Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Kuliah Kerja Lapangan ( KKL )

Dosen Pembimbing Lapangan: Lathif Hanafir Rifqi,S.E.,M.A

Disusun Oleh:

MAMNUKHAH 2002036081

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji milik Tuhan semesta semesta alam yang telah memberikan
rahmat sera hidayah-Nya kepada seluruh cipta-Nya yang berada dalam di alam
semesta ini. Shalawat serta salam tetap selalu tercurah limpahkan kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zam kegelapan hingga ke
zaman terang bendera seperti ini

Beribu terima kasih penulis haturkan kepada seluruh panitia Kuliah Kerja
Lapangan ( KKL) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang yang
telah berusaha menyelenggarakan acara ini dengan maksimal tanpa kurang suatu
apapun, dan juga ucapan terima kasih kepada para Dosen Pembimbing Lapangan
yang selalu mengarahkan serta mengawasi para peserta samapi dengan saat ini
laporan KKL ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan KKL ini masih banyak sekali
kekurangan disana dan sisini, karena memang penulis masih dalam proses
pembelajaran. Penulis berharap semoga laporan yang dibuat ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan penulis
berharap kepada seluruh pembaca bilamana ada saran atau kritikan yang
membangun untuk penulis sendiri

Semarang, 20 Maret 2023

iii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat ..........................................................................................2
C. Waktu dan Temoat Pelaksanaan Kunjungan KKL ............................................2
BAB II : PELAKSANAAN KKL ..........................................................................2
A. Pembekalan Kuliah Kerja Lapangan (Coaching) .............................................3
B. Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ....................................................5
1. Kunjungan OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara................................5
2. Kunjungan Desa Penglipuran Bali .............................................................6
3. Kunjungan MUI Provinsi Bali ...................................................................7
BAB III : ANALISIS PELAKSANAAN KKL ..................................................10
BAB IV : PENUTUP ............................................................................................18
A. Kesimpulan .....................................................................................................18
B. Saran ..............................................................................................................19
LAMPIRAN ..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berangkat dari kekhawariran pada mahasiswa pada zaman sekarang
dengan atmosfir pekerjaan luar yang terkadang berbeda dengan teori yang
dijarkan dibangku kuliah selama 4 tahun, maka pihak fakultas
menyelenggarakan adanya sebuah program yang dapat memberikan
wawasan para mahasiswanya untuk memeberikan mereka gambaran nyata
mengenai adanya tentang bagaimana pekerjaan yang akan mereka hadapi
dimasa yang akan mendatang, program tersebut yaitu Kuliah Kerja
Lapangan ( KKL ).
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan sebuah program yang
diselenggarakan oleh fakultas dlam rangka memberikan pengalaman serta
wawasan nyata bagi para mahasiswa untuk mengetahui keadaan lapangan
kerja diluar akademik, untuk memberikan gambaran gambaran bagaimana
keadaan lapangan kerja pada kenyataannya kepada para mahasiswa sesuai
dengan prodinya masing-masing.
Lokasi KKL yang dikunjungi mahasiswa dan mahasiswi Prodi S1
Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2020 adalah di bali, lembaga yang
dipilih sebagai tempat KKL antara lain yaitu: OJK ( Otoritas Jaksa
Keuangan ) di bali, Desa adat Panglipura di Bali, MUI ( Majelis Ulama
Indonesia ) yang ada di Bali, tempat tersebut adalah tempat yang dipilih
untuik kunjungan KKL yang tepat serta sesuai dengan tujuan dan
Kompetensi keilmuan yang dipercaya kampus dapat menjadi tempat yang
akan menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dan mahasiswi.
Maka dari itu penulis akan memaparkan mengenai, OJK dibali, Desa Adat
Panglipura di bali, dan MUI dibali.

1
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan Penulisan :
1. Laporan Mahasiwa/i kepada Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Walisongo Semarang yang telah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan
2. Sebagai Syarat untuk Mahasiswa yang telah memenuhi perkuliahan dan
Kuliah Kerja Lapangam pada semester 6
3. Sebagai Indikator terhadapa Pemhaman Mahasiswa dalam penulisan
selama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan.

