Mengetahui
Pimpinan Lembaga Tempat PPL,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Shalawat serta salam tidak lupa kita sanjungkan kepada
Rasulullah SAW pembawa risalah dan kebenaran. Yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Alhamdulillah laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Cirebon dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun judul laporan ini ialah “Penerapan E-Kinerja
BKN Pada Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia".
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diana Djuwita, MM. selaku Dosen
Pembimbing Lapangan yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam kegiatan
Praktik pengalaman lapangan sampai pembuatan laporan ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak Muhzi Anggara, S.
STP. yang telah menerima kami melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan, serta
seluruh pegawai BKPSDM yang terlibat ikut andil dalam memberikan sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya
kritik dan saran dari pembaca dan teman-teman semua kami nantikan demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga apa yang terdapat dan tertera dalam laporan ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca, teman-teman dan khususnya bagi
kami pembuat laporan.
Terima Kasih.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................5
A. Dasar Pemikiran.........................................................................................1
B. Tujuan dan Kegunaan................................................................................1
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................9
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK........................................................................11
A. Profil Lembaga..........................................................................................11
B. Pelaksanaan Praktik...................................................................................15
C. Permasalahan di lapangan..........................................................................15
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik.......................................16
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................17
A. Standar dan Sasaran Kebijakan.................................................................17
B. Sumber Daya.............................................................................................18
C. Hambatan–Hambatan dalam Penerapan E-Kinerja...................................20
D. Perbedaan E-Kinerja Lokal dengan E-Kinerja BKN.................................22
BAB V PENUTUP.........................................................................................................23
E. Kesimpulan................................................................................................23
F. Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara kegiatan pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat serta menjadi penopang pemerintahan suatu negara,
berperan menciptakan sistem pada suatu negara dengan tujuan meningkatkan taraf hidup
masyarakat di Indonesia. Mayoritas lembaga pemerintah telah mulai melakukan prosedur
kerja mereka melalui Internet. Perangkat seluler yang dapat digunakan oleh semua orang
membuat layanan pemerintah lebih cepat (Setiadi, 2016). Tujuan pembentukan sistem
elektronik dalam kerangka birokrasi berbasis kebijakan publik adalah untuk menjamin
keamanan dan kualitas birokrasi reformasi (Sandiasa & Agustana, 2018). Contoh dari
inisiatif ini termasuk pembentukan elektropemerintah, anggaran elektronik,
telekomunikasi elektronik dan sistem kinerja elektronik. Dengan bantuan sistem ini,
administrator dapat dengan mudah mengakses data dan membuat catatan administratif.
Penilaian e-kinerja merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan
tingkat kedisiplinan pegawai negeri sipil di Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon. Penggunaan teknologi dalam
penilaian kinerja ini diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan, seperti efisiensi,
akurasi, dan transparansi dalam proses penilaian (Baskoro et al., 2023).
Dalam konteks BKPSDM Kabupaten Cirebon, penilaian e-kinerja dapat membantu
dalam menilai kinerja pegawai secara lebih terukur dan obyektif. Dengan adanya sistem
ini, pegawai dapat memperoleh umpan balik yang lebih cepat dan tepat waktu terkait
kinerja mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai, serta
memperkuat pengawasan kinerja dan disiplin. Selain itu, penggunaan sistem e-kinerja
juga dapat mempermudah pengelolaan data kinerja pegawai dan memberikan kemudahan
dalam melacak kinerja dan perkembangan pegawai (Primawanti & Ali, 2022). Dengan
data kinerja yang tercatat dengan baik, manajemen BKPSDM dapat membuat keputusan
yang lebih tepat dan strategis terkait dengan penugasan, pelatihan, dan pengembangan
pegawai.
Penerapan kebijakan e-kinerja yang masih terbilang baru dan belum bisa di terapkan
pada seluruh ASN atau PNS yang ada di BKPSDM maupun di Kabupaten Cirebon
5
dikarenakan perlu di analisis terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah ada
ketidaksesuaian antara aplikasi dengan ASN di Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana standar dan sasaran kebijakan mengenai penerapan e-kinerja di BKPSDM
Kabupaten Cirebon?
