Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL )


UNIVERSITAS ISLAM AN-NUR LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas PPL

Di kampus Universitas Islam Annur Lampung

Desa Sidoharjo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Disusun oleh :
NAMA : BENI ELDA

NIM : 1927103010102

PRODI : HKI - A

UNIVERSITAS ISLAM AN-NUR


LAMPUNG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Bismillahirrahmanirrahim
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya dari
laporan pelaksanaan PPL, Universitas Islam An Nur Lampung, menerangkan dengan
sebenarnya bahwa yang bertempat di Desa Sidoharjo Kecamatan Jati Agung Kabupaten
Lampung Selatan oleh :

NAMA : BENI ELDA

NIM : 1927103010102

JURUSAN : HKI - A

Maka dipandang telah memenuhi syarat untuk diajukan kepada Pengelola Fakultras
Hukum Keluarga Islam Universitas Islam An Nur Lampung.
Demikian pengesahan ini kami berikan, semoga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Sidoharjo, 23 Oktober 2023

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

M.Syakh Ikhsan Syaifudin,M.H Muhammad Ridho,M.Pd

Ketua Panitia PPL


Dr. TAMYIS, M.Pd
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, alhamdulillaahil ladzii an'amanaa bini'matil

iimaani wal Islaam. Wanushollii wanusallimu 'alaa khoiril anaam sayyidinaa

Muhammad wa'alaa aalihi washohbihi ajma’in. Amma ba’du. Segala Puji Syukur

kami panjatkan kepada Allah SWT Sang Maha Pencipta yang Maha Kasih dan murah

hati. Dikarenakan berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tepat pada waktunya. Tak hanya

karena kuasaNya, laporan ini pun dapat kami selesaikan berkat dukungan dan

bimbingan dari pihak-pihak di bawah ini:

1. Bapak Dr.KH. Andi Warisno, M.Pd.I, selaku Rektor Universitas Islam An-

Nur Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menuntut ilmu di lembaga pendidikan Universitas Islam An Nur Lampung

2. Bapak Dr.Tamyis, M.Pd, selaku ketua panitia Studi Lapangan yang telah

memberikan banyak pengarahan dan pembekalan tentang penyelenggaran

Praktik Pengalaman Lapangan.

3. Bapak M.Syakh Ikhsan Syaifudin,M.H selaku dosen pembimbing I dan

Bapak Muhammad Ridho,M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing serta mengarahkan dalam praktek di lapangan.

4. Kedua Orang tua tercinta.

Semoga orang-orang yang telah membantu kami selama berjalannya praktik

pengalaman lapangan (PPL) maupun dalam penyusunan laporannya mendapatkan

balasan baik yang setimpal. Kami berharap laporan praktik pengalaman lapangan ini
dapat menjelaskan dengan baik kinerja kami dilapangan dan juga dapat menjadi

laporan yang membangun bagi pembacanya. Laporan ini kami ketahui jauh dari kata

sempurna, sehingga kiranya dapat dimaklumi.

Jati Agung, 20 Oktober 2023


Penyusun

BENI ELDA
DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................................................i

Pengesahan ..............................................................................................................................ii

Kata Pengantara .....................................................................................................................iii

Daftar isi .................................................................................................................................iv

BAB I Pendahuluan ................................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1

B. Tujuan Praktikum ...................................................................................................2

C. Target PPL .............................................................................................................3

D. Jadwal Kegiatan PPL ..............................................................................................3

BAB II Pelaksanaan ................................................................................................................4

A. Bentuk Kegiatan ...........................................................................................................4

B. Proses Pelaksanaan........................................................................................................4

C. Materi dan Praktik ........................................................................................................5

a. Peradilan Semu .........................................................................................................5

b. KEAE........................................................................................................................8

BAB II Penutup......................................................................................................................12

A. Kesimpulan .................................................................................................................12

B. Rekomendasi................................................................................................................13

C. Kritik dan saran............................................................................................................13

Lampiran – Lampiran .............................................................................................................14

Dokumen Foto Pelaksanaan PPL.............................................................................................15

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan upaya dalam proses

pembelajaran secara langsung terhadap gambaran untuk mahasiswa dalam menghadapi

dunia kedepannya. Sehingga setiap instansi atau kampus selalu mengupayakan

terwujudnya generasi yang berkualitas, berakhlak dan berguna serta bermanfaat di

masa depan. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya, semua

lembaga perguruan tinggi merasa perlu melengkapi kurikulumnya dengan berbagai

keterampilan keahlian praktik tanpa mengesampingkan kemampuan teoritik,

khususnya Fakultas Syari’ah memperkaya kurikulumnya dengan matakuliah praktik

Pengalaman lapangan (PPL).