Manfaat Penulisan

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terhadap ilmu, Mata


Kuliah, dan kompetensi program studi dan jurusan
2. Menjadikan mahasiswa lulusan yang berpendidikan, kopenten, dan
memiliki kemampuan profesional baik dibidang akademik maupun non
akademik yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja yang ada
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kunjungan KKL
- Waktu pelaksanaan kkl:

Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dilakukan pada:

Hari, Tanggal: Senin, 6 Maret 2023 sampai dengan Jum’at 10 Maret 2023

- Tempat Pelaksanaan KKl:


1. OJK ( Otoritas Jaksa Keuangan ) di bali
2. Desa Adat Panglipura di bali
3. MUI ( Majelis Ulama Indonesia )

2
BAB II
PELAKSANAAN

A. Pembekalan Kuliah Kerja Lapangan ( Choaching )


Kuliah kerja lapangan memiliki beberapa rangkaian acara yang
dimulai dengan pembekalan /Coaching yang dilaksanakan pada hari senin,
24 Februari 2023 di auditorium 2 kampus 3 UIN Walisongo Semarang pada
pukul 07.30 sampai dengan pukul 12.00. pembekalan tersebut dihadiri oleh
para peserta KKL yang berjumlah 280 orang, Pembekalan tersebut juga
dihadiri oleh dekan fakultas syariah dan hukum UIN Walisongo Semarang
Dr. H. Aja Imroni, M.Ag., Ketua Panitia Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
yaitu oleh ibu Hj. Briliyan Ernawati SH., M.Hum. juga dihadiri oleh para
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang nantinya akan bertugas
membimbing para mahasiswa KKL sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
Pembekalan dimulai pada jam 8.00 WIB dengan pembukaan acara
yang diseleggarakan di Auditoriun kampus 3 UIN Walisongo Semarang dan
kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari ketua panitia ibu Hj.
Briliyan Ernawati SH., yang menyampaikan tentang pelaksanaan KKL yang
akan kami laksanakan.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan fakultas syariah
dan hukum UIN Walisongo Semarang yang memberikan semangat bagi
para peserta KKL dalam menjalankan kegiatan ini agar tujuan dan harapan
dari kegiatan ini dapat dicapai oleh semua peserta KKL yang mengikuti
kegiatan ini. Setelah sambutan yang disampaikan selama beberapa menit
tersebut kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi yang pertama
kali disampaikan oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Walisongo Semarang bapak Dr. H. Ali Imron, M.Ag. beliau menyampaikan
tentang fungsi dan tujuan dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) ini yang berupa untuk mencari pengalaman dan wawasan nyata dari

3
Lapangan yang dapat langsung kita pantau dan kita rasakan selama
kunjungan dalam kegiatan ini.Materi kedua dilanjutkan oleh Ketua Panitia
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ibu Hj. Briliyan Ernawati SH., yang
menyampaikan tentang teknisi secara umum mengenai KKL 2023 dan juga
menunjukan tentang beberapa pengalaman pengalaman KKL yang pernah
dilakukan sebelumnya.
Pembekalan Kuliah Kerja Lapangan ini berjalan dengan sangat
lancar. Sebelum Penyampaian materi, Pembekalan ini dibuka secara resmi
oleh Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.Pembukaan coaching ini diawali dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Rena Selvia. Setelah
menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara selanjutnya prakata dari Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum dilanjut prakata dari Ketua Panitia Kuliah
Kerja Lapangan (KKL). Pada pukul 09.00 WIB, pembukaan coaching sudah
terlaksana dan selanjutnya Penyampaian materi dari beberapa pemateri.
Pemateri Pertama menyampaikan teknisi secara umum mengenai menjaga
nama baik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Walisongo
Semarang serta menjelaskan mengenai KRS mata kuliah KKL di semester
ini.
Pemateri Kedua menyampaikan teknisi KKL untuk Periode
Gelombang Pertama. Materi tersebut berisikan Rundwon Pelaksanaan KKL
Periode Gelombang Pertama yang dimulai tanggal 27 Februari 2023 sampai
dengan3 Maret 2023 yang diikuti 102 mahasiswa Program Studi Ilmu
Hukum, 133 mahasiswa Hukum Keluarga Islam, dan 45 mahasiswa Ilmu
Falak. Tidak hanya itu, pemateri kedua juga menjelaskan teknisi sistematika
mengenai Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini. Setelah penyampaian
materi dari Pemateri Kedua,selanjutnya penyampaian pemateri ketiga untuk
penjelasan mengenai teknisi Rundown KKL untuk Periode Gelombang
Kedua yang dilaksanakan pada 6 Maret 2023 sampai dengan 10 Maret 2023
yang diikuti seluruh mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
dan Hukum Pidana Islam. Setelah penyampaian materi sudah usai, maka

