasio Kemandirian yang merupakan rasio antara realisasi belanja sumber dana PNBP-BLU dibanding dengan total belanja menunjukkan
tren yang semakin meningkat pada tiap tahunnya.
Laporan Operasional RSB Yogyakarta

No Uraian 2021 2020


A PENDAPATAN 63,36 39,88 Perkembangan Kas, Aset & Utang RSB Yogyakarta
1) PNBP 51,58 28,00
2) Pendapatan dari APBN 11,78 11,89
Akun 2021 2020 2019 2018
B BEBAN 59,16 46,47 Kas Lainnya dan Setara Kas
1) Beban Pegawai 7,87 7,52 - 1,71 3,60 3,03
2) Beban Persediaan 7,77 7,60
3) Beban Barang dan Jasa 23,70 16,55 Kas pada BLU 22,40 4,51 - -
4) Beban Pemeliharaan 1,74 1,51 Piutang dari kegiatan Operasional BLU
- 1,00 0,91 1,22
5) Beban Perjalanan Dinas 0,05 0,05
6) Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat - - Persediaan
1,42 0,92 0,45 0,37
7) Beban Bantuan Sosial - -
8) Beban Penyusutan dan Amortisasi 18,04 13,24 Tanah
89,84 89,84 89,84 86,70
9) Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih - 0,00 0,00
C SURPLUS/DEFISIT OPERASIONAL 4,20 - 6,58 Peralatan dan Mesin
114,29 98,73 61,03 42,33

Gedung dan Bangunan


22,34 18,83 13,78 8,88

Analisis Utang kepada Pihak Ketiga


0,87 3,23 2,52 1,34
1. Dengan jumlah pendapatan dari APBN yang relative tetap, RSB Yogyakarta mengalami surplus operasional di tahun 2021,
sedangkan di tahun 2020 mengalai deficit. Pendapatan dari PNBP merupakan factor yang signifikan, di mana PNBP di tahun 2021
mencapai 51, 2 milyar atau 185% dibanding realisasi PNBP tahun 2020.
2. Peningkatan kas pada BLU diimbangi dengan peningkatan peralatan dan mesin serta gedung dan bangunan
RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
Profil RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Capaian IKT 2020 & 2021


RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

 RS Kelas A
 Terakreditasi paripurna oleh KARS
 Ditetapkan menjadi BLU pada tahun 2005
 Terakreditasi sebagai RS Pendidikan Utama

Tempat Tidur Perkembangan Layanan RS Komposisi SDM


600 80% 2000
69% 70% 1806 1748
8580 61% 1800 1691 1686
66% 57% 70% 1569
8340 500 1600
8180 60%
1400
400
50%
dalam ribuan

1200
1000 869 884 938
7610 300 40% 860
538 800 723
7320 30%
200 600
20% 374 389 383 374 387
237 252 267 243 400
100 200
10%
28 32 35 28 30 0
0 0% 2017 2018 2019 2020 2021
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
Medis Non Medis Penunjang Medis
Pasien Rawat Inap Pasien Rawat Jalan BOR
Realisasi PNBP Rasio Kemandirian
1,200 97.04% 160% 1,000 100%
1,129 87% 936
1,095 85% 904 886
104% 900 70% 90%
137% 1,002 140% 81%
1,000 957 963 800 774 80%
120% 75%
700 70%
102% 622
800
100% 725 740 700 100% 600 60%

Rp Milyar
500 50%
Rp Milyar

600 575 574 80%


400 374 40%
60% 300 30%
400 205
200 182 159 20%
40% 138
200 100 10%
20%
- 0%
2017 2018 2019 2020 2021
0 0%
2017 2018 2019 2020 2021
Belanja RM Belanja BLU % Belanja BLU per Belanja Total
Pagu Realisasi Persentase

Analisis
1. Selama 5 tahun, tren realisasi dibandingkan dengan target tiap tahun mengalami peningkatan, namun pada tahun 2020 dan 2021
mengalami penurunan.
2. Rasio Kemandirian yang merupakan rasio antara realisasi belanja sumber dana PNBP-BLU dibanding dengan total belanja menunjukkan
tren yang semakin meningkat, pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan akan tetapi pada tahun 2021 sudah meningkat kembali.
Laporan Operasional RSUP dr. Sardjito Yogyakarta Perkembangan Kas, Aset & Utang RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

