PENGERTIAN TAX MANAGEMENT Secara umum manajemen pajak didefinisikan sebagai suatu usaha menyeluruh yang dilakukan terus-menerus oleh wajib pajak agar semua hal yang berkaitan dengan urusan perpajakan dapat dikelola dengan baik, ekonomis, efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimum bagi kelangsungan usaha wajib pajak tanpa mengorbankan kepentingan penerimaan negara Tujuan akhir yang ingin dicapai dari manajemen pajak adalah : optimalisasi dan/atau minimalisasi beban pajak yang dapat dicapai tidak hanya dengan melakukan suatu perencanaan yang matang, melainkan juga harus melewati tahap pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) yang baik dan terkendali PENGERTIAN TAX MANAGEMENT MENURUT PARA AHLI
1. Menurut Ladiman Djaiz:
Tax management berarti melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan mengenai perpajakan yang tujuannya adalah untuk peningkatan efisiensi. Peningkatan efisiensi berarti meningkatkan laba atau 2.Menurut Sophar Lumbantoruan: > Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan, yang dapat dicapai melalui : i).perencanaan pajak (tax planning), ii).pelaksanaan kewajiban dan hak perpajakan (tax compliance) ,iii). Pengendalian pajak (tax control) FUNGSI-FUNGSI TAX MANAGEMENT Manajemen pajak memiliki beberapa fungsi, yakni:
1. Fungsi Perencanaan pajak (fungsi Planning)
2. Fungsi Pengorganisasian perpajakan (fungsi organizing) 3. Fungsi Pelaksanaan perpajakan (fungsi actuating) 4. Fungsi pengawasan perpajakan (fungsi controlling)
TAX PLANNING Tax planning merupakan salah satu fungsi dari tax management Tax planning merupakan tahap awal untuk melakukan analisis secara sistematis berbagai alternatif perlakuan perpajakan dengan tujuan untuk mencapai pemenuhan kewajiban perpajakan yang optimum. Setelah tax planning dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah melaksanakan fungsi pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian perpajakan. BEBERAPA PENGERTIAN TAX PLANNING
1. Menurut Dictionary of Tax Terms, Barron’s Business
Guides : “tax planning is a systematic analysis of differing tax options aimed at the minimization of tax liability in current and future tax periods”.- Bahwa perencanaan pajak adalah suatu analisis sistematik atas pilihan-pilihan pajak yang berbeda yang bertujuan untuk meminimalkan kewajiban/utang pajak baik saat kini maupun waktu mendatang. 2. Menurut Susan M. Lyons : “ tax planning is an arrangement of a person’s business and/or private affairs in order to minimize tax liability”. 3. Menurut Muhamad Zain: :tax planning adalah perbuatan yang sifatnya mengurangi beban pajak secara legal dan bukan mengurangi kesanggupan memenuhi kewajiban perpajakannya melunasi utang- utang pajaknya TAX AVOIDANCE vs TAX EVASION • Tax management yang bertujuan untuk meminimalisir beban pajak secara umum, dapat ditempuh melalui cara: (i) penghindaran pajak (tax avoidance); dan (ii) penyelundupan pajak (tax evasion). ( Dalam Fuad Bawazier, “Aspek Perencanaan Pajak Dalam Mendukung Praktek Manajemen Yang Sehat”, Makalah Presentasi, Jakarta, 1997, hal. 2.) ASPEK LEGALITAS TAX AVOIDANCE & TAX EVASION
Pembedaan keduanya, oleh Simon James dan
Christopher Nobes, didekati dari aspek legalitas, sbb: 1. Tax avoidance umumnya dianggap sebagai upaya tax management yang legal karena lebih banyak memanfaatkan “loopholes” yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku (lawfull). • 2. Tax evasion cenderung mengarah pada sesuatu tindak pidana perpajakan yang illegal, berada di luar bingkai ketentuan perpajakan (unlawfull). PEMBEDAAN TAX AVOIDANCE & TAX EVASION Tax Avoidance: >Tax Evasion legal illegal lawfull unlawfull loopholes fraud legitimate illegitimate acceptable unacceptable Rambu-rambu yang dapat dipakai untuk menentukan apakah Tax Management itu legal (tax Avoidance) atau tidak (tax evasion) adalah ketentuan Pasal 38,39,41,41A, 41B dan 43 UU KUP (Dalam Mohammad Yusuf,” Perbincangan Seputar Tax Planning”,makalah lokakarya perpajakan, 14 Maret 1996) Roy Rohatgi menyebutkan bahwa di banyak Negara penghindaran pajak dibedakan atas penghindaran pajak yang diperbolehkan (acceptable tax avoidance/tax planning/tax mitigation) dan yang tidak diperbolehkan (unacceptable tax avoidance). -- Artinya, penghindaran pajak dapat dianggap illegal apabila transaksi yang dilakukan semata- mata untuk tujuan penghindaran pajak atau tidak mempunyai tujuan bisnis yang baik (bonafide business purpose). Ciri- ciri unacceptable tax avoidance atau aggressive tax avoidance i). tidak memiliki tujuan usaha yang baik, ii). Semata-mata untuk menghindari pajak, iii). tidak sesuai dengan spirit & intension of parliament, dan iv). Adanya transaksi yang direkayasa agar menimbulkan biaya-biaya atau kerugian dan sebaliknya PERSYARATAN TAX PLANNING YANG BAIK