4
selanjutnya Ketua Kelompok KKL diharapkan maju kedepan untuk
pemberian kaos identitas KKL 2023 yang mana kaos itu wajib untuk dipakai
pada hari kedua untuk foto Bersama di Desa Panglipuran Bali. Penutupan
Pembekalan atau coaching ini selesai pada pukul 10.30 WIB
B. OJK ( Otoritas Jaksa Keuangan )
Kunjungan di OJK Bali yang berlokasi di Denpasar dilaksanakan
pada hari selasa tanggal 7 Maret 2023 pukul 09.00 WIB yang diikuti oleh
mahasiswa prodi hukum ekonomi syariah UIN Walisongo semarang dimana
pada kunjungan kali ini peserta KKL langsung memasuki ruang lantai 3 di
OJK Bali, pada saat kami tiba dilokasi diintruksikan untuk mengisi form
kehadiran absensi dan diminta untuk menfollow akun IG OJK bali, setelah
itu kami diintruksikan untuk menempati tempat yang sudah disediakan oleh
panitia
Setelah sampai keruangan kami disambut langsung oleh kepala OJK
bali Ibu Kristiani Puji Rahayu dan ibu kristiana menjelaskan mengenai kerja
dan menjelaskan OJK seperti apa, yaitu mengenai OJK adalah:
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen di sektor
jasa keuangan. Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen yang
mempunyai fungsi, tugas serta wewenang menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan di sektor jasa keuangan. OJK merupakan
lembaga yang baru berdiri pada 16 Juli 2012 lalu. Sejarah berdirinya OJK
berangkat dari upaya untuk menghadirkan sistem pengaturan dan
pengawasan pada kegiatan jasa keuangan di Indonesia. OJK terbentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Sesuai Pasal 4 dalam UU tersebut, OJK dibentuk dengan tujuan
agar semua sektor jasa keuangan terselenggara secara adil, teratur,
transparan dan akuntabel.
Sebagai lembaga independen, OJK bebas dari campur tangan pihak
lain. Lembaga tersebut punya banyak fungsi, dan beberapa fungsi utamanya
adalah sebagai berikut.
1. Mengatur Jasa Keuangan

5
Salah satu misi OJK adalah memenuhi amanat UU (Undang-
Undang) dalam prosedur pengaturan jasa keuangan. Selain itu juga
membantu menjalani pembentukan lembaga, atau lebih tepatnya sebuah
lembaga pengawasan di sektor keuangan. Dalam mengatur jasa keuangan,
lembaga memiliki fungsi untuk membuat sebuah sistem pengaturan. Sistem
tersebut meliputi pemeriksaan, pengawasan dan juga penyidikan secara
menyeluruh di berbagai sektor jasa keuangan. Sistem yang mereka ciptakan
ini semata-mata untuk membantu berbagai lembaga keuangan agar berjalan
dengan baik.
2. Mewujudkan Pertumbuhan Sistem Keuangan
Fungsi OJK selanjutnya yaitu untuk mengembangkan industri jasa
di bidang keuangan demi mewujudkan pertumbuhan di sektor terkait.
Terlebih saat ini, sistem keuangan sudah semakin maju karena mengikuti
perkembangan teknologi. Teknologi membantu mempercepat pertumbuhan
sektor keuangan. Karena itulah, sektor tersebut membutuhkan sebuah
sistem yang tepat untuk mendukungnya. Salah satu contohnya seperti
laporan keuangan untuk mempermudah prosesnya.
3. Melindungi Konsumen
Fungsi yang tak kalah penting dari lembaga ini yaitu untuk
melindungi semua konsumen. Teknologi membawa sektor keuangan
menjadi industri yang semakin kompleks yang berpeluang terjadinya
berbagai masalah dan pelanggaran. Untuk meminimalisir dan mencegah
adanya permasalahan, OJK hadir memberikan perlindungan kepada
konsumen. Salah satu contohnya seperti pembelaan hukum terhadap
konsume/

C. Kunjungan Desa Adat Panglipura


Desa Panglipuran merupakan sebuah pedesaan di Kecamatan Bangli
yang memiliki potensi alam dan budaya sebagai atraksi menarik dan telah
dikembangkan menjadi Desa Wisata. Desa Wisata merupakan salah satu
jeniswisata dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat

6
dengan suasana tradisional, sering di desa - desa yang terpencil dan belajar
tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat. Desa Wisata dikelola
oleh masyarakat desa itu sendiri dan mengajak para wisatawan untuk tinggal
menginap dan merasakan langsung kehidupan masyarakat desa, menikmati
aktivitas masyarakat sehari-hari seperti bertani dan bercocok tanam, hingga
memakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat desa.
Berkembangnya pariwisata di Desa Penglipuran tentu memberikan dampak
terhadap perubahan aspek sosial dan budaya baik itu dampak positif
maupun dampak negatif.
Desa Wisata Penglipuran memiliki luas 112 hektar, dan daerah
pertania dengan 50 hektar, 45 hektar hutan bambu, 4 hektar hutan rimba, 9
hektar pemukiman, 4 hektar tempat suci dan ruang publik. Desa Wisata
Penglipuran berlokasi strategis 60 km dan 1 jam 30 menit dari Bandara
Internasional Ngurah Rai. Secara geografis berada pada ketinggian 600-650
mdpl, sehingga suhunya cukup sejuk. Jumlah penduduk Desa Wisata
Penglipuran pada Januari 2021 sebanyak 1.111 jiwa dan total 277 KK yang
bertempat tinggal dengan pekerjaan Pengrajin, penjual cinderamata,
katering, pertanian, pengelola wisma, pekerja, PNS, pemandu wisata dan
pemangku kepentingan lainnya di industri pariwisata. Masyarakat Desa
Wisata Penglipura menganut agama Hindu, menjunjung tinggi adat istiadat,
nilai gotong royong, kekeluargaan dan kearifan lokal berdasarkan konsep
Tri Hitha Karana.

D. MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) di Bali


Kunjungan di MUI yang berlokasi di Denpasar dilaksanakan pada
hari rabu tanggal 8 Maret 2023 pukul 12.00 yang mana pada pelaksaan
kunjungan ke MUI pihak dari UIN walisongo bertemu di salah satu tempat
ibadah masjid dibali yang diikuti oleh mahasiswa prodi hukum ekonomi
syariah UIN Walisongo semarang dimana pada karena ada suatu kendala
tertentu.

7
Pihak dari MUI langsung disambut oleh ketua MUI yang ada di bali
yaitu bapak mahruson hadiyono yang mana pada saat itu bapak mahruson
hadiyono menjelaskan mengenai sejarah dan bagaimana MUI dibali seperti
halnya berikut ini; MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Wadah
Musyawaroh para ulama, zu’sama, dan cendekiawan muslim di Indonesia
untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimim di seluruh
Indonesia. Msjelis ulama Indonesia berdiri pada tanggal 7 rajab 19395
hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, indoensia.
MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para
ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah
air, antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26
Provinsi di Indonesia pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur
dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NU, Muhammadiyah, Syarikat
Islam, Perti. Al Washliyah, Mathla'ul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al
Ittihadiyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat,
Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang
tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan.
Dari musyawarah tersebut, dihasilkan adalah sebuah kesepakatan
untuk membentuk wadah tempat bermusyawarahnya para ulama. zuama
dan cendekiawan muslim, yang tertuang dalam sebuah “Piagam Berdirinya
MUI,” yang ditandatangani oleh seluruh peserta musyawarah yang
kemudian disebut Musyawarah Nasional Ulama
Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia
tengah berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di
mana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik
kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani umat.
Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama
Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zuama dan cendekiawan
muslim berusaha untuk Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat
Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan
bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala;

8
Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan
kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan
kegiatan bagi terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan kerukunan antar-umat
beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta.
Menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan
penerjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna mensukseskan
pembangunan nasional. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar
organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslim dalam memberikan
bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan
mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

