Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN


Disusun Guna Untuk Memenuhi Mata Kuliah
Dosen Pendamping Lapangan : Bagas Heradhyaksa, S.H., LL.M.

Disusun Oleh :
Andri Wibowo 2002036130

HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

LEMBAR PENGESAHAN

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Walisongo Semarang

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh


Setelah saya melakukan penelitian dan mengadakan perbaikan seperlunya,
bersama ini saya kirimkan naskah Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa
atas:
Nama : Andri Wibowo
NIM : 2002036130
Jurusan : Hukum Ekonomi Syari’ah
Fakultas : Syari’ah dan Hukum
Dengan ini saya memohon kiranya Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
tersebut dapat diterima sebagaimana mestinya. Demikian
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh

Semarang, 10 Maret 2023


Mengetahui

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing Lapangan

Supangat, M.Ag Bagas Heradhyaksa, S.H., LL.M

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat dan rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja
Lapangan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi mata kuliah.
Selain itu tentunya bertujuan untuk menambah wawasan bagi penyusun khususnya serta
bagi para pembaca umumnya tentang apa yang sudah didapatkan pada Kuliah Kerja
Lapangan yang telah dilakukan.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


Bapak Bagas Heradhyaksa, S.H.,LL.M sebagai dosen pendamping lapangan, kepada
segenap panitia KKL dan pihak-pihak yang ikut terlibat membantu saya dalam
memberikan pengetahuan, pengalaman sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan ini.

Kemudian, saya menyadari bahwasanya tugas yang saya susun ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan guna
demi kesempurnaan laporan ini.

Semarang, 10 Maret 2023

Penyusun

3
ABSTRAK
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang berupaya menghasilkan lulusan
yang terbaik dan berkualitas, sebagai instansi perguruan tinggi yang baik UIN Walisongo
telah berusaha keras untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas mahasiswa agar mampu
bersaing dan profesional nantinya. Salah satu usaha dan upayanya yaitu dengan
mengadakan program Kerja Kuliah Lapangan (KKL) secara terpadu. Kuliah Kerja
Lapangan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan pemikiran
mahasiswa. Mengingat KKL sendiri menjadi salah satu program yang harus diikuti oleh
mahasiswa dan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan gelar sarjana pada
Fakultas Syari’ah dan Hukum. Maka dari itu, diharapkan bisa mengambil dan menyerap
sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang didapatkan
pada saat KKL tersebut. Karena hal tersebut tidak ada atau tidak diajarkan pada bangku
perkuliahan. Seteelah mengikuti KKL ini, mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan
hal-hal baik yang telah didapat dan mengaplikasikan dengan benar.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada tahun ini hanya dilaksanakan satu kali dalam
satu tahun, maka dari itu mahasiswa diharapkan dapat mengikutinya dengan baik. Karena
KKL masuk kedalam mata kuliah wajib yang harus diselesaikan, agar mahasiswa dapat
memahami tentang instansi-instansi atapun keadaan kebudayaan yang berada diluar
kampus. Mahasiswa dituntut agar dapat berpikiran luas dan rasa toleransinya tinggi,
karena diluar kampus penuh dengan tantangan dan perbedaan.
Adapun kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini yaitu untuk jurusan
Hukum Ekonomi Syari’ah melakukan kunjungan ke Otoritas Jasa Keuangan dan Majelis
Ulama Indonesia, karena kedua intansi/lembaga ini selaras dengan jurusan Hukum
Ekonomi Syari’ah. Selain itu mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah juga
diarahkan ke Desa Adat Penglipuran dan Puja Mandala, yang mana Desa Adat
Penglipuran sendiri salah satu desa wisata yang terkenal di pulau dewata bukan hanya
dalam kancah nasional akan tetapi juga internasional. Sedangkan Puja Mandala sendiri
menggambarkan keberagaman agama dan budaya di pulau dewata, akan tetapi toleransi
serta saling menghargai antar umat beragama sangat luar biasa. Hal ini selaras dengan
apa yang telah didapatkan dari salah satu mata kuliah yaitu Islam dan Moderasi
Beragama.