(dalam jutaan) (dalam milyar)


No Uraian 2021 2020 Akun 2021 2020 2019 2018 2017
A PENDAPATAN 1.239.210 1.220.704
Kas Lainnya dan Setara Kas
1) Pendapatan dari APBN 138.078 373.593 4 10 3 4 4
2) PNBP 1.101.131 847.111
B BEBAN 1.119.407 1.064.217 Kas pada BLU 429 270 155 102 136
1) Beban Pegawai 483.514 482.063 Piutang dari kegiatan Operasional BLU
2) Beban Persediaan 325.836 304.063 78 87 282 240 146
3) Beban Barang dan Jasa 107.254 88.076
Persediaan
4) Beban Pemeliharaan 61.240 59.775 87 161 93 81 79
5) Beban Perjalanan Dinas 871 680
6) Beban Penyusutan dan Amortisasi 140.016 128.901
Peralatan dan Mesin
1.338 1.287 1.058 900 832
7) Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 676 658
C SURPLUS/DEFISIT OPERASIONAL 119.802 156.486 Gedung dan Bangunan
548 536 515 412 409

Jalan, Irigasi dan Jaringan


Analisis 30 31 31 31 24

1. Nilai kas setara lainnya dan setara kas pada neraca tahun 2020 mengalami kenaikan
Utang kepada yang
Pihak signifikan dikarenakan banyaknya uang
Ketiga
38 104 164 137 145
titipan pasien sebesar Rp.7,9Milyar)
2. Piutang pada RSUP dr. Sardjito Yogyakarta berasal dari piutang BPJS dan pasien umum.
3. Tanah yang digunakan oleh RSUP dr. Sardjito Yogyakarta merupakan pinjaman dari Universitas Gajahmada Yogyakarta
RSPAU dr S HARDJOLUKITO
Gambaran Umum RSPAU dr Hardjolukito

Tugas Utama Pagu Anggaran


 Melaksanakan dukungan Kesehatan yang diperlukan
Jenis 2021 2022

dalam setiap kegiatan operasi dan latihan TNI Angkatan


Belanja RM PLN BLU RM PLN BLU
Udara di Lanud Adisutjipto Yogyakarta, dan
 Melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota
militer/PNS TNI Angkatan Udara beserta keluarga serta Pegawai 59.336.777.000 - - 53.796.351.000 -
masyarakat umum Barang 2.117.188.000 - 129.083.739.000 2.586.648.000 - 123.991.462.000
 sebagai rumah sakit rujukan dari rumah sakit TNI di
wilayah DIY, Jawa Tengah Modal - 20.213.142.000 - 37.151.641.000

59.579.187.000 - 149.296.881.000 56.382.999.000 161.143.103.000

Dukungan SDM 2022 (916) Kinerja Layanan Indikator Kinerja


Orang) No 2020 2021 Pry2022 Kinerja 2021
Medis (Dokter)
80 orang No IKT Satuan
Standar Capaian
1 Rajal 114.216 118.748 109.907
1 RT IGD % 100 100
Non Medis (tenaga Kesehatan selain 2 Ranap 7.921 8.229 8.509
dokter) 2 WT Rajal Menit 60 26,41
590 orang
3 IGD 10.672 9.225 9.605
3 Kepuasan % 80 91,1

