Anda di halaman 1dari 30

TAX MANAGEMENT, TAX

PLANNING, TAX AVOIDANCE, TAX


EVASION ( teori dan praktek)

Oleh : Dr. NING RAHAYU, MSi


PENGERTIAN TAX MANAGEMENT
 Secara umum manajemen pajak didefinisikan
sebagai suatu usaha menyeluruh yang
dilakukan terus-menerus oleh wajib pajak
agar semua hal yang berkaitan dengan
urusan perpajakan dapat dikelola dengan
baik, ekonomis, efektif dan efisien, sehingga
dapat memberikan kontribusi maksimum
bagi kelangsungan usaha wajib pajak tanpa
mengorbankan kepentingan penerimaan
negara
 Tujuan akhir yang ingin dicapai dari manajemen
pajak adalah : optimalisasi dan/atau
minimalisasi beban pajak yang dapat dicapai
tidak hanya dengan melakukan suatu
perencanaan yang matang, melainkan juga harus
melewati tahap pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
(controlling) yang baik dan terkendali
PENGERTIAN TAX MANAGEMENT MENURUT
PARA AHLI

1. Menurut Ladiman Djaiz:


Tax management berarti melakukan
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dan
pengawasan mengenai perpajakan
yang tujuannya adalah untuk peningkatan
efisiensi. Peningkatan efisiensi berarti
meningkatkan laba atau
2.Menurut Sophar Lumbantoruan:
> Manajemen pajak adalah sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar
tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan, yang dapat dicapai
melalui :
i).perencanaan pajak (tax planning),
ii).pelaksanaan kewajiban dan hak perpajakan (tax
compliance) ,iii). Pengendalian pajak (tax control)
FUNGSI-FUNGSI TAX MANAGEMENT
Manajemen pajak memiliki beberapa fungsi, yakni:

1. Fungsi Perencanaan pajak (fungsi Planning)


2. Fungsi Pengorganisasian perpajakan (fungsi
organizing)
3. Fungsi Pelaksanaan perpajakan (fungsi actuating)
4. Fungsi pengawasan perpajakan (fungsi controlling)
 
 
TAX PLANNING
 Tax planning merupakan salah satu fungsi dari
tax management
 Tax planning merupakan tahap awal untuk
melakukan analisis secara sistematis berbagai
alternatif perlakuan perpajakan dengan tujuan
untuk mencapai pemenuhan kewajiban
perpajakan yang optimum. Setelah tax
planning dilakukan, maka tahapan berikutnya
adalah melaksanakan fungsi pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian perpajakan.
BEBERAPA PENGERTIAN TAX PLANNING

1. Menurut Dictionary of Tax Terms, Barron’s Business


Guides :
“tax planning is a systematic analysis of differing tax
options aimed at the minimization of tax liability in
current and future tax periods”.- Bahwa
perencanaan pajak adalah suatu analisis sistematik
atas pilihan-pilihan pajak yang berbeda yang
bertujuan untuk meminimalkan kewajiban/utang pajak
baik saat kini maupun waktu mendatang.
2. Menurut Susan M. Lyons :
“ tax planning is an arrangement of a person’s
business and/or private affairs in order to
minimize tax liability”.
3. Menurut Muhamad Zain:
:tax planning adalah perbuatan yang sifatnya
mengurangi beban pajak secara legal dan
bukan mengurangi kesanggupan memenuhi
kewajiban perpajakannya melunasi utang-
utang pajaknya
TAX AVOIDANCE vs TAX EVASION
• Tax management yang bertujuan untuk
meminimalisir beban pajak secara umum,
dapat ditempuh melalui cara: (i) penghindaran
pajak (tax avoidance); dan (ii) penyelundupan
pajak (tax evasion).
( Dalam Fuad Bawazier, “Aspek Perencanaan Pajak Dalam
Mendukung Praktek Manajemen Yang Sehat”, Makalah
Presentasi, Jakarta, 1997, hal. 2.)
ASPEK LEGALITAS TAX AVOIDANCE & TAX
EVASION

Pembedaan keduanya, oleh Simon James dan


Christopher Nobes, didekati dari aspek
legalitas, sbb:
1. Tax avoidance umumnya dianggap sebagai
upaya tax management yang legal karena
lebih banyak memanfaatkan “loopholes” yang
ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku
(lawfull).
• 2. Tax evasion cenderung mengarah pada
sesuatu tindak pidana perpajakan yang
illegal, berada di luar bingkai ketentuan
perpajakan (unlawfull).
PEMBEDAAN TAX AVOIDANCE & TAX
EVASION
 Tax Avoidance: >Tax Evasion
legal illegal
lawfull unlawfull
loopholes fraud
legitimate illegitimate
acceptable unacceptable
Rambu-rambu yang dapat dipakai untuk
menentukan apakah Tax Management itu
legal (tax Avoidance) atau tidak (tax evasion)
adalah ketentuan Pasal 38,39,41,41A, 41B dan
43 UU KUP
(Dalam Mohammad Yusuf,” Perbincangan Seputar Tax
Planning”,makalah lokakarya perpajakan, 14 Maret 1996)
Roy Rohatgi menyebutkan bahwa di banyak
Negara penghindaran pajak dibedakan atas
penghindaran pajak yang diperbolehkan
(acceptable tax avoidance/tax planning/tax
mitigation) dan yang tidak diperbolehkan
(unacceptable tax avoidance). -- Artinya,
penghindaran pajak dapat dianggap illegal
apabila transaksi yang dilakukan semata-
mata untuk tujuan penghindaran pajak atau
tidak mempunyai tujuan bisnis yang baik
(bonafide business purpose).
Ciri- ciri unacceptable tax avoidance
atau aggressive tax avoidance
i). tidak memiliki tujuan usaha yang baik,
ii). Semata-mata untuk menghindari pajak,
iii). tidak sesuai dengan spirit & intension of
parliament, dan
iv). Adanya transaksi yang direkayasa agar
menimbulkan biaya-biaya atau kerugian dan
sebaliknya
PERSYARATAN TAX PLANNING YANG BAIK