2. Apa saja jenis sumber daya yang ada di Kantor BKPSDM Kabupaten Cirebon?
3. Apa saja hambatan–hambatan dalam penerapan e-kinerja di kantor BKPSDM
Kabupaten Cirebon?
4. Apa saja perbedaan e-kinerja lokal dengan e-kinerja BKN?
7
Praktikan melaksanakan kegiatan PPL di Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon. Berikut ini data perusahaan
terkait:
Nama Instansi : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BKPSDM) Kabupaten Cirebon.
Alamat : Jl. Sunan Muria No. 100, Sumber, Kab. Cirebon
No. Telepon : (0231) 320816
Website : bkpsdm.cirebonkab.go.id
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Kinerja
Michael Amstrong dalam (Rahman, 2020) mendefinisikan kinerja sebagai proses yang
dicapai dari sebuah organisasi, tim, dan individu dengan memahami dan mengelola sehingga
memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan menurut Rahadi dalam (Lembong & Madjid,
2021) Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai dengan kemampuan yang ada serta batasan-batasan yang telah
ditetapkan.
Elektronik Kinerja
e-Kinerja adalah salah satu aplikasi berbasis web yang digunakan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk menganalisis kebutuhan jabatan, beban kerja jabatan dan beban kerja
unit/satuan kerja organisasi sebagai dasar perhitungan prestasi kerja dan pemberian insentif
kerja dengan memedomani Permendagri Nomor 4 Tahun 2005 tentang Analisis Jabatan dan
Permendagri Nomor 12 tahun 2008 tentang ABK.
Menurut (Indrajit, 2006) aplikasi e-Government juga diperuntukan untuk
meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintah yang
bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. Untuk itu terlihat fungsi strategis
dari aplikasi e-Government yang dikembangkan oleh sebuah Negara keberadaannya tidak
semata untuk meningkatkan kinerja pemerintah dan pelayanan masyarakat, namun jauh dari
pada itu untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan dari pemerintahan suatu Negara, yang
nantinnya membawa dampak kemajuan Negara itu sendiri.
9
jabatan pemerintahan atau diserahkan tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan
Disiplin Kerja
(Malayu, 2016) berpendapat bahwa kedisiplinan adalah kesadaran seseorang dalam
menaatai peraturan yang berlaku dalam lingkungan kerjanya. Berdasarkan pengertian diatas
disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, dan bila melanggar akan ada
sanksi atas pelanggarannya. Kedisiplinan akan mengakibatkan kinerja akan menjadi lebih
efektif dan efisien. Penerapan disiplin bagi karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja
karyawan. Disamping itu perlu didukung lingkungan kerja yang baik berupa lingkungan kerja
yang dapat menunjang kelancaran, keamanan, keselamatan, kebersihan, serta kenyamanan
dalam bekerja. Hal ini harus di dukung oleh fasilitas-fasilitas yang ada di dalam lingkungan
kerja untuk menunjang kelancaran dan percepatannya. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu
tentang apa yang ada di dalam lingkungan kerjanya. Hal ini meliputi fasilitas, peraturan,
budaya kerja, dan keamanannya. Menurut Sedarmayanti (2007) dalam (Sucipto & Syaifulloh,
2021), lingkungan kerja secara garis besar dapat dibagi dua jenis antara lain lingkungan kerja
fisik dan non fisik.
10
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. PROFIL LEMBAGA
1. Sejarah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan kepegawaian Daerah yang disingkat dengan BKD dibentuk berdasarkan
keputusan Presiden Republik Indonesia no. 159 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah, dimana BKD merupakan salah satu perangkat
daerah guna melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam membantu
tugas pokok Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.
Adapun pelaksana manajemen PNS daerah adalah keseluruhan upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesialisme.Selain itu, BKD juga
mempunyai tugas dan kewajiban kepegawaian meliputi perencanaan, pengadaan,
pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan
pemberhentian PNS.
