Oleh:
1. Fuji Nurrohman (2008206055)
2. Muhammad Riziq Athoillah (2008206033)
3. Maulana Yusup (2008206062)
4. Vivit Rismawati (2008206008)
5. Shalsabilla Azzahra Foetri (2008206044)
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Bismillāhirrahmanirrahīm
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Akhir Praktik Pengalaman Lapangan berikut ini:
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Pimpinan Lembaga Tempat PPL
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah menuju ke zaman yang terang benderang, Sehingga program Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) dan penyusunan laporan ini dapat berjalan dengan lancar.
Laporan ini disusun sebagai pertanggung jawaban dari pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh
Nurjati Cirebon yang telah berlangsung pada tanggal 01 September 2023 sampai dengan 30
September 2023 di Bapelitbangda Kota Cirebon yang beralamat di Jl. Monumen No. 1
Kelurahan Sunyaragi Kec. Kesambi Kota Cirebon.
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di lapangan untuk menjadi
tenaga yang profesional.
Dalam pelaksanaan PPL sampai dengan penyusunan laporan PPL banyak pihak yang
telah membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga tak lupa penyusun
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag. selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
2. Bapak Dr. H. Edy Setiawan, Lc,. M.A selaku Dekan Fakultas Syariah
3. Bapak Mohammad Rana M.H.I selaku Ketua Jurusan Hukum Tata Negara, beserta
para Staff Jurusan yang telah membantu dan memberikan dukungan selama proses
pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan.
4. Ibu Dr. Leliya, M.H selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada mahasiswa selama menjalani praktik pengalaman
lapangan.
5. Drs. Agus Herdhyana, M.Si selaku Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan,
Penelitian Dan Pengembangan Daerah (Bppelitbangda) Kota Cirebon
ii
6. Drs. H. R Willy Suseno, S.Sos sebagai pembimbing mitra yang telah memberikan
arahan dan bimbinganya selama mahasiswa melaksanakan praktik pengalaman
lapangan
7. Ibu Sri dan Ibu liya sebagai pembimbing dalam penyusunan laporan selama praktik
pengalaman lapangan.
8. Dan seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, Penyusun
mengucapkan banyak terima kasih.
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan
atas masalah ini dan juga untuk pengetahuan. Tidak ada kesempurnaan kecuali milik Allah
SWT. Penyusun sadar bahwa banyak sekali kekurangan dalam laporan ini, Untuk itu penulis
harapkan saran dan kritik yang membangun agar kita bisa bersama-sama menjadi manusia
yang berilmu yang dapat menciptakan karya-karya yang jauh lebih baik.
Akhir kata, penyusun berharap laporan pertanggung jawaban ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
4
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu Mata Kuliah Praktik
Lapangan yang wajib ditempuh Mahasiswa yang dilaksankan pada tahun 2023 tanggal 1
September hingga 30 September. Tujuan Kegitan Praktik ini sebagai program
pembelajaran bagi mahasiswa untuk terjun langsung dalam kegiatan serta
menimplementasikan dalam mengembangkan ilmu yang ia dapat sesuai jurusannya. Agar
diharapkan mampu menjadi wahana pembentukan calon atau tenaga pemerintahan yang
profesional. Dengan program ini mahasiswa disiapkan untuk mampu menjadi seseorang
yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional. Kegiatan Praktek
Lapangan (PPL) ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan. Kegiatan ini dimulai
dari pembekalan oleh Dosen Pembimbing Lapangan dan pelaksanaan observasi seblum
mahasiswa melaksanakan praktek bekerja langsu di Bapelitbangda.
Hasil yang di capai dalam kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan menyangkut
dua hal penting yaitu Praktik secara mikro yaitu sesuai bidang masing-masing yang sudah
di bagi, serta secara makro dimana secara keseluruhan perangkat. Latar belakang ini
memuat penjelasan mengenai alasan-alasan masalah yang dikemukakan dalam penelitian
yang dianggap menarik, penting, dan perlu diteliti yaitu mengenai “Analisis Peranan
Bappelitbangda Dalam Sistem Pemeritahan Daerah di Kota Cirebon”. Kedudukan
masalah yang diteliti diuraikan juga dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.
Keaslian penelitian dikemukakan dengan menunjukan secara tepat bahwa masalah yang
dihadapi belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu terkait peran bappelitbangda
kota cirebon atau dinyatakan secara tegas perbedaan antara penelitian yang dilakukan.