4 BOR 33% 47.39% 4 POBO % 65 95


Non Tenaga Kesehatan
246 orang
5 Bed (TT) 215 226 285 5 BIOS % 100 109

2
Kinerja Keuangan PNBP Tahun 2021
Dalam miliar rupiah
 Penerimaan PNBP RSPAU dr Hardjolukito tahun 2021 yang sebesar
No Uraian Jumlah
Rp160,16 miliar, dibawah target Rp169,92 miliar, namun diatas
A Penerimaan PNBP pagu belanja PNBP sebesar Rp149,29 miliar
1 Target 169,92  Belanja PNBP yang terealisasi sebesar Rp145,97 miliar, adalah
97,77% dari pagu Belanja PNBP, atau 91,14 % dari realisasi
2 Realisasi 160,16 penerimaan PNBP
3 Persentase 94,25%  Surplus Kas PNBP tahun 2021 sebesar Rp14,18 miliar, sehingga
jika diakumulasikan dengan saldo awal tahun 2021, maka saldo
B Belanja PNBP
akhir tahun 2021 menjadi sebesar Rp23,75 miliar
1 Pagu 149,29
2 Realisasi 145,97
3 Persentase 97,77%
Kemampuan memperoleh pendapatan PNBP masih belum
C Penerimaan PNBP vs Belanja PNBP memenuhi target yang ditetapkan namun sudah diatas pagu
1 Real Penerimaan PNBP 160,16 belanja. Dengan demikian memiliki ruang untuk peningkatan
kualitas sarpras, layanan dan SDM
2 Real Belanja PNBP 145,97
3 Persentase 91,14%
Saldo Kas cukup besar, sehingga bisa dimanfaatkan untuk
D Surplus kas 14,18
peningkatan layanan atau dioptimalisasi dengan investasi jangka
E Saldo Akhir Tahun 2021 23,75 pendek

3
Kinerja Pendapatan dan Belanja

Realisasi Pendapatan PNBP Realisasi Belanja BLU


Dalam miliar rupiah Dalam miliar rupiah
40.00
40.00
35.01 35.00
35.00 33.50

30.00 30.00
27.98
26.54
25.00 25.00

20.00 18.29 20.00


17.87 17.99
16.64 17.37 17.78
14.81 15.00 15.83
15.00 12.23
10.75 11.91 10.88
10.00 10.00
6.21 6.64 6.35
5.00 5.00 4.00 4.24 4.58 4.35 4.30 4.64 4.34 4.37
2.63
0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Layanan Lain2 Total Belanja Pegawai RM Belanja Barang RM


Belanja Barang PNBP Belanja Modal PNBP
BLU belum secara teratur melakukan pengesahan pendapatan Total Belanja RM Total Belanja PNBP
setiap bulan.
Pendapatan dari non layanan tidak/belum terlalu signifikan, paling  Distribusi realisasi belanja sudah cukup merata di masing2 triwulan, meski
besar hanya Rp0,39 miliar di bulan Maret dan total Rp1,06 miliar belum ada realisasi di dua bulan pertama.
(0,66% dari total Penerimaan PNBP)  Realisasi belanja modal tidak terlalu menumpuk di TW IV.
4
Cashflow dan Surplus Kas
 Dari perkembangan pendapatan dan belanja BLU, beberapa kali cashflow dalam kondisi minus sehingga menggunakan
kas dari saldo awal, dan baru mengalami surplus kas signifikan di TW IV.
 Namun secara keseluruhan hingga akhir tahun kebutuhan belanja BLU dapat ditutupi oleh penerimaan PNBP BLU,
sehingga tidak mengurangi saldo awal bahkan surplus.
 Sehingga saldo kas bertambah dari awal sebesar Rp9,52 miliar menjadi Rp23,75 miliar

Cashflow Pendapatan x Belanja Surplus/Defisit Kas PNBP per bulan


Dalam miliar rupiah Dalam miliar rupiah
40.00 16.00 15.54

35.00 35.22 14.00


33.54
12.00
30.00
10.00
25.00 8.00 7.24
20.00 6.00
18.26 18.37
16.76 4.00 3.03
15.00 14.94
12.28 2.00 0.89
10.00 10.79 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 -0.61 -0.08
5.00 -2.00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -4.00 -3.55
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
-6.00
Belanja RM Belanja BLU Penerimaan PNBP -8.00
-10.00 -8.27

5
Analisis Laporan Operasional
No Uraian 2021 2020
 Laporan Operasional tahun 2021 menunjukan defisit
A PENDAPATAN OPERASIONAL 249.858.346.669 191.062.238.305 operasional yang besar yaitu Rp68,08 miliar, lebih kecil
1 Pendapatan APBN 56.646.585.071 54.315.318.237
dibanding defisit tahun 2020 sebesar Rp88,59 miliar
2 Pendapatan Jasa Layanan Masyarakat 122.172.022.358 130.343.880.925  Penyebab defisit LO adalah :
3 Pendapatan Jasa Layanan Entitas Lain 67.637.372.600 - • Beban Penyusutan yang sangat besar di tahun 2021
4 Pendapatan Hibah BLU 2.320.527.134 4.020.154.725 sebesar Rp114,36 miliar atau naik 3x lipat dibanding
5 Pendapatan Hasil Kerjasama BLU - -
tahun 2020.