4
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ............................................................................................ 2
Kata Pengantar ................................................................................................... 3
Abstrak ................................................................................................................ 4
Daftar Isi .............................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 6
Latar Belakang ...................................................................................................... 6
BAB II URAIAN PELAKSANAAN ................................................................... 7
A. Pembekalan (Coaching) ............................................................................. 7
B. Kunjungan ke Instansi ............................................................................... 7
BAB III ANALISIS PELAKSANAAN KKL ...................................................... 14
A. Kunjungan ke OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara ............................ 14
B. Kunjungan ke MUI Provinsi Bali ............................................................... 15
C. Kunjungan ke Desa Adat Penglipuran ........................................................ 16
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 17
Kesimpulan ........................................................................................................... 17
Kritik & Saran ...................................................................................................... 18
Lampiran .............................................................................................................. 19

5
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kuliah Kerja Lapangan atau yang disingkat dengan KKL merupakan salah satu
program pada Fakultas Syari’ah dan Hukum yang wajib diikuti serta dilaksanakan oleh
mahasiswa guna memenuhi mata kuliah. Kuliah Kerja Lapangan sendiri memiliki nilai
setara dengan dua (2) SKS pada mata kuliah, tentunya sangat penting dalam proses
menyelesaikan program Sarjana atau S1. Apabila mahasiswa pada Fakultas Syari’ah dan
Hukum belum melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan ini tentu akan menghambat
mahasiswa dalam menyusun skripsi, pelaksanaan sidang munaqosah maupun wisuda
mengingat mata kuliah dan syaratnya belum terpenuhi. Kuliah Kerja Lapangan diikuti
oleh semua jurusan pada Fakultas Syari’ah dan Hukum yaitu Hukum Keluarga Islam,
Hukum Ekonomi Syari’ah, Hukum Pidana Islam, Ilmu Falak dan Ilmu Hukum.

Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan bertujuan untuk menambah wawasan,


pengalaman dan ilmu baru bagi mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum. Mengingat
selama ini mahasiswa hanya mendapatkan teori yang ada pada bangku perkuliahan, tentu
dengan adanya Kuliah Kerja Lapangan ini mahasiswa mendapatkan fenomena-fenomena
dan problem-problem baru yang terjadi di lapangan. Mahasiswa diharapkan mendapatkan
pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap tempat yang dikunjungi sesuai dengan
jurusannya masing-masing, baik peran, tugas dan wewenang instansi yang dikunjungi
maupun tempat-tempat yang lain.

Karena Kuliah Kerja Lapangan adalah sebagai salah satu media pembelajaran
tentang bagaimana pentingnya cara berinteraksi dan menghargai mengenai perbedaan
yang ada di instansi terkait maupun di sosial kemasyarakatan.

6
BAB II
URAIAN PELAKSANAAN

A. Pembekalan (Coaching)
Sebelum melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan (KKL), mahasiswa
terlebih dahulu diberikan pembekalan baik berupa arahan maupun pesan-pesan penting
yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa. Seperti tentang etika dan sopan santun yang
harus dijaga oleh seluruh mahasiswa, apalagi peserta KKL kuliah di UIN yang harus
menunjukkan tingkah laku ataupun perilaku yang baik selama di tempat KKL. Selain itu,
pembekalan yang disampaikan juga memberikan arahan bahwasanya peserta KKL
diharapkan mampu menyerap ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-
banyaknya pada waktu kunjungan ke tempat atau instansi yang dituju. Mengingat begitu
pentingnya program KKL ini sebagai pelengkap mata kuliah dan menjadi salah satu
persyaratan menuju program sarjana.

Sistem pemberangkatan KKL sendiri dibagi menjadi dua gelombang, yaitu


gelombang I untuk jurusan Hukum Keluarga Islam, Ilmu Falak dan Ilmu Hukum yang
dilaksanakan mulai tanggal 27 Februari sampai 03 Maret 2023. Dan gelombang II untuk
jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah dan Hukum Pidana Islam, yang dilaksanakan mulai
tanggal 06 Maret sampai 10 Maret 2023.

B. Kunjungan ke Instansi

 Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara

1. Definisi Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen dan bebas campur tangan
pihak lain yang memiliki fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan.

7
Latar belakang dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah untuk memenuhi
kebutuhan dalam penataan kembali lembaga-lembaga keuangan untuk melaksanakan
pengaturan serta pengawasan disektor jasa keuangan.

2. Dasar Hukum dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011. Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri
mempunyai fungsi yaitu menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan baik disektor
perbankan, pasar modal, maupun sektor jasa keuangan yang lainnya.