Sebelum terbentuknya BKD Daerah, penanganan kepegawaian di pemerintah
daerah di Kabupaten Cirebon dilaksanakan oleh bagian kepegawaian yang berada di
lingkup Asisten Sekretariat Daerah (SETDA) Bidang Administrasi yang dipimpin oleh
Kepala Bagian (KABAG). Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah (PERDA) No. 28
Tahun 2000 tentang pembentukan sekretariat daerah dan sekretariat DPRD. Peraturan
Daerah (PERDA) No. 29 Tahun 2000 tentang organisasi dan tata kerja secretariat daerah
dan secretariat DPRD dan surat keputusan Bupati Cirebon No. 31 tahun 2001 tentang
rincian tugas dan fungsi sekretariat daerah dan sekretariat DPRD bidang kepegawaian
beralih ke asisten sekretariat Daerah Bidang Pendayagunaan Aparatur.
Badan kepegawaian daerah Kabupaten Cirebon terbentuk pada tahun 2002 tentang
pembentukan BKD Kabupaten Cirebon, peraturan daerah No.25 tahun 2002 tentang
pembentukan BKD Kabupaten Cirebon, peraturan daerah No. 26 tahun 2002 tentang
organisasi dan tata kerja BKD Kabupaten Cirebon serta keputusan Bupati Cirebon No. 14
tahun 2003 tentang organisasi dan tata kerja BKD Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat
daerah, BKD Kabupaten Cirebon mengalami perubahan nama dan nomenklatur menjadi
Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah (BKPPD). Pada prinsipnya
11
perubahan nomenklatur yang berdasarkan pada PP. 41 tahun 2007 dimaksudkan untuk
memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang
efisien, efektif dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing
daerah serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi serta komunikasi
antara kelembagaan pusat dan daerah, termasuk BKPPD Kabupaten Cirebon.
Perubahan nama dan nomenklatur didasarkan pada peraturan daerah Kabupaten
Cirebon No. 06 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Cirebon yang dijelaskan pada pasal 6. Berdasarkan peraturan daerah tersebut,
BKPPD mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan daerah.
Dan berdasarkan peraturan pemerintah No.18 Th 2015 BKPPD di rubah nama nya
menjadi BKPSDM dan terbentuk menjadi 5 Kabid, diantaranya : Sekretariat, Mutasi dan
Kenaikan Pangkat (MK), Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan (PKAP),
Pengembangan Kompetensi Aparatur (PKA), dan yang terakhir Pengadaan, Pemberhentian
dan Informasi (PPI).
12
j. melaporkan kegiatan kepada pimpinan
4. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Perbup No 20 tahun 2021 Tanggal 12 April 2021 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Cirebon Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Cirebon dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dibantu oleh 1 (satu) sekretaris yang membawahi
3 (tiga) sub bagian dan 4 (empat) bidang yang masing-masing membawahi sub bidang
dengan struktur organisasi sebagai berikut:
KEPALA BADAN
- SEKRETARIAT
1) Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
2) Sub Bagian Keuangan dan Aset
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a. BIDANG PENGADAAN, PEMBERHENTIAN DAN INFORMASI
13
1) Sub Bidang Pengadaan dan Pemberhentian
2) Sub Bidang Data dan Informasi
3) Sub Bidang Fasilitasi Profesi ASN
b. BIDANG PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPANGKATAN
1) Sub Bidang Pengembangan Karir, Promosi dan Mutasi
2) Sub Bidang Kepangkatan
c. BIDANG PENILAIAN KINERJA APARATUR DAN PENGHARGAAN
1) Sub Bidang Penilaian Kinerja dan Evaluasi Kinerja Aparatur
2) Sub Bidang Disiplin dan Pengharagaan
d. BIDANG PENGEMBANGAN KOPETENSI APARATUR
1) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan dan Sertifikasi
2) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Pengembangan Kompetensi
Sesuai dengan Permen PANRB No. 7 Tahun 2022. tentang Sistem Kerja pada Instansi
Pemerintah untuk Penyederhanaan Birokrasi dan Peraturan Bupati Cirebon No 1 Tahun
2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Cirebon maka Sekretaris Badan dibantu oleh 2 Kepala
Subbagian dan seorang pejabat fungsional (Perencana) sedangkan Kepala Bidang dibantu
oleh Pejabat Fungsional yang bertindak sebagai Sub Koordinator (Subkor) dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
14
B. PELAKSANAAN PRAKTIK DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANAGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Waktu pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dimulai pada tanggal 1
September 2023 sampai dengan 29 September 2023. Untuk jam kerja menyesuaikan dengan
jam operasional di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BKPSDM), sementara untuk hari efektif dimulai pada hari senin sampai dengan hari jumat.