9
BAB III

ANALISI PELAKSANAAN KKL

A. Analisis OJK ( Otoritas Jaksa Keuangan ) Bali


OJK bali merupakan lembaga yang sudah berdiri sejak 16 Juli 2012
lalu. Sejarah berdirinya OJK adalah berangkat dari upaya untuk
menghadirkan sistem pengaturan dan pengawasan pada kegiatan jasa
keuangan di Indonesia.
OJK adalah terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sesuai Pasal 4 dalam UU
tersebut, Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar semua sektor
jasa keuangan terselenggara secara adil, teratur, transparan dan akuntabel.
Dengan adanya OJK, maka secara otomatis mengambil alih fungsi
regulator dan pengawasan pada perbankan yang sebelumnyua dijalankan
oleh bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia (BI).
Sementara untuk pengawasan lembaga keuangan non-bank, OJK
artinya mengambil alih peran yang sebelumnya dijalankan oleh
Kementerian Keuangan dan Bappepam LK. -LK sendiri merupakan
singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Lembaga ini praktis sudah dibubarkan.
Tugas dan Wewenang OJK
Lembaga ini juga punya beberapa tugas dan juga wewenang dalam sektor
keuangan. Berikut apa saja tugas-tugasnya
1. Pengawasan Jasa Keuangan Bank
Setiap lembaga keuangan, seperti bank maupun non bank,
memerlukan pengawasan yang tepat. Dalam hal ini, OJK hadir untuk
melakukan pengawasan, khususnya bagi lembaga keuangan yang punya
beberapa anak perusahaan di bidang jasa terkait.
Selain mengawasi anak perusahaan konglomerasi juga untuk
mengawasi kegiatan usaha berbeda. Selain itu juga bertujuan untuk

10
mengawasi keberlangsungan dan secara konsisten melayani seluruh
customer yang menggunakan layanan jasa keuangan.
2. Pengawasan Jasa Keuangan Nonbank
Selain lembaga bank, pengawasan juga meliputi jasa nonbank.
Adapun sistem pengawasannya meliputi penetapan peraturan tata cara
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu. Selain menetapkan
peraturan, juga sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undagan
disektor terkait pengawasan meliputi perusahaan asuransi, pegadaian,
perusahaan sewa guna usaha leasing dan sejenisnya.
3. Pengawasan di Sektor Pasar Modal
Pasar modal juga menjadi salah satu lembaga non bank yang tak
luput dari pengawasan OJK. Dalam menjalankan fungsi bidang
pengawasan sektor ini, Otoritas Jasa Keuangan memiliki banyak tugas
pokok.
Beberapa tugas pokok dalam pengawasannya meliputi banyak hal.
Antara lain penyusunan peraturan pelaksanaan, merumuskan standar,
merumuskan norma, melaksanakan analisis, melaksanakan penegakan
hukum, dan lain-lain. Selain pasar modal konvensional, juga mencakup
pengawasan pasar modal syariah. Fungsi dari pengawasan ini tentunya
agar sektor keuangan tersebut berjalan sesuai dengan undang-undang
dan juga memberikan perlindungan terhadap konsumen

B. Analisi Desa Adat panglipura Bali


Desa Penglipuran merupakan salah satu desa dari sembilan desa adat
yang ada di Bali. Lokasi desa terletak di Desa Kubu, Kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Yang menjadi salah satu obyek wisata
bagi wisatawan yang sedang berkunjung di Bali wisata ini sangat disukai
oleh wisatawan asing dan banyak juga wisatawan lokal yang berkunjung ke
desa adat tersebut ini. Desa Penglipuran memiliki tatanan struktur desa
tradisional di Bali. Ketenangan dan kesejukkan sangat terasa di desa yang
mendapat predikat desa terbersih kesatu di dunia.

