Tuberkulosis
UKK Respirologi-IDAI
ELIMINASI TUBERKULOSIS 2030
• [TARGET DAN STRATEGI PENCAPAIAN]
Penurunan Angka Kejadian Target tahun 2030:
(Incidence Rate) : 312/100.000 65 per 100.000 penduduk
INDIKATOR DAMPAK
/ IMPACT
Penurunan Angka Target tahun 2030:
Kematian : 34/100.000 6 per 100.000 penduduk
0 0%
2018 2019 2020 2021
Insiden Kasus TBC (Absolut) Jumlah Kasus TBC Ditemukan Treatment Coverage (%)
2
*data per 2 Maret 2022
Capaian Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis pada Anak <5 Tahun pada Tahun 2016 s.d. 2021 di Indonesia
140000 122910 123056 123056 100%
116294 113024
120000
80%
100000
80000 60%
55587 50%
60000
40% 40% 40%
40000 30% 30%
20000
20% 8702 7641
20%
1147 6082 1989 2019
5,2% 7,7% 6,2%
0 2,1% 1,6% 1,6% 0%
2016 2017 2018 2019 2020 2021 (per 2 Maret 2022)
Perkiraan Anak <5 Tahun Memenuhi Syarat Diberikan TPT Jumlah Anak <5 Tahun Diberikan TPT
% Target Pemberian TPT % Cakupan Pemberian TPT
10,0%
INDONESIA 0,1% INDONESIA 1,6%
DIY 2,0% DKI JAKARTA 4,8%
DKI JAKARTA 0,7% SULSEL 4,3%
NTB 0,1% DIY 3,9%
KALTENG 0,0% SUMBAR 3,1%
PAPUA BARAT 0,0% BALI 2,9%
JABAR 0,0% JATIM 2,7%
SUMBAR 0,0% NTB 2,3%
SULTENG 0,0% JATENG 2,3%
LAMPUNG 0,0% BABEL 2,2%
SUMSEL 0,0% SULTENG 1,7%
PAPUA 0,0% GORONTALO 1,6%
ACEH 0,0% KALTENG 1,4%
JATENG 0,0% KEPRI 1,3%
SULSEL 0,0% NTT 1,2%
Cakupan
Cakupan
JATIM 0,0% SUMSEL 1,2%
Data 2021: Per 2 Maret 2022
Target (10%)
Target (50%)
30,0%
Pasien TBC
Dewasa
BTA(-) Kultur(-)
BTA (+) Kultur (+) Foto toraks (+)
Kontak dengan
pasien TBC
TBC Laten
Kasus TBC
TCM/BTA positif
baru
Investigasi Sakit TBC
Kontak,
TPT,
BCG
Sakit TBC
Berat
TIDAK ADA GEJALA TBC PEMERIKSAAN DAHAK RONTGEN DADA TIDAK UJI TUBERKULIN ATAU
NEGATIF SUGESTIF TBC IGRA POSITIF
Kontak erat dengan
pasien TBC
TIDAK
TERINFEKSI TBC
TERINFEKSI TBC
60 – 70%
30 – 40 %
Adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada orang-orang yang kontak erat dengan
pasien TBC, untuk:
• Mengidentifikasi orang-orang yang berkontak dengan pasien TBC
• Melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah orang yang berkontak
tersebut terinfeksi atau sakit TBC
• Memberikan pengobatan yang sesuai dengan hasil pemeriksaan, jika terbukti sakit
TBC diberikan obat anti TC, jika infeksi laten TBC diberi obat pencegahan
Pemeriksaan
untuk Pengobatan
Identifikasi menentukan ada atau Monitoring
kontak tidaknya infeksi pencegahan dan evaluasi
laten TB (ILTB) yang sesuai
atau sakit TB
INVESTIGASI KONTAK
Investigasi Kontak (IK) secara Aktif
Petugas kesehatan berkunjung ke rumah pasien TBC (kasus indeks) untuk mengidentifikasi
orang yang berkontak dengan pasien TBC, mengirim orang yang berkontak untuk dilakukan
pemeriksaan ke Puskesmas atau Rumah Sakit, dan memberikan pengobatan yang sesuai
dengan hasil pemeriksaan.
ODHIV
DIAGNOSIS INFEKSI LATEN TUBERKULOSIS
(ILTB)
• Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB)
Suatu keadaaan sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu
mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dari tubuh secara sempurna
tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak timbul gejala sakit
TBC
Uji tuberculin atau IGRA positif Uji tuberkulin atau IGRA positif
Foto toraks normal Foto toraks abnormal tetapi bisa normal pada orang
imunokompromis atau TBC ekstraparu
Hasil pemeriksaan mikrobiologi negative (BTA, Hasil pemeriksaan mikrobiologi dapat positif
kultur, dan TCM) ataupun negatif, termasuk pada kasus TBC
ekstraparu
Tidak dapat menularkan Dapat menularkan kuman TBC ke orang lain
Perlu terapi pencegahan pada kondisi tertentu Perlu pengobatan sesuai standar terapi TBC
Sasaran TPT pada ILTB
1. Orang dengan HIV (ODHIV)
2. Kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis:
a. Anak usia <5 tahun
b. Anak usia 5-14 tahun
c. Remaja dan dewasa (usia ≥15 tahun)
3. Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif
a. Pasien immunokompromais lainnya (Pasien yang menjalani pengobatan kanker, pasien yang
mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang mendapat kortikosteroid jangka panjang, pasien
yang sedang persiapan transplantasi organ, dll).
b. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas kesehatan, sekolah berasrama, barak militer,
pengguna narkoba suntik.
Apa syarat pemberian TPT ?
1. Kelompok risiko tinggi
2. Tidak sakit TBC
3. Infeksi laten TBC*
4. Tidak ada kontra indikasi pemberian TPT
Gejala
• Pada ODHIV dan anak kontak
Pastikan ada gejala TBC atau tidak: usia di bawah 5 tahun pemberian
• batuk TPT dapat dilakukan dengan
• Demam skrining gejala TBC tanpa harus
dilakukan pemeriksaan TST atau
• BB turun atau tidak naik IGRA maupun rontgen thorax.
• Lesu, aras-arasen
• Bayi <1 tahun dengan HIV tanpa
Test infeksi TBC gejala TBC hanya diberi TPT jika
Foto Rontgen dada kontak serumah dengan pasien
Tes cepat molekular TBC
Tuberculin Skin Test (TST)
• Mengetahui ada atau tidaknya bakteri penyebab TBC pada tubuh.
• Infeksi virus berat atau vaksinasi virus hidup satu bulan terakhir
Penyimpanan PPD
• Sediaan : Purified Protein Derivative (PPD RT 23 2TU Biofarma)
• Tulis tanggal saat vial dibuka (maksimal dapat digunakan hingga 30
hari)
• Disimpan di lemari es/refrigerator (bukan freezer), coolbox/vaccine
carrier dengan cool-pack (suhu 2-8º C)
• PPD tidak dapat digunakan jika:
- Beku
- Terpapar sinar matahari jangka lama
Prosedur Uji Mantoux
• Gunakan PPD RT 23 2TU
sebanyak 0,1 cc
• Gunakan spuit tuberkulin
ukuran 3/8 inchi, jarum ukuran
26-27
• Satu pasien menggunakan 1
jarum dan 1 spuit
METODE PALPASI
Lakukan palpasi untuk menentukan tepi indurasi, kemudian dan garislah dengan
ballpoint kedua tepi, hasil adalah diameter transversal terlebar indurasi dan diukur
dalam milimeter.
METODE SOKAL
Dengan menggunakan ballpoint disusuri mulai dari luar indurasi sampai menemukan
tepinya kmd diberi tanda, demikian pula dari tepi kontra lateralnya, sehingga
didapatkan kedua tepi indurasi transversal kemudian diukur dalam milimeter.
Pembacaan
ERITEM
INDURASI
Pembacaan
• Ukur diameter transversal terhadap indurasi dan catat sebagai
pengukuran tunggal
• Catat hasil pengukuran dalam mm (misalnya 0 mm, 10 mm, 16 mm)
serta catat pula tanggal pembacaan dan bubuhkan nama dan
tandatangan pembaca
Pembacaan
hasil mantoux
metode Sokal
Pembacaan
Reaksi Hipersensitivitas
Infeksi
mikobakterium Anergi
atipik
http://www.fisterra.com/material/tecnicas/
mantoux/images/mantoux0021.jpg
Pengulangan Uji Mantoux
• Tidak ada kontraindikasi untuk mengulang uji tuberkulin walaupun
pemeriksaan sebelumnya memberikan hasil positif (TIDAK
BERMANFAAT)
• Uji tuberkulin sebaiknya dilakukan lagi (diulang) jika tidak ada
catatan/ dokumentasi hasil pembacaannya.
• Bila hasil negatif, boleh diulang paling cepat 2 minggu setelah
prosedur pertama.
Komplikasi
Reaksi hebat (berlebihan) :
- nekrosis
- blistering (timbul bulla, vesikel)
- ulserasi
- syok anafilaksis
HASIL NEGATIF PALSU PADA
Prosedur salah
Pembacaan salah
Larutan tuberkulin rusak
Infeksi HIV
TB berat (meningitis, milier)
Gizi buruk
Infeksi virus (morbili, varicella)
Infeksi bakteri
Penyakit jaringan limfe
Obat-obat imunosupresan (kortikosteroid)
neonatus
RESUME PROSEDUR UJI MANTOUX
Siapkan larutan PPD RT-23, disposable syringe 1 cc, kapas alkohol, penggaris
transparan,
Desinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol 5 cm dibawah lipatan
dalam siku.
Pastikan bahwa larutan PPD belum kadaluarsa.
Aspirasi larutan PPD 0,1 ml kedalam syringe 1 ml dan sesegera mungkin
disuntikkan.
Lubang jarum (bevel) menghadap keatas, insersi dengan sudut 10-15 derajat
sampai bevel tidak terlihat selanjutnya masukkan larutan sehingga terbentuk
wheal 6-10 mm,
Catat lokasi penyuntikan (kanan/kiri) pada rekam medik.
Bila terjadi kesalahan prosedur, penyuntikan dapat diulang 5 cm dari lokasi
awal atau lengan satunya
Bukti infeksi TBC
IGRA
Kontak erat
Uji
dg pasien
tuberkulin
TBC
Bukti
infeksi
TBC
Pemeriksaan Bakteriologis
TBC PARU
• Berdahak langsung
• Aspirat/ Bilas lambung
• Induksi sputum
🡪aman untuk anak semua umur
TB EKSTRAPARU
• Aspirasi KGB
• Cairan serebrospinal
INDUKSI SPUTUM
KONTRA INDIKASI
• Pasien asma atau pasien dengan wheezing
• Terpasang intubasi
• Gangguan pernapasan berat
• Perdarahan: hitung trombosit rendah, mudah berdarah, perdarahan
hidung yang berat
• Penurunan kesadaran
• Hipoksia
BAHAN DAN ALAT
Hand Rub
Larutan
Masker nebu bronkodilator
Handscoon
Spui
t
Pulse Oximetry
Prosedur Induksi sputum
• Informed consent
• Anak puasa 3-4 jam
• Cek tanda utama: nadi, respirasi dan saturasi O2
• Nebulisasi dengan salbutamol
• Nebulisasi dengan NaCl hipertonik
• “Fisioterapi dada”
• Tampung sputum:
• Anak besar: batukkan sputum ke dalam pot
• Anak kecil: isap lendir dengan mucus extractor
• Segera kirim ke lab untuk pemeriksaan TCM/BTA/kultur
Berapa tabung yang harus diambil ?
68
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan LED dan jumlah limfosit
– Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak
– Tidak digunakan untuk evaluasi terapi
• Pemeriksaan serologi: TB-DOT, IgG TB, PAP TB, ICT TB, Mycodot, ELISA, A60,
38kD, dsb
• Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak
• WHO: IGRA tidak menggantikan tes Mantoux di negara low-income dan middle-
income (Strong recommendation, very low quality of evidence)
Diagnosis TB pada anak
• Gejala
Klinis • Bukti infeksi
• Gambaran radiologis
Anamnesis gejala TBC
Berat badan tidak naik atau turun Lesu dan tidak aktif
dalam 2 bulan terakhir, yang tidak
membaik dengan asupan nutrisi
yang optimal
BATUK KRONIK
Kemungkinan penyebab tersering lainnya:
• Alergi
• Asma
• Infeksi berulang
Batuk pada TBC
• Tidak membaik atau menetap ≥ 3 minggu
• Persisten (tidak pernah reda atau intensitas makin lama makin
berat
• Sebab batuk lain sudah disingkirkan
24
TB
BERAT BADAN TURUN ATAU TIDAK NAIK
• Merupakan parameter kesehatan yang penting pada balita
• Seharusnya menilai pertumbuhan (tidak menilai sesaat) 🡪lihat grafik
KMS
• Parameter BB/TB lebih baik, namun pengukuran BB /umur dapat
membantu
• Penyebab BB turun atau tidak naik harus dicari sebab lainnya dahulu
atau sudah ditatalaksana gizi secara adekuat
26
DEMAM
28
Pada TBC Ekstra paru gejala sesuai organ yang terkena
• Risiko organ yang terkena TBC dipengaruhi usia
• Balita
• Meningitis TBC
• TBC Milier
• Diatas 5 tahun
• TBC tulang dan sendi
• TBC abdomen
• TBC Ginjal
• Organ lain
• TBC kulit
• TBC mata
• TBC kelenjar
Sistem Skor
0 1 2 3
Kontak Tidak jelas - Laporan BTA (+)
ortu, BTA (-)
Pemeriksaan mikroskopis/
tes cepat molekuler (TCM) TB
Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS TB
ANAK 2016
Ada akses foto
(II) Tidak ada akses foto
rontgen toraks
rontgen toraks dan uji
dan/atau uji
tuberkulin
tuberkulin*)
Observasi gejala
selama 2 minggu
Menetap Menghilang
TB anak klinis
Bukan TB
Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS TB
ANAK 2016
Ada akses foto rontgen Tidak ada akses foto
(III) toraks dan/atau uji rontgen toraks dan uji
tuberkulin tuberkulin
Skoring sistem
TB anak klinis
Menetap Menghilang
Terapi OAT
Bukan TB
GEJALA TB
Kontak TB Kontak TB
(+) (-)
Sistem skoring 2 minggu
Gejala
Gejala hilang
menetap
Pencegahan pada
Mengurangi risiko ODHIV memberikan
reaktivasi perlindungan lebih
5 tahun
Menghentikan
Menurunkan progresivitas
insiden TB penyakit menjadi
aktif
Alur penentuan ILTB dan pemberian TPT
Kontraindikasi Pemberian TPT
1. Hepatitis akut atau kronis
2. Neuropati perifer (jika menggunakan isoniazid)
3. Konsumsi alkohol biasa atau berat
Interaksi dengan ARV Tidak ada Semua PIs, NVP/NNRTIs, TAF Semua PIs, NVP/hampir
semua NNRTIs
A. Tuberkulosis Sensitif Obat
1. Paduan 6H
• Dosis dan lama pemberian
▪ Dosis obat di sesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan (untuk
anak).
▪ Obat di konsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada waktu yang sama (pagi,
siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan).
▪ Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 30 hari pengobatan):180 dosis
▪ Obat tetap diberikan selama 6 bulan walaupun kasus indeks meninggal,
pindah atau terkonfirmasi bakterilogisnya atau BTA nya sudah menjadi negatif.
• Pemberian vitamin B6
▪ Anak dengan gizi buruk atau HIV
▪ Jika dosis INH ≤ 200 mg/hari: vit B6 10 mg per hari (1x sehari)
▪ Jika dosis INH > 200 mg: vit B6 10 mg per 12 jam mg (2x sehari)
▪ Dewasa yang memiliki risiko efek samping (seperti pada HIV,
malnutrisi, alkoholik, gagal ginjal kronik, DM, wanita hamil atau
menyusui): vitamin B6 25 mg/hari.
• Pengawas minum obat: orang tua atau keluarga pasien.
• Bisa diberikan di semua tingkat layanan termasuk di praktik swasta (dengan
catatan sudah bekerja sama dengan puskesmas dan/atau dinas kesehatan
setempat).
2. Paduan 3HP (INH dan Rifapentin)
• Kontra indikasi:
• Usia < 2 tahun dan ibu hamil
• Wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal harus disarankan untuk menggunakan
metode kontrasepsi penghalang tambahan seperti kondom, kap serviks, contraceptive
sponge, diafragma untuk mencegah kehamilan.
▪ Pemberian 3HP
• Sebaiknya pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam)
• Saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan)
• Pada anak, rifapentine dapat dikonsumsi dengan cara dihancurkan dan
dicampur dengan sedikit makanan, seperti bubur, pudding, yogurt, es
krim dan makanan lain yang disukai anak
• Namun rifapentine tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan buah
atau makanan yang berbasis buah.
Pemberian vitamin B6
▪ Anak dengan gizi buruk atau HIV
- ika dosis INH ≤ 200 mg/hari: vit B6 10 mg per hari (1x sehari)
- Jika dosis INH > 200 mg: vit B6 10 mg per 12 jam mg (2x sehari)
▪ Dewasa dengan HIV: vitamin B6 25 mg/hari, diberikan sekali seminggu
Terindikasi TPT
Tidak Tidak
Tersedia RH Tersedia HP
tersedia RH tersedia
Tersedia Tidak
RH 3 bulan INH 6 bulan HP 3 bulan
RH* tersedia RH
(*) Pasien ODHIV tidak direkomendasikan pemberian obat Rifampisin karena risiko
interaksi dengan anti retroviral, pilihan adalah INH 6 bulan
B. Tuberkulosis Resisten Obat
Laporkan
Rifampisin (R) Perubahan warna cairan tubuh seperti Beri konseling agar pasien tahu bahwa
dan urin, keringat atau air mata perubahan warna cairan tubuh adalah hal yang
Rifapentine (P) normal karena hasil ekskresi dari pengobatan
dan tidak berbahaya
Pada saat awal pemberian TPT, lakukan KIE
mengenai hal ini
Hipersensitivitas seperti hipotensi, ∙ Hentikan minum obat
pingsan, takikardi, anafilaksis atau ∙ Berikan perawatan dukungan pada kondisi
bronkospasme. Reaksi ini sangat jarang mendesak
terjadi (Angka kejadian sekitar 4%)* ∙ Melakukan rujukan untuk pemeriksaan dan
tatalaksana lanjut yang dibutuhkan
∙ Bronkodilator
∙ Steroid
*) Persentasi kejadian ESO diambil dari buku operasional WHO untuk TBC yang dikeluarkan Maret 2020, Bila terdapat gejala efek samping seperti di atas, maka:
• Obat sementara dihentikan dan lakukan tatalaksana efek samping.
• Jika reaksi efek samping obat berat segera diberikan perawatan suportif dan lakukan rujukan.
• Jika reaksi efek samping obat sedang/ringan, pastikan oleh tenaga kesehatan bahwa reaksi yang timbul akibat TPT, berikan perawatan suportif dan observasi
hingga reaksi obat menghilang. Jika reaksi akibat obat terus muncul lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ditambahkan disesuaikan gejala efek sampingnya.
c. Kepatuhan dan keteraturan minum obat
Evaluasi klinis dan SGOT/SGPT ulang 3-7 hari Evaluasi ulang 3 – 7 hari
enzim hati normal atau nilai GOT/GPT < 2x BAN gejala tidak membaik
pasien tidak mengeluh mual/muntah setelah obat dihentikan
diberikan satu obat dulu, berikan INH kemudian jarak 3-7 hari rujukan ke fasyankes rujukan
periksa ulang SGOT/SGPT, bila tetap normal atau < 2 BAN dapat
diberikan kombinasi dengan obat kedua.
https://www.nytimes.com/2020/08/03/health/coronavirus-tuberculosis-aids-malaria.html
Courtesy Prof Kawamura Slide
Investasi Untuk Eliminasi Tuberkulosis
Selamatkan Bangsa