3. Tugas dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan sendiri melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan


terhadap;

Perbankan, diantaranya :

 Bank Umum Konvensional


 Bank Umum Syari’ah
 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
 Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah

Industri Keuangan Non – Bank, diantaranya :

 Peransurasian
 Pengusahaan Pembiayaan
 Pergadaian
 Fintech Lending
 Lembaga Jasa Keuangan lainnya

Pasar Modal, diantaranya :

8
 Perusahaan Efek dan Manajer Investasi
 Wakil Perusahaan Efek
 Lembaga dan Profesi Penunjang
 Emiten dan Perusahaan Publik
 Pasar Modal Syari’ah

Adapun tugas OJK sebagai implementasi Undang-Undang Pengembangan dan


Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) yaitu sebagai pengatur dan pengawasan
Koperasi Open Loop (menghimpun dan menyalurkan dana dari pihak selain anggota
koperasi atau anggota koperasi lain), Aset Keuangan Digital (aset kripto).

4. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam
sektor Jasa Keuangan dapat :

 Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel


 Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil
 Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

Dengan adanya tujuan ini, diharapkan OJK dapat mendukung kepentingan sektor jasa
keuangan nasional sehingga mampu meningkatkan daya saing nasional. Selain itu, OJK
juga harus mampu menjaga kepentingan nasional, antara lain; meliputi sumber daya
manusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor keuangan dengan tetap
mempertimbangkan aspek positif globalisasi.

9
Struktur Organisasi OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara

Kepala OJK Regional 8 Bali


dan Nusa Tenggara
Deputi Direktur Pengawasan
Lembaga Jasa Keuangan 1
- Bagian Pengawasan Bank
Kepala OJK Provinsi NTB

Deputi Direktur Pengawasan


Lembaga Jasa Keuangan 2 &
Kepala OJK Provinsi NTT Perizinan
- Bagian Pengawasan Bank
- Bagian Pengawasan IKNB
- Bagian Pengawasan Pasar Modal
Direktur Pengawasan - Bagian Perizinan
Lembaga Jasa Keuangan

Deputi Direktur Manajemen


Strategis, EPK dan Kemitraan
Pemda
- Bagian Edukasi dan Perlindungan
Konsumen
- Bagian Administrasi
- Bagian Informasi dan
Dokumentasi
- Bagian Kemitraan dan
Pengembangan Ekonomi dan
Keuangan Daerah

10
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali

1. Definisi MUI

Majelis Ulama Indonesi (MUI) adalah lembaga independen mewadahi para ulama,
zu’ama, dan cendekiawan Islam untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat
Islam di Indonesia khususnya di provinsi Bali.

Pada tahun 1974 sebelum berdirinya MUI, ada organisasi yang lebih lama dan
tugasnya hampir mirip dengan MUI yaitu Persatuan Umat. Kemudian diinisiasi dengan
didirikannya MUI tahun 197, dan pada waktu itu Persatuan Umat bergabung menjadi
MUI.

Dalam bidang pengawas makanan juga ada organisasi yang bernama Yayasan Lembaga
Konsumen Muslim tahun 1993, namun kemudian bergabung dengan LPPOM MUI.

Menurut sejarah, pada abad 7 M sebenarnya Islam sendiri sudah masuk di Bali salah
satu buktinya yaitu adanya Kampung Muslim. Yang mana kampung muslim dibawa oleh
keturunan orang Bugis, saat itu masih zaman kerajaan orang-orang muslim pun banyak
yang menjadi prajurit kerajaan.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Bali mengatakan, bahwasanya kerukunan


antar umat beragama di Bali itu sangat luar biasa. Bahkan, sampai mendapat dukungan
yang luar biasa oleh pemerintah setempat.

2. Tugas dan Wewenang MUI Provinsi Bali

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempunyai tugas diantaranya yaitu :

 Sebagai pengawal bagi penganut agama Islam, mengingat di provinsi Bali umat
Islam sebagai agama mayoritas kedua.
 Sebagai pemberi edukasi dan pembimbing bagi penganut agama Islam.
 Sebagai penjaring kader-kader yang lebih baik.

11
 Sebagai pemberi solusi bagi masalah keagamaan khususnya di provinsi Bali.
 Sebagai perumus konsep pendidikan Islam.
 Sebagai pengawal konten dalam media massa.
 Sebagai organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi keagamaan
yang lain.