11
Menurut legenda setempat, desa adat ini sudah ada sejak 700 tahun
yang lalu, yaitu pada masa Kerajaan Bangli. Cerita di masyarakat
menyebutkan bahwa Desa Penglipuran merupakan hadiah dari Raja Bangli
kepada masyarakat yang ikut bertempur melawan Kerajaan Gianyar.
Masyarakat Desa Penglipuran masih menggunakan tradisi nenek moyang
yang sudah berumur ratusan tahun. Selain sistem aturan pemerintah, mereka
masih menerapkan hukum tradisional di masyarakat, yaitu: awig-awig.
Pada tahun 2018 par riwayat kosdan mengeluarkan perda tentang
peraturan desa adat yang ada di wilayah Bali. Kemudian dengan adanya
undang-undang ini desa adat sudah menjadi desa yang berkuasa hukum dan
boleh menyertifikatkan, dan desa adat juga tidak boleh atau tidak bisa
diperintahkan oleh bupati. Desa adat ini juga memiliki landasan
internasional yaitu yang disebut dengan awig-awig.
Pada tahun 1993, pemerintah menjadikan Desa Penglipuran menjadi
desa wisata melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Bangli No 115 tanggal 29
April 1993. Desa ini memberlakukan aturan adat yang sangat ketat untuk
menjaga kelestarian desa tersebut, sebagaimana larangan menggunakan
kendaraan bermotor supaya kualitas udara tertap bersih. Untuk wisatawan
yang baru pertama kali berkunjung aturan ini terasa mengagetkan, namun
begitu memasuki desa mereka akan merasakan kesejukan udara desa yang
minim polusi ditambah dengan aneka tanaman yang berwarna-warni. Desa
Penglipuran juga memiliki ciri khas bentuk arsitektur bangunan tradisional
serupa dan tersusun rapi, dari ujung utama desa sampai hilir. Posisi
bangunan utama letaknya lebih tinggi dan semakin menurun sampai ke hilir.
Pintu gerbang khas Bali (angkul-angkul) menjadi akses menuju rumah
penduduk di 1 setiap pekarang serta terlihat seragam. Pintu rumah tersebut
saling berhadapan dan dipisahkan jalan utama desa. Sehingga, desa terlihat
teratur.
Kemampuan yang digunakan untuk mempertahankan tradisi ini
yang membuat Desa Penglipuran menjadi unik. Mereka menjunjung tinggi

12
nilai adat istiadat, nilai gotong royong kekeluargaan, kearifan lokal yang
berlandaskan dengan konsep Tri Hitha Karana. Tri Hita Karana yaitu:
1. Prahyangan, hubungan manusia dan Tuhan, meliputi
penentuan hari suci, tempat suci, dan lain-lain.
2. Pawongan, hubungan manusia dengan manusia, meliputi
hubungan masyarakat Penglipuran dengan masyarakat desa
lain.
3. Hubungan manusia dan lingkungan, masyarakat Desa
Penglipuran diajarkan untuk mencintai alam dan
lingkungannya dan selalu merawatnya.

Desa Penglipuran disebut juga Sebagai Desa Wisata Desa


Penglipuran sebagai desa wisata tidak lain karena Desa Penglipuran
merupakan desa panglipura, dimana masyarakatnya ingin menjaga budaya
supaya anak cucunya kelak tidak melupakan budaya.

Pengolahan lahan Desa Penglipuran juga dipengaruhi oleh Tri


Mandala. Menurut konsep Tri Mandala, lahan dibagi menjadi 3 zona sesuai
dengan nilai kesuciannya masing-masing. Zona tersebut kemudian akan
ditempatkan sesuai dengan orientasi spiritual yang bernama “Kaja-Kelod”.
Hal yang dianggap paling suci akan ditempatkan menuju Gunung Agung
(tempat yang paling suci di Bali) dan kebalikannya hal yang paling tidak
suci akan ditempatkan menuju laut.
1. Utama mandala/Jeroan adalah tempat yang paling suci dan berada di paling
utara. Tempat ini berisikan tempat penyembahan dewa yang disebut sebagai
Pura Puseh Desa digunakan untuk memuja Dewa Brahma (dewa pencipta)
dan Pura Bale Agung untuk memuja Dewa Wisnu (dewa pemelihara).
2. Madya mandala/Jaba Tengah adalah zona untuk manusia. Di sini
masyarakat Desa penglipuran akan tinggal bersama dengan keluarganya di
sebuah unit bangungan yang disebut sebagai “pekarangan”.
3. Nista mandala/Jaba Luar berada di bagian paling selatan dan merupakan
zona yang dianggap tidak suci. Oleh karena itu, zona ini berisikan Pura