6 Pendapatan Lainnya 1.081.839.506 2.382.884.418 • Beban Pegawai naik sekitar Rp11 miliar.
B BEBAN OPERASIONAL 317.940.813.842 279.648.203.549
1 Beban Pegawai 101.387.077.291 90.096.069.264
 Perlu dilakukan identifikasi penyebab tingginya beban
2 Beban Persediaan 69.476.203.655 122.973.403.564
penyusutan, apakah dari kesalahan perhitungan atau dari
3 Beban Barang dan Jasa 21.913.062.423 20.378.034.644 asset tidak produktif karena penambahannya sangat besar

4 Beban Pemeliharaan 9.470.402.015 9.338.483.964 yaitu 3x lipat dibanding tahun 2020 dan bahkan lebih besar
5 Beban Perjalanan Dinas 314.347.250 213.670.000 daripada penambahan asset tetap nya Rp32.97 miliar.
6 Beban barang u/ Diserahkan pd Masyarakat - - Jika berasal dari asset yang sudah tidak produktif maka
7 Beban Bansos - -  perlu dipertimbangkan untuk dilakukan penghapusan asset
8 Beban Penyusutan dan Amortisasi 114.358.047.853 36.687.592.162
tersebut atau dilakukan revaluasi serta melakukan
pengadaan asset sehingga memiliki usia ekonomi optimal.
9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 1.021.673.355 - 39.050.049

C SURPLUS/DEFISIT OPERASIONAL - 68.082.467.173 - 88.585.965.244

6
TATA KELOLA
KEPEGAWAIAN

 Pejabat Pengelola BLU dan Pegawai dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga profesional
non-PNS sesuai dengan kebutuhan BLU.
 Jumlah dan komposisi Pegawai profesional non-PNS ditetapkan setelah mendapat
persetujuan dari Menteri Keuangan.
 Syarat pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai dari PNS sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
 Syarat pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai dari tenaga
profesional non-PNS diatur oleh Pemimpin BLU.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN … (1)
Penegasan/penguatan mamajemen
Lingkungan risiko: Tujuan
Pengendalian • setiap pengambilan
keputusan/tindakan, harus
mempertimbangkan risiko. Tercapainya Keandalan dan
integritas
Pemimpin BLU Aktivitas pengendalian • program Manajemen Risiko secara efektivitas &
informasi
terpadu. efisiensi
menetapkan suatu • Membentuk unit kerja tersendiri atau kegiatan BLU keuangan &
sistem memberi penugasan kepada SPI untuk kinerja BLU
Penilaian Risiko
menjalankan fungsi Manajemen
pengendalian intern Risiko.
yang efektif pada Ketaatan
Sistem informasi & Pengamanan peraturan
BLU komunikasi Penegasan kebijakan informasi:
aset BLU perundang-
• kemudahan akses, transparan, & undangan
kerahasiaan informasi
Pemantauan &
• mekanisme penyampaian atas dugaan
pengendalian intern
penyimpangan.

Untuk memastikan efektivitas sistem


(Penggunaan nama atau istilah SPI dapat disesuaikan dengan
pengendalian intern dibentuk Satuan nomenklatur yang berlaku pada BLU bersangkutan)
Pengawasan Intern (SPI).
SISTEM PENGENDALIAN INTERN … (2)