Untuk Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) berjalan selama empat
minggu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak kampus. Jam operasional
peserta PPL di BKPSDM dimulai hari Senin s.d Jum’at pada pukul 07.30- 15:00 WIB.
Untuk peserta PPL dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon terdapat 7 mahasiswa/i yang terdiri
dari jurusan Akuntansi Syariah. Pembagian penempatan tugas terbagi dalam 3 bidang,
diantaranya yaitu 3 mahasiswi yang ditempatkan di bidang PKK dan Front Office, 2
mahasiswi ditempatkan di bidang PKAP, serta 2 mahasiswa ditempatkan di bidang Arsip
dengan masing-masing tugas dan ruangan yang berbeda. Pekerjaan yang kami lakukan
cukup membantu, diantaranya yaitu menerima surat masuk dan keluar serta membuat
surat disposisi, mengurus berkas terkait HUKDIS dan Satya Lencana, merekap data evaluasi
kinerja; TPP; dan absensi, mengurus surat edaran rapat terkait Satya Lencana, ikut serta dalam
pertemuan dengan seluruh dinas dan atau badan di Kabupaten Cirebon oleh BKN mengenai
kepegawaian, serta tugas-tugas lain yang telah diberikan oleh pihak BKPSDM.
C. PERMASALAHAN DI LAPANGAN
Membangun Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan untuk mendukung
pengelolaan kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di instansi pemerintah, maka perlu
adanya penerapan sistem informasi pengelolaan kinerja pegawai ASN yang terintegrasi
dengan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara (SIASN) (Putri, 2023). Dengan tujuan agar
instansi pemerintah dapat memanfaatkan sistem informasi pengelolaan kinerja pegawai ASN.
(Rahmaniah, 2022) Sistem Informasi Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN yang selanjutnya
disebut Aplikasi e-Kinerja BKN adalah aplikasi berbagi pakai berbasis elektronik yang
memuat tahapan pengelolaan kinerja pegawai ASN, terdiri dari: a) perencanaan kinerja
15
pegawai ASN; b) pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja pegawai ASN; c) penilaian
kinerja pegawai ASN; dan d) tindak lanjut hasil evaluasi kinerja pegawai ASN.
Aplikasi e-Kinerja BKN dapat dimanfaatkan oleh instansi pemerintah
untuk pengelolaan kinerja pegawai ASN mulai dari penyusunan SKP hingga penilaian SKP
dan tindak lanjut menjadi lebih mudah, efektif, efisien, dan akuntabel (Tahir, 2021).
Percepatan layanan kepegawaian dalam SIASN seperti layanan kenaikan pangkat dan layanan
pemberhentian yang terintegrasi dengan SIASN dapat dilakukan melalui aplikasi ini, tanpa
perlu mengunggah dokumen atau melakukan penyelarasan/ sinkronisasi data penilaian kinerja.
Dan sebagai dasar pembayaran Tunjangan Kinerja/Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Namun dalam hal tersebut, penggunaan aplikasi e-Kinerja belum bisa diterapkan pada
BKPSDM Kabupaten Cirebon, yang berarti seluruh ASN/PNS di Kabupaten Cirebon pun
belum menerapkannya. Hal tersebut karena menurut pernyataan Analis Sumber Daya dan
Aparatur BKPSDM Kabupaten Cirebon, perlu diadakannya analisis terlebih dulu untuk
mengetahui jika ada ketidaksesuaian aplikasi dengan kebutuhan ASN di Kabupaten Cirebon.