Tax Planning yang baik harus memenuhi 3
syarat utama, yakni: 1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan yang berlaku. 2. Secara bisnis “reasonable” 3. Didukung oleh bukti-bukti yang valid KAPAN TAX PLANNING /TAX MANAGEMENT DILAKUKAN? Dalam rangka mencapai efisiensi yang optimal, Manajemen pajak dilakukan selama siklus hidup perusahaan, yakni: - Perusahaan berdiri, yakni memilih bentuk usaha - Perusahaan berjalan - Perusahaan tutup TAX MANAGEMENT PADA AWAL MENDIRIKAN PERUSAHAAN Upaya efisiensi pajak dilakukan dengan memilih alternatif bentuk usaha yang akan dijalankan: 1. Perusahaan berbentuk PT ( Perseroan Terbatas) 2. Perusahaan berbentuk CV 3. Perusahaan Perseorangan LANGKAH2 MEMILIH BENTUK USAHA Untuk menentukan bentuk usaha yang akan dipilih ada beberapa hal yang hrs diperhatikan: 1. Ketahui aspek legal dari semua bentuk usaha yang ada 2. Ketahui aspek pajak terkait dengan semua bentuk usaha tersebut 3. Ketahui kondisi usaha kita 4. Pilih bentuk usaha sesuai dengan kondisi kita BENTUK PERSEROAN TERBATAS (PT)
Terdapat “Economic double Taxation” : pajak
dikenakan di tingkat badan ( PPh Badan) dan di tingkat pemegang saham (PPh atas dividen) Pendirian dan pembubaran relatif kompleks dibandingkan dengan bentuk CV DIVIDEN DARI PT A. Jika pemegang saham merupakan Orang pribadi: - Terkena PPh Pasal 4 ayat 2 (PPh final) l0% dari dividen bruto B. Jika pemegang saham merupakan badan: _ Tidak dipotong PPh Pasal 23 jika memenuhi persyaratan ( Ps 4 ayat (3) huruf f UU PPh 2008 - Dipotong PPh pasal 23 dan tidak bersifat final , jika tidak memenuhi persyaratan BENTUK CV Tidak terdapat double taxation Pembagian laba yang dibagikan kepada anggota firma/CV tidak dikenakan pajak lagi ( PPh dikenakan di tingkat CV PERUSAHAAN PERORANGAN (ORANG PRIBADI)
Ada pilihan bagi orang pribadi yang punya pekerjaan
bebas yang memiliki omzet kurang dari Rp 4,8 Milyar/tahun 1. Menyelenggarakan pembukuan ( pajak dihitung dgn rumus umum) 2. Menyelenggarakan pencatatan ( pajak dihitung dgn menerapkan Norma Penghitungan
Untuk orang pribadi yang menjalankan usaha dengan
omzet kurang dari Rp 4,8 Milyar PPh final: 1%x jml bruto, sesuai PP 46 thn 2013 yad tarifnya menjadi 0,5% BENTUK USAHA PERUSAHAAN ASING
2 PILIHAN BENTUK USAHA FOREIGN DIRECT
INVESTMENT (FDI): A. Mendirikan anak perusahaan ( Subsidiary Company/ PT.PMA) -- WPDN B. Membentuk cabang perusahaan ( Branch)--- WPLN ANAK PERUSAHAAN ( SUBSIDIARY COMPANY) Anak perusahaan luar negeri (Subsidiary company/ PT.PMA) berstatus WPDN Penghasilan yang dikenakan pajak di Indonesia adalah Ph DN dan LN (WWI) Antara anak perusahaan ( Subsidiary company) dengan induk perusahaan ( Parent Company) merupakan entitas yang terpisah ( Separate Entity) --- secara pajak, antar mereka boleh melakukan transaksi sepanjang wajar (“arm’s length price”), karena ada hub. Istimewa. CABANG PERUSAHAAN LUAR NEGERI (BRANCH) • Branch berstatus WPLN • Penghasilan yang dikenakan pajak di Indonesia adalah penghasilan yang bersumber dari Dalam Negeri saja. • Antara cabang perusahaan (Branch) dengan Kantor Pusat ( Head Office) merupakan entitas tunggal (“ Single Entity”) - antar mereka tdk boleh melakukan transaksi, kecuali transaksi pembayaran bunga pinjaman pada usaha perbankan PILIHAN BENTUK AWAL SEBELUM MEMILIH BENTUK FDI Mengikat kontrak keagenan dengan perusahaan local. Mendirikan kantor perwakilan dagang asing ( Trade Representative Office) Mengikat kontrak dengan perusahaan perantara lokal Setelah memilih bentuk usaha yang akan dijalankan, langkah selanjutnya adalah melakukan pilihan atas hal-hal berikut: - Menentukan Tahun buku - Menentukan sistem pembukuan yang dianut - Menentukan metode penyusutan, dll