Wewenang MUI Provinsi Bali :

MUI Bali mempunyai wewenang dan peran yaitu sebagai pemberi fatwa bagi
umat Islam di provinsi Bali. Pembimbing dan pelayan umat Islam dalam pemenuhan
harapan, aspirasi dan tuntutan umat Islam di Bali. Selain itu, MUI membela dan
memperjuangkan aspirasi umat dan bangsa terkait hubungannya dengan pemerintah.

3. Struktur Pengurus MUI Provinsi Bali

Struktur Pengurus MUI Provinsi Bali yaitu terdiri dari :

 Dewan Pertimbangan
 Dewan Pimpinan Harian
a. Komisi Fatwa
b. Komisi Dakwah, Pendidikan dan Pengkaderan Ulama
c. Komisi Ukhuwah
d. LPPOM

 Desa Adat Penglipuran

Penglipuran mempunyai arti penghilang duka lara, pembawa gembira. Diberi nama
Penglipuran karena pada saat itu raja Bangli dikala merasa gundah gulana, merasa sedih
ketika berkunjung ke daerah Penglipuran tersebut merasa gembira. Desa Penglipuran
sendiri terletak di kecamatan Bangli, daerah Bangli sendiri dahulu kala sering dikenal
dengan sebutan Kubu atau dalam bahasa Bali berarti gubuk.

12
Desa Adat Penglipuran masih menjaga tradisi leluhur hingga saat ini, bahkan Desa
Adat Penglipuran mempunyai hukum adat tersendiri yang dikenal dengan “Awik-Awik”
yang dalam bahasa Bali berarti undang-undang. Awik-Awik sendiri dibuat oleh tokoh-
tokoh adat terdahulu, kemudian hasilnya disampaikan terlebih dahulu kepada warga desa
tersebut. Apabila ada warga yang merasa keberatan dengan awik-awik tersebut, akan
direvisi ulang kemudian baru disahkan.

Hukum adat yang menjadi ciri khas tersendiri pada Desa Adat Penglipuran dan tidak
dimiliki oleh desa-desa lain adalah :

 Warga Desa Adat Penglipuran tidak boleh beristri lebih dari satu, apabila
melanggar akan diberi hukuman oleh prajuru (tokoh adat) yaitu berupa
pengasingan dan tidak boleh beraktivitas keluar masuk desa tersebut.
 Selanjutnya apabila ada yang ketahuan mencuri di desa tersebut, maka akan diberi
hukum yaitu berupa membersihkan 5 tempat ibadah/tempat suci, atau bisa diganti
dengan uang sebesar 15 juta rupiah berarti setiap tempat ibadah/tempat suci
diganti dengan uang sebesar 3 juta rupiah.
Hukuman ini berlaku juga untuk kasus perkelahian.
 Apabila ada warga desa tersebut yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan
gotong royong yaitu akan diberikan hukuman dengan membayar denda sebesar
500 rupiah.
 Terakhir apabila ada warga desa yang tidak mengikuti acara silaturahmi akan
diberikan hukuman berupa membayar denda sebesar 5 ribu rupiah.
Disaat warga desa Penglipuran sedang melakukan silaturahmi ke desa lain, desa
Penglipuran akan dijaga oleh penjaga dari desa tetangga atau desa lainnya secara
sukarela.

Dahulu, mayoritas warga desa Penglipuran bermata pencaharian sebagai petani.


Akan tetapi seiring berjalannya waktu, desa Penglipuran menjadi salah satu destinasi desa
wisata. Saat itulah banyak warga beralih profesi sebagai pedagang, ada juga yang
berprofesi sebagai PNS, pejabat dan bekerja ke luar negeri.

13
Desa Adat Penglipuran mempunyai prestasi yang luar biasa, yaitu pernah
memenangkan penghargaan sebagai desa terbersih nomor 3 di dunia. Jadi tidak heran
apabila Desa Adat Penglipuran menjadi salah satu objek destinasi wisata di provinsi Bali.