Bappelitbangda adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah yang mempunyai
tugas membantu Walikota dalam menentukan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan di daerah serta penilaian dan pelaksanaannya. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan kemajuan di
Bidang Pemerintahan serta kemajuan teknologi dewasa ini, dalam rangka membantu
pemerintah daerah melaksanakan pembangunan, khususnya di Bidang Pemerintahan.
Sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah, telah
1
memberikan wewenang dan keleluasaan bagi Pemerintah Daerah untuk merencanakan
dan menetapkan sepenuhnya kebijakan dan program daerahnya. Dengan adanya otonomi
daerah maka Pemerintahan daerah dituntut lebih mandiri, sehingga berbagai perintis
pembangunan daerah kearah tujuan dan kesuksesan akan menjadi agenda penting yang
harus disiapkan pemerintah oleh pemerintah daerah.
Tujuan dari perencanaan pembangunan adalah menjadikan program pembangunan
tepat dengan arah yang dituju dan tidak abu-abu. Urgensi dari perencanaan pembangunan itu
adalah agar rencana dari pembangunan yang akan dijalankan tersusun dengan baik dan
sistematis, sehingga dalam pelaksanaannya mudah melakukan pengontrolan. Oleh sebab itu
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) sebagai lembaga yang
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bertanggungjawab
dalam penyusunan rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana dan
evaluasi pelaksanaan pembangunan pada tingkat daerah. Perencanaan pembangunan daerah
bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan potensi sekaligus mengurangi ketimpangan
pembangunan antar daerah. Namun, dalam pelaksanaannya ternyata tidak mudah, terdapat
banyak masalah antara lain terkait kuranngnya konsistensi perencanaan dan materi hingga
permasalah dilapangan. Disamping itu ruang gerak Pemerintah daerah dalam perencanaan
dan pengaturan pembangunan yang sesuai potensi dan prioritas daerah sebenarnya sangat
terbatas.
2
dapat membuka peluang kerja di masa depan. Tujuan spesifik sesuai dengan judul yang
diangkat ialah :
a) Untuk Mengetahui Aspek Hukum Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
b) Untuk Mengetahui Peran Bappelitbangda dalam Sistem Pemerintahan Daerah di
Kota Cirebon.
2. Kegunaan
a) Bagi Penyusun
Laporan ini berguna untuk memenuhi tugas akhir dari Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) serta menambah wawasan dan pengetahuan penyusun tentang
peranan bappelitbangda dalam sistem pemerintahan daerah.
b) Bagi Pihak Lain
Laporan ini bisa berguna sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam
penelitian dengan pembahasan yang sama.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Beberapa hal yang dipaparkan pada sub bab ini adalah (1) Teori Pemerintahan
Daerah, meliputi: pengertian Pemerintahan Daerah, Asas Pemerintahan Daerah, Prinsip
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (2) Teori Perencanaan Pembangunan, meliputi :
Pengertian perencanan pembangunan, dan ciri-ciri perencanaan pembangunan.
1
Hoessein dalam Hanif. Pengertian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta, 2007: 24
4
legislatif seperti halnya fungsi parlemen di mana dalam konteks Indonesia fungsi ini
dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sementara itu, fungsi yudikatif
dipegang oleh badan-badan peradilan (Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi,
Pengadilan Negeri dan Pengadilan lainnya). Hoessein berpendapat bahwa istilah
legislatif dan eksekutif juga tidak lazim digunakan pada local government. Istilah yang
lazim digunakan pada local government adalah fungsi pembuatan kebijakan (policy
making function) dan fungsi pelaksanaan kebijakan (policy executing function).
Fungsi pembentukan kebijakan dilakukan oleh pejabat yang dipilih melalui pemilu,
sedangkan fungsi pelaksanaan kebijakan dilakukan oleh pejabat yang
diangkat/birokrat lokal2.
Pemerintahan lokal pada pengertian ketiga, menunjuk pada wilayah pemerintahan atau
daerah otonom. Dalam konteks Indonesia, daerah otonom adalah daerah yang
memiliki hak untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang telah
diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya.
Hak mengatur ini diwujudkan dengan pembuatan peraturan daerah yang pada intinya
merupakan kebijakan umum pemerintahan daerah sedang hak untuk mengurus rumah
tangga daerah diwujudkan dalam implementasi peraturan daerah tersebut berupa
kegiatankegiatan yang berkenaan dengan pelaksanaan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, dan pembinaan masyarakat.
2
Hoessein dalam Hanif. Pengertian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta, 2007: 24
5
berlakunya UU No. 22 Tahun 1999 (masa orde baru) pelaksanaannya adalah
Instansi Vertikal yang dikoordinasi oleh Kepala Daerah/Wilayah selaku Perangkat
Pemerintah Pusat.
c) Asas tugas pembantuan
Kebijaksanaan, perencanaan, pembiayaan, dan monitoring dilakukan oleh yang
memberikan penugasan. Pemerintah daerah yang menerima tugas pembantuan
melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pekerjaannya /tugasnya.
3
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
4
Pasal 1 UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
5
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
6
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
7
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
6
d) Kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh daerah merupakan bagian
integral dari kebijakan nasional. Kebijakan Daerah baik dalam bentuk Perda
maupun kebijakan lainnya hendaknya memperhatikan kepentingan nasional
untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan nasional yang
sinergis dan tetap memperhatikan kondisi, kekhasan, dan kearifan lokal
dalam penyelenggaraan pemerintahan secara keseluruhan.
e) Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai otonomi
berwenang mengatur dan mengurus daerahnya sesuai aspirasi dan
kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan
hukum nasional dan kepentingan umum.
f) Hakikat Otonomi Daerah diberikan kepada rakyat sebagai satu kesatuan
masyarakat hukum yang diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus
sendiri Urusan Pemerintahan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada
Daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD
dengan dibantu oleh Perangkat Daerah.
Sebagaimana halnya asas-asas penyelenggaraan pemerintahan di Daerah, prinsip-
prinsip penyelenggaraan pemerintahan di Daerah dapat dibedakan dan dapat pula
dipisahkan, akan tetapi pelaksanaannya lebih diarahkan untuk dilakukan bersama-
sama.
8
Tjokroamidjojo, Bintoro, dan A.R. Moestopadidjaja. 1984. Teori dan Strategi Pembangunan Nasional.
Jakarta: Gunung Agung. Halaman 188.
9
Tjokroamidjojo, Bintoro, dan A.R. Moestopadidjaja 1984. Teori dan Strategi Pembangunan Nasional.
Jakarta: Gunung Agung. Halaman 190.
7
baik secara efektif dan efisien. Pada dasarnya perencanaan pembangunan adalah
pengambilan alternatif yang dianggap alternatif terbaik dengan sumber daya yang
tersedia secara tepat. Perencanaan pembangunan juga diartikan sebagai suatu proses
pemikiran dan penentuan menyeluruh yang sudah dipertimbangkan sedemikian
rupa, dibuat secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu pada waktu yang
telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Berdasarkan pengertianperencanaan
pembangunan di atas, maka pengertian perencanaan pembangunan dapat
disimpulkan sebagai proses pemikiran yang mengarahkan sumber- sumber
pembangunan secara efektif dan efisien. Selain itu juga mengupayakan berbagai
alternatif yang dianggap sebagai alternatif terbaik untuk mencapai tujuan tertentu
di masa yang akan datang. Pemilihan alternatif yang paling baik diharapkan
mampu mencapai suatu tujuan yang berguna bagi kualitas pembangunan
kedepannya.
10
Tjokroamidjojo, Bintoro, dan A.R. Moestopadidjaja 1984. Teori dan Strategi Pembangunan Nasional.
Jakarta: Gunung Agung. Halaman 195.
11
Tjokroamidjojo, Bintoro, dan A.R. Moestopadidjaja 1984. Teori dan Strategi Pembangunan Nasional.
Jakarta: Gunung Agung. Halaman 199.
8
g) Kemampuan membangun lebih didasarkan pada kemampuan sosial
h) Terdapatnya usaha secara terus menerus dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Ada pula negara-negara yang mencantumkan sebagai tujuan pembangunan hal-
hal yang fundamental/ideal atau yang bersifat jangka panjang. Jika disimpulkan, maka
sesuai dengan ciri-ciri yang telah diuraikan di atas, perencanaan pembangunan harus
dilakukan sebagaimana mestinya agar memperoleh hasil yang baik. Sumber daya yang
ada harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Perencanaan juga 17 berkaitan dengan upaya pemerintah untuk mendorong dan
menjadikan pembangunan dengan perspektif jangka panjang.
3. Pembangunan
Pembangunan adalah hasil dari kegiatan dan program yang dibuat oleh
pemerintah yang perununtukan bagi masyarakat untuk menunjang pencapaian
kesejahteraan sosial, tujuan ekonomi sosial, demografi politik dan sebagainya dengan
cara meningkatkan pembangunan. Sedangkan pelaksanaan yaitu sebagai cara atau
strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembangunan
adalah suatu usaha atau rangkaian kegiatan usaha pertumbuhan dan perubahan yang
terencana dan dilaksanakan secara sadar oleh suatu bangsa dan Negara serta
pemerintah dalam rangka pembinaan bangsa. Pembangunan yang dilaksanakan
haruslah diusahakan dan direncanakan secara sadar artinya pemerintah baik pusat
maupun daerah harus memperhatikan pembangunan pedesaan demi tercapainya tujuan
pembangunan nasional. Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar
dilaksanakan oleh suatu bangsa, Negara dan pemerintah dalam rangka pencapaian
tujuan nasional melalui pertumbuhan dan perubahan secara terencana menuju
masyarakat modern.
Dari defenisi tersebut terlihat bahwa tidak ada satu Negara yang akan mencapai
tujuan nasionalnya tanpa melakukan berbagai kegiatan pembangunan. Juga terlihat
bahwa proses pembangunan harus terus berlanjut karena tingkat kemakmuran,
keadilan dan kesejahteraan rakyat bersifat relative dan tidak akan pernah tercapai
secara absolute. Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram
yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu Negara untuk menciptakan masyarakat
yang lebih baik. Setiap individu (society) atau Negara (state) akan selalu bekerja keras
9
untuk melakukan pembangunan demi kelangsungan hidupnya untuk masa ini dan masa
yang akan datang. Dan dan pembangunan merupakan proses dinamis untuk mencapai
kesejahtraan masyarakat. proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Tiaptiap
Negara selalu mengejar dengan yang namanya pembangunan. Dari pendapat dari
beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah proses perubahan yang
dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana kearah yang lebih baik.
Sedangkan pelaksanaan adalah strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Tujuan utama dari pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah adalah
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.Beragam usaha dari berbagai sector terus
dikembangkan dalam usaha pencapaian tujuan tersebut.Namun demikian, seringkali
terjadi bahwa usaha dan niat baik tersebut tidak mencapai seluruh masyarakat terutama
masyarakat dipedesaan. Disamping itu banyak terjadi kerusakan lingkungan karena
pendayagunaan yang berlebihan dalam mengejar target pembangunan tertentu dan
juga terjadi pelanggaran norma-norma kehidupan masyarakat dipedesaan.
10
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
1. Bappelitbangda Kota Cirebon
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(BAPPELITBANGDA) Kota Cirebon dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Penyusunan Perangkat Daerah Kota Cirebon.
Sedangkan Dasar Hukum pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Cirebon adalah Peraturan Wali
Kota Nomor 102 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Wali Kota Nomor 64
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Cirebon.
BAPPELITBANGDA adalah salah satu Perangkat Daerah (PD) sebagai unsur
penunjang pemerintahan kota dalam bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan
pengembangan. BAPPELITBANGDA dipimpin oleh Kepala Badan, berada dan
bertanggung jawab kepada Wali Kota Cirebon melalui Sekretaris Daerah.
Kedudukan
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
merupakan merupakan unsur penunjang Urusan Pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan Daerah.
Tugas Pokok Dan Fungsi
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
mempunyai tugas pokok membantu Walikota melaksanakan unsur penunjang
urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan
pengembangan Daerah.
Adapun fungsi BAPPELITBANGDA Kota Cirebon adalah :
1. penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan, penelitian
dan pengembangan Daerah;
2. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang perencanaan pembangunan,
penelitian dan pengembangan Daerah;
11
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di
bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan Daerah;
4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan
pengembangan Daerah; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Wali Kota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Struktur Bappelitbangda Kota Cirebon
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Penyusunan Perangkat Daerah Kota Cirebon dan. Peraturan Wali Kota
Cirebon nomor 102 tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Nomor 35
Tahun 2021 Tentang Kedudukan, Struktur Organisasi. Tugas dan Fungsi. Serta Tata
Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kota
Cirebon, maka Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan.Penelitian dan
Pembangunan Daerah terdiri atas:
a) Kepala Badan
b) Sekretariat
Membawahi :
- Sub. Bagian Umum
- Sub Bagian Program dan Pelaporan
- Sub Koordinator Keuangan
c) Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
membawahi:
- Kabid Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
- Sub Koordinator Perencanaan dan Pendanaan
- Sub Koordinator Data dan Informasi
- Sub Koordinator Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan
d) Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, membawahi:
- Kabid Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
- Sub Koordinator Perencanaan Pemerintahan
- Sub Koordinator Perencanaan Pembangunan Manusia
- Sub Koordinator Perencanaan Kesejahteraan Masyarakat
12
e) Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam, membawahi:
- Kabid Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam
- Sub Koordinator Perencanaan Perekonomian
- Sub Koordinator Perencanaan Sumber Daya Alam
- Sub Koordinator Perencanaan Sosial dan Keuangan
f) Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, membawahi :
- Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan
- Sub Koordinator Perencanaan Insfrastruktur
- Sub Koordinator Perencanaan, Perhubungan, Komunikasi dan
Penanggulangan Bencana
- Sub Koordinator Perencanaan Kewilayahan
g) Bidang Penelitian dan Pengembangan, membawahi:
- Kabid Bidang Penelitian dan Pengembangan
- Sub Koordinator Pemerintahan dan Sosial
- Sub Koordinator Ekonomi dan Pembangunan
- Sub Koordinator Inovasi dan Tekonologi
3. Sarana dan Prasarana
Kantor Bappelitbangda Kota Cirebon memiliki sarana dan prasarana yang terdiri dari:
a) Gedung
b) Mushola
c) Koperasti / kantin
d) 2 ruang rapat
e) Kamar mandi
f) Tempat parker motor dan mobil
g) 2 halaman (halaman depan & halaman belakang)
h) Gazebo (Ruang Tempat Rokok)
4. Fasilitas yang dimiliki setiap gedung
a) AC
b) Meja
c) Kursi
d) Komputer
e) Faximili E-mail
13
f) Mesin printer
g) Mesin fotocopy
h) Telepon (interkom)
i) ATK (Alat Tulis Kantor), dsb
B. Pelaksanaan Praktik
Kegiatan Pelaksanaan Praktik Lapangan ini merupakan bentuk latihan keterampilan
sebagai calon Pegawai Pemerintahan. Dalam PPL ini mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan semua keterampilan dan kemampuan yang nantinya bisa dijadikan bekal
pengalaman mereka ketika memasuki dunia kerja.
C. Permasalahan di Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa permasalahan yang sering
dihadapi mahasiswa selama pelaksanaan PPL di Bapelitbangda Kota Cirebon antara lain:
1) Permasalahan pribadi, seperti kurangnya kepercayaan diri, interaksi, dan
kemampuan interpersonal
2) Persiapan praktek bekerja, seperti kurangnya persiapan secara pola pikir, maupun
metode yang digunakan..
3) Interaksi, kurangnya membaurkan diri kepada pegawai-pegawai lain yang
mungkin lebih cukup umurnya karena bedanya sudut pandang maupun topik
obrolan dan yang memegang kendali penuh di perangkat sehingga sulit
ditemukan karena sibuk.
4) Penyesuaian diri, seperti kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru.
5) Infrastruktur, karena fasilitas yang tersedia sudah ditetapkan sesuai jumlah
pekerja di ruangan bidangnya masing-masing sehingga mahasiswa kesulitan
penempatan.
14
1. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
(PPEPD)
2. Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPPM)
3. Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Dari hasil praktik tersebut mahasiswa mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru
terkait peran lembaga teknis daerah di kota Cirebon, Oleh Karena itu Bappelitbangda
Kota Cireboon memberikan dukungan dan bimbingan kepada mahasiswa praktik
pengalaman lapangan di lembaga tersebut.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bappelitbangda
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, disingkat
BAPPELITBANGDA, adalah lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan
perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Wali kota melalui Sekretaris
Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Gubernur/Bupati/Wali kota dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan
pembangunan daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di bentuk berdasarkan pertimbangan:
a) Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah
diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan
pembangunan daerah.
b) Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan
kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih
menyeluruh, terarah dan terpadu
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana Bappelitbangda menjalankan
perannya sesuai standar perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan sehingga hasil
pembangunan dari perencanaan tersebut dapat sesuai dengan target pembangunan yang
telah ditetapkan. Masalah lain yang dianggap berpengaruh banyak terhadap kemampuan
lembaga Bappelitbangda dalam menjalankan fungsi koordinasi perencanaan
pembangunan secara optimal adalah kurangnya keterpaduan dan sinergi antarsektor,
kurang terpadunya perencanaan dan penganggraran. Secara umum tedapat faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya kegagalan rencana pembangunan. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
1. Dualisme pola penyusunan dan penetapan rencana.
16
Sesuai dengan UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, dalam rangka membantu proses pembangunan secara terpadu dan efesien, pada
dasarnya perencanaan pembangunan nasional di Indonesia mempunyai asas dan tujuan
sebagai berikut:
1. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-
prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
2. Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
3. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Asas
Umum Penyelenggaraan Negara.
4. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antarDaerah, antar ruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun
antara Pusat dan Daerah
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
B. Pemerintah Daerah Kota Cirebon
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintahan
Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Adapun Tugas dan Fungsi Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang tercantum pada
Perda Nomor 3 Tahun 2023 tentang Urusan Pemerintahan Yang Diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah Kota Cirebon, sebagai berikut :
17
a) Tugas :
Menyusun Kebijakan dan Mengkoordinasikan Informasi dari Pemerintah Pusat
kepada setiap Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
b) Fungsi :
Menyusunan Kebijakan Pemerintah Daerah
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah
Memantauan dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan Daerah
Membina administrasi dan Aparatur Pemerintahan Daerah.
12
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 Ayat 2
13
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 Ayat 1
18
Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
2) Sekretariat
Sekretariat sebagai unsur staf dipimpin oleh seorang Sekretaris dan mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Badan meliputi pembinaan dan pemberian layanan
administrasi penyusunan perencanaan, penatausahaan, keuangan, sumber daya
19
manusia Aparatur, kerumahtanggaan, arsip dan perpustakaan, organisasi dan
tatalaksana, kerjasama, hubungan masyarakat, pengelolaan barang milik
daerah/negara dan dokumentasi Badan serta melaksanakan pengoordinasian
penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum dalam
penyelenggaraan tugas Badan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi:
a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja sekretariat
b) penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis operasional dalam
lingkup bidang tugas secretariat Badan ;
c) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan lingkup bidang
tugas secretariat Badan;
d) pengoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
operasional bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan;
e) pengoordinasian penyelenggaraan tugas Badan;
f) penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis Badan;
g) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan
tugas Badan;
h) pengelolaan layanan administrasi dalam lingkup bidang tugas secretariat
Badan;
i) pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pengelolaan layanan
administrasi dalam lingkup bidang tugas secretariat Badan; dan
j) pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan Wali Kota serta ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam penyelenggaraan tugasnya, Sekretariat membawahkan:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai pembantu unsur staf
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian,mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris Badan meliputi penyiapan dan pelaksanaan
pemberian layanan administrasi meliputi Sumber Daya Manusia,
Aparatur, kerumahtanggaan, arsip dan perpustakaan, hubungan
masyarakat, sistem informasi, pengelolaan barang milik daerah/negara
dan dokumentasi Badan.
20
b. Sub Bagian Program dan Pelaporan
Sub Bagian Program dan Pelaporan sebagai pembantu unsur staf
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris Badan meliputi pelaksanaan penyusunan rencana
program dan pelaporan, evaluasi dan penilaian kinerja, pelaksanaan
penataan organisasi dan tatalaksana, penyiapan koordinasi dan
administrasi kerjasama antar lembaga.
3) Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah.
Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
sebagai unsur lini dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Badan, dalam memimpin dan menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang perencanaan meliputi perumusan kebijakan, koordinasi dan
sinkronisasi, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan sub
bidang urusan perencanaan, pendanaan, data, informasi, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian
dan Evaluasi Pembangunan Daerah mempunyai fungsi:
a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja bidang perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;
b) penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis operasional
dalam lingkup tugas bidang perencnaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah;
c) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan lingkup tugas
bidang perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;
d) pengoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
operasional bidang perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan
daerah;
e) pengoordinasian penyelenggaraan tugas bidang perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;
f) penyiapan bahan bimbingan dan pengedalian teknis bidang perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;
21
g) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan
tugas bidang perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan
daerah;
h) pengelolaan layanan administrasi dalam lingkup tugas bidang
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;
i) pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pengelolaan layanan
administrasi dalam lingkup tugas bidang perencanaan, pengendalian dan
evaluasi pembangunan daerah; dan
j) pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan Wali Kota serta ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi, membawahkan:
a. Sub Koordinator Perencanaan dan Pendanaan;
b. Sub Koordinator Data dan Informasi; dan
c. Sub Koordinator Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan.
4) Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia.
Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia sebagai
unsur lini dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Badan, dalam memimpin dan menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang perencanaan meliputi perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan sub bidang urusan
perencanaan, sinegritas dan evaluasi perencanaan pemerintahan dan pembangunan
manusia.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Perencanaan
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia mempunyai fungsi:
a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja bidang pemerintahan dan
pembangunan manusia;
b) penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis operasional
dalam lingkup tugas bidang pemerintahan dan pembangunan manusia;
c) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan lingkup tugas
bidang pemerintahan dan pembangunan manusia;
22
d) pengoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
operasional bidang pemerintahan dan pembangunan manusia;
e) pengoordinasian penyelenggaraan tugas bidang pemerintahan dan
pembangunan manusia;
f) penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis bidang pemerintahan
dan pembangunan manusia;
g) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan
tugas bidang pemerintahan dan pembangunan manusia;
h) pengelolaan layanan administrasi dalam lingkup tugas bidang
pemerintahan dan pembangunan manusia;
i) pelaksanaan pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pengelolaan layanan
administrasi dalam lingkup tugas bidang pemerintahan dan pembangunan
manusia; dan
j) pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan Wali Kota serta ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Perencanaan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia, membawahkan:
a. Sub Koordinator Perencanaan Pemerintahan;
b. Sub Koordinator Perencanaan Pembangunan Manusia; dan
c. Sub Koordinator Perencanaan Kesejahteraan Masyarakat.
5) Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam.
Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam sebagai unsur lini yang
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Badan, dalam memimpin dan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan meliputi perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan sub bidang urusan perencanaan,
sinegritas dan evaluasi perencanaan perekonomian dan sumber daya alam.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Bidang Perencanaan
Perekonomian dan Sumber Daya Alam mempunyai fungsi:
23
b) penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis operasional dalam
lingkup tugas Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
c) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan lingkup tugas
Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
d) pengoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
operasional Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
e) pengoordinasian penyelenggaraan tugas Bidang Perekonomian dan Sumber
Daya Alam;
f) penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis Bidang Perekonomian
dan Sumber Daya Alam;
g) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan
tugas Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
h) pengelolaan layanan administrasi dalam lingkup tugas Bidang Perekonomian
dan Sumber Daya Alam;
i) pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pengelolaan layanan
administrasi dalam lingkup tugas Bidang Perekonomian dan Sumber Daya
Alam; dan
j) pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan Wali Kota serta ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Perencanaan Perekonomian dan
Sumber Daya Alam, membawahkan:
a. Sub Koordinator Perencanaan Perekonomian;
b. Sub Koordinator Perencanaan Sumber Daya Alam; dan
c. Sub Koordinator Perencanaan Sosial dan Keuangan.
6) Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan.
Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan sebagai unsur lini
yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Badan, dalam memimpin dan menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Bidang Perencanaan Infrastruktur dan kewilayahan meliputi perumusan kebijakan,
koordinasi dan sinkronisasi, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan, analisis, evaluasi dan
24
pelaporan sub bidang urusan perencanaan, sinegritas dan evaluasi perencanaan
infrastruktur dan kewilayahan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Bidang Perencanaan
Infrastruktur dan Kewilayahan mempunyai fungsi:
a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja bidang infrastruktur dan
kewilayahan;
b) penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis operasional
dalam lingkup tugas bidang infrastruktur dan kewilayahan;
c) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan lingkup tugas
bidang infrastruktur dan kewilayahan;
d) pengoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
operasional bidang infrastruktur dan kewilayahan;
e) pengoordinasian penyelenggaraan tugas bidang infrastruktur dan
kewilayahan;
f) penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis bidang infrastruktur
dan kewilayahan;
g) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan
tugas bidang infrastruktur dan kewilayahan;
h) pengelolaan layanan administrai dalam lingkup tugas bidang infrastruktur
dan kewilayahan;
i) pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pengelolaan layanan
administrasi dalam lingkup tugas bidang infrastruktur dan kewilayahan;
dan
j) pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan Wali Kota serta ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggaran tugasnya, Bidang Perencanaan Infrastruktur dan
Kewilayahan, membawahkan:
a. Sub Koordinator Perencanaan Infrastruktur;
b. Sub Koordinator Perencanaan Perhubungan, Komunikasi dan
Penanggulangan Bencana; dan
c. Sub Koordinator Perencanaan Kewilayahan.
25
7) Bidang Penelitian dan Pengembangan.
Bidang Penelitian dan Pengembangan sebagai unsur lini yang dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan,
dalam memimpin dan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penelitian
meliputi perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi, penyusunan norma,
standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan sub bidang urusan penelitian dan
pengembangan pemerintahan, hukum, sosial, kependudukan, ekonomi,
pembangunan, inovasi dan teknologi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Bidang Penelitian dan
Pengembangan mempunyai fungsi:
a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja bidang penelitian
danpengembangan;
b) penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis operasional
dalam lingkup tugas bidang penelitian dan pengembangan;
c) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan lingkup
tugas bidang penelitian dan pengembangan;
d) pengoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
operasional bidang penelitian dan pengembangan;
e) pengoordinasian penyelenggaraan tugas bidang penelitian dan
pengembangan;
f) penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis bidang penelitian
dan pengembangan;
g) pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan
tugas bidang penelitian dan pengembangan;
h) pengelolaan layanan administrasi dalam lingkup tugas bidang penelitian
dan pengembangan;
i) pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pengelolaan layanan
administrasi dalam lingkup tugas bidang penelitian dan pengembangan;
dan
j) pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan Wali Kota serta ketentuan
peraturan perundang- undangan
26
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Penelitian dan Pengembangan
membawahkan:
a. Sub Koordinator Pemerintahan dan Sosial;
b. Sub Koordinator Ekonomi dan Pembangunan; dan
c. Sub Koordinator Inovasi dan Teknologi.
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
disusun Peraturan Walikota untuk mengatur pembentukan, kedudukan , tugas , fungsi dan
struktur organisasi dan tata kerja Bappelitbangda Kota Cirebon Adapun penjabaran tugas
tertuang dalam Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 102 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 35 Tahun 2021 Tentang Kedudukan, Struktur
Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kota Cirebon.
B. Saran - saran
1. Untuk Fakultas Syariah
- Menjalin kerja sama yang baik dan mengkoordinasikan dengan lembaga yang akan
ditempati oleh mahasiswa PPL agar mengetahui jadwal padat/efektif lembaga
tersebut untuk dapat dilaksanakan PPL oleh Mahasiswa supaya mahasiswa tidak
banyak waktu kosong ketika berada di lokasi PPL dikarenakan jika di akhir tahun
tugas lembaga yang sudah banyak terealisasi.
- Mengadakan sosialisasi terkait pelaksanaan, sistematika pembuatan laporan PPL
minimal satu minggu sebelum pelaksanaan, sehingga mahasiswa memahami apa yang
harus dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan PPL.
2. Untuk Lembaga (Bappelitbangda Kota Cirebon)
- Berdasarkan pembahasan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Bappeda ialah agar
memformulasikan langkah-langkah kongkrit penanganan dan antisipasi guna peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan peran Bappelitbangda dibidang pembangunan di kota
Cirebon.
3. Untuk Mahasiswa
- Lebih bersungguh-sungguh untuk menggali praktek pengalaman lapangan di
Bappelitbangda Kota Cirebon, sehingga dapat memperoleh pengetahuan baru yang
dapat dimanfaatkan di masa yang akan datang.
29
DAFTAR PUSTAKA
Buku/Jurnal
Tjokroamidjojo, Bintoro, dan A.R. Moestopadidjaja. 1984. Teori dan Strategi
Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung. Halaman 188.
Tjokroamidjojo, Bintoro, dan A.R. Moestopadidjaja. 1984. Teori dan Strategi
Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung. Halaman 190.
Hoessein dalam Hanif. Pengertian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta,
2007: Hal. 24.
Profil Lembaga Bappelitbangda Kota Cirebon
Peraturan/Undang-Undang
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 Ayat 2
Pasal 14 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004
Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 102 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Wali Kota Cirebon Nomor 35 Tahun 2021 Tentang Kedudukan, Struktur
Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kota Cirebon
30