13
Pasetran Prajapati (kuburan desa, Pura Kuburan dan Pura Dalem atau
tempat pemujaan Dewa Siwa (dewa pelebur)

C. MUI ( Majelis Ulama Indonesia) Bali


Gagasan tentang perlunya lembaga yang mampu memberikan
informasi atau yang dapat menjawab pertanyaan umat Islam bila ada
keraguan tentang memperoleh makanan yang halal di Bali ini sudah ada
sejak tahun 1994. Sebelum LPPOM MUI Provinsi Bali dibentuk, MUI
Provinsi Bali telah membentuk yayasan yang diberi nama Yayasan Lembaga
Konsumen Muslim (YLKM) yang telah melayani bila ada permohonan
sertifikat halal. Setelah ada pedoman dari LPPOM MUI Pusat tentang
pembentukan dan tata kerja bagi LPPOM MUI di daerah, maka MUI
Provinsi Bali tanggal 7 Rabiul Tsani 1423 H (18 Juni 2002) membentuk
LPPOM MUI Provinsi Bali (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan
Kosmetika – Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali).
Tujuan Sertifikasi Halal adalah untuk menentramkan umat Islam
dalam mengkonsumsi produk pangan, obat dan kosmetika, dan manfaat bagi
produsen adalah terbantunya dalam merebut pangsa pasar konsumen
muslim. Proses sertifikasi halal dilakukan berdasarkan permintaan dari
pihak produsen yang sifatnya sukarela, belum merupakan kewajiban.
Sertifikat halal yang diterbitkan oleh MUI Provinsi Bali merupakan
prasyarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan
produk yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang yaitu
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beserta unit teknis di
daerah.
Dalam menjalankan misinya, LPPOM MUI Bali didukung oleh
tenaga auditor yang mempunyai keahlian di bidang terkait.
Adapun Program Kerja MUI Bali
VISI
Terciptanya kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang baik sebagai hasil dari penggalangan potensi dan partisipasi

14
umat Islam melalui aktualisasi potensi cendekiawan, zuama, aghniya, dan
cendekiawan Muslim untuk keberhasilan Islam dan umat Islam
MISI
Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan Islam secara
efektif, sehingga mampu mengarahkan dan membangun umat Islam dalam
menanamkan dan mengamalkan akidah Islam dan menjadikan ulama
sebagai panutan dalam mengembangkan akhlak agar tercipta masyarakat
yang baik bagi masyarakat.
TUJUAN
Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan Islam yang
dinamis dan efektif sehingga mampu mengarahkan dan mendorong umat
Islam untuk melaksanakan akidah Islam, membimbing umat dalam
menjalankan ibadah, membimbing umat dalam mengembangkan muamalat
dan menjadi panutan dalam mengembangkan akhlak untuk mewujudkan
masyarakat yang tenteram, damai, berkeadilan, dan sejahtera lahir dan batin
yang diridhai Tuhan Swt.
PROGRAM KELEMBAGAAN
1. Menyelenggarakan forum ukhuwah Islamiyah reguler dengan pengurus
dakwah, Pengurus Masjid, Dewan Pendidikan Islam, cendekiawan
muslim, umara dan zuama.
2. Meningkatkan partisipasi MUI Bali dalam forum dialog dan kerjasama
antar umat beragama.
3. Mendorong pertumbuhan dan membantu pembangunan lembaga
keuangan masyarakat dan usaha produktif lainnya.
4.
- Menyelenggarakan pembinaan dai/daiyah yang berakhlak mulia dan
melanjutkan pendidikan kader kyai sesuai dengan kepentingan daerah
dan secara aktif mendayagunakan potensi kader kyai sehingga mampu
meningkatkan kualitas ulamanya.
- Menyusun silabus bahan dakwah untuk menyadarkan manusia yang
berakhlak mulia.

15
5. Meningkatkan peran Lembaga Pengkajian Obat dan Kosmetika
Makanan (LP POM) MUI kepada seluruh lapisan masyarakat demi
tumbuhnya kepercayaan dan jaminan kehalalan pangan, obat, dan
kosmetik.
6. Meningkatkan daya tanggap umat Islam terhadap pembangunan
kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan serta mewaspadai hal-
hal yang dapat mengganggu kerukunan umat beragama, melalui dialog
dan pergaulan.
7. Mengembangkan kegiatan penelitian syari'ah terhadap berbagai
permasalahan masyarakat guna memberikan pedoman dan petunjuk
bagi umat Islam.
8. Meningkatkan pembinaan, nasihat, dan pertimbangan syariat Islam bagi
masyarakat dan pemerintah.
9. Meningkatkan kekuatan masyarakat untuk menjaga kemurnian akidah
masyarakat dari berbagai aliran sesat.
10. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai LSM, pusat kajian dan
lembaga konsultasi serta bantuan hukum untuk meningkatkan
ketahanan Individu, keluarga dan komunitas umat Islam.
11. Meningkatkan ketahanan umat Islam, bekerjasama dengan semua pihak
dan lembaga terkait yang bertanggung jawab untuk memerangi
kejahatan: HIV/AIDS, narkoba, minuman keras, perjudian, kriminalitas,
korupsi, pornografi, pornografi dan LGBT.
12. Meningkatkan dukungan dana, fasilitas dan kegiatan Sekretariat DP
MUI Provinsi Bali sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan manajemen modern.
13. Mendorong berkembangnya kegiatan seni budaya kreatif dan
melestarikan, mendokumentasikan dan menginventarisasi seni budaya
Islam, melalui festival, kompetisi, penghargaan, dan kegiatan lainnya.
14. Mendorong peningkatan sosial ekonomi masyarakat melalui
inventarisasi dan pengembangan potensi masyarakat (Sumber Daya
Manusia, Sumber Daya Alam, Sarana dan Kelembagaan, dll)