TUGAS KEWENANGAN
• Menyusun dan melaksanakan rencana Pengawasan Intern.
• Mendapatkan akses seluruh dokumen, pencatatan,
• Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern & sistem manajemen risiko. SDM, dan fisik aset BLU pada seluruh bagian & unit
• Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, kerja lainnya.
akuntansi, operasional, SDM, pemasaran, IT, & kegiatan lainnya. • Melakukan komunikasi secara langsung dengan
• Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diawasi pimpinan BLU dan/atau dewan pengawas.
pada semua tingkat manajemen. • Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil
• Membuat laporan hasil Pengawasan Intern dan menyampaikan laporan tersebut kepada dengan pimpinan BLU dan/atau dewan pengawas.
pemimpin BLU dan dewan pengawas. • Melakukan koordinasi dengan APIP dan/atau aparat
• Memberikan rekomendasi perbaikan/peningkatan tata kelola dan upaya pencapaian pemeriksaan ekstern; dan
strategi bisnis BLU. • Mendampingi APIP dan/atau aparat pemeriksaan
• Memantau, menganalisis, & melaporkan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi ekstern dalam melakukan pengawasan.
pengawasan oleh SPI, APIP, aparat pemeriksaan ekstern pemerintah, dan pembina BLU.
• Melakukan reviu laporan keuangan.
• Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
• Menyusun dan memutakhirkan pedoman kerja serta sistem & prosedur pelaksanaan Kepala SPI menetapkan pedoman audit, mekanisme
tugas SPI. kerja, dan supervisi di dalam organisasi SPI, serta
• Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan penugasan sesuai dengan ketentuan peraturan penilaian program jaminan dan peningkatan
perundang-undangan. kualitas.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN … (3)

• SPI menyusun rencana program kerja tahunan • SPI secara efisien dan efektif memantau dan
SPI melaksanakan • SPI menyusun laporan hasil mendorong tindak lanjut rekomendasi SPI, APIP,
Pengawasan Intern.
pengawasan.
• Memuat: pengawasan pemeriksaan ekstern, dan pembina BLU.
 informasi dan latar belakang objek pengawasan, berdasarkan rencana • Disampaikan kepada Pemimpin • SPI melaporkan hasil pemantauan tindak lanjut
termasuk pelaksanaan tindak lanjut hasil BLU dan Dewan Pengawas. kepada Pemimpin BLU dan Dewan Pengawas,
pengawasan yang disarankan sebelumnya dan program kerja
• Pemimpin BLU menyampaikan paling sedikit memuat:
dampak dari tindak lanjut dimaksud; tahunan Pengawasan
laporan hasil pengawasan kepada  permasalahan yang menjadi temuan dan
 ruang lingkup atau cakupan kerja pengawasan; Intern yang telah Menteri Keuangan c.q. Direktur rekomendasi;
 objek pengawasan;
 teknik pengawasan;
disetujui Pemimpin Jenderal Perbendaharaan (atas  target waktu penyelesaian; dan
 alokasi sumber daya; dan BLU. permintaan tertulis Menteri  status penyelesaian.
Keuangan c.q. Direktur Jenderal • Pemimpin BLU menyampaikan laporan hasil
 jadwal.
Perbendaharaan). pemantauan tindak lanjut kepada Menteri
(dapat dikecualikan untuk pengawasan yang tidak
terjadwal dan/atau dirahasiakan). Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan atas
• Disampaikan kpd Pemimpin BLU untuk mendapatkan permintaan tertulis Menteri Keuangan c.q. Dirjen
persetujuan. Perbendaharaan.