BAB III

ANALISIS PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang telah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Syari’ah dan Hukum di Bali, khususnya bagi jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah banyak
hal-hal baru yang didapatkan. Akan tetapi ada beberapa hal pengalaman dan informasi
yang harus disoroti serta dianalisis, berikut beberapa hal tersebut :

A. Kunjungan ke Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara

Pada kunjungan yang dilakukan kali ini telah banyak ilmu dan pengalaman yang
diperoleh, seperti definisi dari OJK, dasar hukum, tugas dan wewenang OJK serta struktur
organisasi OJK itu sendiri di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Selain itu, OJK
memberikan dan menjelaskan materi terutama tentang Lembaga Keuangan Syari’ah. Hal
yang paling menarik dan perlu dijadikan sebagai bahan analisis adalah mengenai
perkembangan dari Lembaga Keuangan Syari’ah itu sendiri, seperti daya minat yang
kurang dari masyarakat Indonesia kepada Lembaga Keuangan Syari’ah. Padahal secara
penduduk Indonesia tidak diragukan lagi yaitu merupakan salah satu muslim terbesar
didunia, akan tetapi perkembangan Lembaga Keuangan Syari’ah hanya mencapai 7%.
Jauh berbanding terbalik dengan daya minat kepada Lembaga Keuangan Konvensional
yang begitu besar dan dominan, tentu hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama dalam
rangka memajukan ekonomi Islam.

14
B. Kunjungan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali bisa dikatakan MUI yang mempunyai
ke khususan sekaligus mempunyai tugas yang lumayan berat tersendiri dibandingkan
MUI di provinsi lain yang ada di Indonesia. Mengingat di provinsi Bali sendiri mayoritas
penduduknya memeluk agama Hindu, dan agama Islam pada provinsi tersebut menjadi
agama mayoritas kedua yang dipeluk oleh penduduknya. Maka dari itu MUI Provinsi
Bali sendiri harus kerja lebih ekstra dan lebih jeli lagi, bahkan cenderung lebih rumit serta
sulit seperti halnya dalam menjamin sebuah produk halal atau tidaknya. Baik dari alat dan
bahan dasarnya maupun proses pembuatannya. Yang dapat dianalisis pada kunjungan ke
MUI Provinsi Bali adalah adanya pengakuan dari masyarakat sekitar mengenai sulitnya
mengurus dan mendapatkan sertifikasi halal.

MUI Provinsi Bali sendiri mengaku bukan tanpa alasan sulitnya memberikan
sertifikasi halal pada produk yang didaftarkan, melainkan alasannya karena melihat dari
kepercayaan masyarakat yang memeluk agama Hindu. Mereka meyakini bahwasanya
hewan babi dan anjing sunnah untuk dikonsumsi, sedangkan untuk hewan sapi sendiri
haram untuk dikonsumsi karena mereka percaya bahwasanya sapi adalah jelmaan dari
dewa. Dengan adanya kepercayaan ini tidak heran apabila masyarakata banyak
mengkonsumsi dan menyajikan hidangan yang berasal dari hewan tersebut.

Berbeda halnya dengan masyarakat yang memeluk agama Buddha di provinsi Bali,
MUI menilai bahwasanya masyarakat Buddha cenderung jarang memakan daging
melainkan vegetarian (mengkonsumsi sayuran) dan hidupnya selalu bersih. Maka dari itu
MUI mengaku malah cenderung sulit untuk mengharamkan produk/hidangan yang dari
masyarakat Buddha, akan tetapi MUI mengaku cenderung rumit dan sulit untuk
menghalalkan produk/hidangan masyarakat Hindu.

Adapun peran MUI Provinsi Bali dalam memberikan jaminan produk halal yaitu :

 Melakukan sidak langsung ke tempat pengolahan makanan yang akan diberikan


sertifikasi halal.

15
 Melihat produsennya memelihara hewan yang diharamkan oleh agama Islam atau
tidak.
 Dalam mengolah makanan, pegawai/pekerjanya harus dari orang muslim.
 Pegawai/pekerja yang tidak beragama Islam oleh MUI tidak diperbolehkan
membawa makanan ke tempat pengolahan makanan.
 Makanan yang halal dan yang non-halal harus dipisahkan.

Islam sendiri oleh agama lain adalah sering dikenal sebagai agama yang penuh dengan
kehati-hatian dalam mengolah dan mengkonsumsi makanan. Akan tetapi, walaupun
demikian 70% yang mengurus sertifikasi halal pada MUI Provinsi adalah pengusaha non-
muslim.