16
15. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
kebersihan, kesehatan, kependudukan, keluarga berencana dan
keamanan, serta menjaga kelestarian lingkungan hidup
16. Mendorong sikap Pengurus Media Ummat (media elektronik dan media
cetak serta media sosial di dunia maya).
17. Mendorong terjalinnya komunikasi dan kerjasama antar masyarakat
dalam rangka membangun etika dan kesadaran berpolitik, berbangsa
dan bernegara.
18. Inisiasi penciptaan karya ilmiah budaya dan pengetahuan Islam di Bali
oleh umat Islam Bali.
19. Merintis pembangunan database umat Islam secara bertahap.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
OJK bali merupakan lembaga yang sudah berdiri sejak 16
Juli 2012 lalu. Sejarah berdirinya OJK adalah berangkat dari upaya
untuk menghadirkan sistem pengaturan dan pengawasan pada
kegiatan jasa keuangan di Indonesia.
OJK adalah terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sesuai Pasal 4 dalam
UU tersebut, Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar
semua sektor jasa keuangan terselenggara secara adil, teratur,
transparan dan akuntabel. Dengan adanya OJK, maka secara
otomatis mengambil alih fungsi regulator dan pengawasan pada
perbankan yang sebelumnyua dijalankan oleh bank sentral dalam hal
ini Bank Indonesia (BI). Sementara untuk pengawasan lembaga
keuangan non-bank, OJK artinya mengambil alih peran yang
sebelumnya dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bappepam
LK. -LK sendiri merupakan singkatan dari Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan. Lembaga ini praktis sudah
dibubarkan
Desa Penglipuran merupakan salah satu desa dari sembilan
desa adat yang ada di Bali. Lokasi desa terletak di Desa Kubu,
Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Yang menjadi
salah satu obyek wisata bagi wisatawan yang sedang berkunjung di
Bali wisata ini sangat disukai oleh wisatawan asing dan banyak juga
wisatawan lokal yang berkunjung ke desa adat tersebut ini. Desa
Penglipuran memiliki tatanan struktur desa tradisional di Bali.
Ketenangan dan kesejukkan sangat terasa di desa yang mendapat
predikat desa terbersih kesatu di dunia.

18
Majelis Ulama Indonesia adalah Wadah Musyawaroh para
ulama, zu’sama, dan cendekiawan muslim di Indonesia untuk
membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimim di seluruh
Indonesia. Msjelis ulama Indonesia berdiri pada tanggal 7 rajab
19395 hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta,
indoensia. MUI Provinsi Bali telah membentuk yayasan yang diberi
nama Yayasan Lembaga Konsumen Muslim (YLKM) yang telah
melayani bila ada permohonan sertifikat halal. Setelah ada pedoman
dari LPPOM MUI Pusat tentang pembentukan dan tata kerja bagi
LPPOM MUI di daerah, maka MUI Provinsi Bali tanggal 7 Rabiul
Tsani 1423 H (18 Juni 2002) membentuk LPPOM MUI Provinsi
Bali (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika –
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali).
B. Saran
Demikialah Laporan Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) yang
penulis susun, semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah
wawasan bagi penulis dan para pembaca. Penulis menyadari bahwa
dalam laporan penulisan KKL banyak kekurangan baik dari segi
tulisan maupun refrensi yang menjadi bahan rujukan, untuk itu saya
penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
diberikan, guna penyempurnaan laporan penulis berikutnya

19
LAMPIRAN

20
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_Panglipura

Jurnal, sudiwa M.H hum , proseding, Desa panglipura Bali, ISBN-978-602-294-


215-03 26-27 Januari 2017

Jurnal, arsitektur KOMPASISI volume 11, nomor 3 April 2016 , pengesahan konsep
morfologi pada desa panglipura Bali

21

Anda mungkin juga menyukai