PEMANTAUAN
PERENCANAAN PENGAWASAN PELAPORAN
TINDAK LANJUT

• BLU harus memiliki piagam Pengawasan Piagam Pengawasan Intern yang paling sedikit memuat: Pemimpin BLU memperhatikan dan/atau
 struktur dan kedudukan SPI;
Intern. menindaklanjuti laporan hasil
 tugas dan tanggung jawab SPI;
• Piagam Pengawasan Intern ditandatangani  wewenang SPI; pengawasan dengan segera mengambil
oleh Pemimpin BLU dan kepala SPI serta  kode etik SPI; langkah yang diperlukan atas segala
mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas.  persyaratan auditor intern SPI; sesuatu yang dikemukakan dalam
• Piagam Pengawasan Intern ditinjau dan  pertanggungjawaban SPI; dan
dimutakhirkan sesuai kebutuhan.  larangan perangkapan tugas & jabatan dari pelaksanaan
laporan hasil pengawasan. 
kegiatan operasional BLU.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN … (4)
Persyaratan
• Auditor intern SPI harus memenuhi persyaratan:
KEANGGOTAAN SPI  memiliki integritas dan perilaku profesional, independen, jujur, dan objektif
dalam pelaksanaan tugasnya.
• SPI terdiri atas 1 orang auditor intern atau lebih  memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman mengenai teknis audit dan/atau
• Jumlah disesuaikan dengan besaran dan tingkat kompleksitas disiplin ilmu lain yang relevan.
kegiatan BLU (dari analisis beban kerja).  memiliki pengetahuan tentang perundang-undangan di bidang peraturan
pengelolaan keuangan BLU dan peraturan perundangan terkait lainnya.
• Dipimpin oleh kepala SPI.  memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun
• Dalam hal SPI terdiri atas 1 orang, ybs. juga bertindak sebagai tertulis secara efektif.
kepala SPI.  bersedia mematuhi standar profesi dan kode etik yang dikeluarkan oleh
• Dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga profesional non-PNS. asosiasi pengawasan intern.
 menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data BLU terkait dengan
• Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Pemimpin BLU
pelaksanaan tugasnya kecuali diwajibkan peraturan perundang-undangan
dengan persetujuan Dewan Pengawas. atau penetapan/putusan pengadilan;
• Kepala SPI bertanggung jawab secara langsung kepada  memahami prinsip Tata Kelola yang Baik & manajemen risiko;
Pemimpin BLU.  bersedia meningkatkan pengetahyan, keahlian, dan kemampuan
• Auditor intern SPI bertanggung jawab secara langsung kepada profesionalismenya secara terus menerus.
kepala SPI. • Khusus kepala SPI harus memiliki keahlian yang memadai mengenai audit (yang
• Auditor intern SPI dilarang merangkap tugas dan jabatan dari diakui dalam profesi auditor intern dengan mendapatkan sertifikasi profesi yang
pelaksanaan kegiatan operasional BLU, kecuali tugas dan sesuai).
jabatan pada fungsi kepatuhan dan fungsi manajemen risiko • Dalam hal sertifikasi profesi belum dapat dipenuhi, dapat diganti dengan
persyaratan sementara :
 memiliki pengalaman sebagai auditor paling singkat 3 tahun; dan/ atau
 memiliki pengetahuan terkait akuntansi dan keuangan.
Untuk alasan efisiensi, pada BLU dengan rentang kendali manajemen pendek dan kompleksitas usaha
sederhana, SPI dapat: (Harus memperoleh sertifikasi profesi dalam 2 tahun sejak diangkat.
• dirangkap pada salah satu unit pendukung pada BLU; atau Apabila jangka waktu terlampaui dan persyaratan tidak terpenuhi, kepala SPI
• menggunakan tenaga yang bersifat sementara yang berasal dari APIP pada K/L bersangkutan. diberhentikan dari jabatannya).
 setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan Pemimpin BLU memfaasilitasi auditor intern SPI mengikuti program pengembangan profesi
Perangkapan SPI tidak dapat dilakukan dengan fungsi verifikator keuangan, fungsi pengujian dan secara berkelanjutan untuk mendukung usaha memperoleh sertifikasi profesi dan/atau
persetujuan pembayaran, dan/atau fungsi bendahara. mempertahankan sertifikasi profesi.
REMUNERASI … (1)

Penerima Prinsip
• Remunerasi diberikan kepada Pejabat Pengelola, Pegawai, dan Dewas. Remunerasi diberikan berdasarkan tingkat tanggung jawab dan
• Remunerasi dapat diberikan kepada Sekretaris Dewas dan anggota tuntutan profesionalisme dengan mempertimbangkan prinsip:
Komite Audit. • proporsionalitas, yaitu memperhatikan aset, pendapatan,
• Anggota Komite Audit yang berasal dari Dewas, hanya menerima sumber daya manusia, dan/atau layanan BLU;
remunerasi yang berasal dari tugasnya sebagai Dewas. • kesetaraan, yaitu memperhatikan remunerasi pada
Kementerian Negara/Lembaga yang menaungi dan
remunerasi pada penyedia layanan sejenis;
Sumber • kepatutan, yaitu memperhatikan nilai jabatan yang
dihasilkan dari proses analisis dan evaluasi jabatan; dan
• APBN (Rupiah Murni) dan/atau
• kinerja, yaitu nemperhatikan kinerja layanan dan kinerja
• PNBP BLU keuangan.
dengan memperhatikan kemampuan keuangan BLU. Selain mempertimbangkan prinsip di atas, pemberian
remunerasi dapat memperhatikan indeks harga daerah/wilayah.
REMUNERASI … (2) KOMPONEN REMUNERASI
Gaji Honorarium
- Bagi PNS, berupa gaji sumber RM sebagaimana diterima setiap bulan selaku - Diberikan kepada Dewas dan Sekretaris Dewas bersumber dari PNBP
pegawai PNS, ditambah gaji sumber PNBP dari perhitungan remunerasi PNBP. - Besarannya berdasarkan persentasi atas gaji PNBP pemimpin BLU dengan ketentuan:
- Bagi non-PNS, berupa gaji sumber PNBP dari perhitungan remunerasi PNBP,  Ketua Dewas max. 40%;
ditambah penyetaraan gaji yang bersumber dari PNBP untuk menyetarakan  Anggota Dewas max. 36% ;
dengan gaji RM yang diterima pegawai PNS pada grade yang setara.  Monite Audit max 20%; dan
 Sekretaris Dewas max. 15%.