Belum diterapkannya aplikasi ini tentunya menjadi sebuah masalah karena akan berpengaruh
pada TPP ASN dan menjadi catatan khusus atas kedisiplinan ASN.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
17
tentang pengisisan e-kinerja dan penilaian e-kinerja sebagai dasar pembayaran tunjangan
kinerja pegawai dirasakan cukup menjadi arahan untuk berjalannya sistem e-kinerja di
BKPSDM Kabupaten Cirebon. E-Kinerja merupakan sistem aplikasi web base dan dapat
ditampilkan sampai dengan tingkat pimpinan tertinggi secara berjenjang sesuai dengan
struktur organisasi. Proses penilaian menggunakan sistem e-kinerja menurut penuturan
narasumber dilakukan berjenjang. Jenjang jabatan mulai yang tertinggi eselon II, eselon III,
eselon IV, dan pelaksana. Pelaksana yaitu jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional
tertentu mengisi e-kinerja yang dinilai oleh atasan langsung yaitu jabatan eselon IV dinilai
eselon III, sedangkan III dinilai eselon II, sedangkan eselon II dinilai eselon I di Badan
Kepegawaian Pusat. Penilaian dan persetujuan penilaian dilakukan secara elektronik pada
aplikasi e-kinerja. Proses penerapan sistem e-kinerja di BKPSDM Kabupaten Cirebon sudah
cukup baik. Karena pegawai BKPSDM Kabupaten Cirebon telah menjalani kegiatan pengisian
e-kinerja dari tahun 2014 sampai saat ini dan pegawai telah melaksanakannya dengan baik.
B. SUMBER DAYA
Dalam implementasi kebijakan haruslah ditunjang oleh sumber daya, baik sumber daya
manusia maupun material. Sasaran, tujuan dan isi kebijakan walaupun sudah dikominukasikan
dengan jelas dan konsisten tetapi jika implementor kekurangan sumber daya untuk
melaksanakan maka implementasi tidak akan berjalan dengan baik. Keberhasilan proses
implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu
keberhasilan proses implementasi. Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi
menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang
diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi
dan kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit
untuk diharapkan, hal ini lah diperlukan laporan kinerja untuk bisa menilai pegawai.
Laporan kinerja pegawai adalah kewajiban semua pegawai pemerintah untuk membuat
sebuah laporan sebagai wujud pertanggungjawaban atas segala tugas dan kewajiban yang
diamanatkan kepadanya secara periodik. Berbicara mengenai kinerja dan tujuan yang dicapai
tidak terlepas dari sumber daya manusia yang menjalankannya sendiri. Potensi setiap individu
harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal.
18
Karena sumber daya yang potensial merupakan sumber kekuatan untuk menjalankan tugas.
Sumber daya manusiaharus di arahkan dan diolah untuk menghasilkan yang terbaik. Sebelum
ada sistem e-kinerja, DP-3 di jadikan alat untuk memonitoring kerja pegawai dan sekaligus di
jadikan alat penilaian kinerja pegawai negeri sipil. DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan) yaitu daftar yang membuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang PNS
dalam jangka waktu satu tahun yang didalamnya terdapat 8 (delapan) unsur penilaian, yaitu
kejujuran, kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan prakarsa.
Daftar DP-3 ini menjadi bahan pertimbangan dalam kenaikan pangkat atau jabatan,
pemindahan, kenaikan gaji, dan mutasi.
Terkait tentang alasan diberlakukannya penilaian kinerja untuk kepentigan Sumber
daya melalui aplikasi e-kinerja terhadap indikator tingkat kesalahan, kemampuan pegawai dan
kecermatan pegawai. Setelah adanya e-kinerja yang berfungsi sebagai penilaian pegawai
dimana telah tercantum nama kegiatan masing-masing jabatan dengan target capaian setiap
hari dan capaian setiap bulan sehingga target pekerjaan tersebut harus dicapai dengan
sungguh-sungguh dan pengisian pelaporan pada aplikasi harus bertanggung jawab sesuai
dengan apa adanya. Penilaian Kinerja menggunakan aplikasi e-kinerja ini dijadikan sebagai
dasar pemberian Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) yang mana berbeda dengan penilaian
kinerja secara manual menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai (DP3) yang mana
penilaian SKP secara manual dilakukan sekali dalam setahun dan penilaiannya cenderung
bersifat subjektif dan tidak berdasarkan realisasi kerja pegawai. Penilaian pekerjaan pegawai
secara manual juga dipengaruhi oleh sikap tenggang rasa. Dalam pelaksanaan penilaian
menggunakan aplikasi e-kinerja, BKPSDM Kabupaten Cirebon umumnya dapat
menyelesaikan pengumpulan data dengan akurat, transparan dan tepat waktu.
Adapun mengenai indikator jumlah pekerjaan yang dihasilkan aparatur, maka
penggunaan aplikasi e-kinerja dapat mengoptimalkan output bahkan sampai maksimal
mempunyai manfaat bagi BKPSDM Kabupaten Cirebon dan pegawai itu sendiri yang mana
dengan adanya aplikasi e-kinerja ini dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
pegawai. Kenyamanan pegawai dalam bekerja dikarenakan pengisian laporan yang lebih
efektif dengan tidak membutuhkan rumus yang menambah pekerjaan lagi dalam perhitungan
nilai dari pengisian laporan ke dalam aplikasi tersebut yang berdasarkan pekerjaan yang telah
dilakukan. Kemudian dengan adanya kejelasan target, pengukuran yang akurat serta
19
transparasi yang terdapat pada aplikasi e-kinerja secara tidak langsung menumbuhkan daya
saing antar pegawai dalam bekerja, yang mana dapat memotivasi pegawai agar target yang
telah ditetapkan tersebut tercapai.
20
c. Belum adanya SOP ( Standar Operasional Prosedur)
sistem E-Kinerja penerapan pada bkpsdm kab Cirebon suatu sistem yang baik tentunya
diikuti dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang tersusun secara terstruktur karena
dengan memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) maka suatu sistem yang dijalankan
akan memiliki pedoman dalam mengatur keberjalanannya sesuai dengan aturan . Pada
bkpsdm kab Cirebon belum terdapatnya sop dikarenakan belum adanya penerapan system e
kinerja karna masih pada tahap Analisa mengenai aplikasi e kinerja apakah akan berjalan
baik saat digunakan atau tidak guna untuk mengatasi segala penyelewengan dalam
penerapannya yang nantinya secara otomatis akan menghambat penerapan sistem E-
Kinerja.
21
di sebut troubleshoot hal ini sangat menghambat penerapan sistem E-Kinerja di BKPSDM
Kabupaten Cirebon karena sistem E-Kinerja ini merupakan sistem yang membutuhkan
jaringan internet yang kuat dalam pengoperasiannya.
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerintah mencoba membangun sebuah sistem aplikasi yang memudahkan untuk
memonitoring dan menilai seluruh kinerja pegawai negeri sipil Cirebon. aplikasi tersebutlah
yang dinamakan e-kinerja. Aplikasi ini dikembangkan untuk memudahkan aparatur dalam
menginput kegiatan dan membuat laporan lembar kerja harian. Disamping itu, aplikasi ini
diharapkan mampu menjadi salah satu data pendukung bagi pimpinan dalam mengambil
keputusan/kebijakan terkait kinerja pegawai, unit kerjadan satuan kerja. Pegawai yang telah
melaksanakan tugas dipantau setiap bulan dan pengisian e-kinerja dijadikan dasar penentu
pembayaran tunjangan kinerja pegawai. Dengan adanya kebijakan sistem e-kinerja telah
mengakomodir pengelolaan target dan realisasi terkait sasaran kerja pegawai
Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan
proses implementasi. Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut
adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh
kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari
sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk diharapkan,
hal ini lah diperlukan laporan kinerja untuk bisa menilai pegawai.
Hambatan yang dialami dalam proses penerapan E-kinerja BKN sendiri yaitu tantangan
dalam mensosialisasikan perpindahan E-Kinerja lama ke E-Kinerja baru, kurangnya
kemampuan IT para PNS, belum adanya SOP, sarana dan prasarana yang belum memadai,
serta jariangan internet yang kurang stabil.
Sebetulnya antara e-kinerja mandiri bkpsdm dengan e-kinerja BKN tidak memiliki
banyak perbedaan, hanya saja yang menjadi pembeda adalah jika e-kinerja yg ada di
BKPSDM itu hanya digunakan di lingkup Kabupaten Cirebon saja, sedangkan e-kinerja BKN
lingkupnya nasional dan sudah terintegrasi dengan Sistem informasi kepegawaian dari seluruh
instansi pemerintah baik pusat maupun daerah di Indonesia, sehingga dengan adanya
integrasi tersebut memungkinkan adanya kemudahan akses manajemen maupun administrasi
kepegawaian, karena apa yg dikerjakan oleh pegawai bisa langsung diketahui oleh pusat.
B. Saran
1. Untuk Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
23
Saran untuk fakultas Syariah dan Ekonomi Islamyaitu untuk memberikan pembekalan serta
bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan yang lebih matang serta intens terhadap
mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) agar lebih siap
dalam menghadapi situasi kerja yang ada di Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Cirebon.
2. Untuk Instansi/Lembaga Tempat Praktik
Saran kami kepada pihak BKPSDM Kabupaten Cirebon agar tidak perlu sungkan terhadap
mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), usahakan berikan tugas dengan bimbingan
terlebih dahulu sebelum tugas dilaksanakan, agar hasilnya menjadi efektif dan efisien.
Pemberian tugas ini dirasa lebih baik daripada mahasiswa menganggur karena jenuh dan
bosan jika tidak ada pekerjaan. Saran untuk hambatan-hambatan dalam penerapan E-kinerja
yaitu dimudahkannya sistem dalam penggunaan e-kinerja, tampilan yang lebih sederhana
sehingga memudahkan para ASN yang kurang memiliki kemampuan dibidang teknologi untuk
menggunakannya.
3. Untuk Mahasiswa
Saran untuk mahasiswa yang melaksanakan PPL yaitu sebaiknya membekali diri sebelum
dilakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dan hendaknya mempraktikkan apa saja yang
telah dipelajari saat perkuliahan agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat
praktik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, D. A., Maipita, I., Fitrawaty, F., & Dongoran, F. R. (2023). Digitalisasi Sistem
Informasi dan Administrasi Desa Sebagai Upaya Menuju Desa Cerdas di Desa Kolam,
Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 7(3), 624–635.
Primawanti, E. P., & Ali, H. (2022). Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Informasi Berbasis
Web Dan Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan (Literature Review
Executive Support Sistem (Ess) for Business). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, 3(3), 267–285.
Sandiasa, G., & Agustana, P. (2018). Reformasi Administrasi dan Birokrasi Pemerintahan
Daerah Dalam Menigkatkan Kualitas Layanan Publik di Daerah. Public Inspiration:
Jurnal Administrasi Publik, 3(1), 1–8.
Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Cakrawala: Jurnal
Humaniora Bina Sarana Informatika, 16(2).
Indrajit, R. E. (2006). Electronic Government: Konsep Pelayanan Publik Berbasis Internet dan
Teknologi Informasi. Jakarta: Aptikom.
Lembong, R. C., & Madjid, U. (2021). Efektivitas Penerapan E-Kinerja Dalam Meningkatkan
Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Utara. Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa, 6(2), 131–139.
Malayu, H. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Kedua Puluh.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rahman, Y. A. (2020). Manajemen sumber daya manusia. Tsaqofah; Jurnal Pendidikan Islam,
4(2), 1–23.
Sucipto, H., & Syaifulloh, M. (2021). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhadi Setiabudi. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan,
4(3), 797–806.
25
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2005 tentang Analisis Jabatan
Rahmaniah, R. (2022). Implementasi E Kinerja Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Balangan. Jurnal Administrasi Publik Dan
Pembangunan, 4(1), 50–59.
Tahir, H. (2021). Penerapan E-Kinerja Dalam Menilai Kinerja Aparatur Sipil Negara (Asn)
Pada Kantor Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Provinsi
Sulawesi Selatan. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar.
26