 Tax Planning yang baik harus memenuhi 3


syarat utama, yakni:
1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan
yang berlaku.
2. Secara bisnis “reasonable”
3. Didukung oleh bukti-bukti yang valid
KAPAN TAX PLANNING /TAX MANAGEMENT
DILAKUKAN?
 Dalam rangka mencapai efisiensi yang
optimal, Manajemen pajak dilakukan selama
siklus hidup perusahaan, yakni:
- Perusahaan berdiri, yakni memilih bentuk
usaha
- Perusahaan berjalan
- Perusahaan tutup
TAX MANAGEMENT PADA AWAL
MENDIRIKAN PERUSAHAAN
 Upaya efisiensi pajak dilakukan dengan
memilih alternatif bentuk usaha yang akan
dijalankan:
1. Perusahaan berbentuk PT ( Perseroan
Terbatas)
2. Perusahaan berbentuk CV
3. Perusahaan Perseorangan
LANGKAH2 MEMILIH BENTUK USAHA
 Untuk menentukan bentuk usaha yang akan
dipilih ada beberapa hal yang hrs diperhatikan:
1. Ketahui aspek legal dari semua bentuk
usaha yang ada
2. Ketahui aspek pajak terkait dengan semua
bentuk usaha tersebut
3. Ketahui kondisi usaha kita
4. Pilih bentuk usaha sesuai dengan kondisi
kita
BENTUK PERSEROAN TERBATAS (PT)

 Terdapat “Economic double Taxation” : pajak


dikenakan di tingkat badan ( PPh Badan) dan
di tingkat pemegang saham (PPh atas dividen)
 Pendirian dan pembubaran relatif kompleks
dibandingkan dengan bentuk CV
DIVIDEN DARI PT
A. Jika pemegang saham merupakan Orang pribadi:
- Terkena PPh Pasal 4 ayat 2 (PPh final) l0%
dari dividen bruto
B. Jika pemegang saham merupakan badan:
_ Tidak dipotong PPh Pasal 23 jika memenuhi
persyaratan ( Ps 4 ayat (3) huruf f UU PPh 2008
- Dipotong PPh pasal 23 dan tidak bersifat final ,
jika tidak memenuhi persyaratan
BENTUK CV
 Tidak terdapat double taxation
 Pembagian laba yang dibagikan kepada
anggota firma/CV tidak dikenakan pajak lagi
( PPh dikenakan di tingkat CV
PERUSAHAAN PERORANGAN (ORANG PRIBADI)

 Ada pilihan bagi orang pribadi yang punya pekerjaan


bebas yang memiliki omzet kurang dari Rp 4,8
Milyar/tahun
1. Menyelenggarakan pembukuan ( pajak dihitung dgn
rumus umum)
2. Menyelenggarakan pencatatan ( pajak dihitung dgn
menerapkan Norma Penghitungan

 Untuk orang pribadi yang menjalankan usaha dengan


omzet kurang dari Rp 4,8 Milyar  PPh final: 1%x jml
bruto, sesuai PP 46 thn 2013  yad tarifnya menjadi 0,5%
BENTUK USAHA PERUSAHAAN ASING

2 PILIHAN BENTUK USAHA FOREIGN DIRECT


INVESTMENT (FDI):
A. Mendirikan anak perusahaan ( Subsidiary
Company/ PT.PMA) -- WPDN
B. Membentuk cabang perusahaan ( Branch)---
 WPLN
ANAK PERUSAHAAN ( SUBSIDIARY
COMPANY)
 Anak perusahaan luar negeri (Subsidiary company/
PT.PMA) berstatus WPDN
 Penghasilan yang dikenakan pajak di Indonesia
adalah Ph DN dan LN (WWI)
 Antara anak perusahaan ( Subsidiary company)
dengan induk perusahaan ( Parent Company)
merupakan entitas yang terpisah ( Separate Entity)
--- secara pajak, antar mereka boleh melakukan
transaksi sepanjang wajar (“arm’s length price”),
karena ada hub. Istimewa.
CABANG PERUSAHAAN LUAR NEGERI
(BRANCH)
• Branch berstatus WPLN
• Penghasilan yang dikenakan pajak di Indonesia
adalah penghasilan yang bersumber dari Dalam
Negeri saja.
• Antara cabang perusahaan (Branch) dengan Kantor
Pusat ( Head Office) merupakan entitas tunggal (“
Single Entity”) - antar mereka tdk boleh
melakukan transaksi, kecuali transaksi pembayaran
bunga pinjaman pada usaha perbankan
PILIHAN BENTUK AWAL SEBELUM MEMILIH
BENTUK FDI
 Mengikat kontrak keagenan dengan
perusahaan local.
 Mendirikan kantor perwakilan dagang asing
( Trade Representative Office)
 Mengikat kontrak dengan perusahaan
perantara lokal
 Setelah memilih bentuk usaha yang akan
dijalankan, langkah selanjutnya adalah
melakukan pilihan atas hal-hal berikut:
- Menentukan Tahun buku
- Menentukan sistem pembukuan yang dianut
- Menentukan metode penyusutan, dll

Anda mungkin juga menyukai