Tunjangan Tetap Insentif


- Berupa tunjangan perumahan dan tunjangan transportasi, - Berdasarkan capaian kinerja, bersumber dari PNBP.
sumber PNBP
- Untuk Dewas, perhitungan kinerja dimaksud memperhatikan
- Bersifat sebagai tambahan pengahasilan, bukan pengganti persentase atas insentif PNBP pemimpin BLU:
biaya sewa  nilai tidak full cover.  Ketua Dewas max. 40%;
- Diberikan dalam hal tidak terdapat rumah dinas dan/atau  Anggota Dewas max. 36%;
kendaraan dinas bagi pemimpin BLU dan/atau pimpinan
satu level di bawah pemimpin BLU.
Remunerasi 

Komite Audit max 20%; dan
Sekretaris Dewas max. 15%.
-Pembayaran capaian kinerja pejabat/pegawai >100%:
Bonus  Pemimpin BLU dengan izin Menkeu c.q Dirjen
Perbendaharan.
- Bersifat tambahan penghasilan di luar gaji,
tunj.tetap, insentif, honorarium.  Pejabat/pegawai selain pemimpin BLU diatur pemimpin
- Dapat diberikan 1 kali dalam setahun, sumber BLU.
PNBP. Pensiun
Diberikan kepada pegawai PNS sesuai ketentuan
Pesangon perundangan tentang pensiun bagi PNS.

- Berupa santunan purna jabatan dengan mengikutsertakan pimpinan dan Dewas dalam program
asuransi atau tabungan pensiun  beban premi ditanggung BLU, sumber PNBP.
- Premi tahunan ditetapkan max. 25% dari gaji PNBP dalam setahun.
- Pesangon dibayar setelah ybs tidak lagi menjabat (mutasi, berhenti, pensiun, dll).
TATA KELOLA YANG BAIK PADA BLU
Pelaksanaan GCG Penilaian GCG
BLU wajib menerapkan Tata Kelola yang Baik (GCG) secara konsisten
dan berkelanjutan dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh  BLU wajib (self-assessment) penerapan GCG min 1x/tahun. Penunjukan Penilai Independen
tingkatan atau jenjang organisasi  Khusus BLU tertentu, penilaian oleh penilai independen
setiap 2 tahun sekali. • Dewan Pengawas melakukan
penunjukan sesuai dengan
Prinsip • BLU pengelola dana BA BUN pengelolaan investasi
ketentuan PBJ pada BLU.
Pemerintah atau BA BUN lainnya;
Pertanggung- • BLU yang dibentuk dengan tujuan untuk mengelola dana; • Dalam hal belum memiliki
Transparan Akuntabilitas
jawaban dan Dewan Pengawas, proses
penunjukkan dilakukan oleh
• BLU selain di atas yang ditetapkan oleh Dirjen pejabat yang ditunjuk Menteri/
Kemandirian Perbendaharaan. Pimpinan Lembaga.
Kewajaran
 Penilaian menggunakan indikator/parameter yang diatur
• Berdasarkan keputusan
dalam Perdirjen Perbendaharaan. penunjukan oleh Dewan
Pemimpin BLU menunjuk Pejabat Keuangan satu tingkatnya sebagai  Hasil penilaian merupakan bagian dari laporan pelaksanaan Pengawas, Pemimpin BLU
penanggung jawab penerapan & pemantauan GCG BLU. GCG. menetapkan penunjukan
untuk keperluan pembayaran
 Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan dapat
dan hak-hak lainnya.
Pemimpin BLU membuat: melakukan penilaian kembali/evaluasi.
 pedoman teknis, • dapat meminta BLU menunjuk penilai independen.
 standar operasional prosedur, dan • biaya penunjukan dibebankan pada BLU bersangkutan.
• Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan dapat
 pedoman kerja Dewan Pengawas dan pimpinan BLU
meminta BLU untuk menyampaikan rencana tindak dan
(board manual) melakukan pemeriksaan khusus terhadap hasil perbaikan.
sebagai bagian dari dokumen tata kelola BLU berpedoman pada
Peraturan Menteri ini, ketentuan peraturan per-uu terkait, dan
Praktik Bisnis yang Sehat.
Pelaporan GCG
 BLU melaporkan pelaksanaan GCG setiap akhir tahun buku kepada Menteri Keuangan
menjelaskan secara garis besar hal-hal yang berkenaan dengan struktur organ
(Dirjen Perben dan Kakanwil Perben) dan Menteri/Pimpinan Lembaga max 6 bulan
pimpinan BLU dan Dewan Pengawas serta proses hubungan antara kedua organ
dimaksud. setelah tahun buku berakhir.
 Laporan wajib dipublikasikan pada website BLU max 6 bulan setelah tahun buku
berakhir.
PENGELOLAAN KAS
Pool of cash, tetapi pada • Pelimpahan kas sesuai dengan perencanaan kas yang akurat.
akhirnya diupayakan saldo • Perencanaan kas yang akurat dilakukan berdasarkan kebutuhan kas
minimal. yang diperlukan untuk segera dilakukan pengeluaran.