C. Kunjungan ke Desa Adat Penglipuran

Setelah melakukan analisis, Desa Adat Penglipuran mempunyai beberapa hal


penopang sehingga menjadi salah satu objek wisata di pulau dewata dan memenangkan
penghargaan dunia. Sebenarnya banyak desa-desa adat di pulau Bali, akan tetapi tidak
semua desa masih mempertahankan adat istiadat serta keasriannya. Adapun beberapa
penopang yaitu diantaranya :

 Masyarakatnya tetap setia menjaga warisan budaya yang telah diwariskan oleh
para leluhur.
 Masyarakat Desa Adat Penglipuran menjunjung tingi adat istiadat dan taat kepada
hukum adat atau disebut dengan “awik-awik”.
 Masyarakat disana hidup cenderung berdampingan dan guyub rukun, sehingga
rasa gotong royong antar warga masih terjaga.
 Masyarakat Desa Adat Penglipuran tidak langsung menelan mentah-mentah
budaya atau kebiasaan luar yang masuk ke desa tersebut.
 Masyarakat disana sangat ramah, sehingga tidak heran apabila banyak turis baik
dari domestik maupun mancanegara betah ketika berkunjung ke desa tersebut.

16
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen dan bebas campur tangan
pihak lain yang memiliki fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan.

Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mempunyai fungsi yaitu


menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan baik disektor perbankan, pasar modal,
maupun sektor jasa keuangan yang lainnya.

Majelis Ulama Indonesi (MUI) adalah lembaga independen mewadahi para ulama,
zu’ama, dan cendekiawan Islam untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat
Islam di Indonesia khususnya di provinsi Bali.

MUI Bali mempunyai wewenang dan peran yaitu sebagai pemberi fatwa bagi umat
Islam di provinsi Bali. Pembimbing dan pelayan umat Islam dalam pemenuhan harapan,
aspirasi dan tuntutan umat Islam di Bali. Selain itu, MUI membela dan memperjuangkan
aspirasi umat dan bangsa terkait hubungannya dengan pemerintah.

MUI Provinsi Bali sendiri mengaku bukan tanpa alasan sulitnya memberikan
sertifikasi halal pada produk yang didaftarkan, melainkan alasannya karena melihat dari
kepercayaan masyarakat yang memeluk agama Hindu. Mereka meyakini bahwasanya
hewan babi dan anjing sunnah untuk dikonsumsi, sedangkan untuk hewan sapi sendiri
haram untuk dikonsumsi karena mereka percaya bahwasanya sapi adalah jelmaan dari
dewa. Dengan adanya kepercayaan ini tidak heran apabila masyarakata banyak
mengkonsumsi dan menyajikan hidangan yang berasal dari hewan tersebut.

Hukum adat yang menjadi ciri khas tersendiri pada Desa Adat Penglipuran dan tidak
dimiliki oleh desa-desa lain adalah :

17
 Warga Desa Adat Penglipuran tidak boleh beristri lebih dari satu, apabila
melanggar akan diberi hukuman oleh prajuru (tokoh adat) yaitu berupa
pengasingan dan tidak boleh beraktivitas keluar masuk desa tersebut.
 Selanjutnya apabila ada yang ketahuan mencuri di desa tersebut, maka akan diberi
hukum yaitu berupa membersihkan 5 tempat ibadah/tempat suci, atau bisa diganti
dengan uang sebesar 15 juta rupiah berarti setiap tempat ibadah/tempat suci
diganti dengan uang sebesar 3 juta rupiah.
Hukuman ini berlaku juga untuk kasus perkelahian.
 Apabila ada warga desa tersebut yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan
gotong royong yaitu akan diberikan hukuman dengan membayar denda sebesar
500 rupiah.
 Terakhir apabila ada warga desa yang tidak mengikuti acara silaturahmi akan
diberikan hukuman berupa membayar denda sebesar 5 ribu rupiah.
Disaat warga desa Penglipuran sedang melakukan silaturahmi ke desa lain, desa
Penglipuran akan dijaga oleh penjaga dari desa tetangga atau desa lainnya secara
sukarela.

Kritik & Saran

18
LAMPIRAN
1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

2. Desa Adat Penglipuran

19
3. Pura Bedugul

4. Gapura Pantai Melasti

20
21

Anda mungkin juga menyukai