Sehingga Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai mata kuliah wajib bagi

mahasiswa semester VII (tujuh) Lapangan (PPL) ini, diharapkan mahasiswa dapat

menerapkan teori yang sudah diperoleh di kampus dan dapat mempraktekkannya

untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum Secara litigasi dan non litigasi.

Melalui partisipasi dalam program mata kuliah Praktik Pengalaman

Lapangan tersebut, diharapkan mahasiswa memiliki gambaran yang jelas mengenai

situasi dunia kerja secara riill. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan pada jurusan

Hukum Keluarga Islam Fakultas Syari’ah mempunyai ruang lingkup kajian masalah

yang diantaranya ada pernikahan, wakaf, zakat, waris dan ekonomi syariah yang dalam

penerapannya tidak hanya melalui Kantor Urusan Agama tetapi juga melalui

Peradilan Agama.

1
B. Tujuan PPL

Diantara tujuan pelaksanan PPL kami adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan hubungan kerjasama yang baik

2. Mengetahui berbagai kegiatan operasional yang dilakukan di berbagai

instansi

3. Mengetahui struktur kepemimpinan dan manajemen beserta pembagian tugas

pada setiap bidang di instansi secara umum, dan bidang penempatan Praktik

Pengalaman Lapangan secara khusus (dengan cara ikut serta/masuk dalam

kegiatan operasional bidang/bagian tersebut).

4. Memberi gambaran nyata mengenai instansi tempat Praktik Pengalaman

Lapangan tersebut serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

5. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang

diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di lapangan.

6. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan

penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk terjun ke

masyarakat.

2
C. Target PPL

Target praktikum adalah:

1. Mahasiswa memahami profil lembaga atau instansi tempat praktikum yang

meliputi sejarah, kewenangan, dan struktur organisasi.

2. Mahasiswa memahami kegiatan operasional lembaga atau instansi tempat

praktikum

3. Mahasiswa memahami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan bidang

hukum ditempat praktikum.

D. Jadwal Kegiatan PPL

Adapun pelaksanaan praktikum pengembangan Lapangan ini dimulai tanggal

14 Agustus 2023 – 30 Septermber 2023 dengan pembagian jadwal dan tempat

praktikum sebagai berikut :

1. Tanggal 14 Agustus 2023 : Penyerahan PPL

2. Tanggal 14 Juli – 30 September 2023 : Pelaksanaan Praktikum

3. Tanggal 30 September 2023 : Penarikan PP

3
BAB II

PElAKSANAANKEGIATAN

A. Bentuk Kegiatan

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan ini memberikan gambaran dan pengalaman

yang kami laksanakan di kampus dengan menghadirkan pakar – pakar hukum serta

melakukan persidangan semu dengan harapan nantinya dalam pelaksanaan di lapangan kami

sudah dapat bahan yang sekiranya dapat kami lakukan nantinya.

B.Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan dimulai dari tangal 14 Agustus 2023

s.d 30 September 2023 . Terhitung ada 30 hari kerja

Diantara kegiatan kegiatan yang akan kami lakukan selama PPL diantaranya yaitu :

1. Mendapatkan gambaran umum pelaksanaan PPl yang akan kami laksanakan di kampus

Universitas Islam Annur Lampung.

2. Mendapatkan materi serta praktik yang akam dilalui selama PPL berlangsung

3. Membuat study kasus dan mempraktikan proses hukum peradilan secara semu dengan

melibatkan mahasiswa dan Dosen pengampu

4. Membuat laporan serta mendokumentasikan pelaksanaan PPL

4
C. Materi dan Praktik

Dalam hal ini Mahasiswa diharapkan mempraktikkan Peradilan semu diantara materi-

materi yang dipraktikkan adalah sebagai berikut :

a. Peradilan Semu

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 disebutkan dalam Bab IX pasal 24 ayat (2) bahwa

peradilan agama merupakan salah satu pemegang kekuasaan kehakiman.

 Hal ini juga disebutkan dalam pasal 10 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1970 yang telah

diubah dengan UU No.35 Tahun 1999 dan terakhir diganti dengan UU No.4 Tahun

2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa Peradilan agama adalah salah satu

pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia

 Sedangkan dalam Undang-Undang PERDILAN AGAMA

 Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1989 dalam pasal 2

disebutkan:

Peradilan Agama adalah“salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari

keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini”.

Pengertian Hukum Acara

- Hukum acara (hukum formil) bertujuan untuk menjamin ditaatinya hukum perdata

materil, oleh karena itu hukum acara memuat tentang cara bagaimana melaksanakan

dan mempertahankan atau menegakkan kaidah-kaidah yang termuat dalam hukum

perdata materil.

- Adapaun hukum acara yang berlaku di Peradilan Agama adalah hukum acara perdata

yang berlaku di lingkungan Peradilan Umum kecuali yang telah diatur secara khusus

(Pasal 54 UU No. 7 Tahun 1989).

5
Sumber Hukum Acara Peradilan Agama.

1. HIR/RBg (Hukum acara perdata yang berlaku bagi Peradilan Umum)

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 yang telah diganti dengan UU No. 4/2004;

diganti lagi dengan UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974; (Perkawinan)

4. Undang-undang No. 14 Tahun 1985 yang telah diubah dengan UU No.5 Tahun 2004;

(MA)

5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006; diubah UU No.50 Th 2009 ( Peradilan Agama)

6. .Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1990 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintahan Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan Dan

Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1957 tentang Pembentukan

Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah untuk luar Jawa dan Madura, dan sebagian

luar Kalimantan Selatan;

9. PP Nomor 9 Tahun 1975; (pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan) 10 . RV

(Reglement op de Burgerlijke Rechsvordering); 11 . Inpres Nomor 1 Tahun 1991

Tentang KHI.

10. Surat Edaran Mahkamah Agung;

11. . Doktrin/Ilmu Pengetahuan Hukum/Kitab-kitab

12. Fiqih

6
Sumber Hukum Materil

 1. Hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits;

 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974;

 3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006; diubah UU No.50 Th 2009

 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

 5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977;

 6. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang KHI;

 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 TAhun 1987;

 8. Yuriprudensi;

 9. Doktrin/Ilmu Pengetahuan Hukum dalam Kitab-kitab Fiqih;

 10. Hukum positif yang berkaitan dengan tugas dan kewenangan Peradilan Agama.

KOMPETENSI PENGADILAN AGAMA

a. Kompetensi Relatif

Pengertian kewenangan relatif adalah kekuasaan atau wewenang yang diberikan

kepada pengadilan dalam lingkungan peradilan yang sama jenis dan tingkatan yang

berhubungan dengan wilayah hukum Pengadilan dan wilayah tempat tinggal/tempat

kediaman atau domisili pihak yang berperkara.

B. Kompetensi Absolut

Pengadilan Agama berkenaan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau

tingkatan pengadilan dalam perbedaanya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan

atau tingkatan pengadilan lainnya.

7
Kekuasaan absolut Pengadilan Agama diatur dalam Pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989

yang telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2006, diubah lagi oleh UU No,50 Th 2009

adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara

orang-orang yang beragama Islam di bidang :

a. perkawinan;

b. waris;

c. wasiat;

d. hibah;

e. wakaf;

f. zakat; uu No.3/2006

g. infaq; uu No.3/2006

h. shadaqah;

i. ekonomi syari'ah. uu No.3/2006

b. Pembukaan Keai

– Setiap advokat harus menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, serta setia

menjunjung tinggi kode etik dan sumpah profesi.

– Kode etik advokat indonesia adalah sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan

profesi yang menjamin dalan melindungi, tetapi membembankan kewajiban

kepada setiaadvokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan

profesinya baik klien, pengadilan Negara atau Masyarakat dan terutaman kepada

dirinya sendiri

8
c. Pasal 12 KEAI

1. Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode

Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan-

alasannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah atau kepada Dewan

Pimpinan Cabang/Daerah atau Dewan Pimpinan Pusat dimana teradu menjadi

anggota.

2. Bilamana di suatu tempat tidak ada Cabang/Daerah Organisasi, pengaduan

disampaikan kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah terdekat atau Dewan

Pimpinan Pusat.

3. Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan Cabang/Daerah,

maka Dewan Pimpinan Cabang/Daerah meneruskannya kepada Dewan

Kehormatan Cabang/Daerah yang berwenang untuk memeriksa pengaduan itu.

4. Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan Pusat/Dewan

Kehormatan Pusat, maka Dewan Pimpinan Pusat/ Dewan Kehormatan Pusat

meneruskannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang berwenang

untuk memeriksa pengaduan itu baik langsung atau melalui Dewan Pimpinan

Cabang/Daerah.

d. Pemeriksaan Tingkat Pertama (Pasal 13 Keai

1. Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima pengaduan tertulis yang

disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu, menyampaikan surat

pemberitahuan selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dengan

surat kilat khusus/tercatat kepada teradu tentang adanya pengaduan dengan

menyampaikan salinan/copy surat pengaduan tersebut.

2. Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak teradu harus

memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan

Cabang/Daerah yang bersangkutan, disertai surat-surat bukti yang dianggap


9
perlu.

3. Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari tersebut teradu tidak memberikan

jawaban tertulis, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah menyampaikan

pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam waktu 14 (empat

belas) hari sejak tanggal surat peringatan tersebut ia tetap tidak memberikan

jawaban tertulis, maka ia dianggap telah melepaskan hak jawabnya.

4. Dalam hal teradu tidak menyampaikan jawaban sebagaimana diatur di atas dan

dianggap telah melepaskan hak jawabnya, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah

dapat segera menjatuhkan putusan tanpa kehadiran pihak-pihak yang

bersangkutan.

5. Dalam hal jawaban yang diadukan telah diterima, maka Dewan Kehormatan

dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari menetapkan hari sidang

dan menyampaikan panggilan secara patut kepada pengadu dan kepada teradu

untuk hadir dipersidangan yang sudah ditetapkan tersebut.

6. Panggilan-panggilan tersebut harus sudah diterima oleh yang bersangkutan

paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari sidang yang ditentukan.

7. Pengadu dan yang teradu:

a. Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang

lain, yang jika dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh

penasihat;

b. Berhak untuk mengajukan saksi-saksi dan bukti-bukti.

8. Pada sidang pertama yang dihadiri kedua belah pihak:

9. Dewan Kehormatan akan menjelaskan tata cara pemeriksaan yang berlaku;

10. Perdamaian hanya dimungkinkan bagi pengaduan yang bersifat perdata atau

hanya untuk kepentingan pengadu dan teradu dan tidak mempunyai kaitan

langsung dengan kepentingan organisasi atau umum, dimana pengadu akan


10
mencabut kembali pengaduannya atau dibuatkan akta perdamaian yang

dijadikan dasar keputusan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang

langsung mempunyai kekuatan hukum yang pasti;

11. Kedua belah pihak diminta mengemukakan alasan-alasan pengaduannya atau

pembelaannya secara bergiliran, sedangkan surat-surat bukti akan diperiksa dan

saksi-saksi akan didengar oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.

12. Apabila pada sidang yang pertama kalinya salah satu pihak tidak hadir:

13. Sidang ditunda sampai dengan sidang berikutnya paling lambat 14 (empat

belas) hari dengan memanggil pihak yang tidak hadir secara patut;

14. Apabila pengadu yang telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak hadir tanpa

alasan yang sah, pengaduan dinyatakan gugur dan ia tidak dapat mengajukan

pengaduan lagi atas dasar yang sama kecuali Dewan Kehormatan

Cabang/Daerah berpendapat bahwa materi pengaduan berkaitan dengan

kepentingan umum atau kepentingan organisasi;

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan adalah agenda rutin untuk mengaplikasikan

ilmu atau teori selama kuliah dengan realita lapangan yang sesuai dengan kompetensi

Fakultas Syariah dalam lapangan kerja idealnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mahasiswa

untuk mengerti tentang kegiatan-kegiatan yang biasa. Peran aktif mahasiswa PPL sangat

diperlukan dan menentukan kesuksesan peserta selama praktikum berlangsung.

B. Rekomendasi

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan yang diadakan ini sangatlah membantu

mahasiswa dalam mengenal dunia kerja. Namun ada beberapa rekomendasi untuk

pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan selanjutnya Panitia atau Dosen Pembimbing

mengawasi dan memantau pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan setiap minggunya

demi tercapainya tujuan dan target Praktik Pengalaman Lapangan secara maksimal.

C.Kritik dan Saran

Berdasarkan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan selama ada beberapa kritik

dan saran yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan, antara lain:

12
a. Untuk waktu pelaksanaan Praktik Pengalaman bisa ditambah lagi untuk waktu pelaksaannya

kuarang lebih dua bulan agar pengalaman dilapangan semakin luas dan dapat lebih menggali

potensi yang dimiliki.

b. Agar lebih mengintensifkan komunikasi antara peserta, Dosen Pembimbing Lapangan, dan

Hakim Pembimbing.

c. Mahasiswa agar lebih mempersiapkan diri baik fisik, mental, materi maupun karakter yang

nantinya sangat diperlukan ketika kegiatan praktik berlangsung

D. Penutup
Demikianlah laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan ini saya buat,

sayamenyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

13
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan

14
15

Anda mungkin juga menyukai