REKENING REKENING
OPERASIONAL Belanja
OPERASIONAL
PENERIMAAN PENGELUARAN
Dapat menerapkan1 jenis
• Pengelolaan kas pada BLU meliputi:
Rekening Operasional
 pengelolaan penerimaan kas;
 pengelolaan pengeluaran kas; dan Diupayakan saldo minimal
 pengelolaan optimalisasi kas. Idle Cash REKENING
• Dilaksanakan berdasarkan Praktik Bisnis yang Sehat. PENGELOLAAN Penyajian portofolio investasi jk pendek,
• Kas digunakan secara optimal untuk penyelenggaraan • BLU harus mengoptimalkan yaitu Menkeu dapat mengakses
kas yang menganggur pada
KAS informasi rekening secara real time.
pemberian layanan. Rek Operasional Penerimaan
 dikecualikan jika BLU memiliki mandat mengelola dan/atau Rek Dana Kelolaan Investasi
Jangka
Kelola
dana dan/atau kas telah direncanakan untuk dengan melakukan investasi. Pendek Sendiri

pengeluaran di masa mendatang (dicantumkan dlm RSB). • Kas yang menganggur  kas Idle Cash
Optimalisasi
• Transaksi penerimaan & pengeluaran semaksimal yang belum akan segera (Investasi)
dilakukan pengeluaran sesuai Investasi Dapat
mungkin dilakukan melalui sistem perbankan dan/atau perencanaan. REKENING Jangka Alih
Panjang
sistem pembayaran elektronik lain. DANA Daya
• Investasi berupa investasi
• BLU mengembangkan sistem dan menyusun rekonsiliasi jangka pendek dan/atau KELOLAAN
bank sebagai kebutuhan manajerial dan pelaporan jangka panjang. Diupayakan saldo minimal
keuangan posisi kas pada tanggal pelaporan.
• Bunga/bagi hasil dari rekening BLU tidak terkena pajak.
Pemimpin BLU menetapkan maksimal saldo buffer kas oleh BLU untuk mengurangi idle cash
• Pemilihan rekening  Beauty Contest
Digitalisasi Pengelolaan Keuangan
Digitalisasi pengelolaan keuangan dilakukan melalui penggunaan system dan fitur terkini perbankan dalam pengelolaan
transaksi penerimaan, pengeluarandan manajemen rekening. Digitalisasi juga mendorong simplifikasi dan elektronifikasi
pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai