Anda di halaman 1dari 28

Paparan Update Kebijakan Tata

Laksana Program kolaborasi TBC


(TBC Anak, TBC HIV, TBC DM)
OUTLINE
Kebijakan TBC Anak
Kebijakan TBC HIV
Kebijakan TBC DM
Kebijakan Program TBC Anak Pada Tahun
1. Dikeluarkan Petunjuk Teknis2023
Manajemen dan Tatalaksana TBC Anak Tahun 2016  saat
ini sedang pengurusan pengajuan KDT dan ISBN yaitu Petunjuk Teknis Tata Laksana TBC
Anak dan Remaja Tahun 2023 dan akan di Sosialisasikan secara Nasional
2. Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi Laten TBC (ILTB) Tahun 2020  Pemberian TPT
pada Anak Kontak Serumah dengan Pasien TBC
3. Pedoman Sekolah Peduli TBC dalam Rangka Gerakan Bersama (GEBER) melawan TBC di
Satuan Pendidik Tahun 2021
• - Active Case Finding melalui Kegiatan Skrining TBC pada Anak Sekolah
4. Buku Panduan Deteksi Dini TBC pada Balita di Tingkat Masyarakat dan FKTP Tahun 2021
(Kolaborasi dengan Dit.GIKIA)
• - Active Case Finding dengan melakukan Skrining TBC pada Balita di masyarakat
(posyandu)
• - Intensified Case Finding dengan melakukan Skrining TBC pada Balita di FKTP (jejaring
internal antar poli)

2016 2023 2020 2021 2021


Penemuan dan Pengobatan Kasus TBC Anak (0-14 tahun) di Indonesia Tahun
2018 s.d. Tahun 2022
140,000 160%
147%
120,000 140%

120%
100,000

90% 100%
80,000 85%
80%
75% 80%
70%
60,000
64% 60%
53% 55%
40,000 48%
40%

20,000 20%

- 0%
2018 2019 2020 2021 2022
Estimasi Kasus TBC Anak 115,744 110,647 70,052 70,052 69,969
Target Penemuan Kasus TBC Anak 81,021 77,453 56,042 59,544 62,972
Jumlah Kasus TBC Anak diTemukan&diObati 61,086 70,341 33,336 38,340 102,525
Cakupan 53% 64% 48% 55% 147%
Target Cakupan 70% 75% 80% 85% 90%

Sumber: SITB per 5 Juni 2023


100%
120%
140%

0%
20%
40%
60%
80%
JABAR 132%
BANTEN 90%
JATENG 86%
DIY 86%
DKI 71%
JAKARTA 68%
PAP 59%

Sumber: SITB per 5 Juni 2023


UA 57%
KALT 55%
ARA
50%
Indonesia
44%
KALTIM
43%
SUMBAR
42%
BABEL
42%
LAMPUNG
40%
JATIM
39%
KEPRI
33%
KALBAR
33%
KALSEL
26%
PAPUA
24%
BARAT
22%
JAMBI
Tahun) TW 2 2023

22%
20%
KALTENG
20%
SULSEL
19%
RIAU
19%
MALUKU
19%
SULBAR
18%
BENGKULU
17%
NTB
Penemuan dan Pengobatan Kasus TBC Anak (0-14

16%
SUMSEL
15%
SULTENG
14%
SULTRA
14%
GORONTALO
14%
MALUT
12%
Target: 90%

SULUT
SUMUT
NTT
BALI
ACEH
Beberapa Update Kebijakan
Tata Laksana TBC Anak dan
•Remaja
Definisi Usia TBC Anak dalam program TBC yaitu 0-14 tahun (<15
tahun)
• Definisi Usia TBC Remaja dalam program TBC yaitu ≥15-19 Tahun
• Buku petunjuk teknis ini digunakan sebagai acuan diagnosis dan tata
laksana TBC pada anak dan remaja usia <18 tahun.
• Pelaksanaan skrining TBC dengan beberapa model seperti
skrining menggunakan gejala, skrining parallel menggunakan
gejala dan foto rontgen, skrining menggunakan sekuensial positif
dan skrining menggunakan sekuensial negative.
• Diagnosis TBC RO klinis ditegakkan berdasarkan konsultasi
dengan tim ahli klinis TBC RO anak. Terapi bisa diberikan di
Puskesmas.
• Tata laksana pengobatan TBC SO anak jangka pendek (Diberikan
sesuai dengan ketersediaan logistik di Program TBC Nasional)
• Ada pembahasan khusus TBC pada remaja (diagnosis,
pengobatan, TPT, dan prinsip layanan TBC remaja)
OUTLINE
Kebijakan TBC Anak
Kebijakan TBC HIV
Kebijakan TBC DM
Kaskade TBC HIV di Indonesia Tahun 2017 - 2023
Data 2022: per 5 Juni 2023

400000 100%

90%
350000

80%
300000
70%

250000
60%
55% 56%
53% 52%
200000 51 50%
43%%
46%
40% 40% 40%
150000 37%
34% 30%
29%
27%
100000
20%
17%
50000
10%

0 0%
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 (per 5 Juni 2023)
Pasien TBC Tahu Status HIV 77238 210141 286339 197325 214,149 357,641 123,697
Pasien TBC dengan HIV Positif 6274 10368 11909 7915 8,344 13,027 4,931
Pasien TBC HIV Mendapat ART 1809 4192 5118 2677 3,377 5,990 1,338
% Tahu Status HIV 17% 37% 51% 55% 53% 56% 52%
% TBC HIV Mendapat ART 29% 40% 43% 34% 40% 46% 27%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%

0%
0%
INDONESIA 27% INDONESIA 52%

KEPRI 66% KALTARA 81%

DI 64% SUMUT 71%


Y
LAMPUNG 61% BAL 70%
I
KALTENG 51% LAMPUNG 68%

BAL 40% BABEL 67%


I
DKI JAKARTA 39% JATIM 67%

KALSEL 39% NTB 66%

JATENG 37% SULSEL 62%

SULBAR 36% DKI JAKARTA 62%

SUMSEL 33% BENGKULU 61%

SULSEL 32% KEPRI 58%

JATIM 31% JATENG 57%

SULTENG 29% SULUT 57%

PAPUA 29% SULTENG 52%

KALTARA 27% SUMBAR 52%

PAPUA BARAT 24% KALSEL 51%

BENGKULU 22% SULBAR 50%

BABEL 21% BANTEN 50%

SUMUT 21% SUMSEL 49%

SULUT 19% KALBA 47%


R
BANTEN 18% DI 45%
Y
RIAU 17% PAPUA BARAT 44%

JABAR 13% RIAU 44%

KALTI 13% JAMBI 43%


M
MALUK 12% PAPUA 43%
U
NTB 9% MALUK 42%
U
Data 2023: per 5 Juni 2023

SUMBAR 8% KALTENG 42%

KALBA 8% NTT 41%


Persentase Pasien TBC HIV yang Mendapatkan ART per Provinsi Januari-Juni Tahun 2023
Persentase Pasien TBC yang Mengetahui Status HIV per Provinsi Januari-Juni Tahun 2023

R
ACEH 8% KALTI 41%
M
JAMBI 7% GORONTALO 39%

SULTRA 6% ACEH 39%

NTT 6% JABAR 38%

MALU 3% MALU 31%


T T
Target: 100%
Target: 75%

GORONTALO 0% SULTRA 29%


Capaian TBC HIV di Indonesia Tahun 2023
0%
100%

10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
INDONESIA 72%

Lampung 100%

Sulut 98%

Babel 98%

NTB 95%

Kaltara 92%

Kepri 91%

Sulteng 88%

Bali 82%

NAD 81%

Jateng 81%

Kalbar 79%

Kalsel 78%

Jabar 76%

Sulsel 74%

Maluku 72%

Bengkulu 69%

Jatim 69%

Riau 69%

Banten 69%

Papua 67%

Kalteng 65%

DIY 55%

Jambi 51%

Sumut 50%

Sumsel 50%

Kaltim 47%

Sulbar 41%

NTT 34%

Sumbar 34%

Papbar 9%
Data SIHA 2023: Januari-Maret 2023

Malut 4%
100%
Target:

Sultra 0%
Capaian Indikator ODHIV Diskrining TBC
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
INDONESIA 8%

Sultra 66%

Lampung 29%

Sumbar 19%

Kaltara 18%

DKI 15%

Banten 12%

Kepri 12%

Jambi 12%

Jateng 11%

DIY 11%

Jabar 11%

Babel 9%

NAD 9%

Maluku 9%

Jatim 7%

Sulteng 7%

Papbar 7%

Sumut 7%

Kalbar 6%

Sumsel 6%

Kaltim 4%

Kalsel 3%

Sulut 2%

Bali 2%

Bengkulu 2%

Sulsel 2%

NTB 1%

Riau 1%

Papua 1%
Data SIHA 2023: Januari-Maret 2023

Gorontalo 0%

Kalteng 0%
50%

Malut 0%
Target:

NTT 0%

Sulbar 0%
Capaian Indikator ODHIV Mendapatkan TPT
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN
TBC HIV
2021
2016

2013

2009 -Perpres
67/ 2021:
Permenkes Penanggul
67/2016: angan
2007 Permenkes
Penanggulangan Tuberkulos
Pedoman Pelaksanaan 21/2013: is
Tuberkulosis
Kolaborasi Penanggulan -RAN TB-HIV
Pengandalian TB- gan 2020-2024
HIV HIV dan
Kebijakan Nasional AIDS
2005 Kolaborasi TB-HIV

-Implementasi TB-HIV
di provinsi DKI Jakarta
-Serosurvey prevalensi
HIV di antara pasien TBC
di provinsi di Yogyakarta
STRATEGI SERTA INTERVENSI KOLABORASI TBC HIV

A. Memperkuat Mekanisme Kolaborasi antara program TBC dan HIV-AIDS


1. Memperkuat koordinasi dan perencanaan bersama program TBC dan HIV di semua
tingkat
2. Memperkuat monitoring, evaluasi dan surveilans TBC HIV
3. Memperkuat peran serta komunitas dalam kegiatan TBC HIV
B. Menurunkan beban TBC pada Orang dengan HIV
4. lntensifikasi penemuan kasus TBC pada ODHIV dan penemuan aktif kasus TBC pada
populasi kunci HIV dan memastikan pengobatan TBC yang berkualitas
5. Pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) pada ODHIV
6. Penguatan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) TBC di fasilitas kesehatan yang
memberikan layanan HIV
C. Menurunkan beban HIV pada pasien TBC

1. Memastikan semua pasien TBC mengetahui status HIV


2. Meningkatkan pencegahan HIV untuk pasien TBC dan pasien TBC HIV
3. Menyediakan pengobatan pencegahan dengan kotrimoksasol untuk pasien TBC HIV
4. Memastikan perawatan, dukungan dan pengobatan ARV

•Peran serta komunitas dalam kegiatan TBC HIV termasuk di dalam salah satu intervensi di
dalam memperkuat mekanisme kolaborasi antara program TBC dan HIV-AIDS.
MODEL LAYANAN
TBC HIV
Model Layanan Terintegrasi
• Layanan TBC dan HIV terintegrasi dalam satu faskes (One Stop
Service) pada waktu dan lokasi yg sama, pasien TBC-HIV
mendapat akses layanan TBC dan HIV sekaligus dlm satu unit dlm
satu faskes

Model Layanan Paralel


• Layanan TBC dan HIV dua unit terpisah dalam satu faskes.
• Layanan TBC dan HIV berdiri sendiri-sendiri di faskes yg berbeda.

Sumber: Panduan Pelaksanaan Program Kolaborasi TB-HIV Tahun 2015


JEJARING PENATALAKSANAAN PASIEN KO-
INFEKSI TBC HIV

Rujukan pada kolaborasi TB-HIV di tingkat layanan meliputi rujukan internal antar unit di satu faskes (misalnya
dari unit TB ke unit HIV) dan rujukan antar faskes (misalnya dari Puskesmas ke RS) secara timbal balik hingga ke
tingkat komunitas.
1. Pasien TB dengan HIV Positif
Pasien TB dapat dilayani di Puskesmas atau unit DOTS di RS.
• Apabilapasien TB didapati HIV Positif, unit DOTS merujuk RS rujukan ARV
pasien ke mempersiapkan dimulainya pengobatan ARV. untuk
• Sebelum merujuk pasien ke layanan PDP, Puskesmas/unit DOTS RS dapat membantu dalam melakukan
persiapan agar pasien patuh selama mendapat pengobatan ARV.
• Ketika pasien telah dalam kondisi stabil, misalnya sudah tidak lagi dijumpai reaksi atau efek samping
obat, tidak ada interaksi obat maka pasien dapat dirujuk kembali ke Puskesmas/unit RS DOTS untuk
meneruskan OAT sedangkan untuk ARV tetap diberikan oleh tim PDP.
JEJARING PENATALAKSANAAN PASIEN KO-
INFEKSI TBC HIV

2. ODHIV dengan TBC


Perawatan, dukungan dan pengobatan HIV di Indonesia dikembangkan di RS rujukan ARV yang merupakan
layanan kesehatan sekunder atau tersier.
• Semua ODHIV diskrining gejala dan tanda TB. Skrining dapat dilakukan oleh Konselor, Perawat atau
Dokter di layanan HIV.
• Jika dijumpai ODHIV terduga TB, segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menegakkan diagnosis TB. Jika di layanan HIV tidak ada sarana diagnostik TB, segera rujuk ODHIV ke
unit DOTS.
• ODHIV yang terdiagnosis TB harus segera diobati dengan OAT dapat dilakukan di unit DOTS Puskesmas
atau RS maupun di layanan PDP.
• Unit HIV dapat memantau kemajuan pengobatan TB dengan bantuan unit DOTS.
RAN TB-HIV 2020-
2024
OUTLINE
Kebijakan TBC Anak
Kebijakan TBC HIV
Kebijakan TBC DM
Pedoman Pengelolaan TBC-DM
Diterbitkan Tahun 2015
Konsensus Pengelolaan TBC dan DM di
Indonesia
SKRINING DUA
ARAH

Skrining TBC pada


penyandang DM
SKRINING/
TBC-DM

Skrining DM pada
pasien TBC
Kaskade Skrining TBC (Gejala dan Foto Toraks) pada Penyandang
DM
• 2021  implementasi di 38 kabupaten/kota
• 2022  implementasi di 38 kabupaten/kota
• 2023  implementasi di 47 kabupaten/kota (Expansion)

8,000 7,419
7,000 6,463
6,000
5,186
5,000
4,000
3,000 2,665
1,880
2,000
955 705 707
1,000 355
-
2021 2022 2023
Jumlah Penyandang DM Diskrining TBC Jumlah Penyandang DM Terduga TBC Jumlah Penyandang DM Positif TBC

Sumber:
2021 = Aplikasi Bantu data final per 1 Maret 2022
2022 = Aplikasi Bantu data final per 1 Feb 2023
2023 = Aplikasi Bantu data final per 5 Juni 2023
Capaian Skrining TBC DM Tahun 2023 di 11
3000
Provinsi
2693
Sumber: Data olah Aplikasi Bantu Skrining TB DM per 5 Juni 2023

2500 Dari 7.419 Pasien DM


2000
di skrining TBC,
1584

ditemukan terduga
1255

1500 TBC 2.665 (36% dari


pasien DM diskrining
880

1000
561 TBC) dan 707 Pasien

532

485
375

356
354

295

258
247 DM Positif TBC (10%
500

165
161

120
94

74
68

67
45

38
27
23

15
dari pasien DM

2
1
1
1
1
0
0
diskrining TBC).
BANTEN

SUMUT

SULSEL

BALI
SUMSEL

DIY
JABAR

KALTIM
JATENG
JATIM

DKI JAKARTA

Penyandang DM Diskrining TBC Penyandang DM Terduga TBC Penyandang DM Positif TBC


• Kemenkes mengeluarkan update SPO Skrining
TBC pada penyandang DM dengan Metode Foto
toraks pada 3 November 2022,
• Adapun beberapa Update SPO sebagai berikut:
1. Tempat pelaksanaan kegiatan skrining dapat
dilakukan di rumah sakit pemerintah
pusat/daerah/swasta, puskesmas, klinik, dan
laboratorium pemerintah/swasta yang
memberikan pelayanan radiologi.
2. Besaran tarif pemeriksaan foto toraks.
3. Penambahan fungsi dan kewenangan
pengguna Aplikasi Bantu Skrining TBC DM di
puskesmas/klinik dan laboratorium yang
memberikan pelayanan radiologi. Aplikasi
dapat di akses sesuai link
http://tbdm.sitb.id/tbdm/login.php.

25
4. TEMPAT PELAKSANAAN SKRINING TBC DENGAN METODE SKRINING FOTO TORAKS

a. Poli u m u m / poli penyakit dalam/ poli endokrin/ poli lain yang menangani D M di R S
pemerintah pusat/pemerintah daerah/swasta.

b. Puskesmas.

c. Klinik.

d. Laboratorium jejaring radiologi pemerintah atau swasta yaitu laboratorium yang


memberikan layanan radiologi dan mendapat rujukan penyandang DM
puskesmas/klinik untuk diperiksa foto toraksnya. dari

28
5. ALUR SKRINING
TBC DENGAN
M E TOD E SKRINING
FOTO TORA KS
Semua Pedoman terkait dengan
TBC Kolaborasi-Laten dan IK
dapat diakses pada link:
bit.ly/inimateriTBCkolaborasilaten

Anda mungkin juga menyukai